Professional Documents
Culture Documents
Meningitis TB
Diravita Caroline
112016363
Dosen pembimbing:
Dr. Dini Adriani, Sp.S
Identitas Pasien
• Nama : Ny. A
• Umur : 49 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Perkawinan : Menikah
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Kp. Kepupu RT 003/004
• No RM : 00-28-15-62
Perjalanan penyakit saat ini
• Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS dengan keluhan sakit kepala yang
sudah berlangsung kurang lebih 2 bulan SMRS. Keluhan sakit
kepala yang dirasakan di bagian belakang kepala dan tidak
menjalar ke bagian yang lainnya. Pusing dirasakan berdenyut
pada seluruh kepala dan dirasakan terus-menerus sepanjang hari
namun pasien masih dapat beraktivitas. Nyeri kepala tidak
membaik jika pasien istirahat atau tidur. Nyeri yang dirasakan
datang tanpa adanya pencetus. Durasi sakit kepala bisa
mencapai 7 hari. Keluhan disertai adanya demam (+) dan terasa
pegal pada bagian leher dan mata. Pasien mengatakan keluhan
mual,muntah, keluar air mata disangkal. Keluhan tidak disertai
pusing berputar, demam, penglihatan ganda, ataupun silau. BAB
dan BAK dalam batas normal.
RPS
• Os telah mengonsumsi obat untuk keluhan ini dengan
menggunakan obat paramex namun keluhan tidak
menghilang, justru dirasakan semakin buruk. Hal ini bukan
pertama kali dirasakan oleh Os. Keluhan tidak berkurang
dengan istirahat dan memburuk dengan aktivitas. Os
memiliki riwayat sakit hipertensi sejak 5tahun lalu dan pada
saat sakit kepala ini datang, Os minum obat sakit kepala dan
obat tekanan darah tingginya.
• Os mengeluh mual dan muntah. Os mengatakan muntahan
hanya berisi air liurnya saja. Os mengaku bahwa Os
mengalami penurunan nafsu makan namun tidak terjadi
penurunan berat badan. Keluhan demam tidak ada. Nyeri
menelan tidak ada.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (-) Diabetes Melitus (-) Alergi (-)
Keganasan (-)
Kejang (-) Stroke (-) TBC (-)
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah dirawat di RS Bhakti Yudha pada tanggal 5
Juni 2018 dengan penyakit Meningitis TB grade 1.
Hipertensi (+) DM (-) Alergi (-) Keganasan (-)
Batuk berdarah (+) tahun 2015
• Riwayat Sosial Ekonomi Pribadi:
Kesan keadaan sosial ekonomi pasien: menengah
Pemeriksaan Objektif
• OBJEKTIF
1. Status Presens
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS: E4M6V5=15
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36,6°c
Pernapasan : 22 x/menit
Gizi : Lebih
Warna kulit : Sawo matang
Kuku : Sianosis (-), CRT < 2 detik
Kepala : Normocephali, simetris
Mata : Edema palpebra -/-, CA -/-, SI -/-
Pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Jantung : BJ I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Perut : Bising usus (+), NTE (-), tidak teraba pembesaran hepar
dan lien
Ekstremitas : Edema -/-
Pemeriksaan Objektif
• 2. Status Psikikus
Cara berpikir : Baik
Perasaan hati : Normotim
Tingkah laku : Aktif
Ingatan : Baik
• 3. Status Neurologikus
Kepala
Bentuk : Normocephali
Nyeri tekan : tidak ada
Simetris : kanan sama dengan kiri
Pulsasi : Tidak teraba
Leher
Sikap : Simetris
Pergerakan : normal
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski : (-)
Laseque : >70o / >70o
Kernig : >135o/ >135o
Pemeriksaan Objektif
• Nervus kranialis
• Motorik
Anggota gerak atas: 5555/5555
Anggota gerak bawah: 5555/5555
Pemeriksaan Objektif
• Refleks fisiologis
– Biseps: ++/++
– Triceps: ++/++
– KPR: ++/++
– APR: ++/++
• Refleks patologis
– Babinski -/-
– Chaddock -/-
– Schaeffer -/-
– Oppenheim -/-
– Gordon -/-
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Rutin
Hemoglobin 13,6 g/dl
Leukosit 16,4 ribu/mm3
Hematokrit 45 %
Trombosit 544 ribu/mm3
• Kimia Darah
Diabetes Melitus
Ureum 24 mg/dL
Kreatinin 0,85 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Kejernihan Keruh
PMN 49%
MN 51%
Ringkasan
S:
Pasien datang ke RS dengan keluhan sakit kepala yang sudah
berlangsung kurang lebih 2 bulan SMRS. Keluhan sakit kepala yang dirasakan
di bagian belakang kepala dan tidak menjalar ke bagian yang lainnya. Pusing
dirasakan berdenyut pada seluruh kepala dan dirasakan terus-menerus
sepanjang hari namun pasien masih dapat beraktivitas. Nyeri kepala tidak
membaik jika pasien istirahat atau tidur. Nyeri yang dirasakan datang tanpa
adanya pencetus. Durasi sakit kepala bisa mencapai 7 hari. Keluhan disertai
adanya demam (+) dan terasa pegal pada bagian leher dan mata. Pasien
mengatakan keluhan mual,muntah, keluar air mata disangkal. Keluhan tidak
disertai pusing berputar, demam, penglihatan ganda, ataupun silau. BAB dan
BAK dalam batas normal. Pasien merupakan post rawat inap di RS Bhakti
Yudha pada tanggal 4 Juni 2018 dengan penyakit Meningitis TB grade 1. . Ada
riwayat batuk berdarah pada tahun 2015, darah berwarna segar, keringat
malam (+), pasien pernah berobat paru diklinik selama 3 minggu, namun
setelah itu pasien tidak mau berobat lagi, dan menghentikan pengobatan.
