Professional Documents
Culture Documents
dan Stabilisasi,
Teknik
Mencetak, dan
Penyusunan Gigi
pada GTL
– Faktor yang sangat penting dalam suksesnya perawatan dengan GTL adalah retensi
dan stabilisasi.
– Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan
terhadap gaya lepas (gaya vertical) pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan
diam. Misalnya gaya gravitasi, saat membuka mulut, atau terhadap makanan yang
lengket.
– Stabilisasi pada gigi tiruan lengkap merupakan kekuatan menahan dari suatu gigi
tiruan terhadap kekuatan gaya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan
fungsional, gaya horizontal).
Retensi dan Stabilisasi
Retensi GTL yang bisa diciptakan pada fitting surface ialah dengan memanfaatkan :
– Tekanan permukaan Tekanan permukaan meliputi adhesi antara saliva dan gigi tiruan serta
mukosa.
– Gaya-gaya dalam cairan saliva tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi dan adhesi
dalam cairan saliva dan viscositas saliva,
– Tekanan atmosfir Tekanan atmosfir menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi tiruan,
jik ada ruang hampa udara (vacuum) dari pheripherial seal yang utuh.
– Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut CETAKAN HARUS AKURAT
Faktor yang Mempengaruhi
Stabilisasi
1. Inklinasi gigi harus ada sudut inklinasi yang benar antara anasir gigi rahang atas dannRahang
bawah terhadap processus aloveolaris maksila dan mandibula.
2. Lereng sendi atau sudut luncur sendi harus ada curve von Spee, Monson dan anti Monson
kemanapun mandibula bergerak, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah harus tetap berkontak
secara seimbang (vertikal pin tetap pada incisal table)
3. Anterior → deep over bite
Posterior → balancing side dan working side
4. Over extension.
Pemeriksaan stabilisasi dilakukan pada saat berfungsi dengan menggerakkan otot – otot pipi.
Stabilisasi GTL
– Hal yang harus diperhatikkan untuk memperoleh stabilisasi yaitu cetakan harus sesuai
dengan permukaan mukosa jaringan pendukung terutama untuk melawan tekanan
dalam arah horisontal.
– Stabilisasi atau tahanan tehadap gerak horisontal akan berkurang dengan berkurangnya
tinggi prosesus alveolaris atau bertambahnya jaringan mukosa yang mudah
bergerak(flabby).
Definisi
– Mencetak adalah suatu tindakan membuat suatu bentuk negative dari jaringan
pendukung di rongga mulut, menggunakkan bahan plastis yang relative
mengeras pada saat berkontak dengan jaringan rongga mulut.
– Cetakan rahang tak bergigi adalah catatan negative dari seluruh jaringan
pendukung dan daerah tepi
– yang akan menjadi pendukung gigi tiruan penuh. Hasil cetakan dicor dengan
bahan stone gips atau plaster of paris untuk mendapatkan bentuk positif atau
model dari jaringan yang dicetak
TEKNIK MENCETAK
Tujuan membuat cetakan – untuk mendapatkan duplikat jaringan pendukung gigi tiruan
sehingga memungkinkan dibuatnya basis gigi tiruan yang dapat dipakai dengan cekat,
enak, dan nyaman ,baik dalam keadaan berfungsi maupun dalam keadaan tidak
berfungsi.
Fungsi untuk mencatat daerah jaringan pendukung dan bentuk sulkusnya sesuai
dengan lebar sulkus yang dibentuk oleh sendok cetak.
Bila tipe mukosanya mudah bergerak dan mudah mengalami perubahan bentuk waktu
dicetak gunakan bahan cetak yang daya alirnya tinggi /viskositasnya rendah tidak
menekan jaringan lunaknya secara berlebihan jaringan lunak tetap pada posisi
semula
Macam bahan cetak menurut proses pengerasannya:
– Secara reaksi kimia – contohnya: plaster of paris, zinc oxide euganol pasta, irreversible
hydrocolloid, elastomer (rubber base), tissue conditioning material.
– Secara pemanasan (termoplastik) – contohnya: modelling compound, reversible
hydrocolloid (agar – agar), dan wax. Bahan ini memerlukan pemanasan untuk melunakkan
dan pendingiinan untuk mengeraskan.
Posisi Operator Saat Mencetak
TEKNIK MENCETAK
– Pada kasus tahanan jaringan mukosa yang berbeda – beda pada satu rahang (terdapat mukosa flabby)
Border Moulding
Akrilik : Porselain :
1- Tidak getas, tapi rentan abrasi 1- Getas, tapi tahan abrasi
2- Estetik cukup baik. 2- Estetik sangat baik (tidak menyerap
warna / no staining).
3- Berikatan kimia dengan basis GT 3- Berikatan mekanik dengan pin atau
4- Mudah diasah dan dipoles undercuts holes.
4- Sulit untuk diasah dan dipoles
5- Menyalurkan tekanan lebih
sedikit pada mukosa 5- Menyalurkan tekanan lebih banyak
pada mukosa
6- Tidak berbunyi clicking saat
6- Clicking pada saat berkontak
berkontak
7- Ekspansi termalnya lebih rendah
7- Ekspansi termalnya sama dengan disbanding basis GT stresses in
basis GT acrylic denture base.
PENYUSUNAN GIGI PADA
GTL
Tujuan:
Untuk membentuk kesatuan yang baik dengan jaringan sekitar
Menjaga vertikal dimensi
Diterima secara estetis
Efisien secara mastikasi.
