You are on page 1of 37

CASE

BRONKIOLITIS AKUT
Pendahuluan
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi respiratorik akut bawah
yang ditandai dengan adanya inflamasi pada bronkiolus,
umumya disebabkan oleh virus.

95% kasus bronkiolitis terjadi pada anak berusia di


bawah 2 tahun dan 75% diantaranya terjadi pada
anak berusia dibawah 1 tahun.

Di negara berkembang, frekuensi bronkiolitis hampir


sama dengan di AS, yaitu 17% dari semua kasus
perawatan di RS pada bayi.

Berdasarkan SKDI, kompetensi bronkiolitis adalah 4A 


mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.
BAB II

STATUS PEDIATRIK
Identitas Pasien
• Nama : By. MR
• Umur : 5 bulan/ 16 Februari 2018
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Nama Ayah : Tn. AL
• Nama Ibu : Ny. DW
• Suku Bangsa : Sumatera
• Agama : Islam
• Alamat : Muara Enim
• MRS Tanggal : 16 Juli 2018

Anamnesis
• Tanggal : 16 Juli 2018
• Diberikan oleh : Ibu kandung pasien (Alloanamnesis)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Keluhan Utama : Sesak napas
• Keluhan Tambahan : Batuk, pilek, demam,
dan ruam pada wajah
• Riwayat Perjalanan Penyakit :
• Kisaran 3 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita
demam, tidak terlalu tinggi, penderita masih mau minum
susu, muntah (-), batuk (+) tidak berdahak, pilek (+)
bening. BAB cair (-), belum ada sesak napas.
• Kisaran 1 hari SMRS, penderita masih demam, batuk
(+), pilek (+), muncul sesak napas yang terjadi terus
menerus. Terdapat ruam pada wajah pasien terutama di
pipi. Pasien lalu dibawa berobat ke RSUD H. M. Rabain.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk disertai mengi disangkal
Riwayat sesak napas sebelumnya disangkal

Riwayat Dalam Keluarga


Riwayat asma pada keluarga (+) pada nenek dan
paman pasien
Riwayat batuk dan pilek pada ibu pasien sejak
seminggu yang lalu
RIWAYAT SEBELUM MASUK
RUMAH SAKIT
• Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
• Masa Kehamilan :Cukup bulan (38 minggu)
• Partus : Spontan, langsung menangis
• Tempat : Klinik Bersalin
• Ditolong oleh : Bidan
• Tanggal : 16 Februari 2018
• BB : 3400 gram
• PB : 48 cm
• Lingkar kepala : Ibu tidak tahu
Kesan : Riwayat kehamilan dan kelahiran baik
• Riwayat Makanan
• ASI : Lahir s/d sekarang
• Susu Botol : 4 bulan s/d sekarang
• Nasi Tim/lembek : Belum
• Nasi Biasa : Belum
Kesan : Asupan nutrisi cukup

Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR ULANGAN
Umur Umur Umur Umur
BCG 1 bulan, scar (+)
DPT 1 2 bulan DPT 2 3 bulan DPT 3 4 bulan
HEPATITIS B 1 2 bulan HEP B 2 3 bulan HEP B 3 4 bulan

Hib 1 2 bulan Hib 2 3 bulan Hib 3 4 bulan


Polio 1 1 bulan Polio 2 2 bulan Polio 3 3 bulan
Campak - Polio 4 4 bulan

Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia


PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• BB : 6,5 kg
• PB : 63 cm
• Status gizi
• BB/U : 0 > -2 SD (Normal)
• PB/U : 0 > -2 SD (Normal)
• BB/PB : 0 > -2 SD (Normal)
Kesan : Gizi baik
• Edema (-), sianosis (-), dispnue (+), anemia (-), ikterus (-)
• Suhu : 37,7 oC
• Respirasi : 52 x/menit
• Nadi : 142 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Normocephali simetris (LK 36 cm), rambut
bewarna hitam distribusi rata dan tidak
mudah dicabut

Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-


/-), pupil bulat, isokor, reflex cahaya
(+/+).

