You are on page 1of 56

Amanah S.Si.,M.Si.

Med

IMMUNOLOGI KLINIK Immunologi dan penyakit tropis


Fakultas Kedokteran
UNSWAGATI
DASAR IMMUNOLOGI
Relevansi ilmu immunologi adalah dengan disiplin ilmu s kedokteran, biokimia,
farmasi.
Immunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respon organisme
terhadap respon organisme terhadap penolakan antigenic , pengenalan diri sendiri
dan bukan dirinya, serta semua efekbiologis, serologis dan kimia fisika fenomena
imun.
Reaksi immunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host
terhadap suatu pathogen, antigen seluler ataupun non seluler
Sistem iimun adalah kumpulan sel-sel, jaringan dan molekul –molekul yang berperan
dalam pertahanan infeksi
PATOGEN BAGI TUBUH MANUSIA
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa bersel satu
5. Parasit
Struktur Organ yang Terlibat dalam Sistem Imun
• Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh 
organ limfoid
• Organ limfoid: ‘HOST’ bg limfosit
• Jaringan limfoid primer (central):
(1) kelenjar thymus
(2) sumsum tulang
• Jaringan limfoid sekunder:
(1) berkapsul: limpa & kelenjar limf
(2) tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated
lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit,
sal.napas, kemih, & reproduksi
Jaringan Limfoid
• Merupakan jaringan yang
memproduksi, menyimpan, &
memproses limfosit
• Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe,
limpa, thymus, tonsil, adenoid,
appendiks, & agregat jar.limf di
sal.cerna (GALT= gut-associated
lymphoid tissue/ Plak Peyer)
Organ limfoid sekunder  mengambil antigen dari jaringan atau dari darah
(sirkulasi) & memberi tempat sel imunokompeten untuk berinteraksi secara
efektif dengan antigen.

Limfonodus mengkoleksi antigen dari cairan intraseluler jaringan.

Lien (limpa/spleen) menyaring antigen dalam darah & sirkulasi  sehingga


dapat merespon infeksi sistemik.

Mucosa associated lymphoid tissue (MALT) pada traktus respiratorius,


digestivus, genitourinarius  (Peyer’s patch, tonsil, adenoid) menangkap Ag
yang masuk via membran mukosa.
PERTAHANAN LAPIS PERTAMA
Kulit & membran mukosa yang utuh
Kelenjar keringat, sebum, & airmata  mensekresi zat kimia & bersifat bakterisid
Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin & lysozim di lapisan epitel
Rambut pd lubang hidung
Flora normal

7
Sistem Imun
• Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical barrier)
• Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
immune system)
INNATE IMMUNITY ADAPTIVE IMMUNITY

Spesifitas Umumnya efektif terhadap mikroba spesifik untuk Spesifik untuk mikroba yang sudah mensensitasi
pola molekul dan pola molekular sebelumnya ,sangat spesifik hingga dapat
membedakan struktur molekul ,detail struktur
mikroba dan non mikroba an dapat dikenali dengan
spesifitas tinggi
resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang

DIVERSITY Jumlah reseptor terbatas Reseptor sangat bervariasi , jumlahnya banyak ,


terbentuk oleh rekombinasi genetik dari gen
reseptor
MEMORY Tidak ada Memiliki memori, respon lebih cepat atau lebih
besar pada infeksi serupa, sehingga perlindungan
lebh baik pada pajanan berulang
Waktu respon Fast (menit-jam0 Slow (hari )tidak siap hingga terpajan alergen

Sel yang penting Fagosit, sel NK, monosit/ makrofag, neutrofil, Th , Tc, Th3, sel B, T lymphocytes
basofil, sel mast, eosinofil, sel dendritic B lymphocytes
Dendritic cells, Macrophages

