You are on page 1of 28

Disusun oleh:

Andhika Yudi Hartono


Nyimas Karina H
Prilavia Ramadhani
Definisi
Sakus tertutup (sac) yang
mempunyai suatu lapisan epitel
dan berisi suatu materi berupa
cairan/ setengah cair,berada
dalam suatu rongga / substansi
salah satu rongga (true cyst).

Bila salah satu syarat di atas


tidak dipenuhi, misalnya tidak
ada membran epitelnya atau
langsung dikelilingi jaringan
ikatpseudocyst.
(A) Jaringan ikat yang membentuk kista
(B) Berbagai jenis epitel yang berdiferensiasi,
tidak ada dalam tulang yang normal.
Etiologi
1. Peradangan
Ada 2 teori:
 Terjadinya abses abses merangsang sisa-sisa epitel
malassez untuk mengelilingi  terbentuk lapisan sel-sel
epitel  Pus dari abses lama-lama berubah  cairan kista
mengandung kristal cholesterin.
 Terbentuknya dental granuloma yang mempunyai jaringan
ikat.
2. Kelainan perkembangan embriologis.
 Beberapa sel epitel terjebak pada masa perkembangan
organ rongga mulut.
3.Retensi
 Retensi saluran air liur sehingga duktusnya ruptur atau
pecah.
4. Trauma
Manifestasi Klinis
Asimtomatis

Tidak ada tanda peradangan

Benjolan atau pembengkakan yang


makin lama makin besar

Adanya krepitasi bila kista besar dan


berada dalam tulang rahang
Klasifikasi (ARCHER)
Developmental
cyst

1. Dental origin
 Periodontal cyst
- Periapical cyst
- Lateral cyst
- Recidual cyst
Dentigerous cyst atau follicular cyst
Premodial cyst
Cont’d KLASIFIKASI

2. Non dental origin


3. Neoplastic cyst
 Fissural type
 Ameloblastoma
 Naso alveolar cyst
 Median cyst 4. Retention cyst
 Insisive canal cyst  Ranula
 Globulo maxillary cyst  Mucocele
 Branchial maxillary cyst
 Dermoid cyst
 Epidermoid cyst
 Branchial cleft cyst
 Thyroglossal duct cyst
Developmental Cyst

Periapical cyst / Radicular cyst

• Merupakan • Kista ini lebih sering


dijumpai pada maxilla
kista dibandingkan mandibula
odontogen (63% : 37%).
yang paling • Bagian anterior >>
sering dibandingkan posterior
dijumpai. rahang.
Etiologi
• Rangsang kronis pada gigi non vital

• Perluasan radang saluran pulpa gigi


ke jaringan periapikal membentuk
granuloma berkembang kista
radikuler.

• Gangren radix.

• Gigi nekrosis akibat trauma.


Gejala klinis secara umum
Gigi non vital.

Tumbuh di sekitar akar gigi, tidak sakit bila ditekan.

Perubahan warna pada gigi bila tambalan besar.

Tumbuh ekspansif lambat.

Unilokuler.

Dapat sebesar telur ayam.

Dinding kista terdiri dari epitel berlapis gepeng.

Berisi cairan jernih dan kristal cholesterin.

Bila ada infeksi maka cairan akan seropurulent.


Rontgen
 Kista sekitar akar gigi
radioluscent.
 Batas tegas.
 Tepi kista ada garis putih
radio opaque.
 Sklerosis (+).
 Kista mendesak akar gigi
dan sekitarnya.
DIAGNOSIS
hasil punksi memunjukkan cairan jernih
dan kristal cholesterin.
TERAPI
 Mengatasi infeksi dengan antibiotik.
 Enukleasi total.
 Bila kista besar sekali dan letaknya
dekat struktur lain misalnya dekat
sinus  marsupialisasi.
 Bila kista pecah, dilakukan ekstirpasi
total.
Kista Mandibula Gigi yang
tumbuh di >>>> terkena
samping daripada masih vital
akar dari maxilla.
suatu gigi.
Etiologi

 Akibat penyebaran radang saluran


akar ke sisi akar gigi berasal dari
peradangan periodontal poket atau
abses.
 Peradangan merangsang sisa-sisa sel
epitel Malassez membentuk kista
lateralis.
2.3 Kista lateral
KLINIS

 Tidak menimbulkan gejala dan keluhan serta


ditemukan secara kebetulan waktu Rontgent.

TERAPI

 Enukleasi sedapat mungkin mempertahankan gigi


yang ada.
Kista Residual
• Kista yang timbul di apeks
Kista akar gigi yang tertinggal
pada pencabutan gigi

residual atau pada tempat asal


gigi yang dicabut.

Kista • Maxilla lebih sering


residual daripada mandibula.
ETIOLOGI

 Berasal dari gigi dengan proses


patologis yang tertinggal.
 Berasal dari gigi dengan kista yang
pada pencabutan tertinggal.
 Kurang bersih pengangkatan suatu
kista radikuler atau granuloma.
Gambar 2.4 Kista residual akibat karies pada molar di
maxilla.
Kista dentigerous / kista folikular
Variasi kista
follikularis :

• Tipe sentral, paling sering


• Tipe lateral, kista meliputi bagian lateral
korona gigi.
• Tipe sirkumferensial, seluruh organ enamel di
sekitar leher gigi menjadi kista.
Etiologi
 Tidak diketahui dengan pasti diduga karena
peradangan di dalam retikulin stellate dari organ
enamel.
 Karena kista ini diliputi oleh suatu folikel maka
kista dentigerous sering disebut kista folikuler.

Predisposisi
 Sering pada gigi yang erupsinya paling akhir, M3
bawah dan C atas, P1 bawah dan P2 bawah.
Patogenesis

Tergantung dari fase perkembangan gigi :


1. Kista timbul pda waktu gigi sudah tumbuh disebut
dentigerous cyst, gigi masih jauh dari permukaan
disebut eruption cyst.
2. Kista timbul waktu gigi baru terbentuk sebagai
struktur epitelial  tidak ada gigi, disebut
premodial cyst.
Klinis
• Kista tumbuh sekitar korona gigi.
• Maksimal sebesar telur bebek, bila lebih besar dan
hubungan dengan gigi tidak jelas, curiga suatu
ameloblastoma.
• Gigi sudah harus tumbuh tapi belum tumbuh, curiga
kista folikuler.
• Bila menembus tulang, fluktuasi (+).
• Isi kista cairan agak kental dan kuning keruh.
• Bila ada infeksi sekunder, terasa sakit dan kista berisi
pus.
• Dinding kista terdiri dari epitel berlapis gepeng.
Rontgen:
Dalam kista terlihat korona gigi yang
belum erupsi dan tidak berstruktur.

Terapi
 Kista dentigerous bila letak gigi normal
dilakukan enukleasi dan dibiarkan gigi
tumbuh.
 Bila letak gigi miring, enukluasi dan
diekstraksi.
Kista Premordial
Bila perubahan kistik dalam
enamel terjadi sebelum kalsifikasi
gigi (belum ada bentuk gigi)
disebut kista premordial.

Biasanya dijumpai pada daerah


gigi yang tidak tumbuh misalnya
M3 bawah.
Predisposisi
Penderita remaja/dewasa muda.

Etiologi
 Degenarasi stelate reticulum sehingga
terbentuk ruangan kista dan dilapisi
inner/outer epitel enamel.

Terapi
 Kista ini sangat residif sehingga
kadang-kadang harus dilakukan
radikal reseksi tulang.

You might also like