You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep, Ners


A. SISTEM SIRKULASI
JANIN
Selama janin didalam kandungan, kedua paru-paru
tidak berfungsi. Untuk memenuhi kebutuhan
pertukaran gas, nutrisi, dan exkresi janin sangat
tergantung pada ibu, dengan melalui plasenta
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Darah yang kaya akan oksigen dari plasenta kedalam
sirkulasi janin melewati umbiculus melalui vena
umbilical yang besar.
B. KAREKTERISTIK
SIRKULASI JANIN
 Terdapat pirau (shunt) baik intraardiak (Foramen
Ovale) maupun extrakardiak (Duktus Arteriosus
Botali, Duktus Venosus Arantii).
 Darah dari vena umbiculus sebagian besar (50%)
akan masuk ke parenkim hati dan kemudian melalui
venahepatica ke vena kava inferior. Sisanya masuk
ke vena kafa inferior melalui Duktus venosus.
 Dua pertiga jumlah darah dari vena kava inferior
melalui atrium kanan dan Foramen Ovale menuju
atrium kiri dan selanjutnya diteruskan ke ventrikel
kiri dan aorta.
B. KAREKTERISTIK
SIRKULASI JANIN
 Darah dari kepala dan ekstrimitas atas masuk ke
atrium kanan melalui vena kava superior, kemudian
mengalir ke ventrikel kanan. Selanjutnya darah
masuk ke arteri pulmonal. Jantung sebelah kanan
adalah daerah yang bertekanan lebih tinggi dari
jantung sebelah kiri oleh karena paru-paru yang
paru-paru. Darah kembali ke plasenta dari aorta
desending melalui dua arteri umbilical.
C. PERUBAHAN SIRKULASI
PASCA LAHIR
Segera setelah lahir akan terjadi perubahan sebagai
berikut:
1. Tahapan sirkulasi paru akan menurun karena
paru-paru akan berkembang dan aliran ke paru
akan meningkat.
2. Tahanan sirkulasi sistemik sehingga pirau (shunt)
baik intrakardiak maupun ekstrakardiak akan
berubah dari kiri ke kanan. Akibat pengembangan
paru, maka kadar oksigen dalam sirkulasi sistemik
juga akan meningkat.
C. PERUBAHAN SIRKULASI
PASCA LAHIR
3. Sebagai akibat-akibat tersebut diatas, maka akan
terjadi penutupan Foramen Ovale, Duktus
Arteriosus, dan Duktus Venosus. Penutupan
Foramen Ovale terjadi pada jam-jam pertama
kehidupan extra uterin meskipun belum sempurna.
Demikian juga halnya dengan Duktus Arteriosus.
Pirau kanan ke kiri akan berlangsung lebih lama
pada 50% bayi yang banyak menangis, kadang-
kadang sampai beberapa bulan atau beberapa
tahun.
D. ETIOLOGI PJB
Penyebab terjadinya PJB belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian PJB.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor Prenatal
a. Ibu meminum obat penenang atau jamu
b. Penyakit ibu (TORCH)
c. Paparan sinar-X
2. Faktor Genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita
PJB
b. Ayah/Ibu menderita PJB

c. Kelainan kromosom misalnya Down


Syndrome
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
E. PENGGOLONGAN PJB

PJB dapat dibagi atas dua golongan


besar, yaitu:
1. PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)

2. PJB SIANOTIK (Biru)


PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
a. ASD (Atrial Septal Defect)
Defek: adanyak hubungan (lubang) abnormal
pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan
atrium kiri.
Tipe ASD:
1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang dibagian bawah
septum, mungkin disertai kelainan katup mitral (Cleft =
Celah)
2. Ostium Sekundum (ASD 2), lubang berada ditengah
septum
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara vena cava
superior dan atrium kanan.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
Gangguan Hemodinamik:
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi daripada tekanan
di atrium kanan, sehingga memungkinkan darah
dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan.
Manifestasi:
1. Bising sistolik tipe ejeksi didaerah sela iga. Dua/Tiga
pinggir sternum kiri
2. Dispnea
3. Aritima
Pengobatan: Pembedahan penutupan defek.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
b. VSD (Vetrikel Septal Defect)
Defek: adanya hubungan (lubang) abnormal pada
sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan
ventrikael kiri.
Tipe VSD:
1. VSD Perimembran
2. VSD sub-arterial doubly commited
3. VSD muskuler
Gangguan Hemodinamik:
Tekanan ventrikel kiri yang tinggi memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis.
Akibatnya terjadi peninggian tahanan vaskuler paru, dan
peningkatan tekanan arteri pulmonalis.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
Manifestasi:
Bising pansistolik yang keras dibagian pinggir kiri bawah
sternum, menjalar ke perkordium.
Tanda-Tanda Klinis:
Tergantung pada besar kecilnya defek, apabila
defek/lubang besar maka bayi akan mengalami kegagalan
pertumbuhan, berat badan tidak sesuai dengan usianya.