pajanan Harus ada pajanan Harus ada pajanan sebelumnya

Molekul yang berperan Complement factors Antibodies


Heat shock proteins MHC
Inflammatory cytokines T cell receptors
Lisozim, sitokin,molekul adhesi Lymphatic cytokines
SCHEME Signal – Recognition – Response Signal – Recognition –Differentiation –
Effector Functions/Memory
INNATE / NATIVE/NATURAL IMMUNITY
Immunitas yang sudah ada sejak fetus dilahirkan
Bersifat non spesifik imunitas nonspesifik
Berperan sebagai garis pertahanan perrtama terhadap invasi substansi asing ke dalam
tubuh
Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan berhadapan dengan sistem
imun adaptif  bereaksi secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan
patogen
Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang
diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
ELEMEN/UNSUR YANG TERLIBAT DALAM INNATE
IMMUNITY
1. Permukaan luar tubuh
- epidermis kulit adalah barier efektif untuk mencegah
penetrasi mikroorganisme.
- mukosa nasofaring, saluran pencernaan, saluran
pernafasan dan genitourinarius dilengkapi barier fisik
(silia) dan kimia (enzim) untuk melawan/ mengham
bat masuknya mikroorganisme.
2. Fagosit
sel yang memfagosit mikroorganisme/partikel yang
melewati epitel  sistem retikuloendotelial 
diproduksi oleh sel-sel primordia (stem cells) dalam
sumsum tulang: sel makrofag dlm jaringan
netrofil & monosit dalam darah
INFLAMASI
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi injury (cedera) karena invasi mikroorganisme atau
jejas lain.
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yang sama juga terjadi pada perlukaan
akibat suhu dingin, panas, atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag
Reaksi inflamasi meliputi :
1. Peningkatan suplai darah ke tempat infeksi.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler darah karena
retraksi endotel kapiler darah  menyebabkan
molekul besar (protein serum) keluar menuju ke
tempat infeksi.
3. Leukosit terutama neutrofil dan monosit keluar dari
kapiler menuju ke situs infeksi karena chemotaksis

15
TAHAP INFLAMASI
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi
meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan &
CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap
protein meningkat  difusi protein & filtrasi air ke interstisial
(TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan  fagositosis (respons
sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan

16
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan
jalan mencerna mikroorganisme/partikel asing hingga menghancurkannya berkeping-keping.

1. Neutrophils , belong to granulocytes population (PMN) that circulate in the blood


and migrate quickly in response to local invasion by microorganisms.
2. Monocytes , also circulate in the blood and migrate to the tissues, where they
differentiate into macrophage, which resides in all body tissues.
For example : Kupffer cells in the liver and Histiocytes in connective tissue

The process of phagocytosis:


1. Binding of microbes to phagocytic receptors : Fc rec., complement rec., mannose
rec., Toll like rec. (TLR), etc.
2. Phagocytic membrane zips up around microbe
3. Microbe ingested in phagosome
4. Lysosome fuses with phagosome followed with microbial killing
Phagocytosis

Recognition receptors
( for recognizing the pathogen-associated molecular patterns )
Toll like receptor (TLR) :
TLR 2 : receptor for Gram- pos
bacteria (peptidoglycan)
TLR 4 : receptor for Gram-neg. bacteria (LPS)
dsRNA-activated kinase : receptor for ds RNA virus
Mannose receptor
Fc and complement receptors (opsonized microbes)
CIRCULATING EFFECTOR CELLS
SEL NATURAL KILLER (NK)

Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan melisiskan membran sel ,
membunuh sel oleh sitokin yaitu Interferon tipe 1 yang menghambat replikasi virus
didalam sel inang.
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-spesifik, & bekerja sebelum sel T
sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi
Natural killer akan mengalami perubahan setelah bertemu mikroba sehingga akan
bereaksi lebih baik setelah pertemuan kembali.

21
INTERFERON
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus);
‘interfere’
Interferon juga memperlambat pembelahan &
pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK
& sel T sitotoksik (antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag & merangsang produksi antibodi

22
NK ( Natural Killer ) Cell
A non-phagocytic cell, kills target by direct contact.
Produces perforin (perforates target) and granzyme
(induces apoptosis). Important for defense against viral
infection and tumor. Also pocesses Fc receptor for
Antibody dependent cell cytotoxicity (ADCC) killing
mechanism. Unlike CTL (Cytotoxic T cell), the process
of target killing is HLA independent)

NK
Also called Killer (K) cell or Large granular lymphocyte
(LGL)