Bentuk
– Ada hubungan antara lengkung rahang dengan bentuk gigi incisivus rahang atas:
– Lengkung rahang bentuk “ v “ → incisivus tapering
– Lengkung rahang bentuk “kotak” → incisivus square
– Lengkung rahang bentuk “oval“ → incisivus ovoid
Pemilihan Bentuk Gigi Anasir
Ukuran panjang normal untuk 6 gigi anterior rahang atas, bagian cervical overlap
terhadap alveolar ridge ± 3 mm, dan bagian incisal terlihat ± 2 mm dari tepi bawah
bibir atas → untuk menunjang estetika (rest posisi atau gum smile).
Pemilihan Warna Gigi Anasir
Dapat disesuaikan dengan warna kulit, Bantuan dalam pemilihan warna gigi:
rambut dan mata. Ada 3 warna yang – Basahi shade guide → gigi selalu
dominan : dlm kondisi basah
– Kuning → rambut pirang, mata – Letakkan shade guide di dalam
biru, kulit terang. mulut
– Abu-abu kebiru-biruan → rambut – Membandingkan shade guide
gelap, mata coklat, kulit gelap. dengan kondisi seluruh wajah
– Oval (putih kebiruan) → rambut – Meminta pendapat asisten atau
putih, mata coklat, kulit putih. perawat
– Pasien besar dan tegap → warna – Pemilihan gigi yang terlalu kecil
gelap. akan mempunyai kesan gigi tiruan.
Penyusunan Gigi Anasir
Anterior
Incisivus Centralis Superior (I1 RA)
1.) Tampak Labial
a. Inklinasi mesio-distal : Sumbu atau as gigi
hampir sejajar atau miring sedikit membentuk
sudut 50 dengan median line.
b. Incisal edge menempel bite-rim bawah atau
metal plate articulator.
Kurva Transisional
Kurva Monson
monson
anti monson
Penyusunan Gigi Posterior RA
b
a.
Disesuaikan dengan:
antero-posterior curve yang terdiri dari:
– Bidang horizontal, tempat disusunnya gigi-gigi
premolar superior pertama dan premolar
superior kedua.
– Oblique plane, tempat disusunnya gigi-gigi molar Gambar 6. a.) Kurve antero-posterior; A = bidang datar
superior pertama dan molar superior kedua. horizontal, B = bidang oblique.
Perhatikan inklinasi dan kontur gusi tiruannya. Perlu juga dilakukan pengamatan
tehadap:
1. Oklusi.
2. Stabilisasi gaya working dan balancing side.
3. Estetis dengan melihat garis kaninus.
4. Fonetik dengan cara menyuruh pasien mengucapkan huruf S, D, O, M, R, A dan T
dan lain sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan.
Penyusunan Gigi Posterior RB
– M1 bawah adalah gigi pertama yang dipasangkan pada – Gigi RB mengikuti posisi gigi RA.
pemasangan gigi posterior RB dan merupakan kuncl
oklusi. Jika benar akan memudahkan pemasangan gigi-
– Gigi RA overlap dengan gigi RB.
gigi posterior berikutnya.
Molar inferior Pertama (M1 bawah) Premolar inferior kedua (P2 bawah)
Centric Occlusion Centric Occlusion
– Inklinasi mesio-distal: tonjol mesio-bukal M1 atas – Inklinasi mesio-distal: Tonjol buccal P2 bawah terletak
berada di mesio-buccal M1 bawah diantara P2 atas dan P1 atasdengan ujung tonjolnya
berkontak dengan marginal ridge P2 atas dan P1 atas.
Working Occlusion
Working Occlusion
– Tonjol mesio-distal M1 bawah kanan berkontak – Slope tonjol disto-bukal P2 bawah berkontak dengan slope
dengan antara tonjol bukal P2 atas kanan dan tonjol mesio-bukal P2 atas
tonjol mesio-bukal M1 atas kanan.
– Tonjol lingual P2 bawah berkontak dengan area disto-
Balancing Contact lingual P1 atas dan area mesio-lingual P2 atas.
– Tonjol mesio-bukal dan disto-bukal M1 bawah kiri Balancing Occlusion
berkontak dengan tonjol P2 atas kiri dan tonjol – Slope mesial pada tonjol bukal P2 bawah berkontak
mesio-palatinal M1 atas kiri. dengan slope distal pada tonjol lingual P1 atas
Penyusunan Gigi Posterior RB
Premolar inferior Pertama (P1 RB) Molar inferior kedua (M2 bawah)
Centric Occlusion Centic Occlusion
– Tonjol bukal P1 bawah terletak diantara tonjol bukal P2 – Garis inklinasi mesio-bukal M2 bawah kontak dengan garis tepi
atas dan C atas, dengan ujung tonjolnya berkontak dengan pada tonjol disto-bukal M1 atas.
marginal ridge P2 atas dan C atas. – Posisi dari tonjol palatinal M2 bawah berkontak dengan fossa,
central M2 atas.
Working Occlusion
Working Occlusion
– Tampak Bukal : Slope disto-bukal P1 bawah berkontak
dengan slope mesio-bukal P2 atas, dan slope mesio-bukal – Tonjol molar inferior kedua berkontak dengan tonjol mesio-bukal
M1 atas dan tonjol-tonjol M2 atas.
berkontak dengan slope disto-bukal C atas.
Balancing Contact
– Tampak Lingual : Slope disto-lingual P1 bawah berkontak
dengan slope mesio-palatinal P1 atas. – Tonjol mesio-bukal M2 bawah berkontak dengan tonjol disto-
palatinal M1 atas .
Balancing Contact
– Tonjol disto-bukal M2 bawah berkontak dengan tonjol mesio-
– Tidak terlihat adanya kontak dengan gigi atasnya. palatinal M2 atas.