Bentuk normal, pernapasan cuping


hidung (+), sekret (+) bening.
Dismorfik (-), simetris, otore (-/-)

Mukosa bibir lembab, faring


hiperemis (-), Tonsil T1/T1,

Tidak ada pembesaran KGB pada


daerah axilla, leher, inguinal dan
submandibula, trakea di tengah,
kelenjar tiroid tidak teraba membesar
INSPEKSI simetris PALPASI simetris, vocal
dextra-sinistra, tidak fremitus sama dextra-
ada bagian dada sinistra, tidak ada
yang tertinggal saat bagian dada yang
bernapas, retraksi (+) tertinggal saat
epigastrium, scar (-) bernapas, nyeri tekan(-)

PERKUSI sonor pada AUSKULTASI suara


semua lapang paru, napas vesikuler (+/+),
batas sonor-pekak ronkhi (-/-), wheezing
setinggi ICS 6 linea (+/+) ekspirasi
midclavicularis dextra memanjang
INSPEKSI PALPASI
ictus cordis tidak ictus cordis
terlihat teraba di ICS 5
linea
midclavicularis
sinistra

PERKUSI AUSKULTASI bunyi


jantung I dan II
batas jantung
normal, regular,
relatif dalam
murmur (-),
batas normal
gallop(-)
INSPEKSI PALPASI
datar, dismorfik(-), lemas, hepar, lien,
massa (-) tidak teraba, nyeri
tekan (-)

PERKUSI AUSKULTASI
Timpan, shifting bising usus (+)
dullness (-) , nyeri normal
ketok (-)
DAFTAR MASALAH
• Sesak napas
• Batuk kering
• Pilek
• Demam subfebris
• Ruam pada wajah
DIAGNOSIS BANDING
• Bronkiolitis akut
• Bronkopneumonia
• Asma bronkial

DIAGNOSIS KERJA
• Bronkiolitis akut
TATALAKSANA
TERAPI FARMAKOLOGIS
• IVFD KAEN IB gtt xx/menit (macro)
• Inj Ceftazidin 2 x 300 mg (IV)
• Inj Dexamethason 3x1 mg (IV)
• Paracetamol syr 3 X ½ cth
• Nebu Ventolin 2 x 1
• Cetirizine drop 2 x 0,2 mg

TERAPI NONFARMAKOLOGIS
• Pemberian O2 2 lpm via nasal kanul
• Konsul fisioterapi
Edukasi
• Pengawasan keadaan umum, tanda vital, distress respirasi, dan
pengawasan jalan napas (isap lendir jika perlu)
• Penjelasan kepada keluarga tentang penyakit, prosedur
pengobatan serta prognosis penderita
• Bila menyusui, posisi anak harus setengah duduk, tidak boleh sambil
ibu berbaring atau anak berbaring
• Bila anak bertambah sesak (RR > 50x/menit) maka sementara anak
dipuasakan telebih dahulu dan dipasang NGT
• Bila anak demam, beri minum ASI yang cukup, dan beri obat
penurun panas
• Edukasi mengenai perlunya menjaga kebersihan lingkungan
rumah dan badan penderita, edukasi tentang penghindaran
dari asap rokok serta kurangnya ventilasi udara dirumah
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB III

TINJAUAN
PUSTAKA
BRONKIOLITIS
Penyakit infeksi respiratorik akut
bawah yang ditadai dengan adanya
inflamasi pada bronkiolus

Umumya, infeksi tersebut disebabkan


oleh virus (RSV).

Secara klinis ditandai dengan


episode pertama wheezing pada
bayi yang didahului dengan gejala
infeksi respiratorik akut.
22
ETIOLOGI

Sekitar 95% kasus bronkiolitis terbukti secara


serologis disebabkan oleh invasi Respiratory
Syncytial Virus.

Beberapa penyebab lain adalah Adenovirus, virus


Influenza, virus Parainfluenza, Rhinovirus, dan
mikoplasma, tetapi belum ada bukti kuat bahwa
bronkiolitis disebabkan oleh bakteri.

23
EPIDEMIOLOGI
• 95% kasus terjadi pada anak berusia di
bawah 2 tahun dan 75% diantaranya terjadi
pada anak berusia dibawah 1 tahun.

• Bronkiolitis terjadi 1,25 kali lebih banyak pada


anak laki-laki daripada anak perempuan.

• Insidens terbanyak terjadi pada musim dingin


atau pada musim hujan.

