You are on page 1of 49

KELOMPOK 3:

DENA ELPINA
INDAH AMALIA
KARTIKA DEWI R
M. ALDI SYAHPUTRA
SELY OKTAVIANTRI
WINDA WULANDARI
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
a. Biodata
b. Keluhan utama: Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan pervaginam berulang
c. Riwayat Kesehatan
d.
Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan Laboratorium:
 Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang:
rontgen, USG, biopsi, pap smear.
 Keluarga berencana: Kaji mengenai
pengetahuan klien tentang KB, apakah klien
setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi,
dan menggunakan KB jenis apa
2. Diagnosa keperawatan
a. Devisit Volume Cairan b.d perdarahan pervagina
Tujuan: diharapkan volume cairan seimbang
dengan kriteria hasil:
Tidak terjadi perdarahan
Intake dan output dalam rentan normal
Intervensi:
1.1 Monitor TTV
1.2 kaji status psikologi ibu ,status sirkulasi dan volume darah
1.3 Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dan takikardia
catat perubahan pada aktivitas janin
1.4 Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi
uterus
1.5 Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal
fundus
1.6 Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
1.7 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
1.8 Kolaborasi pemberian transfuse darah
b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kontraksi uterus
Tujuan : diharapkan nyeri hilang/berkurang dengan kriteria
hasil:
Nyeri tekan hilang atau berkurang
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 oC
Klien kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
Intervensi :
2.1 Jelaskan resiko terjadinya distress janin / kematian
janin pada ibu.
2.2 Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri
2.3 Observasi tekanan darah dan nadi klien
2.4 Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin
2.5 Berikan O2 10 – 12 liter dengan masker jika terjadi
tanda-tanda fetal distress
c. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan
pervagina
Tujuan: diharapkan tidak terjadi syok hipovolemik
dengan kriteria hasil:
 TTV dalam batas normal
 TD : 120/80 mmhg
 N : 60-100 x/i
 RR : 16-24 x/i
 T : 36-37 oC

Intervensi :
3.1 Kaji tingkat nyeri
3.2 Ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi nafas dalam)
3.3 Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri /
kanan)
3.4 Berikan masage pada perut dan penekanan pada
punggung
3.5 Kolaborasi pemberian obat analgetik
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
a. Biodata
b. Keluhan utama: Terjadi amenorhoe, yaitu haid
terlambat mulai beberapa hari sampai beberapa bulan
atau hanya haid yang tidak teratur. Nyeri perut bagian
bawah, nyeri bahu, tenesmus dan perdarahan
pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah
c. Riwayat Kesehatan
d. Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan fisik, keadaan
umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk,
seperti:
Ibu tampak Anemis dan sakit, lemas dan pucat
 Pada pemeriksaan abdomen ditemukan tanda-tanda
rangsangan peritoneal (Nyeri tekan)
 Pemeriksaan khusus pada vagina, yaitu nyeri goyang
pada pemeriksaan serviks
e. Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan laboratorium: Kadar
haemoglobin dan eritrosit yang menurun atau
leukosit meningkat, Tes kehamilan
 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
 Pemeriksaan Kuldosentesis
2. Diagnosa keperawatan
a. Devisit volume cairan yang b/d ruptur pada lokasi implantasi
sebagai efek tindakan pembedahan
Tujuan: diharapkan volume cairan seimbang,dengan kriteria
hasil:
Tidak terjadi perdarahan
Intake dan output dalam rentan normal

Intervensi:
1.1 Monitor TTV
1.2 kaji status psikologi ibu ,status sirkulasi dan volume
darah
1.3 Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dan takikardia
catat perubahan pada aktivitas janin
1.4 Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya
kontraksi uterus
1.5 Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal
fundus
1.6 Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
1.7 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
1.8 Kolaborasi pemberian transfuse darah
b. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman nutrient ke sel
Tujuan: diharapkankebutuhan darah kejaringan
terpenuhi, dengan kriteria hasil:
 Tekanan sistole dan diastole dalam rentan
normal
 TD : 120/80 mmHg
 Tingkat kesadaran membaik
