You are on page 1of 65

Bed Site Teaching

HEMIPARESIS DEXTRA e.c


STROKE INFARK

Rezky Dwi Putri


Oshin
Preceptor : AMI Rachmi. dr., Sp.RM
IDENTITAS

 Nama : Ny. O
 Usia : 63 tahun
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Cibistro

 Status marital : Menikah

 Tanggal masuuk : Rabu, 25 Desember 2013

 Tanggal periksa: jumat, 27 Desember 2013


ANAMNESIS

Pasien mengeluh tidak dapat menggerakkan tangan kiri


dan kaki kiri setelah terjatuh 3 hari yang lalu. Pasien
mengaku bahwa pada saat kejadian pasien masih tersadar
dan juga mengalami rero. Keluhan tidak disertai dengan
nyeri kepala hebat, kejang, rasa berputar, pengihatan ganda,
gelap sesaat, kesulitan menelan, serta mulut mencong.
Pasien mempunya riwayat hipertensi dan penyakit
jantung, serta menyangkal adanya riwayat penyakit diabetes,
kolesterol tinggi dan kebiasaan merokok .
Pada saat masuk ke RS, tekanan darah pasien 180/100
mmHg
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : sakit sedang


 Kesadaran : compos mentis
 Vital Sign :
 BP : 150/80
 RR : 20x/menit
 PR : 80x/menit, regular
T : 35,4°C
Head to toe Leher : tidak ada kelainan
Kepala : Thoraks :
 Bentuk kepala : tidak ada kelainan  Jantung : Murmur (+)
 Rambut : tidak ada kelainan  Paru-paru :tidakada kelainan
Mata : Abdomen : tidak ada kelainan
 Konjungtiva : tidak ada kelainan
 Sklera : tidak ada kelainan
 Pupil : tidak ada kelainan
 Refleks cahaya : +/+
 Motor Strength :  Refleks Fisiologis
- Bicep : ++/++
5 1
- Tricep : ++/++
5 0 - Brachio radialis : ++/++
- Patella : +/+
 Neurologis : - Achilles : +/+
 Nerve VII  Refleks Patologis
 Nasolabial fold : paralisis kiri sentral
- Hoffman Tromar : -/-
 Kerut dahi : simetris
 Mata : lagophtalmos -/- - Babinski : -/+++
 Sensoris 2/3 depan lidah : abnormal - Openheim : -/+++
- Caddock : -/+
 Nerve XII
 Deviasi : Ada
 Atrofi : Tidak ada
 Fasikulasi : Tidak ada
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding :
 Stroke infark
 Stroke hemoragik

Diagnosis Kerja :
Hemiparesis dextra e.c stroke infark paralisis
sinistra dengan faktor resiko hipertensi dan Penyakit
Jantung.
USULAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan darah rutin
 EKG
 CT scan
 Angiography
USULAN PENATALAKSANAAN

TERAPI :
 Umum
 stabilisasi jalan nafas dan pernafasan : beri O2
 Stabilisasi hemodinamika: beri cairan koloid atau kristaloid
intravena
 Diet makanan
 Monitoring tanda-tanda vital
 Rehabilitasi

 Khusus
 Obat Anti Hipertensi
PROGNOSIS

 Ad Vitam : ad bonam
 Ad Functional : dubia ad bonam
STROKE
Definisi Stroke

- gangguan atau disfungsi serebral


- terjadi secara mendadak dan sangat cepat
- fokal atau global
- defisit neurologis lebih dari 24 jam atau terjadi
kematian
- Disebabkan oleh gangguan vaskular

Stroke Infark
- Stroke yang terjadi akibat kematian sebagian atau
kesemua jaringan otak akibat obstruksi pembuluh
darah oleh trombus atau embolus.
Stroke Perdarahan
- Stroke yang terjadi akibat perdarahan ke
dalam jaringan otak (perdarahan
intraserebral) atau perdarahan yang masuk
ke dalam rongga subaraknoidal ( perdarahan
subaraknoidal)

TIA (Transient Ischemic Attack)


- Disfungsi otak fokal TIA yaitu disfungsi/defisit
neurologik yang terjadi kemudian hilang
sempurna dalam waktu < 24 jam
Epidemiologi

 Di Indonesia masih belum terdapat


epidemiologi tentang insidensi dan prevalensi
penderita stroke secara nasional.
 Penyebab kematian ke-3 di dunia
 Dari data survey Kesehatan Rumah Tangga
(1995) DepKes RI penyakit vaskuler
merupakan penyebab kematian pertama di
Indonesia.
STROKE

STROKE INFARK STROKE PERDARAHAN


(85%) (15%)

PERDARAHAN
ATHEROTHROMBOTIK
INTRASEREBRAL
(80%)

KARDIOEMBOLI PERDARAHAN
(20%) SUBARAKNOID
Kategori berdasarkan manifestasi klinis dan temporal
profile:

1. Improving stroke
Suatu defisit neurologis yang sembuh sempurna dalam kurun
waktu >24 jam dan < 3 minggu.

2. Worsening stroke
Suatu defisit neurologis yang bertambah berat secara kuantitatif
dan kualitatif dimana pada sistem karotis terjadi < 24 jam dan
sistem vertebrobasiler > 72 jam.

