You are on page 1of 22

DISFAGIA OROFARING

Disfagia : kesulitan menelan cairan,


makanan atau air ludah

Bukan penyakit tetapi gejala dari kelainan/


penyakit di orofaring atau esofagus

Dapat menyebabkan kekurangan kalori,


dehidrasi, pneumoni aspirasi, bahkan †
BEDAKAN:
- Disfagia
- Odinofagia
- Globus
DISFAGIA:
gangguan emosi, kognitif, sensoris dan/atau motorik
yang menyebabkan ganguan pergerakan substansi
dari mulut ke lambung sehingga terjadi kegagalan
pemenuhan kebutuhan hidrasi & nutrisi, dan
menyebabkan risiko aspirasi
(Groher, 2010)
SUBTIPE (Taber’s Cyclopedic Med. Dictionary):
1. Constricta: penyempitan faring atau esofagus
2. Lusoria: penekanan esofagus oleh arteri subklavia dekstra
3. Orofaring: gangguan pergerakan makanan dari mulut ke
esofagus
4. Paralytica: paralisis otot2 mulut, faring atau esofagus
5. Spastica: disfagia akibat spasme faring atau esofagus
PENYEBAB ⁓ USIA

Benda asing, kelainan kongenital

Refluks laringofaring, anemia, globus sensation

Keganasan, striktur akibat refluks yang berlangsung


lama, pharyngeal pouch, gangguan motilitas akibat
proses penuaan/kelainan neurologis
PERBEDAAN
◦ DISFAGIA OROFARING
Kesulitan mempersiapkan & transportasi bolus makanan
dari cavum oris & faring
 aspirasi/regurgitasi ke nasofaring

◦ DISFAGIA ESOFAGUS
Makanan tersangkut di bawah kerongkongan, leher
 nyeri retro-sternal/epigastrium
DISFAGIA
OROFARING
PREVALENSI
◦ >30% pasien dengan CVA
◦ 52%–82% pasien dengan Parkinson’s disease
◦ 84% pasien dengan Alzheimer’s disease
◦ 40% manula usia ≥ 65 tahun
◦ >60% pasien manula yang dirawat di RS
PATOFISIOLOGI
1. Delay pergerakan bolus dari mulut ke
lambung
2. Misdirection bolus ke jalan nafas
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Diagnosis & tatalaksana disfagia orofaring  multidisiplin:
 Perawat
 Penyakit Dalam: Gastroenterologi & Geriatri
 THT
 Neurologi
 Bedah
 Rehabilitasi Medis
 Ahli Gizi
 Radiologi

Tujuan:
a. Diagnosis dini disfagia
b. Identifikasi penyebab disfagia yang kemungkinan bisa diatasi dengan terapi tertentu
c. Menyusun strategi terapi agar pasien dapat menelan dengan aman & efektif
ANAMNESIS
◦ Onset
◦ Durasi
◦ Bertambah berat?
◦ Beratnya gejala
◦ Jenis makanan yang sulit ditelan
◦ Faktor yang memudahkan untuk
menelan
Gejala
◦ Regurgitasi
◦ Odinofagia
◦ Suara serak
◦ Otalgia
◦ Batuk bila menelan
◦ Infeksi paru berulang
Pemeriksaan
◦ Inspeksi cavum oris
◦ Gigi-geligi
◦ Orofaring
◦ Laringoskopi serat lentur
◦ FEES/VFS
◦ Pemeriksaan saraf kranial (lidah, refleks muntah
dan refleks batuk, pergerakan pita suara)
◦ Kelenjar getah bening leher, massa lain di leher,
pembesaran kelenjar tiroid, terganggunya
integritas kerangka laring
Pemeriksaan Tambahan
◦Pemeriksaan darah rutin (anemia
sebagai penyebab atau akibat?)
◦LED/CRP (meningkat pada keganasan
atau inflamasi kronis)
◦LFT, RFT, kalsium (gangguan nutrisi atau
curiga metastasis)
◦Tes fungsi tiroid (goiter/keganasan
tiroid)
Skrining
◦ Syarat:
1. Risiko aspirasi rendah
2. Cepat
3. Murah
◦ Tes minum
◦ SBSA (standardized bedside swallow assessment)
◦ V-VST (volume-viscosity swallow test)
V-VST
TATALAKSANA
◦ Tujuan: memastikan pasien dapat makan dan minum untuk mempertahankan
status gizi dan hidrasinya tanpa risiko aspirasi
1. Perilaku: perubahan posisi, strategi rehabilitasi (cara menelan, penguatan
otot)
2. Diet: modifikasi tekstur, rasa atau volume makanan
3. Intervensi medis: penggunaan NGT, menghindari penggunaan obat yang
mempengaruhi status mental dan proses menelan
4. Intervensi bedah: mobilisasi pita suara, pemasangan gastrostomi

◦ Sering dibutuhkan kombinasi


TATALAKSANA
1. PENGATURAN MENU
◦ Dimulai dari bentuk puree
◦ Secara bertahap beralih ke padat
2. PENGATURAN POSTUR & TEHNIK KOMPENSASI
◦ Bertujuan untuk menghindari aspirasi
◦ Postural Strategies (chin tuck, chin raise, head tilt, lying down)
◦ Pengaturan volume dan kekentalan bolus [cairan biasa (20 mPa.s), nectar (270 mPa.s),
pudding (3900 mPa.s)]
◦ Neuromuscular Praxis (bio-feedback, Shaker exercise, Masako manoeuvre, NMES)
◦ Specific Swallowing Manoeuvres (Supraglottic & Super Supraglottic Swallow, Effortful, Forceful, or
Hard Swallow, Double Deglutition, Mendelsohn Manoeuvre)
3. Surgical/Drug-based Management of UES Disorders
4. Sensorial Enhancement Strategies
5. Percutaneous Endoscopic Gastrostomy

21

You might also like