Perforin
Granzyme

Infected cell Lethal hits


Lysis
PERTAHANAN SELULER
Makrofagh

•Makrofag akan memfagosit semua macam bakteri jika sel tersebut dapat mengenalinya yang
berada pada permukaan
sel bakteri berikatan dengan reseptor yang ada pada makrofag dan merangsang makrofag
untuk
memfagosit bakteri tersebut.
•Makrofag yang teraktifkan mampu mensekresi sitokin. Makrofag yang teraktifkan juga
mensekresi protein yang dikenal dengan nama
•Kemokin Kemokin mempunyai kemampuan merekrut sel-sel lain yang memiliki reseptor
kemokin, seperti neutrofil dan monosit dari sirkulasi darah
Pada tahap inflamasi makrofag juga
mensekresikan peptida yang menyumbangkan terjadinya inflamasi.
NEUTROFIL
Neutrofil merupakan sel terpenting di awal terjadinya inflamasi Neutrofil akan menyerang langsung tanpa
membedakan mikrooganisme yang masuk
Molekul Neutrofil adalah sel yang paling cepat menuju daerah inflamasi. Sebagaimana makrofag, neutrofil memiliki
reseptor di permukaan sel yang secara umum mampu mengenal molekul pada permukaan sel bakteri dan
komplemen
Aktivitas neutrofil ini segera diikuti oleh berubahnya monosit menjadi makrofag, sehingga makrofag dan neutrofil
disebut sel inflamator.

.
ACQUIRED/ADAPTIVE IMMUNITY
Imunitas yang didapat
Bersifat spesifik imunitas spesifik
Immunitas yang Berkembang karena diinduksi atau distimulasi oleh intervensi antigen yang masuk ke dalam
tubuh
Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory  memberi reaksi sejenis yang lebih baik pada
infeksi/ intervensi patogen yang sama berikutnya.
Substansi asing yang menginduksi imunitas spesifik disebut antigen
Atau sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-
spesifik.
Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg teraktivasi
Harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari sel-diri  antigen (molekul besar, kompleks,
& unik yg memicu respons imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
1. Imunitas humoral : dibawakan oleh molekul (protein)
serum yang mengenal dan mengeliminasi antigen
bebas (tidak terikat/bukan bagian) sel  disebut
antibodi  mengikat dan bereaksi dengan antigen
secara spesifik.
2. Imunitas seluler (cell mediated immunity) : dibawakan
oleh sel  limfosit T, mengenal antigen dipermukaan
sel atau antigen nonself dan menghancurkan sel yang
mengekspresikan antigen tsb.
Antibodi dan limfosit T spesifik dapat ditransfer secara pasif ke individu yang belum
imun (naive)
 imunisasi pasif.
RESPON HUMORAL DAN SELULER TERHADAP
STIMULASI ANTIGEN MEMPUNYAI CIRI/SIFAT YANG
MENDASAR (FUNDAMENTAL).
Specificity
Respon imun adalah spesifik terhadap antigen tertentu. Antibodi atau limfosit
dapat mengenal bagian dari protein komplex atau molekul besar lainnya.
Bagian molekul yang dikenali antibodi atau limfosit secara spesifik disebut
determinan atau epitop.
2. Diversity
Tubuh manusia mempunyai sistem imun yang berpotensi mengenal antigen di
lingkungan hidupnya.
Limfosit yang mempunyai spesifisitas thd antigen di dlm tubuh seluruhnya
disebut “lymphocyte repertoire”  diperkirakan dapat mendeferensiasi 109
determinan.
Bila suatu limfosit terinduksi antigen  limfosit akan berproliferasi membentuk satu klon
spesifik  “clonal selection theory”.
3. Memory
Respon imun terhadap antigen akan meningkat efektifitasnya apabila terpapar/bertemu
antigen yang sama untuk kedua kali dan seterusnya  disebut “immunological momory” &
diperankan oleh “memory cells”.
4. Self limitation
Respon imun yang normal akan menurun dan menghilang beberapa waktu setelah stimulasi
dihentikan
5. 5. Descrimination of self from nonself
Dapat membedakan antigen asing dari komponen sendiri. Limfosit akan bereaksi terhadap
stimulasi antigen asing tetapi tidak memberi respon pada molekul & komponen sendiri 
toleransi imun (immune tolerance).
Kegagalan toleransi imun pada komponen sendiri 
kelainan/penyakit autoimun  menimbulkan konsekuensi patologi tertentu.
SEL-SEL YANG TERLIBAT DALAM SISTEM IMUN
SPESIFIK.
Semua sel dalam sistem imun (spesifik) berasal dari “stem cells” yang
pluripoten di dalam sumsum tulang (bone marrow), berkembang melalui proses
hematopoeisis.
Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi:
1. jalur mieloid  memproduksi fagosit dan sel-sel lain
2. jalur limfoid  memproduksi limfosit
Fagosit dibedakan menjadi 2 jenis :
- monosit  fagosit yang dapat meninggalkan sistem
vaskuler & berubah menjadi fagosit
jaringan  makrofag
- polimorfonukleus  neutrofil, basofil & eosinofil
SISTEM KEKEBALAN
HUMORAL
Imunitas humoral : dibawakan oleh molekul (protein)
serum yang mengenal dan mengeliminasi antigen
bebas (tidak terikat/bukan bagian) sel  disebut
antibodi  mengikat dan bereaksi dengan antigen
secara spesifik.
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi
antibodi (Ab).
Ab disekresi ke darah atau limf  lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua Ab
akan mencapai darah  gamma globulin = imunoglobulin (Ig)
ELEMEN/STRUKTUR YANG MENDUKUNG IMUNITAS
TUBUH.
LIMFOSIT B / SEL B