 Dapat berkomunikasi dengan jelas
Intervensi:
2.1 Monitor tanda-tanda vital
2.2 Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
2.3 Catat intake dan output
2.4 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
c. Nyeri yang b/d dengan rupture tuba falopii,
pendarahan intraperitonial
Tujuan: diharapkan nyeri dapat berkurang/hilang,
dengan kriteria hasil:
 Mampu mengontrol nyeri
 Merasa nyaman dan tidak gelisah
Intervensi:
3.1 Kaji tingkat nyeri
3.2 Ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi nafas dalam)
3.3 Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri
/kanan)
3.4 Berikan masage pada perut dan penekanan
pada punggung
3.5 Kolaborasi pemberian obat analgetik
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
a. Biodata
b. Keluhan utama: Sakit kepala yang hebat, masalah
penglihatan, terjadi peningkatan tekanan darah,
edema, nyeri epigastrium, mual muntah
c. Riwayat Kesehatan
d. Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan fisik,
keadaan umum dan tanda vital dapat baik dan
lemah, terjadi peningkatan tekanan darah hingga
160/110 atau lebih, pada pemeriksaan ekstremitas
dan pada paru-paru terdapat edema, dan pada
pemeriksaan abdomen ada nyeri epigastrium
e. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: pemeriksaan darah rutin serta
kimia darah (Urium-kreatinin, SGOT, LDH,
bilirubin)
 Pemeriksaan Urine : Protein, reduksi, bilirubin,
sedimen.
 USG untuk mengetahui keadaan janin
 Kardiotokografi untuk mengetahui kesejahteraan
janin
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu b/d penurunan
fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah)
Tujuan: diharapkan tidak terjadi kejang dengan kriteria
hasil:
 Kesadaran normal
 TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 oC
Intervensi:
1.1 Monitor TTV pasien
1.2 Observasi tingkat kesadaran pasien
1.3 Kaji adanya tanda-tanda eklamsia (hiperaktif, reflek
patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri
epigastrium dan oliguria)
1.4 Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau
adanya kontraksi uterus
1.5 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti
hipertensi dan SM
b. Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin b/d
perubahan pada plasenta
Tujuan:
 Diharapkan tidak terjadi fetal distress pada
janindengan kriteria hasil:
 DJJ (+) : 12-12-12
 Hasil NST : Normal
 Hasil USG : Normal
Intervensi:
2.1 Monitor DJJ
2.2 Kaji pertumbuhan janin
2.3 Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta
(nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas
janin turun)
2.4 Kaji respon janin pada ibu yang diberi anti
hipertensi dan SM
2.5 Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan
USG dan NST
C. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan: diharapkan nyeri dapat berkurang/hilang
dengan kriteria hasil:
 Skala nyeri berkurang
 Mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi:
3.1 Kaji tingkat intensitas nyeri
3.2 Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
3.3 Berikan teknik mengusap/massage pada bagian yang
nyeri
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
a. Biodata
b. Keluhan utama: Perdarahan tanpa rasa nyeri,
darah warna merah segar
c. Riwayat Kesehatan
d. Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan fisik,
keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai
buruk, tergantung pada beratnya perdarahan. Pada
pemeriksaan obstetric bagian terbawah janin
biasanya belum masuk PAP, dan sering dijumpai
kelianan letak (sungsang atau lintang)
e. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: darah lengkap dan urin lengkap
 Kardiotokografi (KTG), Doppler Laennec untuk
mengetahui kesejahteraan janin
 Ultrasonografi (USG) untuk menentukan letak
plasenta, usia kehamilan, dan keadaan janin
secara keseluruhan
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kontraksi uterus
Tujuan: diharapkan nyeri dapat berkurang/hilang,
dengan kriteria hasil:
 Skala nyeri berkurang
 Mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi: Jelaskan penyebab nyeri pada klien
1.1 Kaji tingkat nyeri
1.2 Bantu dan ajarkan distraksi relaksasi
1.3 Berikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan
1.4 Berikan masage pada perut dan penekanan pada
punggung
1.5 Ajarkan suami dan keluarga
1.6 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
analgesic
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d perdarahan
