You are on page 1of 28

Benign Prostate Hyperplasia

dr. Etriyel MYH, SpU


Adalah pembesaran jinak kelenjar prostat
akibat proliferasi sel epitel dan stroma,
sehingga menimbulkan gejala-gejala lower
urinary tract symptoms (LUTS)

Bukan hipertropi karena pada BPH terjadi


pertambahan jumlah sel

Merupakan Penyebab retensio urin dan


salah satu kasus yang paling sering
dalam praktek urologi
Anatomi

 Bentuk seperti conus terbalik


 Basis di leher buli dan apek di
difragma urogenital
 Uretra prostatika berjalan di
tengahnya
 Berat normal sekitar 20 gr
 Terdiri dari 70% kelenjer dan 30%
stroma ( fibromuskular).
Zona prostat menurut J.E.
McNeal
PATOGENESIS BPH

Histopatologi: peningkatan jumlah sel epitel dan


stroma.

BPH kemungkinan adalah proses bangun kembali sel


epitel dan stroma prostat karena sudah diketahui
bahwa terbentuknya sel epitel baru hanya terjadi pada
masa perkembangan embrio.

Patogenesis pasti dari BPH sampai saat ini belum


diketahui, terjadinya peningkatan jumlah sel epitel bisa
akibat proliferasi sel epitel dan stroma atau karena
gagalnya mekanisme apoptosis.
Etiologi BPH

Beberapa Teori yang disepakati :


• Androgen
• Estrogen
• Interaksi stroma-epitelial
• Faktor pertumbuhan
• Neurotransmiter
• Inflamasi
Dihidrotestosteron
Testosteron + Enzym 5αReduktase DHT DHT + AR

Proliferasi sel prostat


Diagnosis BPH

Anamnesis ( mampu membuat IPSS score)

Pemeriksaan fisik ( mampu melakukan melakukan pemeriksaan colok


dubur untuk menentukan pembesaran prostat)

Pemeriksaan penunjang darah

Uroflowmetri

USG Urologi

Imaging saluran kencing atas


IPSS Score dan Qol

IPSS berisikan 7 gejala

Variabel ini terbagi menjadi 2 kelompok keluhan:

• Keluhan voiding ( Straining, weak streaming, incomplete emptying,


intermintensi)
• Keluhan Storage ( nokturia, frekuensi,Urgensi)

7 variabel ini diberikan nilai kuantitatifnya

Setalah dapat item yang 7 lalu di hitung score kualitas


hidup
Jadi dari anamnesis harus keluar
score ini, misal : laki-laki umur 70
tahun dengan keluhan BAK tidak
lampias dari anamnsis didapatkan
: IPSS score 20 Qol 3

Berdasarkan IPSS score keluhan


LUTS dibagi menjdi 3 kelompok:
• Ringan (0-7)
• Sedang ( 8-19)
• Berat ( 20-35)
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Urolgi
umum:
• Pria tua dengan Uban • CVA kanan dan kiri
( umumnya BPH cari tanda-tanda
muncul pada usia hidronefrosis
lebih dari 50 tahun ) • Supra sympisis: nilai
• Tanda vital buli ( retensio atau
tidak)
• Genetalia eksterna:
(nilai OUE dan Uretra)
• Colok Dubur
Colok dubur

 Syarat : buli-buli kosong / dikosongkan

 Tujuan :
1. menentukan konsistensi prostat

2. Menentukan besar prostat


- akurasi rendah
- perlu pengalaman
- faktor subyektif pemeriksa
- dapat membesar intravesikal
3. Menentukan sistem syaraf unit vesikouretra
- bulbocavernosa refleks
Pemeriksaan laboratorium
 Darah lengkap
 Urine lengkap, biakan kuman
 Faal ginjal
 Gula darah
 PSA (Prostat Spesifik Antigen)
Uroflowmetery
Pemeriksaan uroflowmetri
 Menentukan parameter dinamik urine
 Syarat agar akurat :
150 cc 400 cc
200-300 cc ideal

 Q max :
>15 ml/detik : non obstruktif
10-15 ml/detik : borderline
<10ml/detik : obstruktif
Pemeriksaan imaging

ULTRASONOGRAFI

• Ada dua pendekatan, TAUS dan


TRUS
• A. Konsistensi
• Hipoekoik : curiga keganasan
• Shadowing : batu prostat
• B. Volume Prostat
• C. Protusio ke buli dan Patologi lain
dalam buli-buli
Komplikasi BPH
Retensio Urine

Infeksi saluran kencing

Terbentuknya batu buli-buli

Terbentuknya sakulasi dan divertikel pada dinding buli-buli

Hernia, Hemorrhoid

Hematuria

Hydronefrosis dan Gangguan fungsi ginjal


Tatalaksana

Watchful waiting
dan perubahan
pola hidup

Terapi
Terapi Operasi
medikamentosa
Watchful waiting dan perubahan pola hidup

Indikasi: Perubahan pola


• LUTS ringan hidup, misal:
sampai sedang Evaluasi 3- 6
• Kurangi minum
yang tidak teralalu terutama malam bulan, Nilai
terganggu dengan hari ulang IPSS
keluhannya, tidak
ada komplikasi
• Hentikan komsumsi score, Qol dan
kopi, alkohol dan RT Ulang PSA
zat-zat yang
memicu BAK (6-12 bulan)
seperti diuretik
Terapi medikamentosa

Golongan obat pada BPH:


• Alpha Blocker
• Anti 5 alpha reductase
• Pytoterapi
• Antimuskarinik
• Desmopresin
• PDE5Inhibitor
Alpha Blocker

Otot polos prostat dipersarafi oleh saraf adrenergik

Reseptor spesifiknya adalah reseptor (α1a)

Ada dua jenis al Blocker dalam tarapi BPH

Alpabloker yang selektif bekerja pada α1a dan ada yang tidak

Yang selektif misal Tamsulosin (sediaan 0,2 dan 0,4 mg)

Yang tidak selektif misal doksazosin ( sediaan 2 mg)


Anti 5 α reduktase
Menghambat enzy 5 α reduktase

Sehingga testoteron tidak dikonversi jadi DHT

Tidak terjadi proliferasi sel prostat

Misal : finasterid 5 mg

Dapat menurunkan vulume prostat 30 % setelah 6 bulan terapi

Efek samping Disfungsi ereksi

Bersifat reversibel
Teknik Pembedahan

Open
Minimal Invasiv
prostatektomi
• sudah semakin • Beberapa teknik
jarang di misal: TURP,
kerjakan HOLEP, TUEP,
• Dari segi ukuran TUNA.
prostat : jika • Dari semua
berat prosat lebih teknik itu TURP
dari 75 gr masih merupakan
standar baku
TUR-P
Transurethral resection of the prostate
Terima Kasih

You might also like