You are on page 1of 44

LAPORAN KASUS

TINEA KAPITIS
TIPE KERION
Oleh : Debora Sarah Annetta
Pembimbing : dr. Diah Sulistyowati

Puskesmas Cibeber
Cilegon
2018
IDENTITAS

• Nama : An. N
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal Lahir/Usia : 18 Juni 2014 / 3.5 tahun
• Alamat : Cikerut, Kr. Anyar, Cibeber
• Agama : Islam
• Pekerjaan :-
• Penjamin : BPJS
• Nomor Rekam Medis : 4136
ANAMNESIS

Dilakukan alloanamnesis terhadap ibu pasien di Poli MTBS


Puskesmas Cibeber pada tanggal 3 Februari 2018.

Keluhan Utama
Gatal di kepala
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang

• Anak perempuan, 3.5 tahun


• Gatal di kepala bagian tengah atas yang baru disadari sejak 2
hari.
• Awalnya muncul seperti koreng lalu semakin banyak, terasa
gatal dan jika digaruk keluar nanah serta darah, lengket ke
rambut sehingga tampak seperti agak botak di bagian koreng.
• Diakui sempat demam.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat serupa sebelumnya (-)


Riwayat alergi telur, riwayat penyakit lainnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat serupa (-)


Riwayat alergi, asma, dan penyakit lainnya disangkal.
ANAMNESIS

Riwayat Imunisasi

Imunisasi lengkap sampai pada usianya,


belum melakukan imunisasi ulang

Riwayat Tumbuh Kembang

Tidak ada kelainan ataupun keterlambatan


ANAMNESIS

Riwayat Kebiasaan

• Anak yang aktif, cukup minum dan makan makanan berat 3x


sehari serta makanan ringan.
• Pasien mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, dan rajin
mengganti baju jika basah.
• Sering mencium dan bermain dengan kucing liar yang masuk
ke rumah.
• Sering bermain masak-masakan di tanah, kadang tanpa alas
kaki.
• Tidak pernah mencabut-cabut rambut.
ANAMNESIS

Riwayat Sosial, Ekonomi, Pribadi

• Anak ke-4 dari 4 bersaudara, tinggal bersama kedua orang tua dan
ketiga kakaknya (6 anggota dalam satu rumah); pasien tidur
sekamar dengan kedua orang tuanya.
• Sisir dan peralatan serupa lainnya dipakai bersama-sama dengan
seluruh anggota keluarga
• Rumah pasien menempel dengan 4 rumah sepupu-sepupunya.
• Terdapat 6 ventilasi di dalam rumah.
• Keadaan ekonomi pasien menengah ke bawah, berobat
menggunakan BPJS
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda-tanda Vital :
Pernapasan : 20 kali per menit
Nadi : 88 kali per menit
Suhu : 36.7oC
FISIK

Antropometri
• Berat Badan :
14.5 kg
• Tinggi Badan :
99 cm
• Status Gizi :
= (14.5 : 16) x 100%
= 90.625%
= gizi baik
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata

• Mata : konjungtiva anemis -/- dan sklera ikterik -/-


• Hidung : tidak ada deformitas
• Jantung : tidak dilakukan, diharapkan dalam batas normal
• Paru-paru : tidak dilakukan, diharapkan dalam batas normal
• Abdomen : tidak dilakukan, diharapkan dalam batas normal
• KGB reg. : tidak ada pembesaran KGB
• Ekstrimitas : hangat, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN FISIK

Status Dermatologis

Pada regio frontoparietalis,


tampak lesi eritema dan
krusta kekuningan ukuran
diameter +/- 4 cm disertai
pustul;
rambut diatas lesi hilang;
oedem (+), nyeri tekan (+)
DIAGNOSIS BANDING

Pioderma
Tinea Kapitis
Dermatitis Seboroik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan
DIAGNOSIS

Pioderma dd/ Tinea Kapitis

Tinea Kapitis tipe Kerion


TATALAKSANA

• PCT sirup 250 mg/5ml 3x1 cth


• Eritromisin sirup 200 mg/5ml 4x1 cth
FOLLOW UP

• Koreng mulai agak kering namun


belum sembuh.
• ke Puskesmas, diberi salep
10/2 Hydrocortisone

• Koreng semakin banyak,


semakin gatal.
• ke Puskesmas, diberi salep
19/2 Ketoconazole dan sirup
Eritromisin
TATALAKSANA