Tujuan: diharapkansuplai / kebutuhan darah
kejaringan terpenuhi, dengan kriteria hasil:
 Conjungtiva tidak anemis
 Acral hangat
 Hb normal
Intervensi:
2.1 Monitor tanda-tanda vital
2.2 Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
2.3 Catat intake dan output
2.4 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
perdarahan
Tujuan: diharapkan tidak terjadi devisit volume
cairan, jumlah intake dan output seimbang,
dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 oC
Perdarahan berkurang sampai dengan berhenti
Intervensi:
3.1 Kaji kondisi status hemodinamika
3.2 Catat Intake dan Output
3.3 Berikan diet halus
3.4 Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
Biodata
Keluhan utama : Kepala terasa pusing, lemas, pucat,
mata berkunang-kunang, dan muntah, perdarahan
per vaginam berwarna kehitam-hitaman dan tanpa
rasa nyeri sampai dengan disertai nyeri perut.
Riwayat Kesehatan
 Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan fisik:
 tanda-tanda vital dapat normal sampai syok,
 ibu tampak anemis,
 nadi dan pernafasan meningkat.
 Pemeriksaan Inspeksi:
 pasien gelisah,
 tampak pucat, sianosis dan berkeringat dingin,
 terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
 Pemeriksaan palpasi abdomen:
 Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan,
 Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus
in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his
 Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas
 Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus)
tegang.
 Pemeriksaan Auskultasi:
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung
terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah
100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih
dari satu per tiga bagian.
 Pemeriksaan Dalam:
 Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup
 Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol
dan tegang, baik sewaktu his maupun di luar his,
 Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas
seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba
pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta, ini sering
meragukan dengan plasenta previa.
 Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: darah lengkap dan urin
lengkap.
 Kardiotokografi (KTG), Doppler Laennec
untuk mengetahui kesejahteraan janin.
 Ultrasonografi (USG) untuk menentukan
letak plasenta, usia kehamilan, dan
keadaan janin secara keseluruhan.
 Pemeriksaan plasenta.
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan b/d terlambatnya peredaran darah ke
jaringan bagian distal
Tujuan: diharapkan suplai darah keseluruh tubuh dapat
terpenuhidengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 o C
Hb dalam batas normal
Tidak ada hipertensi ortostatik
intervensi:
1.1 Monitor TTV
1.2 kaji status psikologi ibu ,status sirkulasi dan volume darah.
1.3 Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dan takikardia catat
perubahan pada aktivitas janin.
1.4 Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.
1.5 Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal fundus.
1.6 Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.
1.7 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
1.8 Kolaborasi pemberian transfuse darah
b. Resiko tinggi cidera janin b/d perfusi darah ke plasenta
berkurang.
Tujuan: diharapkan janin dalam keadaan baikdengan
kriteria hasil:
 Menunjukkan pertumbuhan janin pada batas normal
 DJJ normal
 Adanya pergerakan bayi
 Mencapai kehamilan pada masanya dengan ukuran
tepat untuk usia gestasi (usia janin).
Intervensi:
2.1 Jelaskan resiko terjadinya distress janin / kematian
janin pada ibu.
2.2 Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi
kiri.
2.3 Observasi tekanan darah dan nadi klien.
2.4 Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin.
2.5 Berikan O2 10 – 12 liter dengan masker jika terjadi
tanda-tanda fetal distress.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kontraksi uterus di tandai
terjadi distress / pengerasan uterus, nyeri tekan uterus
Tujuan: diharapkan nyeri hilang / berkurang dengan kriteria
hasil:
Nyeri tekan hilang atau berkurang
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 oC
Klien kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
Intervensi:
3.1 Kaji tingkat nyeri
3.2 Ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi
nafas dalam).