Dibagi lagi dalam:


 Smooth worsening  Bertambah berat secara gradual
 Step like worsening  Bertambah berat diselingi fase tanpa
perbaikan
 Fluctuating worsening  Periode tambah berat diselingi
fase perbaikan

3. Stable stroke
Definisi neurologis yang tidak berubah lagi atau sedikit sekali.
NON-MODIFIABLE MODIFIABLE
MAYOR MINOR

Umur Hipertensi Hiperkolesterolemia


(semakin tua, semakin (gunakan (obat penurun lipid)
berisiko) antihipertensi)
Jenis kelamin Penyakit jantung Merokok
(Laki-kali > Perempuan) (antiplatelet, (berhenti merokok)
antikoagulan,
antiaritmia)
Ras & etnik DM Alkohol
(banyak pada kulit hitam (kontrol glukosa) (berhenti
karena berpotensi untuk mengkonsumsi)
terkena hipertensi,
diabetes mellitus dan
obesitas)
Herediter
(terdapat stroke di
kalangan anggota
keluarga)
Mengatur Pola Makan Yang Sehat
Makan yang membantu menurunkan kadar
kolesterol
Makanan Lain Yang Berpengaruh Terhadap Prevensi
Stroke
Menghentikan Rokok
Menghindari Minum Alkohol dan Penyalahgunaan
Obat.
Melakukan Olahraga Yang Teratur
Menghindari Stres dan Beristirahat Yang Cukup
TINDAKAN MEDIS PADA PREVENSI
SEKUNDER STROKE
Obat-Obatan Anti Trombotik Untuk Prevensi
Sekunder Stroke
1. Antiplatelet
 Aspirin
 Clopidogrel
 Ticlopidin
 Aspirin + Dipiridamol
 Cilostazol
2. Anti Koagulan
 Warfarin
 Dikumarol
3. Lain-lain:
 Statin
 Ace inhibitor
MANAJEMEN TERAPI

Tujuan terapi stroke:


• Perawatan umum dan mempertahankan fungsi vital
•Mempertahankan dan memperbaiki fungsi otak.
•Mengobati penyakit dasar dan faktor resiko stroke.
•Mencegah dan mengobati komplikasi stroke.
•Rehabilitasi.
•Mencegah serangan stroke.
 Impairment (body structure and function
effects) : hemiplegia / hemiparesis, spastisitas,
aphasia
 Disabilities (activity limitations) : hambatan
dalam Activity Daily Living seperti berjalan,
mandi, dan berpakaian.
 Handicap : kekurangan akibat impairment
& disability yang membatasi /
menghambat pemenuhan kegiatan
(bergantung usia, jenis kelamin, faktor
sosial dan budaya).
 Keterbatasan dalam beraktivitas tergantung
dari keparahan stroke, motivasi intrinsik,
mood, adaptability dan coping skill,
kemampuan kognisi dan kemampuan belajar,
adanya penyakit penyerta, efek pengobatan,
serta jumlah dan jenis rehabilitasi.
 Intervensi untuk meningkatkan kemampuan
sensorimotor setelah stroke : rehabilitasi
medik
Tujuan latihan fisik pada penderita stroke :

 Mengoptimalkan fungsi motorik


 Meningkatkan QOL, kapasitas fungsional dan
mobilitas
 Mencegah komplikasi dari inaktivitas yang
berkepanjangan
 Menurunkan resiko terjadinya serangan stroke
 Meningkatkan kegiatan ‘aerobic fitness’ sesuai
dengan keterbatasan fungsi yang masih ada
Mode of Exercise Major Goals Intensity/Frequency/Dur
ation
Aerobic
• Large-muscle activities • Increase • 40%–70% peak oxygen
(eg, walking, treadmill, independence in uptake; 40%–70% heart rate
stationary cycle, ADLs reserve; 50%–80% maximal
combined arm-leg • Increase walking heart rate; RPE 11–14 (6–20
ergometry, arm speed/efficiency scale)
ergometry, seated • improve tolerance • 3-7 d/wk
stepper) for prolonged • 20-60 min/session (or
physical activity multipke 10-min session)
• Reduce risk of
cardiovascular
disease
Strength
• Circuit training • Increase • 1–3 sets of 10–15 repetitions
independence in of 8–10 exercises involving
ADLs the major muscle groups
• Weight machines
• Free weights • 2–3 d/wk
• Isometric exercise
Mode of Exercise Major Goals Intensity/Frequency
/Duration