Komplikasi:
 Gagal jantung
 Endokarditis
 Insufisiensi aorta
 Hipertensi pulmonal (penyakit pembuluh darah paru
progresif)
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
c. PDA (Patent Duktus Arteriosus)
Defek: adanya penghubung darah yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis.
Duktus arteriosus ini normal pada saat bayi dalam
kandungan. Oleh karena suatu hal, maka
pembuluh darah ini tidak menutup secara
sempurna setelah bayi lahir.
Gangguan Hemodinamik:
Darah dari aorta yang bertekanan tinggi mengalir
melalui duktus tersebut ke arteri pulmonalis.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
Manifestasi: Pengobatan:
 Bising kontinu yang  Pada bayi cukup bulan
kasar didaerah pinggir dengan pembedahan
sternum kiri atas. (ligasi PDA), sekarang
 Tekanan nadi melebar. sering digunakan coil
 Takikardia untuk menutup PDA
terutama pada anak-
 Kardiomegali.
anak/dewasa.
Komplikasi:  Pada bayi prematur
 Gagal jantung dengan Indomethatcin
 Endokarditus
 Hipertensi pulmonal
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
d. Stenosis Pulmonal (PS)
Defek: adanya penyempitan atau obstruksi pada
muara arteri pulmonalis.
Gangguan Kemodinamik:
Oleh karena adanya obstruksi, maka aliran darah
ke paru-paru berkurang dan lama kelamaan akan
terjadi hipertropi ventrikel kanan.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
Manifestasi: Komplikasi:
 Sering tidak  Curah jantung yang rendah
memperlihatkan gejala,  Tekanan vene sistemik
tumbuh kembang anak yang tinggi
tidak terganggu, anak  Infeksi endokarditis.
seperti anak sehat.
 Bunyi jantung II terdengar Pengobatan:
seperti melebar terutama di Pelebaran katup pulmonal
daerah pinggir sternum, dengan balon (Baloon
obstruksi semakin berat Pulmonary Valvutomy) atau
 Bising sistolik kasar di ICS pembedahan.
II kiri.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
e. Coartatio of The Aorta
Defek: Penyempitan setempat dari aorta. Bisa
preduktal (sebelum duktus), juxta-duktus atau
post-duktal (distal duktus)
Gangguan Hemodinamik:
 Peningkatan tekanan aorta proximal coartiaso dan
penurunan tekanan coartasis / bagian distalnya.
 Pada tipe postduktal, tekanan darah tinggi dan hentakan
nadi yang kencang pada bagian tubuh yang menerima
darah dari pembuluh darah proximal.
PJB ASIANOTIK (Tidak Biru)
Manifestasi: Komplikasi:
o Kram otot bisa terjadi akibat o Perdarahan intrakranal dan
peningkatan aktivitas dari stroke
jaringan yang tidak o Hipertensi
teroksigenasi. Anak o Ruptur aorta
mengalami pening, sakit
kepala, pingsan, dan mimisan o Penyakit jantung hipertensi
akibat dari hipertensi. o Gagal jantung kongestif
o Bising sistolik mungkin ada o Endokarditis
atau mungkin tidak. EKG pada Pengobatan:
bayi mungkin menunjukkan Reseksi bagian yang menyempit
RVH. Mungkin terjadi dan menyambung ujung ke ujung
Biventrikuler hipertropi. Pada atau pemasangan graft pada
usia dewasa gel T terbalik daerah itu.
pada prekardinal kiri atau
LAD.
PJB SIASNOTIK (Biru)
a. Tetralogi of Fallot (TOF)
Defek:
 Defek septum ventrikel (VSD)
 Stenosis pulmonal (PS)
 Overriding Aorta
 Hipertropi Ventrikel Kanan.
Gangguan Hemodinamik:
PS menghalangi aliran darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan
tekanan ventrikel kanan, memaksa darah yang tidak teroksigenasi masuk
melewati VSD ke ventrikel kiri. Peningkatan kerja pada ventrikel kanan
menyebabkan hipertropi.
PJB SIANOTIK (Biru)
Manifestasi: Komplikasi:
o Anak-anak tampak sianosis dibibir o Polisitemia
dan kuku-kuku, keterlambatan o Trombophlebitis
tumbuh kembang, bentuk jari
tabuh, tubuh sering dalam posisi o Emboli
jongkok untuk mengurangi o Penyakit pembuluh darah otak,
hipoksia. abses otak
o Pingsan atau keterbelakangan o Hiperpnea dengan sianosis berat
mental bisa terjadi akibat hipoksi dapat berakibat tidak sadarkan diri
kronik pada otak. Kejang dapat dan meninggal.
terjadi setelah melakukan aktivitas.
o Bising pansistolik biasanya Pengobatan:
terdengar pada batas kiri sternum
bagian tengah sampai bawah, Paliatif pada nenonatus:
biasanya disertai thrill. o Waterston Shunt menghubungkan
o Gambaran foto toralis, adanya lubang disisi aorta dengan sisi
gambaran seperti boot dan arteri pulmonalis kanan. Pada bayi
lapangan paru yang oligemik. atau anak-anak.
o EKG memperlihatkan hipertropi o Blalock-Taussia Shunt
ventrikel kanan. anastomosis.
PJB SIASNOTIK (Biru)
b. Transposition of the Great Artesies (TGA)
Defek: arteri pulmonalis keluar dari ventrikel dan
aorta keluar dari ventrikel kanan; tidak ada
hubungan antara sirkulasi sistemik dan pulmonal.
Komplikasi:
o Gagal jantung
o Hipoksia yang berakibat kematian.
PJB SIASNOTIK (Biru)
Kelainan Penyerta dan
Hemodinamik:
o Supaya anak dapat hidup o Tergantung dari tipe dan
harus ada pencampuran darah besarnya kelainan penyerta.
bersih dan kotor, hubungan ini Anak-anak dengan komunikasi
bisa terjadi ditingkat atrial (pencampuran darah) yang
(ASD), ventrikel (VSD) atau meminum akan mengalami
pembuluh darah besar (PDA) sianotik berat dan memburuk
o Namun adanya defek-defek pada saat lahir. Tapi apabila
tersebut dapat meningkatkan defek septum atau PDA yang
terjadinya gagal jantung besar, mungkin sianotik ringan
kongestif, karena darah yang dan gagal jantung kongestif
mengalir dari jantung ke paru- lebih menonjol.
paru sangat meningkat. o Kardiomegali lebih jelas
o Bunyi jantung bervariasi ter- beberapa minggu setelah
gantung tipe defek penyerta. lahir.
PJB SIASNOTIK (Biru)
Gejala-gejala PJB
Gejala-gejala yang sering dialami penderita PJB antara
lain:
1. Sakit dada 7. Edema
2. Sesak nafas 8. Sianosis
3. Palpitasi 9. Squatting/jongkok
4. Pusing dan sinkope 10. Kesulitan dalam