3.3 Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan).
3.4 Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung.
3.5 Kolaborasi pemberian obat analgetik.
d. Gangguan psikologi (cemas) b/d keadaan yang
dialami.
Tujuan: diharapkan klien dapat tenang dengan
kriteria hasil:
Mampu mengontrol kecemasan
Kualitas tidur dan istirahat adekuat
Pasien tidak gelisah
Intervensi:
4.1 Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal
yang dicemaskan.
4.2 Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin.
4.3 Beri informasi tentang kondisi klien.
4.4 Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang
terdekat.
4.5 Anjurkan klien untuk berdo’a kepada Tuhan.
4.6 Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan
diberikan.
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
Biodata
Keluhan utama : Mengeluh nyeri, perdarahan,pusing,
cemas, gelisah, lemah terus-menerus setelah bayi lahir.
Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan umum: tampak
pucat, mungkin ada tanda-tanda syok, tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, serta ekstremitas
yang dingin, tampak darah keluar pervaginum terus-
menerus, kesadaran menurun, tinggi fundus uteri
meningkat, tonus otot lemah, dan oliguria.
Pemeriksaan abdomen: Uterus terasa lembek, uterus
membesar merupakan adanya atonia uteri.
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: Menunjukkan penurunan
Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah
putih (SDP)
 Golongan darah untuk menentukan Rh, ABO,
dan percocokan silang.
 Urinalisis untuk memastikan kerusakan
kandung kemih.
 Kultur uterus dan vagina untuk
mengesampingkan infeksi pasca persalinan
 Ultrasonografi (USG) untuk menentukan
adanya jaringan plasenta yang tertahan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan b/d hipovolemi
Tujuan: diharapkan suplai darah keseluruh tubuh dapat
terpenuhidengan kriteria hasil:
 TTV dalam batas normal
 TD : 120/80 mmhg
 N : 60-100 x/i
 RR : 16-24 x/i
 T : 36-37 o C
 Tidak ada hipertensi ortostatik
 Tidak terjadi syok hipovolemik
 Perdarahan teratasi

 Intervensi:
1.1 Tinjau ulang catatan kehamilan
1.2 Kaji dan catat jumlah perdarahan
1.3 Kaji TTV
1.4 Observasi jumlah input dan output cairan
1.5 Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal fundus.
1.6 Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.
1.7 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
1.8 Kolaborasi pemberian transfuse darah
b. Kekurangan volume cairan b/d
kehilangan vaskuler yang berlebihan
 Tujuan: diharapkantidak terjadi syok
hipovolemik, dengan kriteria hasil:
 Menunjukkan pertumbuhan janin pada batas
normal
Intervensi:
2.1 Kaji kondisi status hemodinamika
2.2 Catat Intake dan Output
2.3 Berikan diet halus
2.4 Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
c. Resiko infeksi b/d trauma jaringan, statis
cairan tubuh
Tujuan: diharapkan tidak terjadi infeksi, dengan
kriteria hasil:
Bebas dari tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Intervensi:
3.1 monitor tanda dan gejala infeksi
3.2 Berikan cara mencuci tangan yang tepat dan
teknik perawatan diri
3.3 Monitor tanda-tanda vital
3.4 Monitor gejala malaise, mengigil, anoreksia,
nyeri tekan uterus atau nyeri pelvis.
3.5 Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat
besi sesuai indikasi.
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
Biodata
Keluhan utama : Mengeluh nyeri, perdarahan, pusing,
cemas, gelisah, lemah terus-menerus setelah bayi lahir.
Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan umum: tampak pucat,
mungkin ada tanda-tanda syok, tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, serta ekstremitas yang
dingin, tampak darah keluar pervaginum terus-menerus,
kesadaran menurun, tinggi fundus uteri meningkat, tonus
otot lemah, dan oliguria.
