You are on page 1of 109

Formasi Asah

Batuan Gnpi Batur


LOKASI
BENDUNGAN

Batuan Gnpi Kel Buyan-Bratan Purba

Batuan Gnpi Kel Lesong- Batuan Gnpi Kel Buyan-Bratan dan Batur
Poheng-Sengayang

Diambil dari Peta Geologi Regional Lembar Kotamobagu, Sulawesi, oleh T. Apandi dan S. Bachri, P3G,
Bandung, skala 1 : 250.000, tahun 1997
INVESTIGASI GEOLOGI (2015)  PT Wecon
 Pemboran Inti 2 lubang bor masing-masing 30 m dilokasi
as bendungan dengan uji lapangan berupa uji air
bertekanan dan SPT.
Hasil
DH1  0,00 - 6,50 m, pasir kerikil lanauan. coklat – ke abu-abuan,
ukuran butir pasir halus-sedang, gradasi sedang, material
kerikilan di dominasi oleh batuan beku  endapan sungai
6,50 - 30,00 m, pasir kerikil, abu abu, pasir halus- kasar,
gradasi baik, setempat terdapat material lanau dan boulder
boulder batuan beku  endapan sungai
DH2  0,00 - 10,00 m berupa material pasir kerikil lanauan, coklat-
coklat keputihan, pasir halus- sedang, gradasi buruk, semi
terkonsolidasi  batuan dasar lapuk kuat-sedang
10,00 - 30,00 m granodiorit dan diorit, berwarna abu-abu
kehitaman–hitam keabu-abuan, lapuk ringan- sedang,
terdapat rekahan-rekahan dengan interval jarang-sangat
jarang  batuan dasar lapuk sedang-segar
INVESTIGASI GEOLOGI (2016)  PT Bhawana Prasasta
 Penyelidikan geologi permukaan (pemetaan geologi
permukaan)
 Pemboran inti dengan uji lapangan berupa SPT dan
permeabilitas / Lugeon (12 lokasi sepanjang as
bendungan, pelimpah dan pengelak)
 Sondir
 Sumur uji / test pit (lokasi disekitar as bendungan
 Geolistrik (3 jalur disekitas as bendunga)
 Investigasi material
 Analisis laboratorium
Kesimpulan
 Penyebaran batuan di lokasi bendungan dibagi 2 satuan dari tua ke muda, yaitu Satuan
Granodiorit dan Aluvial dan masuk kedalam Formasi Diorit Bone.
 Struktur geologi yang berkembang meliputi struktur kekar gerus dan sesar normal.
 Pola aliran yang berkembang di daerah pekerjaan adalah pola aliran rektangular.
 Permeabilitas pada aluvial memiliki nilai kelulusan air orde 10-2 cm/detik - 10-3 cm/detik
sedangkan pada granodiorit nilai kelulusan air rata-rata orde 10-5 cm/detik.
 Klasifikasi batuan menurut Bieniawski, 1976, batuan dengan rating RMR = 88, termasuk
batuan sangat baik (RMR = 100 - 81) dan menurut Lauffer’s, 1958 masuk kedalam kategori
kelas I yang artinya dinding akan tetap tegak dalam jarak 5 meter dalam jangka waktu 10
tahun.
 Bahan bangunan yang tersedia di sekitar lokasi bendungan adalah lempung, gravel, pasir
dan batu. Secara umum material inti diperkirakan mempunyai volume cadangan sekitar
187.253 m3, pasir sekitar 1.600.000 m3, gravel sekitar 1.500.000 m3, dan batu sekitar
185.000.000 m3.
 Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa borrow area lempung 1, lempung 2, lempung 3,
dan lempung 4 termasuk kategori plastisitas sedang (PI = 15 – 30) sedangkan borrow area
lempung 5 termasuk kategori plastisitas tinggi.
 Data uji laboratorium, quarry pasir 1, pasir 2 dan pasir 3 yang terletak di Desa Tuloa
memiliki kadar silt > 5%, sedangkan pasir 4 dan pasir 5 yang berada di Desa Owata memiliki
kadar silt < 5%. Berdasarkan standar persyaratan bendungan urugan material pasir 4 dan
pasir 5 memenuhi syarat sebagai filter karena nilai silt < 5%.
 Hasi uji laboratorium menunjukan bahwa quarry batu 1 mempunyai nilai kuat tekan 741,205
kg/cm2, absropsi 1,57% dan spesifik gravity 2,587, sedangkan quarry 2 mempunyai nilai
kuat tekan 256,609 kg/cm2, absropsi 1,57% dan spesifik gravity 2,595. Berdasarkan SNI
8062:2015 nilai tersebut menunjukan bahwa quarry 1 memebuhi syarat untuk bendungan
tinggi dan quarry 2 memenuhi syarat untuk bendungan rendah.
Pekerjaan DED dan Sertifikasi (2017 dan 2018)
 PT. Suwanda Karya Mandiri
1. Pemetaan geologi permukaan (disekitar bendungan dan genangan).
2. Pemboran Inti 12 lubang bor dilokasi as bendungan, pelimpah dan
terowongan pengelak dengan uji lapangan berupa uji air bertekanan dan
SPT, serta pengambilan contoh inti untuk uji laboratorium dan petrografi.
3. Grouting test 1 lokasi (dasar sungai sebelah kanan).
4. “Large scale direction shear test”, 2 lokasi / macam (batuan segar dan
lapuk sedang)
5. Bor tangan sebanyak 15 lokasi
6. Sumur uji / test pit sebanyak 34 lokasi
7. Pengambilan pasir sungai (2 lokasi) dan kerikil / kerakal (5 lokasi) serta
batu quarry (8 lokasi) untuk uji laboratorium
8. Downhole test 3 lokasi (as bendungan, pengelak serta pelimpah)
9. Georadar (7 lintasan)
Lintasan 7

