You are on page 1of 36

Obat Antikoagulan

dan
obat Antiplatelet
ANTIKOAGULAN
Definisi Anti Koagulan

 Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk


mencegah pembekuan darah.
 Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah seperti
trombolotik, tetapi bekerja sebagai pencegah
pembentukan bekuan baru.
 Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki
gangguan pembuluh arteri dan vena yang membuat
orang tersebut berisiko tinggi untuk pembentukan
bekuan darah
HEPARIN
Farmakologi

 Onset kerja antikoagulasi : melalui rute i.v , sub kutan : ~20-30 menit.
 ABSORPSI :
oral, rektal, diabsorpsi baik malalui semua rute pemberian.
 DISTRIBUSI :
tidak melalui plasenta, tidak didistribusikan ke dalam air susu.
 METABOLISME :
melalui hati, mungkin mengalami metabolisme sebagian pada sistem retikuloendoethelial.
 T½ ELIMINASI ;
rata-rata 1.5 jam, rentang 1-2 jam, dipengaruhi oleh obesitas, fungsi ginjal, fungsi hati, adanya tumor, embolism
pulmonari, dan infeksi.
 EKSKRESI :
melalui urin (jumlah kecil dalam bentuk obat tidak berubah).
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
 Untuk terapi tromboembolism vena : dosis yang diberikan melalui i.v : 5000 -
10000 unit diikuti dengan infus i.v kontinyu, 1000-2000 unit/jam atau injeksi
sub kutan 15000 unit setiap 12 jam.
 Untuk profilaksis tromboembolism vena post operasi : 5000 unit, diberikan
secara sub kutan, 2 jam sebelum operasi, kemudian setiap 8-12 jam selama 7
hari sampai pasien keluar dari rumah sakit.
 Dosis yang sama diberikan untuk mencegah tromboembolism pada wanita
hamil pada wanita dengan riwayat trombosis vena atau embolism paru-paru,
dosis mungkin ditingkatkan menjadi 10000 unit setiap 12 jam setelah trimester
ke tiga.
 Untuk penanganan angina tidak stabil atau embolism arterial periferm heparin
diberikan melalui infus i.v kontinyu dengan dosis yang sama dengan dosis
rekomendasi untuk terapi tromboembolism.
 Dosis untuk pencegahan oklusi arteri koroner setelah terapi infark miokardiak
adalah 5000 unit diberikan secara i.v diikuti 1000 unit/jam; dosis 12500 unit,
sub kutan setiap 12 jam selama 10 hari untuk mencegah terjadinya trombosis.
Kontraindikasi
 Hipersensitifitas terhadap heparin atau komponen lain dalam
sediaan.
 Semua gangguan perdarahan atau risiko perdarahan :
gangguan koagulasi, hemofilia, trombositopenia, penyakit
hati berat, ulkus peptikum, perdarahan intrakranial,
aneurisma serebral, karsinoma visceral, abortus, retinopati
perdarahan hemoroid, tuberculosis aktif, endokarditis.
Efek Samping

 Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit


kepala, kedinginan,urtikaria, alopesia, dysesthesia pedis,
purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak erithemathosus,
hiperkalemia, hiperlipidemia, mual, muntah, konstipasi,
hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis,
hemoragi adrenal, hemoragi retriperitonial,
trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi,
nekrosis kutan yang disebabkan oleh injeksi sub kutan,
neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis,
hemoragi pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma,
reaksi alergi, reaksi anafilaktik
Interaksi
 - Dengan Obat Lain : Resiko pendarahan berhubungan dengan heparin
dapat ditingkatkan dengan antikoagulan oral (warfarin), trombolitik,
dekstran dan obat yang mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin,
obat antiinflamasi non steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel,
antagonis IIb/IIIa.Namun heparin masih digunakan bersamaan dengan
terapi trombolitik atau pada awal terapi dengan warfarin untuk
memastikan efek antikoagulan dan melindungi kemungkinan
hiperkoagulasi transien. Nitrogliserin iv mungkin menurunkan efek
antikoagulan heparin.
 - Dengan Makanan : teh hijau, bawang putih,ginkgo karena akan
menambah aktivitas antiplatelet
Antidot

Hentikan Terapi, Observasi, Serial APTT


Protamin 1MG : 100Unit UFH diberikan dalam 4 jam
(adanya resiko anafilaksis, anti dot digunakan hanya untuk
kompliasi perdarahan mayor)
WARFARIN
Farmakologi

