1510711055 Passanger Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga melewati jalan lahir, plasenta ini disebut juga sebagai passangger bersama dengan janin Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran vagina normal, kecuali pada kasus plasenta previa (Sumarah, 2010) Ukuran Kepala Bayi Karena ukuran dan sifatnya yang relatif kaku, kepala janin sangat mempengaruhi proses persalinan karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.Kepala bayi terdiri dari: Bagian muka, terdiri dari Tulang hidung (os nasale) Tulang pipi (os zygomatikum) Tulang rahang atas (os maxilare) Tulang rahang bawah (mandibulare) Bagian tengkorak Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan. Yang membentuk bagian tengkorak adalah : Tulang dahi (os frontale) 2 buah Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah Tulang pelipis (os temporale) 2 buah Tulang belakang kepala (os occipitale) Sutura Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya : Memungkinkan terjadinya maulage Dapat mengetahui posisi kepala janin Macam-macam sutura: Sutura sagitalis: terletak diantara kedua os parietal Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan Fontanel/ubun-ubun Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam: Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup pada usia bai 18 bulan. Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup pada usia bayi 6-8 minggu. Presentasi Janin Presentasi merujuk pada bagian janin yang memasuki pintu panggul pertama kali dan melalui kanal lahir selama persalinan aterm. Tiga presentasi utama ialah kepala presentasi sefalik(kepala lebih dahulu), presentasi bokong (pantat atau kaki terlebih dahulu), dan presentasi bahu. Bagian yang dipresentasikan ialah bagian tubuh janin yang dirasakan pertama kali oleh jari pemeriksa saat melakukan periksa dalam vagina. Presentasi kepala Presentasi belakang kepala, dengan penunjuk ubun-ubun kecil di segmen depan (merupakan normoposisi). Presentasi puncak kepala (Patricia 2005) : kepala defleksi ringan dengan penunjuk ubun-ubun besar. Presentasi dahi : kepala defleksi sedang dengan penunjuk dahi/frontum Presentasi muka : kepala defleksi maksimal dengan penunjuk dagu. Presentasi Bokong dengan penunjuk sakrum Frank breech (Bokong murni) : ekstremitas bawah flexi pada sendi panggul, ekstensi pada sendi lutut Complete breech (Bokong sempurna) : ekstremitas bawah flexi pada sendi panggul, satu/dua kaki dalam keadaan flexi. Presentasi kaki Letak Janin Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak : Memanjang atau vertical, dimana sumbu panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu. Melintang atau horizontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu obliq , dimana sumbu panjang janin terletak pada sudut tertentu dari sumbu panjang ibu Sikap Janin Sikap ialah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada didalam rahim. Pada kondisi normal punggung janin berbentuk melengkung, sehingga dagu fleksi pada leher, dan paha fleksi pada abdomen, dan tungkai fleksi pada lutut. Tangan disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai. Sikap ini disebut dengan fleksi menyeluruh. Posisi Janin Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum atau dagu, sinsiput atau puncak kepala yang difleksi/menengadah), terhadap empat kuadran panggul ibu.ibu.posisi dituliskan dalama singkatan tiga huruf huruf pertama dari singkatan menandakan lokasi bagian yang dipresentasikan pada sisi kanan( R ) atau sisi kiri (L) dari panggul ibu, huruf tengah bagian khusus yang dipresentasikan janin (O, S, M ,Sc). Huruf ketiga berhubungan daengan bagian anterior(A) dan posterior(P) , transversal (T) dari panggul ibu Contoh ROA = oksiput terletak pada kuadran anterior kanan dari panggul ibu. Kekuatan Kekuatan Primer (Kontraksi uterus involunter) Kekuatan Sekunder Kekuatan Primer Kekuatan primer berperan dalam penipisan dan pembukaan serviks serta penurunan janin. Penipisan serviks berarti serviks memendek dan menipis selama kala satu persalinan. Serviks, normalnya berukuran panjang 2-3 cm dan tebal sekitar 1 cm, berubah atau “terangkat” oleh pemendekan otot-otot uterus selama penipisan bagian bawah uterus yang terjadi pada persalinan yang lebih lanjut. Hanya pinggiran tipis dan serviks yang dapat dipalpasi ketika penipisan serviks telah lengkap. Penipisan serviks umumnya terjadi lebih dulu dibandingkan pembukaan serviks pada kehamilan pertama. Pada kehamilan selanjutnya, penipisan dan pembukaan serviks cenderung berlangsung bersamaan. Derajat penipisan digambarkan dalam persentase dari 0-100%. Pembukaan serviks (dilatasi) adalah pelebaran dari lubang serviks dan kanal serviks yang terjadi ketika persalinan dimulai. Diameter serviks meningkat dari kuang 1cm hingga pembukaan lengkap (sekitar 10 cm) untuk dapat memungkinkan lahirnya janin aterm. Ketika serviks mengalami pembukaan lengkap (dan mengalami reaksi total), serviks tidak lagi dapat dipalpasi. Pembukaan serviks lengkap menandaka akhir dari persalinan kala satu. Pembukaan serviks terjadi melalui penarikan ke atas oleh komponen fibrosa otot serviks, yang disebabkan oleh kontraksi uterus yang kuat. Tekanan terjadi oleh cairan amnion ketika selaput ketuban masih utuh atau tekanan yang diberikan oleh bagian yang dipresentasikan juga dapat memicu pembukaan serviks. Pembentukan parut pada serviks akibat infeksi sebelumnya atau operasi dapat memperlambat pembukaan serviks. Pada persalinan kala satu dan dua, peningkatan tekanan dalam uterus yang disebabkan oleh kontraksi menimbulkan tekanan pada penurunan janin dan serviks. Ketika bagian yang dipresentasikan janin mencapai dasar perineal, regangan mekanik pada serviks terjadi. Reseptor peregangan pada vagina posterior menyebabkan pelepasan oksitosin endogen yang memicu keinginan ibu untuk mengejan, atau refleks Ferguson. Kontraksi uterus biasanya tidak bergantung dari kekuatan luar. Sebagai contoh, ibu bersalin yang lumpuh akibat lesi pada sumsum tulang di atas vetebra torakal 12 akan dapat mengalami kontraksi uterus yang normal namun tidak nyeri. Namun, kontraksi uterus dapat