Professional Documents
Culture Documents
REM
NREM-1
• Dimulai saat kita mulai tidur dan berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat sekitar lima menit.
• Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktivitas otot
menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun.
• Banyak orang yang merasakan sensasi seperti terjatuh pada tahap ini.
NREM-2
• Pada tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar –
benar tidur
• berlangsung antara 10 – 30 menit.
• Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat relax, aktivitas otak lebih
lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung melambat, temperatur
tubuh menurun seseorang agak susah terbangun di tahap ini.
NREM-3 dan nrem 4
• Kedua tahap ini merupakan tahap pahap paling dalam dari tidur
NREM, sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini
• jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta membutuhkan
penyesuaian selama beberapa menit pada bagian terdalam dari tahap
ini
• aktivitas otak sangat lambat, aliran darah lebih banyak dialirkan ke
otot
REM
• Fase tidur ini lebih dalam dari NREM.
• Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak – gerak atau berkedut
(itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement), nafas menjadi
lebih tidak teratur, aktivitas otak dan ritme detak jantung juga
meningkat.
• Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM.
• Namun otak melumpuhkan otot – otot tubuh, khususnya tangan dan
kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.
PEMBAGIAN TIDUR (NREM)
EEG
Fungsi Tidur
A. Disomnia
Insomnia primer Terapi
• Tidur yang bersifat tidak 1. Deconditioning
menyegarkan atau kesulitan 2. Obat long acting: flurazepam,
memulai atau mempertahankan quazepam
tidur, dan keluhan ini terus
berlangsung minimal 1 bulan, 3. Obat short acting: zolpidem,
tanpa adanya gangguan fisik triazolam
atau psikologis
Kriteria Diagnostik
• Kesulitan dalam
memulai atau • Hal dibawah ini diperlukan untuk
mempertahankan tidur membuat diagnosis pasti:
INSOMNIA
• Dapat bersifat
sementara atau a) keluhan adanya kesulitan masuk
menetap. tidur, atau mempertahankan tidur,
atauu kualitas tidur yang buruk
FARMAKOLOGI
b) gangguan terjadi minimal 3 kali
Zolpidem dalam seminggu, selama minimal satu
Triazolam bulan
Flurazepam
Quazepam c) adanya preokupasi dengan tidak bias
tidur dan peduli berlebihan terhadap
akibatnya pada malam hari dan
NON sepanjang siang hari
FARMAKOLOGI
d) Ketidakpuasan terhadap kuantitas
dan atau kualitas tidur menyebabkan
Cognitive Behaviour Therapy penderitaan yang cukup berat dan
(CBT) mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.
Contoh Kasus
Contoh kasus
Ny. w, usia 41 tahun, seorang janda-cerai datang dengan keluhan kurang tidur selama
2,5 tahun. Ny. W memiliki kesulitan untuk memulai tidur yaitu 30 – 45 menit untuk tidur dan
bangun setiap 1 atau 2 jam sekali dan setiap bangunnya dapat bertahan selama 15 menit. Ny.
W memperkirakan waktu tidur malamnya sekitar 4,5 jam tiap malam. Ny. W juga mengeluh
bahwa ia seperti tidak pernah tidur yang dalam dan mudah terbangun dengan sedikit bunyi,
Ny. W juga merasa terkadang ia mengalami kesulitan untuk menghentikan pikirannya.
Ny. W merasa bahwa susah tidurnya mengganggu ke pekerjaannya. Ny. W juga
merasa bahwa keluhan susah tidurnya terjadi sejak ia dipindahkan kerja oleh atasannya ke
kota dan suasana yang baru. Ny. W merasa bahwa keributan dari tetangganyalah yang
membuat Ny. W menjadi seperti ini. Ny. W pernah mendapatkan terapi 18 bulan yang lalu dan
didiagnosis oleh dokter keluarganya menderita depresi. Ny. W mendapat obat fluoxetine,
antihistamine dan setelah itu diganti dengan trazodone dosis rendah.
Ny. W kemudian mencari pengobatan di dokter lain dan mendapatkan obat zolpidem
5mg, namun Ny. W merasa menjadi ketergantungan dan akhirnya tidak melanjutkan obatnya.
Kemudian Ny. W di rujuk ke psikiater dan didiagnosis dengan Adult Attention Deficit Disorder
dan ditangani dengan methylphenidate.