• Berasal dari sel multipoten di sumsum tulang  diferensiasi dan pematangan di


sumsum tulang
• Aktivasi sel B diawali pengenalan spesifik oleh reseptor permukaan  proliferasi,
diferensiasi dan berkembang menjadi limfoblas  sebagian menjadi sel plasma
yang memproduksi antibodi, sebagian menjadi sel memori

Fungsi utama:
• pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler
• netralisasi toksin bakteri
• blokade reseptor
• opsonisasi
Patogen (infectious agents) bila mengintervensi tubuh
mula-mula akan berhadapan dengan elemen sistem imun natural (innate).

Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan berhadapan dengan sistem
imun adaptif  bereaksi secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan
patogen.

Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory  memberi reaksi sejenis yang
lebih baik pada infeksi/ intervensi patogen yang sama berikutnya.
SISTEM KEKEBALAN SELULER
Imunitas seluler (cell mediated immunity) : dibawakan
oleh sel  limfosit T, mengenal antigen dipermukaan
sel atau antigen nonself dan menghancurkan sel yang
mengekspresikan antigen tsb.
Antibodi dan limfosit T spesifik dapat ditransfer secara pasif ke individu yang
belum imun (naive)
 imunisasi pasif
Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan pd
mekanisme kekebalan.
Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong, & sel T penekan
Major histocompatibility complex (MHC): kode human leucocyte-associated
antigen (HLA) yg terikat pd permukaan membran sel; khas pd setiap individu
Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK, makrofag, & interferon

36
MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX (MHC)
Protein membran sel, diekspresikan oleh kelompok gen (gene cluster) yang terangkai sempurna (tight
linkage).

Produk MHC berperan penting dalam pengenalan Ag antar sel dan diskriminasi self dari nonself 
menentukan kompatibilitas jaringan antar individu dalam satu spesies  disebut transplantation antigen.

Pada sistem imun MHC berpengaruh pada kreasi respon humoral dan seluler (cell mediated)  sel TH &
TC mengenal Ag yang berasosiasi dengan molekul MHC
 MHC menentukan repertoire (daftar) Ag yang dapat direspon TH & TC  MHC berimplikasi
pada suseptibilitas thd penyakit & autoimun.
MHC adalah kumpulan gen (gene array); pada manusia terletak pada khromosom 6 disebut kompleks
HLA, pada tikus terletak pada khromosom 17 disebut kompleks H2.

HLA mengkode 3 macam molekul : HLA klas I, klas II & klas III.

HLA klas I dikode oleh regio A, B dan C


HLA klas II dikode oleh regio DP, DQ, DR
Setiap regio mempunyai alel yang sangat majemuk  mempunyai variasi sangat besar, meskipun pada
saudara sekandung.
Limfosit diproduksi dalam sumsum tulang, beredar dalam
sirkulasi dan sistem limfoid & menempati organ-organ limfoid.

Limfosit berinteraksi & mengenal antigen melalui reseptor


antigen dipermukaan selnya.
Ada 2 macam limfosit : limfosit B & limfosit T  dibedakan
berdasarkan marka protein membran sel 
CD3 pada sel T ; CD11 pada sel B.

Limfosit B  diproduksi & berkembang dalam sumsum tulang.


Mempunyai reseptor antigen mol. Ab yang terfiksasi membran
sel pada Ch terminalnya. Bila sel B naive kontak dengan Ag, sel
B berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel B memori yang
mensekresi Ab spesifik, disebut sel plasma
LIMFOSIT T

Berkembang dari stem cells dalam sumsum tulang, bermigrasi ke dalam timus dan
berdiferensiasi menjadi sel T matur.