 Onset kerja : antikoagulan oral : 36-72 jam. Durasi 2-5


hari
 Absorpsi : cepat
 Metabolisme : dihati.
 T½ eliminasi : 20-60 jam, rata-rata 40 jam, bervariasi
antar individu.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
 Oral dan anak : 0.05 - 0.34 mg/kg/hari, bayi < 12 bulan memerlukan dosis
sama dengan atau mendekati rentang ini, antikoagulasi konsisten akan sulit
untuk dipertahankan pada anak< 5 tahun.
 Dewasa : dosis awal tergantung individu (pertimbangkan pasien dengan
gangguan fungsi hati, fungsi kardiak, status nutrisi, terapi lanjutan, risiko
pendarahan).
 Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis pemeliharaan biasanya 2-10 mg setiap
hari (mungkin diperlukan dosis loading dan pemeliharaan di luar pedoman ini).
Dosis awal yang lebih rendah diperlukan pasien dengan gangguan fungsi hati,
gizi buruk, gagal jantung kongestif, pasien lanjut usia, risiko pendarahan dan
pasien yang lemah kondisinya.
 Dosis awal yang lebih tinggi dapat diberikan untuk pasien tertentu (misalnya
pasien yang menerima agen penginduksi enzim).
Indikasi
 Profilaksis dan terapi thrombosis vena, embolism
pulmonari dan disorder thromboembolik, atrial fibrilasi
dengan risiko embolism dan sebagai tambahan pada
profilaksis embolism sistemik setelah infark miokardiak.
Kontraindikasi
 Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam
sediaan,
 hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia,
operasi mata atau saraf, anestesia blok lumbar regional
atau operasi besar lainnya, pasien yang mengalami
pendarahan pada saluran pencernaan, pernapasan, aborsi,
anuerism, defisiensi asam askorbat,
 riwayat pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis,
pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular,
eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol,
penyakit hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial,
endokarditis bakteri sub akut, visceral carcinoma
Efek Samping
 Antikoagulan, pendarahan, vasculitis,edema, syok
hemoragi, demam, lethargi, malaise, asthenia, nyeri, sakit
kepala, pusing, stroke, rash, dermatitis, urtikaria, pruritus,
alopesia, anoreksia, mual, muntah, kram perut, sakit
abdominal, diare, flatulens, pendarahan intestinal,
gangguan rasa, ulkus mulut, hematuria, hemoragi,
leukopenia,
 hematoma retroperitonial, agranulositosis, luka pada hati,
jaundice, peningkatan transaminase, parethesia,
osteoporosis, epitaksis, hipersensitifitas dan reaksi alergi.

Warfarin-induced skin necrosis


Interaksi
 - Dengan Obat Lain :
 Meningkatkan efek/toksisitas : Asetaminofen, allopurinol, amiodaron, androgen,
antifungi (imidazol), capecitabin, sefalosporin, simetidin, inhibitor COX-2, disulfiram,
etoposida, flukonazol, fluorourasil, glukagon, inhibitor HMG CoA reduktase, ifosfamida,
leflunomida,antibiotik makrolida, metronidazol, obat inflamasi non steroid, orlistat,
fenitoin, propafenon, propoksifen, inhibitor pompa proton (omeperazol), kuinidin,
antibiotik kuinolon, ropirinol, salisilat, sulfinpirazon, derivat sulfonamida, derivat
tetrasiklin, produk tiroid, tigesiklin, treprostinil, antidepresan trisiklik, vitamin A, E,
voriconazol, zafirlukast dan zilueton. Penurunan efek : Aminoglutetimida, agen anti
thyroid, aprepitant, azatioprin, barbiturat, bosentan, karbamazepin, dikloksasilin,
glutetimida, griseofulvin, hormon kontrasepsi, merkaptopurin, nafsilin, fitonadion,
derivat rifamisin dan sulfasalazin.
 - Dengan Makanan :
 Hindari penggunaan etanol : etanol menurunkan metabolisme warfarin dan meningkatkan
PT, efek antikoagulan warfarin akan menurun dengan adanya makanan mengandung
vitamin K, vitamin E meningkatkan efek warfarin.
Antidot
Stop Warfarin
Vit K (PO, SC, IV)
FFP atau prothrombin concentrate
ANTIPLATELET
Definisi Antiplatelet
 Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi
trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya
pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan
pada sistem arteri yang bekerja mencegah pelekatan
(adhesi) platelet dengan dinding pembuluh darah yang
cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan
langkah awal terbentuknya trombus
ASPILET
Farmakologi
 Onset kerja : 20 menit -2 jam.
 Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalam plasma tidak
berbanding lurus dengan besamya dosis.
Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20 jam
tergantung besar dosis yang diberikan.
 Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan
lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya.
 Metabolisme : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna
absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan
kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan paru-
paru.
 Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan
oksidasi serta konyugasi metabolitnya
Dosis, Cara Pemberian
 Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan efek
sampingnya lebih sedikit.
Indikasi
 Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang pada
penderita yang pernah menderita iskemi otak yang
diakibatkan embolus.
 Menurunkan resiko menderita stroke pada penderita
resiko tinggi seperti pada penderita tibrilasi atrium non
valvular yang tidak bisa diberikan anti koagulan
Kontraindikasi
 Hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay
fever, polip hidung, anemi berat, riwayat gangguan
pembekuan darah
Efek Samping
 Nyeri epigastrium, mual, muntah , perdarahan lambung
Interaksi
 Obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan,
angiotensin converting enzymes