24
PATOGENESIS
PATOGENESIS

25
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Gejala awal  infeksi respiratorik akibat virus: pilek,
batuk, dan demam (tidak terlalu tinggi)
• 1-2 hari kemudian  batuk disertai sesak napas
• Dapat ditemukan wheezing, sianosis, grunting,
muntah setelah batuk, rewel, dan ↓nafsu makan

Pemeriksaan Fisik
• Takipnea, takikardi, dan peningkatan suhu
• Obstruksi saluran respiratorik bawah  ekspirasi
memanjang hingga wheezing
• Usaha untuk mengatasi obstruksi  napas cuping
hidung dan retraksi dinding dada 27
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin  kurang bermakna, jumlah leukosit
biasanya normal/ sedikit ↑
• Foto rontgen toraks  hiperinflasi dan infiltrat
(patchy infiltrates)
• Untuk menemukan virus  kultur virus, rapid
antigen tests, dan pengukuran titer antibodi
• Analisis gas darah (AGD)  untuk anak dengan
sakit berat

28
DIAGNOSIS
Asma Bronkial BANDING
• Demam (-)
• Riwayat wheezing berulang
• Adanya riwayat atopi pada keluarga
• Tidak berhubungan dengan batuk dan pilek

Bronkopneumonia
• Demam (+) tinggi
• Rhonki basah halus nyaring pada auskultasi

29
TATALAKSANA
Terapi Suportif

• Pemberian oksigen
• Cairan intravena dan kecukupan cairan
• Penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi
minimal
• Nutrisi

Medikamentosa

• Bronkodilator
• Anti-inflamasi seperti kortikosteroid
• Pencegahan dengan vaksin RSV, RSV
immunoglobuline polyclonal atau humanized
RSV monoclonal antibody (Palivizumab)
30
TATALAKSANA
Panduan Subcomitee on Diagnosis and Management of
Bronchiolitis American Academy of Pediatrics 2006:
1. Diagnosis dan beratnya penyakit bronkiolitis berdasarkan
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Secara rutin tidak
diperlukan pemeriksaan radiologi dan laboratorium.
2. Penatalaksanaan dan evaluasi  dinilai faktor risiko beratnya
penyakit.
3. Bronkodilator seharusnya tidak rutin digunakan pada
penatalaksanaan bronkiolitis.
4. Dapat diberikan terapi α-adrenergik atau β-adrenergik dengan
pengawasan ketat.
5. Terapi kortikosteroid seharusnya tidak rutin digunakan.
6. Ribavirin tidak rutin digunakan

31
7. Terapi antibakteri  digunakan pada bronkiolitis bersamaan
dengan infeksi sekunder.
8. Bila diberikan Palizumab profilaksis harus diberikan setiap
bulan sampai 5 kali dengan dosis 15 mg/kg per kali secara IM
mulai bulan November/Desember.
9. Harus dinilai hidrasi dan kemampuan minum per oral.
10. Fisioterapi dada seharusnya tidak umum digunakan.
11. Indikasi pemberian oksigen  SpO2 <90% pada bayi yang
sebelumnya sehat. Oksigen dapat dihentikan jika SpO2 ≥90%
dan bayi dapat minum dengan baik dan distress respirasinya
ringan.
12. Dianjurkan pemberian ASI pada bayi untuk mengurangi
risiko terjadinya infeksi saluran napas bawah.
13. Bayi harus dihindarkan dari asap rokok.
14. Perlu dilakukan edukasi tentang kebersihan tangan dan cara
desinfeksinya pada petugas kesehatan dan keluarga
dengan alcohol atau sabun antiseptic. 32
Mempunyai
kecenderungan
menerima asma dan
penurunan fungsi paru

Adanya eosinofilia Infeksi RSV memiliki


menunjukkan
bahwa mengi akan
berlanjut pada
Prognosis kesamaan dengan
respons inflamasi
pada asma
masa anak-anak

Ditandai dengan
penggunaan sel T dan
eosinofil, serta
pelepasan mediator

33
ANALISIS KASUS
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Diagnosis
Anamnesis Fisik Banding

±3 SMRS anak batuk Suhu 37,7o


dan pilek, serta
RR 52 x/menit Bronkiolitis akut
demam tidak terlalu
tinggi Nadi 142 x/menit

± 1 hari SMRS anak Faring


batuk, pilek, disertai Bronkopneumonia
hiperemis (-)
sesak napas.
Terdapat ruam pada
wajah
NCH(+), retraksi (+)
epigastrium, wheezing Asma bronkial
(+)

Bronkiolitis
TATALAKSANA
TERAPI FARMAKOLOGIS
• IVFD KAEN IB gtt xx/menit (macro)
• Inj Ceftazidin 2 x 300 mg (IV)
• Inj Dexamethason 3x1 mg (IV)
• Paracetamol syr 3 X ½ cth
• Nebu Ventolin 2 x 1
• Cetirizine drop 2 x 0,2 mg

TERAPI NONFARMAKOLOGIS
• Pemberian O2 2 lpm via nasal kanul
• Konsul fisioterapi
THANK YOU!

You might also like