Flexibility

• Stretching • Increase ROM of • 2–3 d/wk (before or


involved after aerobic or strength
extremities training)
• Prevent
contractures

• Hold each stretch for


10–30 seconds

Neuromuscular

• Coordination and • Improve level of • 2–3 d/wk (consider


balance activities safety during performing on same day
ADLs as strength activities)
FASE AKUT

REHABILITASI
STROKE
FASE LATIHAN
AKTIF
 biasanya 48-72 jam pertama setelah serangan
stroke
 keadaan pasien belum stabil → pasien harus
berbaring di tempat tidur

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1. Sikap dan posisi pasien harus diperhatikan →
untuk mencegah kecacatan serta memberikan
rasa nyaman kepada pasien.
2. Latihan-latihan pasif anggota gerak atas dan
bawah yang berguna untuk mencegah kekakuan
otot dan sendi
1. POSISI PASIEN

 Posisi pasien harus dirubah setiap 2-3 jam berupa:


 terlentang

 miring ke sisi yang sehat

 miring ke sisi yang sakit


BERBARING TERLENTANG

 Posisi kepala, leher dan


punggung harus lurus
 Letakkan bantal di bawah bahu
dan lengan yang lumpuh secara
hati-hati, sehingga bahu
terangkat ke atas dengan lengan
agak ditinggikan dan memutar
ke arah luar, siku dan
pergelangan tangan agak
ditinggikan.
 Letakkan pula bantal di bawah
pangkal paha yang lumpuh
dengan posisi agak memutar ke
arah dalam, lutut agak ditekuk.
MIRING KE SISI YANG SEHAT

 Bahu yang lumpuh harus menghadap ke depan,


lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku
diluruskan
 Kaki yang lumpuh agak ditekuk, kaki yang sehat
menyilang di atas kaki yang lumpuh dengan
diganjal bantal
MIRING KE SISI YANG LUMPUH

 Lengan yang lumpuh menghadap ke depan,


pastikan bahwa bahu pasien tidak memutar
secara berlebihan.
 Kaki yang lumpuh agak ditekuk, kaki yang
menyilang di atas kaki yang lumpuh dengan
diganjal bantal
2.LATIHAN PASIF ANGGOTA GERAK ATAS
DAN BAWAH
a) Latihan pasif anggota gerak atas
Gerakan menekuk dan
meluruskan sendi bahu:

• Tangan satu penolong


memegang siku, tangan
lainnya memegang
lengan.

• Luruskan siku, naikkan


dan turunkan lengan
dengan siku tetap lurus.
Gerakan menekuk dan
meluruskan siku:
 Pegang lengan atas
dengan tangan satu,
tangan lainnya menekuk
dan meluruskan siku.

Gerakan memutar
pergelangan tangan :
 Pegang lengan bawah
dengan tangan satu,
tangan lainnya
menggenggam telapan
tangan pasien.
 Putar pergelangan
tangan pasien kearah
luar (terlentang) dan ke
arah dalam (telungkup)
Konsul terapis fisik sebelum melakukan latihan ini

Gerakan menekuk dan


meluruskan pergelangan
tangan:
 Pergelangan lengan bawah
dengan tangan satu, tangan
lainnya memegang
pergelangan tangan pasien.
 Tekuk pergelangan tangan ke
atas dan ke bawah

Gerakan memutar ibu jari:


 Pegang telapak tangan dan
keempat jari dengan tangan
satu, tangan lainnya memutar
ibu jari tangan.
 Gerakan menekuk dan
meluruskan jari-jari tangan.
b) Latihan pasif anggota gerak bawah

Gerakan menekuk dan


meluruskan pangkal paha:
 Pegang lutut dengan
tangan satu, tangan
lainnya memegang
tungkai.
 Naikkan dan turunkan kaki
dengan lutut tetap lurus.