• Griseofulvin microsize 1 x 250 mg (bersama susu) selama 6-8


minggu
• Prednison 1 x 10 mg selama 10 hari
• Sampo selenium sulfida 2% 4 kali seminggu
21/2 • Edukasi:
• - lesi jangan digaruk
• - jauhkan dari main dengan kucing liar dan tanah
• - hindarkan pemakaian barang bersama, terutama sisir
• - kontrol tiap 2 minggu
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
PEMBAHASAN KASUS

TINEA KAPITIS TIPE KERION


DEFINISI

• Tinea kapitis (= ringworm of the scalp = tinea tonsurans)


• Infeksi dermatofita pada folikel rambut kulit kepala, yang pada
umumnya disebabkan oleh genus Trichophyton dan Microsporum.

• Terutama pada anak-anak usia 3 – 7 tahun


• Gejala klinisnya dapat beragam, mulai dari lesi bersisik, alopesia,
dan yang lebih berat terdapat nodul yang terasa nyeri dan berisi pus
(kerion)
EPIDEMIOLOGI

• Terutama pada anak-anak usia 3 – 7 tahun

• RS Dr. Soetomo Surabaya tahun 2001-2006 0.31-1.55%


• RS Cipto Mangunkusumo tahun 2005-2010 0,53%; persentase
tertinggi (73,91%) pada golongan usia 0 sampai 14 tahun; bentuk
klinis tersering adalah inflamasi (65,21%).
TRANSMISI

• Menurut habitatnya dan pola menginfeksinya, dermatofita dibagi


menjadi 3:
Geofilik (pada tanah) – M. gypseum
Zoofilik (pada hewan) – M. canis pada kucing dan anjing
Antropofilik (pada manusia)

• Transmisi dapat terjadi secara tidak langsung melalui fomite seperti


sisir, topi, sarung bantal, mainan, dll.
• Transmisi meningkat dengan hygiene yang buruk, populasi yang
padat, dan status sosial ekonomi yang rendah.

• Masa inkubasi antara 1 – 3 minggu.


ETIOLOGI

• Dermatofita genus Trichophyton dan Microsporum

Inflamasi Noninflamasi Black dot Favus


M.audouinii M.Audouinii T.tonsurans M.gypseum
M.canis M.canis T.violaceum T.schonleinii
M.gypseum M.ferrugineum T.violaceum
M.nanum T.tonsurans
T.mentagrophytes
T.scholeinii
T.tonsurans
T.verrucosum
ANATOMI
PATOGENESIS

Dermatofit menginfeksi pada


perifolikuler stratum korneum

menyebar ke seluruh dan ke


dalam batang rambut

turun ke folikel untuk penetrasi


ke korteks rambut

Eksotrik (Microsporum, T. rubrum) (Trichophyton) Endotrik


Arthroconidia (spora) Arthroconidia (spora) tetap
diangkat ke permukaan di dalam batang rambut
GAMBARAN KLINIS

• Gambaran klinis Tinea Kapitis berbeda tergantung tipe dan etiologinya.


• Dibagi 2 subtipe: non inflamasi dan inflamasi.

Non inflamasi Inflamasi


• Berskuama, bentuknya • plak yang nyeri dilapisi
seboroik, rambut yang dengan rambut yang rusak
hilang. dan pustul

• Grey patch dan black dot • pustular, favus, Majocchi


granuloma, mycetoma,
kerion
JENIS-JENIS TINEA KAPITIS

1. Tipe Grey patch


 Skuama
• Umumnya disebabkan jamur  batang rambut rapuh dan mudah
ektotriks antropofilik patah, rambut-rambut pada
daerah yang terkena berubah
• Tipe ini juga dikenal sebagai
menjadi abu-abu dan kusam
bentuk seboroik karena
 alopesia dengan daerah yang
berskuama
bersisik/hiperkeratosis yang
berbentuk bulat dan berbatas
tegas
 peradangan minimal
 biasanya terdapat di daerah
oksiput atau leher belakang.
JENIS-JENIS TINEA KAPITIS

2. Tipe Black Dot

• Disebabkan jamur endotrik antropofilik (T. tonsurans atau T. violaceum)