Pemeriksaan abdomen: Uterus terasa lembek, uterus
membesar merupakan adanya atonia uteri.
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: Menunjukkan penurunan
Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah
putih (SDP)
 Golongan darah untuk menentukan Rh, ABO,
dan percocokan silang.
 Urinalisis untuk memastikan kerusakan
kandung kemih.
 Kultur uterus dan vagina untuk
mengesampingkan infeksi pasca persalinan
 Ultrasonografi (USG) untuk menentukan
adanya jaringan plasenta yang tertahan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap deficit volume cairan b/d
perdarahan
Tujuan: diharapkanvolume cairan dapat terpenuhi,
dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmhg
N : 60-100 x/i
RR : 16-24 x/i
T : 36-37 o C
Hb dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi:
1.1Kaji kondisi status hemodinamika
1.2 Catat Intake dan Output
1.3 Berikan diet halus
1.4 Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi
b. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler
yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.
Tujuan: diharapkansuplai darah keseluruh tubuh dapat
terpenuhi, dengan kriteria hasil:
 TTV dalam batas normal
 TD : 120/80 mmhg
 N : 60-100 x/i
 RR : 16-24 x/i
 T : 36-37 o C
 Hb dalam batas normal
 Tidak ada hipertensi ortostatik
Intervensi: Monitor TTV
2.1 Kaji status psikologi ibu ,status sirkulasi dan volume darah.
2.2 Auskultasi dan laporan DJJ, bradikardia dan takikardia
catat perubahan pada aktivitas janin.
2.3 Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi
uterus.
2.4 Catat perkiraan tanggal Kehilangan (PTK) dan tinggal
fundus.
2.5 Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.
2.6 Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
2.7 Kolaborasi pemberian transfuse darah
c. Gangguan aktifitas b/d penurunan sirkulasi,
kelemahan
Tujuan: diharapkan pasien dapat beraktivitas
Intervensi:
3.1 kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktifitas
3.2 Kaji pengaruh aktifitas terhadap kondisi
uterus
3.3 Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan
aktifitas sehari-hari
3.4 Bantu klien untuk melakukan tindakan
sesuai kondisi klien
3.5 Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan aktifitas
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
Biodata
Keluhan utama : Kesadaran menurun,
penglihatan kabur dan kebingungan
Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan fisik: Pada pemeriksaan fisik,
Demam tinggi > 38,9 oC disertai dengan
menggigil, takhikardi, hipotensi<90 mmHg,
leukositosis, trombositopenia, leukopenia,
hiperventilasi. Dan penyebab utama adalah
bakteri gram positif, gram negative, virus,
jamur, dan riketsia.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b/d Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2 , edema paru
Tujuan: ,diharapkanpola nafas dapat kembali normal dengan kriteria
hasil:
 TTV dalam rentang normal
 TD : 120/80 mmHg
 N: 60/100 x/i
 RR : 16-20 x/i
 T : 36-37 oC
 Menunjukkan jalan napas yang paten
 Mendemostrasikan suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dypsneu.
Intervensi:
1.1 Buka jalan nafas
1.2 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (
fowler/semifowler)
1.3 Auskultasi suara nafas , catat adanya suara tambahan
1.4 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
1.5 Monitor respirasi dan status O2
1.6 Monitor TTV.
b. Penurunan curah jantung b/d perubahan afterload dan
preload
Tujuan: diharapkan darah dapat dipompa keseluruh tubuh,
dengan kriteria hasil:
 Menunjukkan TTV dalam rentang normal
 TD : 120/80 mmHg
 N: 60/100 x/i
 RR : 16-20 x/i
 T : 36-37 oC
 Tidak adaedema paru dan tidak ada asites
 Tidak ada penurunan kesadaran
 Dapat mentoleransi aktivitas dan tidak ada kelelahan.
