You are on page 1of 22

A S U H A N K E P E R A W ATA N PA D A

KLIEN DENGAN GANGGUAN


HALUSINASI

N S . B A D R U L M U N I F. , S . K E P
DEFINISI

Hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan


internal (pikiran) dan Rangsangan eksternal (dunia Luar) atau adanya
persepsi (pendapat) dalam kondisi sadar tentang lingkungan tanpa ada
objek dan rangsangan yang nyata.

ILUSI .…
RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGI

Adaptif Maladaptif

Persepsi Akurat Ilusi Halusinasi


PENYEBAP
• FAKTOR PREDISPOSISI ( Pemicu )
- Genetika
- Neurobiology
- Neurotransmiter
- Abnormal perkembangan saraf
- Psikologis
• FAKTOR PRESIPITASI ( Pencetus )
- Proses pengolahan informasi pikiran yang berlebihan
- Mekanisme penghantar listrik yang abnormal
- Adanya gejala pemicu
NEURO TRANMITER
Respon asetilkolina dopamin Norepinephrine Serotonin (5HT)

• Over-inhibisi •Anxietas • Sedasi


• Anxietas & Depresi Keseimbangan • kesiagaan berlebih • Penurunan sifat dan
• eluhan Somatic • Penurunan rasa awas fungsi aggresi
• Paranoia • Pada kasus yang jarang:
• Kurang napsu makan. halusinasi.
• Paranoid

NORMAL NORMAL NORMAL NORMAL

• Kurangnya inhibisi Keseimbangan • Ketumpulan Irritabilitas & Agresif


• Berkurangnya fungsi • Kurang energi • Depresi & Ansietas
memori (Fatique) • Psikosis
• Euphoria • Depresi • Migren
• Antisosial • Gangguan fungsi
• Penurunan fungsi seksual
PROSES TERJADINYA HALUSINASI

• Fase pertama ( fase conforting )


• Fase kedua ( fase condemming )
• Fase ketiga ( fase controlling )
• Fase keempat ( fase conquering )
FASE PERTAMA ( FASE CONFORTING )
Yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini masuk dalam golongan
nonpsikotik.
Karekteristik : klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan,
rasa bersalah, kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan.
Prilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon
verbal yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka
menyendiri.
FASE KEDUA ( FASE CONDEMMING )

Yaitu fase ansietas ringan termasuk dalam psikotik ringan.


Karakteristik : pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan,
kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi dominan, mulai
dirasakan ada bisikan yang tidak jelas dan klien masi tetap dapat
mengontrol.
Prilaku klien : meningkatnya tanda – tanda system saraf otonom
seperti peningkatan denyut jantungdan tekanan darah. Klien
asyikdengan halusinasinyadan tidak bisa membedakan realitas.
FASE KETIGA ( FASE CONTROLLING )

Yaitu ansietas berat termasuk dalam gangguan psikotik


Karakteristik : Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol pasien sehingga klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya
terhadap halusinasinya.
Prilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasinya, rentang perhatian
hanya beberapa menit atau detik, di ikuti tanda-tanda fisik berupa klien
berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah.
FASE KEEMPAT ( FASE CONQUERING )
Yaitu ansietas disertai panik termasuk dalam psikotik berat
Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi mengancam,
memerintah, dan memarahi klien sehingga klien menjadi takut, tidak
berdaya, hilang control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata
dengan orang lain dilingkungannya.
Prilaku klien : prilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, prilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu merespon terhadap
perintah komplek, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
JENIS HALUSINASI
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penghidu
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
6. Halusinasi cenesthetic
7. Halusinasi kinestetika
TANDA – TANDA HALUSINASI
1. Menarik diri
2. Tersenyum sendiri
3. Duduk terpaku
4. Bicara sendiri
5. Memandang satu arah
6. Menyerang
7. Tiba-tiba marah
8. Gelisah
PHATWEY
PROSES KEPERAWATAN
• Data Fokus Pengkajian Halusinasi
1. Faktor predisposisi
2. Faktor presipitasi
3. Mekanisme koping
a. Agresif
b. Proyeksi
d. Menarik diri
1. Prilaku halusinasi
a. Isihalusi nasi
b. Waktu Terjadinya
c. Frekuensi
d. Situasi Pencetus
e. Respon klien saat halusinasi
DIAGNOSA

Gg Persepsi Sensori : Halusinasi


( disturb sensory perception ) D5 ( 00122 )
TINDAKAN KEPERAWATAN
Perawat menemui pasien :
Pertemuan 1 dengan - Lakukan pengkajian
keluarga : - Latih satu cara untuk
- Identifikasi masalah mengatasi Halusinasi
yang dialami pasien dan Pertemuan II dengan
- Jika pasien
keluarga. keluarga :
mendapatkan terapi
- Identifikasi kemampuan - Latih keluarga untuk
psikofarmaka, maka hal
keluarga dalam merawat pasien dengan
yang pertama dilakukan
merawat klien dengan halusinasi
perawat adalah tentang
Halusinasi. - Sampaikan hasil
pentingnya kepatuhan
- Perawat menemui tindakan yang telah
minum obat.
pasien dilakukan pada klien
- Diskusikan hal yang
perlu keluarga lakukan
yaitu : memantau
jadwal kegiatan dan
memberi pujian
TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KLIEN HALUSINASI
1. Membina hubungan saling percaya dg klien
2. Mengidentifikasi halusinasi yang dialami pasien
3. Menilai kemampuan yang dapat dilakukan pasien
4. Menentukan kegiatan yang dapat dilakukan untuk penanganan halusinasi
5. Memilih kegiatan yang sudah ditentukan
6. Merencanakan kegiatan yang sudah dipilih
TAHAPAN SP HALUSINASI
• Prainteraksi : Mencari Informasi tentang pasien dan persiapan diri untruk bertemu pasien
• Interaksi :
1. perkenalan/orientasi
2. kerja
3. terminasi
PERKENALAN/ORIENTASI

1. Salam dan perkenalan (BHSP)


2. Evaluasi : Menanyakan keluhan pasien
3. Validasi : Menanyakan upaya yang sudah dilakukan pasien ketika menghadapi kelihan
4. Kontra : Topik , Waktu, dan Tempat
SP ( STRATEGI PELAKSANAAN )
Sp 1 Sp 2 Sp 3 Sp 4
- Jelaskan tentang - Evaluasi n validasi - Evaluasi n validasi - Evaluasi n validasi
konsep halusinasi pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3
- Buat daftar kegiatan - Obat - Bercakap - cakap - Aktifitas atau
- menghardik - Masukkan pada - Masukkan pada kegiatan
- Masukkan pada jadwal harian apsien jadwal harian apsien - Masukkan pada
jadwal harian apsien - Kontra untuk - Kontra untuk jadwal harian apsien
- Kontra untuk pertemuan pertemuan - Kontra untuk
pertemuan berikutnya berikutnya pertemuan
berikutnya berikutnya
TERMINASI

• Evaluasi subjektif : Keadaan perasaan pasien


• Evaluasi objektif : kemampuan pasien mempraktekkan

You might also like