You are on page 1of 10

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN

MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG


PERAWATAN BEDAH RSUD BATARA
GURU BELOPA KABUPATEN LUWU
TAHUN 2017

Oleh
AMRIAH
NIM: 01.2015.133
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN
JENIS KELAMIN

sebagian besar responden perempuan (88.6%) dan sebagian kecil responden


laki-laki (11.4%).

UMUR
lebih banyak responden yang berumur 30 tahun keatas (51.4%) dibanding umur
≤ 30 tahun (48.6%).

PENDIDIKAN
lebih banyak responden yang berpendidikan S1 Keperawatan/Ners (57.1%)
dibanding responden yang berpendidikan DIII Keperawatan (42.9%).

MASA KERJA
lebih banyak responden dengan masa kerja di atas 5 tahun (68.6%) dibanding dengan masa kerja ≤ 5
tahun (31.4%).
Analisa univariat

Budaya Organisasi
lebih banyak responden menyatakan budaya organisasi kuat
(65.7%)dibanding budaya organisasi lemah (34.3%) di Ruang
Bedah RSUD Batara Guru Kebupaten Luwu.
Motivasi kerja perawat
lebih banyak responden memiliki motivasi kerja tinggi (62.9%)
dibanding motivasi kerja rendah (37.1%).
ANALISA BIVARIAT
• Uji Statistik: fisher’s exact test
• Hasil: p=0.020 dan OR=7.389
• Kesimpulan:
• Karena nilai p < α=0.05, artinya ada hubungan
antara budaya organisasi dengan motivasi kerja
perawat di Ruang BedahRSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu.Budaya organisasi yang kuat
berpeluarng 7.389 kali meningkatkan motivasi
kerja perawat dibanding budaya organisasi lemah.
• .
PEMBAHASAN
Budaya organisasi

• Lebih banyak perawat menyatakan budaya organisasi kuat (71.4%)


dibanding budaya organisasi lemah (28.6%).
• Perawat di Ruang Bedah RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu memiliki
budaya organisasi yang kuat.
• Budaya organisasi yang kuat terjadi karena adanya dukungan
manajemen rumah sakit yang mendorong perawat untuk berinovasi
dalam mengupdate hal-hal baru berkaitan dengan pelayanan
keperawatan. Begitupun sebaliknya
Motivasi kerja perawat

• Lebih banyak perawat pelaksana memiliki motivasi kerja


tinggi (62.9%) dibanding motivasi kerja rendah (37.1%).
• Tingginya motivasi kerja perawat dipengaruhi oleh faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Keberhasilan perawat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik karena adanya
dorongan yang tinggi dari dalam dirinya.
Hubungan budaya organisasi dengan
motivasi kerja perawat

• Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dengan motivasi


kerja perawat (p=0.007).
• Perawat yang menyatakan budaya organisasi kuat, lebih banyak memiliki
motivasi kerja tinggi (76.0%) dibanding motivasi kerja rendah (24.0%).
• Walaupun sebagian besar budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan
motivasi kerja perawat, akan tetapi masih terdapat beberapa perawat yang
menunjukkan motivasi kerjanya rendah (24.0%).
• Selain budaya organisasi yang berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat.
Bila dikaitkan dengan kondisi yang terjadi di Ruang Bedah RSUD Batara Guru
Belopa yang berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat salah satunya
adalah pelaksanaan supervisi kepala ruangan belum berjalan dengan baik.
SARAN

• Pihak manajemen rumah sakit perlu mensosialisasikan dan menguatkan


kembali budaya organisasi, meliputi penyesuaian nilai dan norma yang
berlaku.
• Perlunya institusi pendidikan memasukkan kurikulum mata ajar budaya
organisasi agar mahasiswa keperawatan lebih dini mengenal nilai-nilai
yang ada dalam organisasi.
• Kepala ruangan perlu mengikuti pelatihan manajemen pengelolaan
ruangan
• Diharapkan menggunakan motode penelitian atau teknik sampling lain
sehingga memberikan hasil yang lebih memuaskan
TERIMA KASIH

You might also like