Riwayat hipertensi(+).
Ringkasan
O:
Dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan, didapatkan
kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, TD: 140/90 mmHg,
nadi: 96x/ menit, suhu 36,60C, pernapasan 22x/ menit. Pada
pemeriksaan fisik secara umum tidak ditemukan kelainan dan
pemeriksaan rangsang meningeal tidak menunjukkan
kelainan. Pada pemeriksaan saraf kranialis tidak dijumpai
kelainan. Hasil pemeriksaan motorik didapati kekuatan
motorik ekstremitas atas kiri dan kanan serta ekstremitas
bawah kiri dan kanan tidak mengalami penurunan kekuatan.
Pemeriksaan refleks fisiologis untuk refleks biseps, triceps,
KPR, dan APR pada kanan dan kiri normal, tidak ada refleks
patologis pada pasien. Dari hasil pemeriksaan penunjang,
untuk pemeriksaan darah rutin didapatkan leukositosis. Hasil
analisa cairan otak/LCS berupa warna keruh dan peningkatan
jumlah sel.
Diagnosis
Kontraksi
otot (nyeri
Vaskular kepala jenis
tegang)
Keadaan
ekstrakranial/
intrakranial,
struktural/infl
amasi
ANATOMI NYERI KEPALA
V1 : oftalmikus daerah orbita dan
mata, sinus frontalis, duramater dari
fossa cranial dan falx serebri serta
pembuluh darah yang berhubungan
dengan duramater ini.
V3 : mandibularis menginervasi
daerah duramater bagian fossa cranial
medial, rahang bawah dan gigi, telinga,
sendi temporomandibular dan otot
mengunyah.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan International Headache
Society (IHS) :
I. Primer - suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya
penyebab struktural organik
– Migraine
– Nyeri kepala tension
– Nyeri kepala cluster
MIGRAINE
Menurut IHS : suatu kondisi kronis nyeri kepala
dengan serangan nyeri yang berlansung 4 – 72
jam.
Nyeri biasanya
• unilateral
• berdenyut
• intensitas nyerinya sedang sampai berat
• bertambah berat dengan aktivitas
• dapat disertai mual muntah
• fotofobia dan fonofobia
KLASIFIKASI
Aura Tanpa Aura
• Berlangsung 5-20 menit dan <60 • Berlangsung 4-72jam
menit
• Didahului aura visual yang muncul
secara gradual KRITERIA DIAGNOSIS:
• Lokasi unilateral
KRITERIA DIAGNOSIS: • Kualitas berdenyut
• Lokasi unilateral • Intensitas nyeri sedang atau berat
• Kualitas berdenyut • Keadaan diperberat oleh aktivitas
• Intensitas nyeri sedang atau berat fisik atau diluar kebiasaan aktivitas
• Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik rutin
fisik atau diluar kebiasaan aktivitas • Nausea dan/atau muntah
fisik rutin • Fotofobia dan fonofobia
• Analgetik:
– Asetaminofen
• Antiemetik:
– Prokloperazine
• Ergotamin tartrate
– Cafergot
Patofisiologi
Mekanisme perifer sangat berperan pada
patofisiologi episode TTH (ETTH),
Mekanisme sentral berperan dalam kronik TTH
(KTTH).