 Rontok rambut bisa ada atau tidak. Jika terjadi, rambut-rambut akan
rontok tepat pada permukaan kulit kepala sehingga terlihat gambaran
black dot.
 Biasanya disertai skuama yang difus; peradangannya bervariasi dari
minimal sampai folikulitis pustular.
 Daerah yang terkena biasanya poligonal dengan batas yang tidak jelas.
JENIS-JENIS TINEA KAPITIS

3. Tipe Kerion
• Hasil reaksi hipersensitivitas terhadap infeksi jamur endotriks.
• reaksi peradangan yang berat berupa pembengkakan yang dipenuhi dengan
rambut-rambut yang patah-patah dan lubang-lubang folikular yang
mengandung pus purulen.
• Klinis: folikulitis, plak krusta disertai skuama, nodul, eritema, nyeri, gatal,
inflamasi, alopesia, limfadenopati servikal, demam
• Sering salah didiagnosis sebagai infeksi bakteri dan dilakukan
tindakan invasif.
• Jarang disertai infeksi sekunder bakteri, namun jika ada biasanya S. aureus
akan tumbuh dibawah krusta.
JENIS-JENIS TINEA KAPITIS

4. Tipe Favosa

• Favosa atau favus dalam bahasa latin berarti sarang lebah.


• Sering pada remaja – dewasa; berhubungan dengan malnutrisi atau gizi
buruk.

• Tinea favus merupakan infeksi kronis dermatofita pada kulit kepala, kulit
tidak berambut atau kuku, yang ditandai:
 bercak-bercak eritem folikuler
 krusta kering kekuningan dan tebal (skutula) dalam folikel rambut
 alopesia sikatrikal
 skuama ringan perifolikuler
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS

• Tidak ada guideline klinis khusus untuk Kerion


• Kriteria untuk pertimbangan konsultasi ke dermatologis sebelum mendiagnosis
dengan bakteri dan melakukan tindakan.

Kriteria Mayor Kriteria Minor

Reaksi dermatophytid
Nyeri pada palpasi Limfadenopati regional
Alopesia di sekitar lesi Rambut yang pendek pada dermoskopi
Pustul dan pus yang purulen Plak yang agak basah lengket
Skuama pada lesi Batas tegas
Eritema
Gatal
• Tidak mengubah terapi
• Untuk membantu memprediksi respon terapi dan prognosis

GRADING KERION

Grade Deskripsi
1 Sedikit pustul pada plak eritem; rambut masih intak; histologi:
folikulitis supurativa
2 Pustul dan papul pada plak eritem; skuama di pinggir plak;
beberapa folikel rambut rusak; histologi: folikulitis supurativa
disertai dermatitis supurativa
3 Terdapat pustul, papul, skuama, eritem; terkadang terdapat vesikel;
alopesia; histologi: folikulitis supurativa dengan dermatitis
supurativa dan granulomatosa
4 Pustul, skuama, eritem; alopesia dengan luka/koreng; histologi:
dermatitis supurativa dan granulomatosa dengan dermatitis fibrosa
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan KOH

• Rambut harus dicabut sampai akar rambut (tidak boleh dipotong)


beserta skuama, diletakkan diatas gelas alas, tambahkan 1-2 tetes
larutan KOH 10%, tutup gelas dan hangatkan.
• ektotrik: pecahan miselium menjadi konidia di sekitar batang
rambut disertai kerusakan kutikula.
endotrik: bentukan artrokonidia tampak di dalam batang rambut
tanpa kerusakan kutikula rambut
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. Kultur (standar emas)

• Skuama diambil dengan sikat gigi steril.


• Medium kultur:
Mycosel atau Mycobiotic (Sabourraud dextrose agar +
khloramfenikol + sikloheksimid) atau Dermatophyte test medium (DTM).