Kriteria Diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
membuat diagnosis pasti:
• Pengobatan
• Memaksa tidur siang secara teratur
• Modafinil
GANGGUAN TIDUR TERKAIT PERNAPASAN
Tipe
• Fase tidur tertunda
• Jet lag
• Shift work
• Tidak tergolongkan
Gangguan jadwal
tidur-jaga • Melibatkan pergeseran tidur dari
(sleep-wake cycle periode sirkadian yang diinginkan
disturbance)
Kriteria Diagnosis
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
diagnosis pasti:
a) Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of
synchrony) dengan pola tidur jaga yang normal bagi
masyaraka setempat
b) Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan
hypersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga,
yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1
bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih
pendek.
c) Ketidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu
tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat
dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan
PARASOMNIA
Peminum
alkohol
Merupakan fenomena Kurang
tidur
yang tidak diinginkan atau
yang tidak biasa yang
terjadi tiba – tiba saat Stress
psikososial
tidur atau terjadi pada
ambang antara bangun
dan tidur. Biasanya terjadi
pada tahap 3 dan 4
3 faktor utama presipitasi
terjadi parasomnia :
• Terdiri atas rangkaian perilaku kompleks
yang diawali pada sepertiga pertama malam
selama tidur NREM tahap 3 dan 4
Somnambulisme • Pasien dapat duduk dan kadang-kadang
(sleep walking) melakukan tindakan motoric pervasive
• Perilaku ini terkadang berakhir dengan
terbangun disertai beberapa menit
kebingungan.
TERAPI
TERAPI
Pemeriksaan situasi keluarga yang
menimbulkan stress mungkin penting,
dan terapi individual serta keluarga.
Pada kasus yang jarang, jika diperlukan
obat , diazepam dengan dosis kecil pada
waktu tidur dapat memperbaiki
keadaan.
Kriteria Diagnostik (DSM V)
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
membuat diagnosis pasti:
PSIKO SOSIO
EDUKATIF KULTURAL
Menurun : Meningkat :
Penyakit infeksi Kurang • Kanker
gizi • Degeneratif
• Gangguan jiwa
• “Man-made
diseases”
Tri Upaya Bina Jiwa
• Prevensi/Promosi
• Kurasi
• Rehabilitasi
PREVENSI (organobiologik)
• Mencegah perkawinan incest (genetik)
• Mencegah trauma kepala
• Mencegah radang otak / radang selaput otak
• Mencegah kekurangan gizi
• Mencegah keracunan
• Mencegah tumor otak
DENGAN PENYULUHAN KESWA
PREVENSI (psiko-edukatif)
• Anak tidak dimanja
• Hindarkan “over protected child”
• Disiapkan untuk trampil dan mandiri
• Stabilitas keluarga
• Mengalami proses yang wajar dalam tumbuh kembang psiko-sosial
sbb:
Perkembangan psiko-sosial yang normal
(Erikson)
• Basic trust ---- hope
• Autonomy ---- will
• Initiative ---- purpose
• Industry ---- competitive
• Identity ---- Fidelity
• Intimacy ---- love
• Generativity ---- care
• Integrity ---- wisdom
PREVENSI (sosio kultural)
• Lingkungan pergaulan yang baik
• Suasana tempat tinggal dan sekolah yang baik
• Mass media, buku dan majalah yang mendukung
• Pola permainan yang mendukung
• Kegiatan anak-remaja yang positif : kepanduan
• Suasana sosial politik yang demokratis
PROMOSI KESWA
• Tidak mengikuti pola hidup yang merugikan : rokok, alkohol, judi,
pelacuran
• Belajar menerima realitas
• Aktif dalam kegiatan sosial & keagamaan
• Siap menghadapi kematian
PROMOSI KESWA
• Meningkatkan kualitas hidup
• Membuat hidup lebih berarti
• Jaminan hari tua
• Meningkatkan daya adaptasi lingkungan
• Belajar merasa bahagia karena memberi
• Belajar lepas dari kemelekatan
KURASI
• Segera bertemu dengan profesi yang tepat untuk terapi
• Segera mendapatkan terapi yang akurat
• Segera mengalami kesembuhan
Model Terapi
• Psikofarmaka : tablet, tetes, infus, supp & suntik
• Psikoterapi
• Individu
• Kelompok
• keluarga
• Kejang listrik
• Hipnoterapi – Past-life therapy
• Okupasional – gerak – musik dll
REHABILITASI
• “Therapeutic community”
• “Sheltered workshop”
• Keluarga dan masyarakat siap menerima kembali
• Ada jaringan kerja sama antara pihak keluarga – kesehatan – dinas
sosial –(dunia usaha) / tenaga kerja
Prevalensi Gangguan Jiwa
(Goldberg & Huxley, Eropa)
1. Lapis I : 260-315 ‰ (dlm masyarakat)
2. Lapis II : 230 ‰ (ke dokter umum)
3. Lapis III : 101,5 ‰ (terdiagnosis)
4. Lapis IV : 23,5 ‰ (dirujuk ke psikiater/ rumah sakit jiwa)
5. Lapis V : 5,7 ‰ (perlu dirawat di rumah sakit jiwa)
INSIDENSI KASUS PSIKIATRI
• Psikosis 7-8 ‰
• Schizophrenia 1-3 ‰
• Psikoneurosis 6-8 %
• Psikosomatik 8-12 %
• Gangguan kepribadian 1-3 %
• Napza/narkoba 1-3 %
• Deviasi seksual 1-3 %
• Retardasi mental 3%
MENTAL PROBLEMS
1. MENTAL ADDICTION 44 %
2. MENTAL DEFICIT 34 %
3. MENTAL DYSFUNCTION 16,2 %
4. MENTAL DISORDER 5,8 %