Gerakan menekuk dan


meluruskan lutut:
 Pegang lutut dengan
tangan satu, tangan
lainnya memegang
tungkai.Kemudian tekuk
dan luruskan lutut.
Gerakan pangkal paha:
 Gerakan kaki pasien
menjauh dan mendekati
badan (kaki satunya)

Gerakan memutar
pergelangan kaki:
 Pegang tungkai dengan
tangan satu, tangan lainnya
memutar pergelangahn
kaki.
Latihan fase Aktif

1. LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH.


2. LATIHAN KESEIMBANGAN
3. LATIHAN MENGGUNAKAN TANGAN YANG LUMPUH
4. LATIHAN MOBILISASI
5. LATIHAN BERKOMUNIKASI
6. LATIHAN MELAKUKAN KEGIATAN SEHARI-HARI
1. LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH.

Latihan 1:

• Angkat tangan yang


lumpuh
menggunakan
tangan yang sehat ke
atas
• Letakkan kedua
tangan di atas kepala
• Kembalikan tangan
ke posisi semula
Latihan 2:
 Angkat tangan yang
lumpuh melewati
dada kearah tangan
yang sehat.
 Kembali ke posisi
semula
Latihan 3:
 Angkat tangan yang
lemah
menggunakan
tangan yang sehat
ke atas
 Kembali seperti
semula
Latihan 4:
 Pegang
pergelangan
tangan yang
lumpuh
menggunakan
tangan yang sehat
 Luruskan siku
kemudian angkat
ke atas
 Letakkan kembali
tangan yang
lumpuh di tempat
tidur
Latihan 5:
 Pegang pergelangan
tangan yang lumpuh
menggunakan tangan
yang sehat, angkat ke
dada.
 Putar pergelangan
tangan ke arah dalam
dan ke arah luar.
Latihan 6:
 Tekuk jari-jari yang
lumpuh dengan
tangan yang sehat,
kemudian luruskan
 Putar ibu jari yang
lemah
menggunakan
tangan yang sehat
Latihan 7:
 Letakkan kaki yang
sehat di bawah lutut
yang lumpuh
 Turunkan kaki yang
sehat, sehingga
punggung kaki yang
sehat berada di
bawah pergelangan
kaki yang lumpuh
 Angkat kedua kaki ke
atas dengan bantuan
kaki yang sehat,
kemudian turunkan
pelan-pelan
Latihan 8:
 Angkat kaki lumpuh menggunakan kaki yang sehat ke
atas sekitar 3 cm.
 Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi,
kemudian ke sisi sebelahnya (sisi satunya)
 Kembali ke posisi semula dan ulangi lagi
Latihan 9:
 Anjurkan pasien untuk
menekuk lututnya,
Bantu pegang pada
lutut yang lumpuh
dengan tangan satu.
 Dengan tangan yang
lainnya penolong
memegang pinggang
pasien.
 Anjurkan pasien untuk
mengangkat
bokongnya
 Kembali ke posisi
semula dan ulangi
lagi.
 Bila keadaan umum pasien telah stabil
yang dinyatakan oleh tim medis, mulailah
melatih keseimbangan duduk, berdiri dan
berjalan
a) Melatih keseimbangan duduk
 Penolong berdiri di sebelah sisi yang
lumpuh, penolong lainnya berdiri di
sisi yang sehat (bila diperlukan)
 Letakkan lengan anda yang dekat
dengan kepala pasien di belakang
punggung pasien, demikian pula
tangan penolong satunya.
 Tarik bersama-sama pasien ke arah
duduk tegak.
 Bila pasien telah mampu menjaga
keseimbangan waktu duduk,
letakkan bantal di belakang kepala,
leher dan bahu yang lumpuh
(jumlah 4 bantal), letakkan juga
satu bantal di bawah lengan yang
lumpuh
b) Melatih keseimbangan berdiri
 sediakan cermin besar
supaya pasien dapat melihat
apakah berdirinya sudah
tegak atau belum.

 berikan kesempatan kepada


pasien untuk berusaha
berdiri sendiri semaksimal
mungkin.

 berdirilah dekat sisi pasien


yang lumpuh untuk
memberikan perasaan aman
padanya
3. LATIHAN MENGGUNAKAN TANGAN YANG LUMPUH

 Hampiri dan berbicara pada


pasien dari sisi tubuh yang
lumpuh, sentuhlah anggota
tubuh yang lumpuh tersebut
dan gosoklah dengan
lembut. Jangan topang
pasien bila tiba-tiba pasien
seakan terjatuh (condong ke
sisi lumpuh), kerna pasien
akan belajar sendiri untuk
menjaga keseimbangan
tubuhnya

 Berikan motivasi kepada


pasien untuk menggunakan
tangan yang lumpuh
sebanyak mungkin
4. LATIHAN MOBILISASI

a) Latihan berjalan
menggunakan tongkat
berkaki satu atau berkaki
empat

b) Latihan naik turun


tangga (dibantu
penolong)
naik turun tangga tanpa menggunakan tongkat

naik turun tangga menggunakan tongkat


5. LATIHAN BERKOMUNIKASI

 Latihan menulis
 Latihan membaca

Latihan mengucapkan
huruf A, I, U, E, O.