menurun sementara dalam frekuensi dan intensitasnya jika obat narkotik analgesik diberikan pada awal persalinan. Peneliian mengnai efek analgesik epidural menunjukkan lama persalinan yang memanjang bagi nulipara baik pada fase aktif persalinan kala 1 dan persalinan kala 2. Kekuatan Sekunder Kekuatan sekunder tidak memliki efek terhadap pembukaan seviks, namun penting dalam mengeluarkan bayi dari uterus dan vagina setelah serviks mengalami pembukaan lengkap. Otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi jalan jalan lahir. Hal ini menghasilkan peningkatan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Apabila dalam persalinan wanita melakukan usaha volunter (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma serviks. HIS His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Kontraksi uterus yang semakin lama semakin meningkat baik frekuensi, intensitas, maupun durasinya merupakan salah satu tanda kemajuan persalinan. His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kemih dan otot – otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada aktu persalinan sungguhan mulai, kondisi pasien sudah lelah, dan tidak dalam keadaan baik. Karakteristik HIS Karakteristik yang ada dalam kontraksi uterus adalah : Frekuensi Seberapa sering kontraksi uterus terjadi ; periode waktu antara awal suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya atau ddari puncak ke puncak Intensitas Kekuatan kontraksi yang paling besar Durasi Periode waktu antara awal dan akhir suatu kontraksi Tonus istirahat Ketegangan otot uterus di antara kontraksi Sifat HIS Kala I Fase laten : Timbul tiap 10 menit dengan lama 20-30 detik Serviks terbuka sampai 3 cm Frekuensi terus meningkat Fase Aktif : Terjadi peningkatan rasa nyeri Frekuensi 2-4 kali /10 menit dengan lama 60-90 detik Serviks terbuka sampai lengkap (10cm) Kala II Frekuensi 3-4 kali/10 menit Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum Tambahan tenaga mengejan dari ibu, dengan kontraksi otot – otot dinding abdomen dan diafragma Berusaha untuk mengeluarkan bayi Kala III Frekuensi kontraksi berkurang Aktifitas uterus menurun Plasenta dapat lepas spontan namun juga dapat tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid) Kala IV Pada kala ini yang harus dilakukan adalah terus memonitor atau mengobservasi keadaan si ibu. Dalam hal ini, kontraksi uterus ibu harus baik dan kandung kemih harus kosong, karena hal tersebut dapat mengganggu kontraksi uterus. His yang sempurna memiliki ciri – ciri : Kontraksi paling tinggi pada fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus Setelah his timbul, otot – otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut retraksi Karena serviks tidak mempunyai otot, maka dengan adanya his menjadi terbuka dan menipis / tertarik, apalagi jika ada tekanan kepala janin yang keras Perubahan Akibat HIS Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras/padat. Karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar ( effacement) dan terbuka (latasi ) Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. Pada janin : Pertukaran oksigen pada sirkulasi uterus – plasenter berkurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Cara Memeriksa HIS Palpasi atau raba bagian perut ibu Rasakan adanya kontraksi atau penegangan perut ibu yang jika diraba akan terasa keras. Posisikan tangan dengan benar. Menggunakan alat elektronik Dengan cara menghubungkan bagian – bagian kepala kabel dengan cara menempelkan di perut ibu pada bagian perut atas dan samping untuk mendeteksi adanya kontraksi uterus yang akan menghasilkan sebuah gelombang – gelombang serta untuk memantau keadaan janin yang ada di dalam apakah masih hidup atau tidak Cara Dokumentasi HIS Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan 30 menit selama fase aktif Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi Catat lamanya kontraksi : Tentukan alat penghitung yang akan digunakan Mulailah menghitung di awal kontraksi, jangan pada pertengahan saat kontraksi Catatlah waktu kontraksi bermula secara rinci (mis. 22:03:20) Catatlah waktu kontraksi berakhir dan durasi (mis. 22:03:30 – 22:04:20, durasi : 50detik) Catatlah terjadinya kontraksi lanjutan (mis. Sebelumnya: 22:03:30, kontraksi baru : 22:13:30, selang waktu : 10 menit) Catatlah intensitas kontraksi (kuat, sedang, lemah) dan datangnya kontraksi (teratur, tidak teratur) Respon Psikologis Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan,baik fisik maupun psikologis. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan. Perubahan psikologis pada kala I. Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut: Perasaan tidak enak Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal Menganggap persalinan sebagai percobaan Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya Apakah bayinya normal apa tidak Apakah ia sanggup merawat bayinya Ibu merasa cemas Perubahan Psikologis pada Kala II Perubahan Psikologis : Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan nyeri akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin sering,berkeringat dan mulas ini juga menyebabkan ketidaknyamanan. Badan selalu kegerahan, karena saat ini metabolism ibu meningkat denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di lahirkan karena tenaga habis dipakai untuk meneran Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalinan dengan antisipasinya dan tujuannya sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu mengeluh bahwa bila mampu mengejan “terasa lega”. Tetapi ibu lain sangat berat karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu merasa lelah karena tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin. Tiga, panik ibu akan panik jika janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama. Perubahan Psikologis pada Kala III Perubahan Psikologis: Bahagia Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikananak untuk suami dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat anaknya. Cemas dan Takut Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan mati Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya