SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Lombok Utara LYMPHEDEMA DEFINISI • Lymphedema : penumpukan abnormal dari cairan yang kaya protein di ruang interstisial yang diakibatkan oleh obstruksi aliran limfatik • Obstruksi limfatik menyebabkan ↑ komponen protein jaringan ekstravaskular dengan diikuti retensi air dan edema soft tissue • Peningkatan protein ekstravaskular menstimulasi proliferasi fibroblas, organisasi cairan edema non pitting di ekstremitas Lymphedema pada pasien hipertensi, DM dan penurunan fungsi jantung EPIDEMIOLOGI • Di AS lymphedema paling banyak terjadi pada post operasi Ca mammae dengan radioterapi • Di seluruh dunia, kasus limfadema banyak ditemukan pada pasien filariasis PATOFISIOLOGI • Fisiologi limfatik normal – Fungsi normal limfatik : mengembalikan protein, lipid dan air dari interstisial ke ruang intravaskular – Tekanan hidrostatik yang tinggi pada kapiler arteri memaksa cairan dengan protein ke interstisial peningkatan tekanan onkotik interstisial PATOFISIOLOGI • Perubahan terkait penyakit pada aliran limfatik – Kapasitas transportasi limfatik berkurang volume normal pembentukan cairan interstisial melebihi laju pengembalian limfatik stagnasi protein dengan berat molekul tinggi di interstisial (konsentrasi protein 1,0-5,5 g/mL) ↑ tekanan onkotik akumulasi cairan PATOFISIOLOGI • Perubahan terkait penyakit pada aliran limfatik – Akumulasi cairan interstisial dilatasi masif saluran keluar yang tersisa dan inkompetensi valvular kembalinya aliran dari jaringan subkutan ke pleksus dermal – Dinding limfatik mengalami fibrosis dan trombus fibrinoid menumpuk dalam lumen hilangnya saluran getah bening yang tersisa PATOFISIOLOGI ETIOLOGI • Lymphedema primer (faktor genetik) – Disebabkan oleh kelainan pada sistem limfatik saat lahir – Berhubungan dengan sindrome kutaneus
Klasifikasi lymphedema primer berdasarkan usia onset, yaitu :
• Lymphedema kongenital (Milroy disease) : saat lahir • Lymphedema praecox (Meige disease) : saat remaja • Limfedema tarda : usia pertengahan ETIOLOGI • Limfedema sekunder – Perubahan aliran limfatik oleh blokade kelenjar getah bening atau gangguan pada saluran limfatik lokal – Berhubungan dengan obesitas, infeksi, neoplasma, trauma dan modalitas terapi ETIOLOGI • Limfedema sekunder – Filariasis – Obstruksi massa di proksimal – Post pembedahan (mastektomi) – Sekunder fibrosis akibat infeksi kronik – Komplikasi limfoma non hodgkin – Obesitas – Giant penile elephantiasis setelah sirkumsisi penis PASIEN OBESITAS DENGAN LIMFEDEMA LIMFEDEMA SEKUNDER • Filariasis – Penyebab tersering di seluruh dunia – Disebabkan oleh parasit Wucheria bancrofti – Menyebabkan limfedema permanen FILARIASIS LIMFEDEMA SEKUNDER • Keganasan dan terapi kanker – Disebabkan oleh obstruksi dari kanker metastatik/limfoma primer atau sekunder oleh karena diseksi limfonodi radikal dan eksisi – Risiko limfedema meningkat disebabkan oleh jaringan parut dan fibrosis jaringan – Daerah yang sering terkena : regio aksila setelah mastektomi dan diseksi radikal Ca mammae LIMFEDEMA SEKUNDER • Keganasan dan terapi kanker – Pasca diseksi regional pelvik, paraaorta dan kelenjar getah bening leher – Berhubungan dengan penyakit keganasan : limfoma hodgkin, ca prostat metastatik, kanker cervik, sarkoma kaposi dan melanoma LIMFEDEMA POST MASTEKTOMI DIAGNOSIS • Anamnesis – Pada fase awal, terdapat kesulitan membedakan lymphedema dengan edema yang disebabkan penyakit lain – Edema kronik pada ekstremitas (80% ekstremitas bawah, ekstremitas atas, wajah, genetalia) – Demam, menggigil dan generalized weakness – Fatique – Infeksi berulang bakteri dan jamur – Episode rekuren selulitis, limfangitis, fisura, ulkus dan veruka berulang DIAGNOSIS • Pemeriksaan Fisik – Pitting edema pada awal perkembangan lymphedema berkembang menjadi non-pitting edema fibrosis jaringan menjadi keras – Pada wanita sering didapatkan lipodistrofi menyebabkan pembesaran ekstremitas bawah yang simetris DIAGNOSIS • Pencitraan – Limfoskintigrafi menggunakan radiokoloid : baku emas – USG duplex : pada kasus deep vein thrombosis – Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) mengeksklusi keganasan yang menekan saluran limfatik PENATALAKSANAAN • Nonfarmakologik – Perawatan kulit : mencegah infeksi dan mencegah perubahan kulit (dermatitis, hiperkeratosis, verrucosis) – Penurunan berat badan – Istirahat dan elevasi dari anggota badan yang terkena – Pakaian dengan elastis tekan (lengan/stoking) dipakai siang hari untuk mempertahankan volume ekstremitas PENATALAKSANAAN • Nonfarmakoterapi – Pneumatic Compressive machines terapi lymphedema perifer dan efektif digunakan di awal perjalanan penyakit – Non invasif kompleks lymphedema : drainase getah bening, perban tekan, dan latihan terapi fisik PENATALAKSANAAN • Farmakoterapi – Terapi antijamur topikal atau sistemik – Diethylcarbamazine : pada filariasis – Antihistamin dan agen antiinflamasi : mengontrol reaksi alergi – Terapi agresif dan cepat dari limfangitis dan selulitis dengan antibiotika : mencegah perkembangan sepsis – Diuretik : efek relatif singkat – Benzopyrenes, termasuk kumarin : merangsang proteolisis makrofag • Pembedahan LYMPHANGITIS DEFINISI • Lymphangitis : peradangan pada saluran limfa yang diakibatkan oleh infeksi dari bagian distal saluran • Organisme patogen memasuki saluran limfe, menginvasi secara langsung melalui gesekan/luka/infeksi (terutama selulitis) peradangan lokal infeksi selanjutnya PATOFISIOLOGI • Luka pada kulit/abrasi/komplikasi infeksi distal inokulasi kutaneus mikroorganisme pembuluh limfatik kelenjar getah bening regional ETIOLOGI • Bakteri : terutama streptokokus • Virus • Jamur • Gigitan serangga, laba-laba DIAGNOSIS • Anamnesis – Demam – Menggigil – Denyut jantung meningkat – Sakit kepala DIAGNOSIS • Pemeriksaan Fisik – Goresan merah yang tidak teratur dan teraba hangat dari kulit lengan atau tungkai yang terinfeksi – Goresan biasanya memanjang mulai dari daerah yang terinfeksi menuju ke sekelompok kelenjar getah bening – Kelenjar getah bening membesar dan teraba lunak LYMPHANGITIS DIAGNOSIS • Laboratorium – DL : peningkatan leukosit – Kultur pus/kultur darah PENATALAKSANAAN • Farmakoterapi – Antibiotika : Golongan penicillin – Simtomatik : analgetik, antipiretik • Pembedahan – Drainase abses – Debridemen : bila terjadi obstruksi TERIMA KASIH