Sel T matur mengekspresikan “antigen binding protein”


dipermukaan selnya, disebut reseptor sel T (TCR)  terdiri dari 2 protein subunit 
atau , dihubungkan oleh ikatan disulfida.

TCR mengenal Ag dipermukaan sel yang berasosiasi/ dipresentasikan molekul MHC


(HLA).

Bila sel T naive kontak dengan Ag  sel T berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel
T memori dan sel efektor.
Reseptor: TCR
CD4+ (T helper) dan CD8+ (sitotoksik)
FUNGSI LIMFOSIT T
Secara umum dibagi menjadi:
Regulator  sel T helper (Th CD4+)
Efektor  sel T sitotoksik (CD8+)
Regulator  Sel T umumnya berperan pada inflamasi, aktivasi makrofag dalam
fagositosis, aktivasi dan proliferasi sel B dalam produksi antibodi, pengenalan dan
penghancuran sel yang terinfeksi virus
Subpopulasi sel T : Sel T helper (TH) & sel T sitotoksik (TC)  dibedakan berdasarkan
marka protein membran sel  CD4 pada TH dan CD8 pada TC.

TH setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang mensekresi sitokin (limfokin)
 mengaktifkan sel B, TC , sel-sel fagosit dan efektor lainnya.

TC setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang memediasi reaksi sitotoksik
 membunuh/melisis
sel yang mengekspresikan Ag :
- sel terinfeksi virus
- sel terinfeksi mikroorganisme intrasel
- sel tumor
- sel alograf
PERKEMBANGAN SEL T PADA THYMUS
Pertama
 Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas II akan mempertahankan
petanda CD4+
 Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas I akan mempertahankan
petanda CD8+
 Sel-sel yang tidak mampu bereaksi dengan MHC kelas I maupun II akan
disingkirkan
Kedua
 Sel CD4+ dan CD8+ yang memiliki reseptor terhadap protein self
dieliminasi melalui proses apoptosis
LIMFOSIT T CD4
Mengenal antigen yang dipresentasikan bersama MHC kelas II oleh APC
Berkembang menjadi subset sel Th1, Th2 atau Tdth tergantung sitokin
lingkungan
IFN dan IL-12 (makrofag, sel dendritik yang diaktifkan mikroba) 
diferensiasi menjadi Th1/Tdth
Il-4, IL-5, IL-10, IL-13 (sel mast)  Th2  merangsang sel B memproduksi
antibodi
+
SEL T CD8 / CTL / TC

Sel T CD8+ naif yang keluar dari timus disebut juga CTL/Tc
CD8+ mengenal antigen yang dipresentasikan bersama molekul MHC-1
Fungsi utama: menyingkirkan sel yang terinfeksi virus dengan menghancurkan sel
yang mengandung virus, menghancurkan sel ganas
ANTIGEN PRECENTING CELLS (APC).

Sistem imun humoral & seluler diaktifkan oleh TH yang mengenal Ag


dipermukaan sel berasosiasi dengan MHC.

Ag dipresentasikan oleh antigen presenting cells (APC)


 makrofag, limfosit B, sel-sel dendritik.

APC mengambil Ag dengan fagositosis atau endositosis


 mengekspresikannya kembali dalam bentuk fragmen antigen yang
berasosiasi dengan MHC (HLA).
AKTIVASI SEL T

48
PEMBENTUKAN KEKEBALAN
JANGKA PANJANG (LONG-TERM
IMMUNITY)
Pada kontak pertama dg
antigen mikroba, respons
antibodi terjadi lambat dlm
bbrp hari sampai terbentuk sel
plasma & akan mencapai
puncak dlm bbrp minggu
(Respons primer); & akan
membentuk sel memori
Jika terjadi kontak dg antigen
yg sama, krn adanya sel
memori, respons yg terjadi mjd
lebih cepat (Respons sekunder)
RESPONS IMUN THD INVASI
BAKTERI

52
RESPONS IMUN THD INVASI VIRUS

53
INTERAKSI SISTEM IMUN-SARAF-
ENDOKRIN

54
GANGGUAN SISTEM IMUN
1. Lack of response (imunodefisiensi)
contoh: AIDS, leukemia
2. Incorrect response (peny. autoimun)
contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple sclerosis; penyakit
Graves.
3. Overactive response (alergi/ hipersensitivitas)
contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi

55

You might also like