Intervensi:
2.1 catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
2.2 Monitor balance cairan
2.3 Catat adanya distritmia jantung
2.4 Monitor TTV
2.5 baringkan ibu terlentang dengan kaki ditinggikan
2.6 Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung.
c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan: diharapkan suhu badan kembali normal,
dengan kriteria hasil:
 Suhu tubuh dalam rentang normal
 T : 36-37oC
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pusing
 Nadi dan respirasi dalam rentang normal
 N : 60-100 x/i
 RR : 16-20 x/i
Intervensi:
3.1 Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
3.2 Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh (
Paha dan aksila )
3.3 Monitor intake dan output
3.4 Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap
keringat
3.5 Berikan obat anti piretik
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d
cardiac output yang tidak mencukupi.
Tujuan:diharapkan suplai darah keseluruh tubuh dapat
terpenuhi, dengan kriteria hasil:
 Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal
 TD : 120/80 mmHg
 Menunjukkan tingkat kesadaran yang baik
 GCS : 15
Intervensi:
4.1 Monitor tekanan darah dan nadi apikal setiap 4
jam
4.2 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi
4.3 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas atau dingin
4.4 Berikan obat antihipertensi.
1. Pengkajian
Pengkajian disini meliputi:
Biodata
Keluhan utama : Biasanya klien mengeluh badan
lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak, badan
menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka
operasi dan panas, Terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah
ulkus.
Riwayat Kesehatan
 Padapemeriksaan fisik didapatkan lelah, mual &
muntah, sakit kepala, nyeri pada daerah infeksi.
Dan pada Pemeriksaan khusus, dikaji pada:
 Uterus
 Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta
konsistensinya.
 Lochea
Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.
 Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
 Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
 Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum
 Jumlah sel darah putih (SDP)
 Hemoglobin (Hb/Ht), untuk mengetahui penurunan
pada adanya anemia
 Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intra uterus
atau intra servikal atau drainase luka atau
pewarnaan gram dari lokhia serviks dan uterus
mengidentifikasi organisme penyebab.
 Urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi
saluran kemih
 Ultrasonografi (USG): menentukan adanya fragmen-
fragmen plasenta yang tertahan, melokalisasi abses
peritoneum.
 Pemeriksaan biomanual: menentukan sifat dan lokasi
nyari pelvis. Masa atau pembentukan abses atau
adanya vena-vena dengan thrombosis.
Diagnosa Keperawatan
1. Infeksi b/d trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nasokomial
Tujuan: diharapkan infeksi dapat berkurang atau
hilang, dengan kriteria hasil:
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
Intervensi:
1.1 Monitor tanda dan gejala infeksi
1.2 Berikan cara mencuci tangan yang tepat dan teknik
perawatan diri
1.3 Monitor tanda-tanda vital
1.4 Monitor gejala malaise, mengigil, anoreksia, nyeri tekan
uterus atau nyeri pelvis.
1.5 Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai
indikasi.
2. Nyeri b/d infeksi pada organ reproduksi
Tujuan: diharapkan nyeri dapat berkurang atau
hilang, dengan kriteria hasil:
 Skala nyeri berkurang
 Mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi:
2.1 Kaji keluhan pasien akan nyeri
2.2 Monitor tanda-tanda vital
2.3 Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi
rangsangan penuh stress.
2.4 Berikan tindakan kenyamanan (massase)
2.5 Berikan teknik manajemen nyeri (relaksasi
nafas dalam)
2.6 Berikan obat analgetika
3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan
Tujuan:
diharapkan pasien dapat tenang, dengan kriteria hasil:
Klien mampu mengidentifkasi penyebab cemas
TTV dalam batas normal:
TD : 120/80 mmHg
N: 60-100 x/i
RR : 16-20 x/i
T : 36-37oC
Intervensi:
3.1 Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska
persalinan
3.2 Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea,
gemetar )
3.3 Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap
mendukung
3.4 Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
3.5 Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya

You might also like