Faktor muskulus (otot) sangat berperan dalam
mekanisme perifer.
Pada penderita ETTH dan KTTH dijumpai
peningkatan ketegangan otot miofsial baik saat
nyeri kepala maupun setelah bebas nyeri kepala.
Prinsip Penanganan TTH:
• Modifikasi gaya hidup
• Edukasi faktor pencetus
• Terapi analgetik
• Terapi relaksasi, pemijatan
• Terapi profilaksis
Penatalaksanaan
• Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari / minggu:
a. Analgesik atau analgesic adjuvant sesuai tingkat nyeri
Contoh : aspirin (100 mg/hari) ,
b. Kafein(analgetik ajuvan ) 65 mg
Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
• Pada tipe kronis
Antidepressan :
jenisi amitriptyline, Antianxietas : baik pada
pengobatan kronis atau preventif terutama pada penderita dengan
komorbid ansietas. Golongan benzodiazepine dan butalbutal sering
dipakai.
• Terapi Non Farmakologis
Control diet
Terapi fisik
NYERI KEPALA KLUSTER
• Kriteria diagnostik:
• Paling sedikit 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
• Nyeri hebat atau sangat hebat diorbita, supraorbita dan/atau temporal
yang unilateral, berlangsung 15-180menit bila tak diobati
• Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari sebagai berikut:
(1) ijneksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral,
(2) kongesti nasal dan atau rinoreae ipsilateral,
(3) edema palpebra ipsilateral,
(4) dahi dan wajah berkeringat ipsilateral,
(5) miosis dan atau ptosis ipsilateral,
(6) perasaan gelisah atau agitasi.
• Serangan-serangan mempunyai frekuensi dari 1kali stiap 2hari sampai
8kali per hari
• Tidak berkaitan dengan gangguan lain
NYERI KEPALA KLUSTER
TATALAKSANA:
Terapi abortif
5-Hydroxytryptamine-1 (5-HT1) seperti triptan
atau alkaloid ergot dengan metokloporamid
Dihidroergotamine
Terapi preventif
Ca chanel blocker
Verapamil 120-200 mg/hari
Litium 360-600 mg/hari
NYERI KEPALA SEKUNDER
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial atau
servikal
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler
intracranial
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawal-nya
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostasis
• Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan
cranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau
struktur fasial atau kranial lainnya.
• Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik
Nyeri Kepala Sekunder
• Nyeri kepala yang disebabkan oleh meningitis bacterial dapat
ditegakkan dengan memenuhi kriteria diagnostic seperti berikut ini:
a. Nyeri kepala yang ditandai dengan paling sedikit satu dari gejala di
bawah ini serta karakteristik memnuhi kriteria C dan D
– Nyeri kepala difus
– Intensitasnya meningkat sampai berat
– Disertai dengan mual, fotofobi, dan/atau fonofobia
b. Adanya meningitis bacterial dibuktikan dengan pemeriksaan LCS
c. Nyeri kepala timbul selama meningitis
d. Satu atau lain tanda yang mendukung adalah
– Nyeri kepala membaik 3 bulan setelah sembuh dari meningitis
– Nyeri kepala menetap, tetapi 3 bulan tidak diderita setelah sembuh
dari meningitis
MENINGITIS TB
• suatu keadaan inflamasi sebagai reaksi suatu
infeksi pada meningen atau selaput otak yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis. Meningitis tuberculosis terjadi
dalam 2 tahapan.
-Dosis yang diberikan adalah Rifampisin 1x600 mg, INH 1x400 mg,
Pirazinamid 1x1000 mg, Ethambutol 1x750 mg selama 2 bulan
pertama setelah itu 7-10 bulan dilanjutkan pengobatan Rifampisin,
INH, dan Pirazinamid. Ditambah injeksi Deksametason dengan dosis
0,3 mg/kgBB/hari secara IV. Dan untuk nyeri kepala diberikan
Paracetamol 3x500 mg.
-Prognosis pasien untuk ad vitam dan ad functionam adalah baik, yang
dinilai dari grade meningitis tuberkulosisnya yaitu grade I, dan dari
pasien ini didapatkan kesadaran CM, GCS 15 dan tidak didapatkan
tanda-tanda defisit neurologis.
-Pasien juga masih dapat dapat beraktivitas seperti biasanya dan dapat
berjalan sendiri meskipun terdapat sakit kepala terus-menerus.
-Prognosis ad sanationam adalah baik, tergantung dari kepatuhan dan
keteraturan pasien mengonsumsi OAT sampai tuntas.
TERIMA KASIH