• Terdapat fenol sebagai indikator pH; indikator warna dari kuning ke


merah yang menandakan adanya jamur dermatofita.
• Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh jamurnya. Dengan DTM ada
perubahan warna merah terjadi pada hari 2-3.
• Positif jika agar berwarna merah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. Lampu Wood

• Fluoresensi hijau terang kekuningan pada:


M. canis, M. audouinii dan M. ferrugineum
• Fluoresensi hijau gelap keabuan pada:
T. schoenleinii
• Fluoresensi negatif (tetap ungu) pada:
M. gypsium dan spesies Trichophyton
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding Fitur yang membedakan


Dermatitis seboroik Skuama berminyak; biasanya tidak disertai alopesia dan
limfadenopati
Dermatitis atopik Riwayat dahulu atau keluarga asma, rinitis alergi, kulit
sensitif; biasanya tanpa limfadenopati; tidak alopesia
Alopesia areata Kulit yang terkena tampak normal/tidak ada perubahan
epidermal yang jelas seperti mengelupas (scaling) atau
kelainan folikular; rambut bentuk tanda seru; tidak ada
krusta/inflamasi/pustul
Abses pada kulit kepala Nyeri jika rambut dicabut; biasanya tidak alopesia
Psoriasis Riwayat keluarga psoriasis; skuama keabuan/keperakan;
keterlibatan gejala sistemik lain
Trikotilomania Tidak ada skuama; panjang rambut bervariasi
Dissecting cellulitis Biasanya pada ras Afrika-Amerika dewasa; lesi dalam
TATALAKSANA UMUM

• Mencari binatang penyebab; hindari kontak secara berkala.


• Mencari kontak manusia atau keluarga, dan bila perlu dikultur.
• Tidak menggunakan benda yang dipakai di kepala secara bersama-
sama.
• Edukasi: terapi membutuhkan waktu lama dan rambut tumbuh
kembali secara perlahan, sering perlu 3-6 bulan.
• Pasien dapat beraktifitas seperti biasa ketika terapi oral dan adjuvan
dimulai.
TATALAKSANA: MEDIKAMENTOSA

Nama Obat Dosis Durasi Ket.


Griseofulvin Microsize 6-12 minggu Dikonsumsi bersama
20-25 mg/kg/hari sampai kultur (-) makanan berlemak (es
Ultramicrosize krim/susu)
15 mg/kg/hari
Terbinafin 10–20 kg: 62.5 mg/hari Trichophyton spp.: T. tonsurans
20–40 kg: 125 mg/hari 2–4 minggu
>40 kg: 250 mg/hari Microsporum spp.:
atau 8–12 minggu
4–5 mg/kg/hari
Itrakonazol Kapsul: 5 mg/kg/hari 2–6 minggu
Oral solution: 3 mg/kg/hari
Flukonazol Dosis harian: 5–6 mg/kg/hari 3–6 minggu M. canis
Dosis mingguan: 8 mg/kg/mgg 8–12 minggu
TERAPI ADJUVAN

• SAMPO selenium zulfit 1% - 2.5%; zinc pyrithione 1% - 2%;


povidine iodine 2.5%; ketokonazol 2%
dipakai 2-4 kali/minggu selama 2-4 minggu; didiamkan 5 menit
baru dicuci

• KORTIKOSTEROID ORAL: Prednison 1-2 mg/kg BB pagi


untuk 10-15 hari pertama terapi
KOMPLIKASI

• Infeksi sekunder
• Lesi folikel papular di bagian tubuh lain, seperti badan atau
tungkai
• Alopesia permanen
PROGNOSIS

Rambut akan kembali seperti semula setelah infeksi diobati,

Jika terlambat diterapi atau jika infeksinya bertahan lama, kerusakan


rambut atau alopesia dapat menjadi permanen
DAFTAR PUSTAKA

• Schieke SM, Garg A. Superficial fungal infection. In: Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Woff K, editors. Fitzpatrick's th
dermatology in general medicine. 7 ed. New York: McGraw Hill; 2008. p.
1807-13
• Grijsen, M. and de Vries, H. (2017). Kerion. Canadian Medical Association
Journal, 189(20), pp.E725-E725.
• Grimalt, R. (2010). Management of tinea capitis in childhood. Clinical,
Cosmetic and Investigational Dermatology, p.89.
• John, A., Schwartz, R. and Janniger, C. (2016). The kerion: an angry tinea
capitis. International Journal of Dermatology, 57(1), pp.3-9.
• Mazlim, M., & Muthupalaniappen, L. (2012). Cat’s Curse: A Case of
Misdiagnosed Kerion. Malaysian Family Physician : The Official Journal of the
Academy of Family Physicians of Malaysia, 7(2-3), 35–38.
TERIMA KASIH

You might also like