You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PRE OPERASI

OLEH:

Hardin, S.Kep
Pengkajian
1. Status nutrisi & penggunaan bhn kimia
 Keb. Nutrisi ditentukan dgn mengukurn BB, TB,
LLA & kadar protein darah.
 Obesitas sgt meningkatkan risiko & keparahan
komplikasi krn pembedahan.

 jar. lemak rentan thd infeksi perlepasan


luka & infeksi luka.
 Pasien tdk optimal bernafas ketika baring miring
krn mdh mengalami hipoventilasi
 Distensi abdomen, flebitis & kardiovaskuler srg
tjd pd pasien obesitas.
Lanjutan….

 Penggunaan obat & alkohol


 Individu dgn riwayat alkoholik kronis srg kali
menderita malnutrisi & mslh-mslh sistemik lain
yg meningkatkan risiko pembedahan.
 Individu yg mengalami intoksikasi rentan thd
cedera.
2. Status pernafasan

 Tujuan: utk mempunyai fungsi pernafasan yg


optimal.
 Pembedahan dikontraindikasikan ketika pasien
mengalami infeksi pernafasan.
 Kesulitan pernafasan meningkatkan atelektasis,
bronchopneumonia & gagal nafas ketika anastesi
diberikan.
3. Status kardiovaskuler

 Tujuan: agar fungsi sistem kardiovaskuler


berfungsi dgn baik utk memenuhi keb. O2, cairan
& nutrisi sepanjang periode perioperatif.
 Gejala: riwayat mslh jantung, GJK, edema
pulmonal, penyakit vascular perifer, at/ stasis
vascular (peningkatan risiko pembentukan
trombus.
4. Fungsi hepatik & ginjal

 Tujuan: utk mempunyai fungsi hepar & sistem


urinaria yg maksimal shg medikasi, agen anastesi &
sampah tubuh serta toksin dpt dibuang oleh tubuh
sec. adekuat.
 Hepar penting dlm biotransformasi senyawa-
senyawa anastesi. Krn itu, segala btk kelainan hepar
mempunyai efek thd anastesi dimetabolisme.
 Ginjal terlibat dlm eksresi obat anastesi &
metaboliknya.
 Pembedahan dikontraindikasikan jika pasien nefritis
akut, oliguri at/ anuri, kecuali utk menyelamatkan
hidup spt obstruksi uropati.
5. Fungsi endokrin

 Pada diabetes tdk terkontrol, bahaya pokok


utama ad/ hipoglikemia yg dpt tjd selama
anastesi at/ akibat masukan KH pasca op yg tdk
adekuat at/ pemberian insulin berlebihan.
 Pasien yg mendpt kortikosteroid berisiko
mengalami insufisiensi adrenal.
6. Fungsi imunologis

 Fungsi pengk. pra op ad/ utk menentukan adanya


alergi, termasuk alergi sebelumnya.
 Riayat asma bronchial hrs dilaporkan pd ahli
anastesi.
 Imunosupresi umum tjd pd terapi
kortikosteroid, transpalantasi ginjal, terapi
radiasi, kemoterapi & gangguan yg menyerang
sistem imun (AIDS, leukemia)
7. Integritas Ego

 Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ;


faktor-faktor stress multiple, mis: financial, hub.,
gaya hidup.
 Tanda : tdk dpt istirahat, peningkatan
ketegangan/peka rangsang, stimulasi simpatis.
Diagnosa Kep.

 Ansietas b/d pengalaman bedah (anastesi &


nyeri) & hasil akhir dr pembedahan.
 Defisit pengetahuan ttg prosedur pre op &
harapan post op.
Intervensi Kep.
1. Ansietas
Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol dgn kriteria
hasil:
 M’diskusikan kekhawatiran yg b’kaitan dgn tipe
anastesi & induksi dgn ahli anastesi.
 M’ungkapkan st/ pemahaman ttg medikasi pra
anastesi & anastesi umum.
 M’diskusikan kekhawatiran saat-saat terakhir dgn
perawat at/ dokter
 M’diskusikan mslh finansial dgn pekerjaan sosial bila
diperlukan.
 Benar-benar relaks stlh dikunjungi o/ anggota tim
kes.
Lanjutan……

Intervensi:
 Sedikan wkt kunjungan o/ personil kmr op sblm
pembedahan dilakukan.
 Diskusikan hal-hal yg hrs diantisipasi yg dpt
menakutkan pasien.
 Informasikan pasien/org t’dekat ttg peran advokat
perawat intra op
 Identifikasi tk. rasa takut yg m’hrskan dilakukannya
penundaan prosedur op.
 Validasi rasa takut, sediakan informasi yg akurat &
faktual.
Lanjutan……

 Beritahu pasien kemungkinan dilakukanx


anastesi lokal at/ spinal dmn rasa pusing at/
ngantuk mgkn saja tjd.
 Kontrol stimulasi eksternal.
 Berikan obat-obat sedatif sesuai petunjuk.
2. Defisit pengetahuan

Tujuan: Menyiapkan thd intervensi pembedahan


dgn kriteria hasil:
 Ikut serta dlm persiapan pre op.
 Menunjukkan at/ m’gambarkan latihan yg
diperkirakan akan dilakukan pasien stlh op.
 Menelaah informasi ttg perawatan post op.
 Menerima medikasi pre op.
 Tetap berada di tempat tidur.
 Relaks selama transformasi ke unit op.
Lanjutan…….

Intervensi:
 Kaji tk. pemahaman pasien.
 Tinjau ulang patologi khusus & antisipasi prosedur
pembedahan.
 Gunakan sumber-sumber pengajaran, audiovisual
sesuai keadaan.
 Melaksanakan program pengajaran pre op
individual.
 Sediakan kesempatan utk melatih batuk, nafas dlm &
latihan otot.
 Informasikan pasien/org t’dekat mengenai rencana
perjalanan, komunikasi dokter/org t’dekat.
Lanjutan…….

 Bila pembedahan dijadwalkan pagi hr, makanan


kecil mgkn diperbolehkan pd malam
sebelumnya. Pada pasien dehidrasi & terutama
lansia, cairan per oral srgkali dianjurkan at/
p’berian cairan iv.
 Pasien sebaiknya dipuasakan 8-10 jam sblm op.
 Pembersihan intestinal dilakukan pd malam hr
sblm op & diulang jk tdk efektif.
 M’berikan krim penghilang rambut at/ mencukur
rambut area op.
Lanjutan….

Intervensi Segera:
 Pasien dipakaikan baju OK yg dibiarkan tdk terikat
& t’buka bagian belakangx.
 Jika pasien memiliki rambut panjang, rambut tsb
diikat; jepit rambut dilepas & seluruh rambut
ditutup dgn topi op.
 Mulut pasien diinspeksi, gigi palsu & ikat gigi
dilepas.
 Perhiasan yg dipakai pasien semuax hrs dilepas.
 M’anjurkan pasien untuk BAK at/ bantu dgn
pemasangan kateter.
TERIMA KASIH

You might also like