Latihan mendengar
suara, musik, kaset berisi
suara anggota keluarga.
Latihan berkomunikasi menggunakan papan yang
bergambar atau berupa tulisan.
6. LATIHAN MELAKUKAN KEGIATAN SEHARI-HARI

A. Tata Cara Makan


 Ciptakan suasana tenang dan rileks pada waktu
makan
 Latihan dikonsentrasikan pada latihan menelan,
diberikan makanan yang tidak perlu dikunyah dan
letakkan pada bagian tengah belakang dari lidah.
 Pada waktu menelan, anjurkan pasien untuk
memegang kerongkongnya untuk merasakan proses
menelan.
 Setelah pasien mampu menelan, lanjutkan dengan
latihan mengunyah dan menggigit
 Bila perlu, gunakan peralatan makan khusus,
misalnya:sendok sekaligus garpu, dsb.
B. Tata Cara Berpakaian
 Cara menggunakan kemeja:
 Masukkan terlebih dahulu lengan yang lemah ke dalam
lengan baju.
 Tarik lengan baju ke atas sampai bahu.
 Putar baju ke arah lengan yang sehat.
 Masukkan tangan yang sehat ke lengan baju
lainnya.
Cara menggunakan celana :
 Masukkan kaki yang lemah terlebih dahulu ke dalam
celana
 Kemudian masukkan kaki yang sehat ke dalam celana.
 Jika keseimbangan pasien telah bagus, celana langsung
di tarik ke atas
 Jika keseimbangan belum pulih, pasien berbaring
dahulu, baru celana di tarik ke atas secara bergantian.
C. Tata Cara Menggunakan Kamar Kecil
 Berikan pegangan yang menempel di dinding
samping kloset
 Bila perlu gunakan commode di atas kloset
 Sediakan kursi di kamar mandi untuk mandi
pasien, jika ada sediakan shower
 Pasangkan pegangan pada dinding kamar
mandi
 Usahakan terdapat bagian yang kering di
kamar mandi.
D. Tata Cara Berpindah
Dari tempat tidur ke kursi
 Letakkan kursi roda/kursi di sebelah sisi yang lemah
 Pastikan bahwa tempat tidur dan kursi roda dalam
keadaan terkunci
 Anjurkan agar pasien bergeser ke tepi tempat tidur,
duduk dengan telapak kaki menapak di lantai.
 Pegang pinggang pasien dengan kedua tangan anda,
anjurkan pasien untuk memegang kedua bahu anda
 Bantu pasien untuk berdiri dan mundur ke belakang
untuk duduk di kursi.
Dari kursi roda ke mobil
 Parkir mobil cukup jauh dari trotoar untuk
memberi ruang pada kursi roda
 Dorong kursi roda ke dekat pintu mobil
dengan sisi yang sehat berada dekat pintu
mobil. Pastikan bahwa kursi roda dalam
keadaan terkunci
 Dengan ditopang lengan yang sehat, pasien
berdiri dan masuk ke pintu mobil serta duduk
di jok mobil, anjurkan pasien untuk bergeser
ke belakang sejauh mungkin
7. BEBERAPA CARA UNTUK MENGATASI PERASAAN
JENUH DAN FRUSTASI YANG DIRASAKAN PENGASUH
DAN PASIEN.
Kenali dan buatlah daftar hal-hal atau keadaan yang
membuat anda dan pasien merasa jenuh dan frustasi
 Buatlah buku harian yang berisi rencana kegiatan yang
akan dilakukan bersama pasien, hambatan yang ditemui
dan evaluasi yang dilakukan bersama pasien
 Lakukanlah suatu kegiatan yang merupakan kesukaan anda
 Buatlah rencana bepergian bersama pasien keluar rumah
paling tidak sekali dalam seminggu.
 Berbagilah kepada orang lain mengenai perasaan yang
anda rasakan
 Bersikap optimis, bahwa pasien akan mengalami
kemajuan, rayakan bersama pasien kemajuan yang terjadi
walau sekecil apa pun kemajuan tersebut
 Menangislah kalau memang anda ingin menangis
 Fikirlah selalu mengenai apa yang dapat pasien lakukan,
bukan apa yang tidak dapat dilakukan pasien.

You might also like