Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan Rangsangan eksternal (dunia Luar) atau adanya persepsi (pendapat) dalam kondisi sadar tentang lingkungan tanpa ada objek dan rangsangan yang nyata.
ILUSI .… RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGI
Adaptif Maladaptif
Persepsi Akurat Ilusi Halusinasi
PENYEBAP • FAKTOR PREDISPOSISI ( Pemicu ) - Genetika - Neurobiology - Neurotransmiter - Abnormal perkembangan saraf - Psikologis • FAKTOR PRESIPITASI ( Pencetus ) - Proses pengolahan informasi pikiran yang berlebihan - Mekanisme penghantar listrik yang abnormal - Adanya gejala pemicu NEURO TRANMITER Respon asetilkolina dopamin Norepinephrine Serotonin (5HT)
• Over-inhibisi •Anxietas • Sedasi
• Anxietas & Depresi Keseimbangan • kesiagaan berlebih • Penurunan sifat dan • eluhan Somatic • Penurunan rasa awas fungsi aggresi • Paranoia • Pada kasus yang jarang: • Kurang napsu makan. halusinasi. • Paranoid
• Berkurangnya fungsi • Kurang energi • Depresi & Ansietas memori (Fatique) • Psikosis • Euphoria • Depresi • Migren • Antisosial • Gangguan fungsi • Penurunan fungsi seksual PROSES TERJADINYA HALUSINASI
• Fase pertama ( fase conforting )
• Fase kedua ( fase condemming ) • Fase ketiga ( fase controlling ) • Fase keempat ( fase conquering ) FASE PERTAMA ( FASE CONFORTING ) Yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karekteristik : klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan. Prilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri. FASE KEDUA ( FASE CONDEMMING )
Yaitu fase ansietas ringan termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi dominan, mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas dan klien masi tetap dapat mengontrol. Prilaku klien : meningkatnya tanda – tanda system saraf otonom seperti peningkatan denyut jantungdan tekanan darah. Klien asyikdengan halusinasinyadan tidak bisa membedakan realitas. FASE KETIGA ( FASE CONTROLLING )
Yaitu ansietas berat termasuk dalam gangguan psikotik
Karakteristik : Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol pasien sehingga klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya. Prilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasinya, rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, di ikuti tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah. FASE KEEMPAT ( FASE CONQUERING ) Yaitu ansietas disertai panik termasuk dalam psikotik berat Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah, dan memarahi klien sehingga klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dilingkungannya. Prilaku klien : prilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, prilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu merespon terhadap perintah komplek, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang. JENIS HALUSINASI 1. Halusinasi pendengaran 2. Halusinasi penglihatan 3. Halusinasi penghidu 4. Halusinasi pengecapan 5. Halusinasi perabaan 6. Halusinasi cenesthetic 7. Halusinasi kinestetika TANDA – TANDA HALUSINASI 1. Menarik diri 2. Tersenyum sendiri 3. Duduk terpaku 4. Bicara sendiri 5. Memandang satu arah 6. Menyerang 7. Tiba-tiba marah 8. Gelisah PHATWEY PROSES KEPERAWATAN • Data Fokus Pengkajian Halusinasi 1. Faktor predisposisi 2. Faktor presipitasi 3. Mekanisme koping a. Agresif b. Proyeksi d. Menarik diri 1. Prilaku halusinasi a. Isihalusi nasi b. Waktu Terjadinya c. Frekuensi d. Situasi Pencetus e. Respon klien saat halusinasi DIAGNOSA
Gg Persepsi Sensori : Halusinasi
( disturb sensory perception ) D5 ( 00122 ) TINDAKAN KEPERAWATAN Perawat menemui pasien : Pertemuan 1 dengan - Lakukan pengkajian keluarga : - Latih satu cara untuk - Identifikasi masalah mengatasi Halusinasi yang dialami pasien dan Pertemuan II dengan - Jika pasien keluarga. keluarga : mendapatkan terapi - Identifikasi kemampuan - Latih keluarga untuk psikofarmaka, maka hal keluarga dalam merawat pasien dengan yang pertama dilakukan merawat klien dengan halusinasi perawat adalah tentang Halusinasi. - Sampaikan hasil pentingnya kepatuhan - Perawat menemui tindakan yang telah minum obat. pasien dilakukan pada klien - Diskusikan hal yang perlu keluarga lakukan yaitu : memantau jadwal kegiatan dan memberi pujian TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KLIEN HALUSINASI 1. Membina hubungan saling percaya dg klien 2. Mengidentifikasi halusinasi yang dialami pasien 3. Menilai kemampuan yang dapat dilakukan pasien 4. Menentukan kegiatan yang dapat dilakukan untuk penanganan halusinasi 5. Memilih kegiatan yang sudah ditentukan 6. Merencanakan kegiatan yang sudah dipilih TAHAPAN SP HALUSINASI • Prainteraksi : Mencari Informasi tentang pasien dan persiapan diri untruk bertemu pasien • Interaksi : 1. perkenalan/orientasi 2. kerja 3. terminasi PERKENALAN/ORIENTASI
1. Salam dan perkenalan (BHSP)
2. Evaluasi : Menanyakan keluhan pasien 3. Validasi : Menanyakan upaya yang sudah dilakukan pasien ketika menghadapi kelihan 4. Kontra : Topik , Waktu, dan Tempat SP ( STRATEGI PELAKSANAAN ) Sp 1 Sp 2 Sp 3 Sp 4 - Jelaskan tentang - Evaluasi n validasi - Evaluasi n validasi - Evaluasi n validasi konsep halusinasi pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 - Buat daftar kegiatan - Obat - Bercakap - cakap - Aktifitas atau - menghardik - Masukkan pada - Masukkan pada kegiatan - Masukkan pada jadwal harian apsien jadwal harian apsien - Masukkan pada jadwal harian apsien - Kontra untuk - Kontra untuk jadwal harian apsien - Kontra untuk pertemuan pertemuan - Kontra untuk pertemuan berikutnya berikutnya pertemuan berikutnya berikutnya TERMINASI
• Evaluasi subjektif : Keadaan perasaan pasien
• Evaluasi objektif : kemampuan pasien mempraktekkan