Lintasan 6

Lintasan 5
Lintasan 11

Lintasan 8
Lintasan 9

Lintasan 10
Morfologi rencana bendungan dan daerah
genangan :
 Satuan Morfologi Perbukitan Terjal (batuan
dan pelapukan tipis)
 Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang
(koluvial dan pelapukan relatif tebal)
 Satuan Morfologi Dataran (endapan sungai)
Pola Aliran  rektanguler
Dikontrol oleh struktur (sesar
dan retakan)
Dari Muda ke Tua
1. Batuan Genungapi Buyan-Bratan-Batur (Qpbb)
 Lahar dan Tuf
2. Batuan Genungapi Buyan-Bratan Purba (Qvbb)
 Breksi Gunungapi, Lava dan setempat Tuf
3. Koluvial (Endapan Longsoran)
4. Aluvial (Endapan Sungai)
 Sesar (Patahan)- F1 sampai F-4
 Studi Peta Topografi (bentuk bukit dan
kelurusan sungai)
 Pemetaan Geologi Permukaan (breksiasi,
hancuran, air panas)
 Studi Geolistrik
 Studi Georadar
 Pemboran Inti
 Retakan (terbuka dan tertutup) termasuk Minor
Fault
Struktur geologi berupa minor fault dan
joint set yang menyebabkan bocoran dan
perlemahan pondasi.
Soil / aluvial

Granodiorit

Soil / aluvial Soil / aluvial

Granodiorit
Granodiorit

Soil / aluvial Soil / aluvial

Granodiorit
Granodiorit

Soil / aluvial
Soil / aluvial

Granodiorit Granodiorit
BATUAN LAPUK KUAT / TANAH (D)
1. Uji Triaksial
 Sudut geser : 6 ° 06 ' 73
 Density : 1.932 kg/cm2
 Kohesi (C) : 1.025 kg/cm2
BATUAN SEGAR (CM-CH) BATUAN LAPUK SEDANG (CL)
1. Uji Triaksial 1. Uji Triaksial
 Sudut geser : 64 ° 16 ' 00  Sudut geser : 25 ° 44 ' 47 "
 Density : 2,780kg/cm2  Density : 1.352 kg/cm2
 Kohesi (C) : 73.73 kg/cm2  Kohesi (C) : 1.836 kg/cm2
2. Uji Uniaksial 2. Uji Uniaksial
 Compression strength (qu) : 700.00 kg/cm2  Compression strength (qu) : 14.28 kg/cm2
 Modulus elastisitas (Ea) : 4.40E+04 kg/cm2  Modulus elastisitas (Ea) : 4.974E+04 kg/cm2
 Poisson's Ratio : 0.2683  Poisson's Ratio : 0.3340
1. Perbaikan Pondasi Permukaan
2. Perbaikan Pondasi Bawah
Permukaan (Grouting)
 Konvensional
 Grouting Manset
Pipa Ventilasi

Pasir dan Gravel


Co
ncr
Pipa Grouting ete
cap

Tutup Beton
1. Material Inti (Clay)  genangan pada perbukitan bergelombang
2. Material Filter halus (Sand)  aluvial daerah genangan
3. Material Drain/Filter Kasar (Sand Gravel)  aluvial daerah
genangan
4. Random Batu  galian pondasi dan quarry batu (agak lapuk)
5. Timbunan Batu  quarry batu segar
6. Material Rip-rap (Batu)  bongkah batu endapan sungai
(selektif) dan quarry batu (perbukitan genangan)
1. Agregat halus dari pasir endapan
sungai daerah genangan
2. Agregar kasar dari crushed stone
kerikil-kerakal endapan sungai dan
quarry perbukirytan daerah genangan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, faktor
kegempaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Gempa OBE digunakan koefisien gempa terkoreksi (k) sebesar
0.147.
 Gempa MDE digunakan koefisien gempa terkoreksi (k) sebesar
0.616.

You might also like