5. Batuk-batuk pemberian makan /


6. Kelelahan menetek.
PJB SIASNOTIK (Biru)
Asuhan Keperawatan
Dalam diagnosis keperawatan perlu dilakukan
pengkajian data dari hasil:
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Palpasi
d. Perkusi
e. Auskultasi
Anamnesa
Hal yang perlu dilakukan dalam melakukan ha ini adalah:
1. Riwayat perkawinan
pengkajian apakah anak ini diinginkan atau tidak, karena apabila
anak tersebut tidak diinginkan kemungkinan selama hamil ibu
telah menggunakan obat-obat yang bertujuan untuk
menggugurkan kandungannya.
2. Riwayat kehamilan
Apakah selama hamil ibu pernah menderita penyakit yang dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin, seperti hipertensi,
DM, atau penyakit virus seperti rubela khususnya bila terserang
pada kehamilan trimester pertama.
3. Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang
sama.
Anamnesa
4. Apakah ibu / ayah perokok (terutama selama hamil)
5. Apakah ibu/ayah pernah menderita penyakit kelamin seperti
siphillis
6. Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB
yang pernah digunakan
7. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
8. Untuk anak sendiri apakah pernah menderita penyakit
demam rematik
9. Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan/minum
khususnya pada bayi
10. Obat-obat apa saja yang pernah dimakan anak.
Diagnosa keperawatan
Beberapa contoh masalah keperawatan atau diagnosa
keperawatan:
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
sehubungan dengan:
 Oksigen dan nutrisi tidak adequat
 Isolasi sosial
2. Intoleransi aktivasi s/d suplai dan kebutuhan oksigen
tidak seimbang.
3. Gangguan body image sampai dengan intoleransi
terhadap aktivitas dan merasa berbeda dari teman lain.
Diagnosa keperawatan
4. Potensial sering terjadi infeksi sampai dengan ketahan
fisik yang kurang baik.
5. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit sampai
dengan kurangnya informasi
6. Gangguan proses dalam keluarga sampai dengan
keperawatan anak
7. Gangguan psikologis pada anak dan keluarga sampai
dengan masa perawatan dim rumah sakit.

You might also like