 Efek Toksik : Tidak dianjurkan dipakai di bawah usia 12 tahun karena


resiko terjadinya sindrom Reye. Pada orang tua harus hati- hati karena
lebih sering menimbulkan efek samping kardiovaskular. Tidak dianjurkan
pada trimester terakhir kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan
pada janin. Tidak dianjurkan pula pada wanita menyusui karena disekresi
melalui air susu.
Antidot
dekontaminasi dari lambung dengan arang
aktif, yang menyerap aspirin pada saluran
pencernaan.
Natrium bikarbonat diberikan dalam
overdosis aspirin karena meningkatkan
eskresi aspirin dalam urine.
Hemodialysis dapat digunakan untuk
meningkatkan eskresi salisilat dari darah.
CLOPIDOGREL
Farmakologi
 Bioavailabilitas : Cepat diserap setelah pemberian oral, minimal 50% dari dosis oral diabsorpsi. Puncak
konsentrasi plasma dari metabolit aktif terjadi sekitar 30-60 menit.
 Onset : Setelah pemberian oral dosis tunggal, penghambatan agregasi platelet yang tergantung dosis dapat
diamati pada 2 jam. Dosis berulang (75 mg per hari) menyebabkan penghambatan agregasi platelet yang
diinduksi ADP pada hari pertama, dan penghambatan steady-state (40-60%) terjadi pada 3-7 hari.
 Durasi : Setelah penghentian, agregasi platelet dan perdarahan secara bertahap kembali ke awal di sekitar
5 hari.
 ABSORPSI : Clopidogrel cepat diabsorbsi setelah pemberian per oral, dengan konsetrasi puncak tercapai
satu jam setelah pemberian. Makanan tidak mempengaruhi absorbsi dariclopidogrel. Inhibisi platelet
terjadi 2 jam setelah pemberian oral dosis tunggalclopidogrel, tetapi onset of action nya lambat, untuk itu
dibutuhkan loading dosis 300 – 600 mg
 DISTRIBUSI : Clopidogrel dan metabolit utamanya berikatan secara reversible dengan proteinplasma
sebesar 98% dan 94%
 METABOLISME : Didalam hati, Clopidogrel dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 CYP2C19 menjadi 2-
oxo-clopidogrel yang merupakan metabolit yang aktif.
 EKSKRESI : Setelah pemberian per oral clopidogrel, sekitar 50% akan diekskresikan melaluiurin dan sekitar
46% melalui feses
Efek Samping
 Trombositopenia purpura, nyeri dada, sakit kepala,
gejala yang menyerupai flu,diare, mual muntah, ruam
kulit, pusing, arthralgia, resiko perdarahan
Dosis, Cara Pemberian
 Dosis Clopidogrel yaitu diberikan dosis tunggal 75 mg/hari dengan atau
tanpa makanan. Khusus pada pasien SKA dengan non elevasi segmen ST
(unstable angina atau Infark miokard non Q-wave) pemberian dimulai
dengan 300 mg tunggal loading dosis dan kemudian dilanjutkan dengan
pemberian dosis 75 mg satu kali sehari
Indikasi
 Clopidogrel diindikasikan untuk Pencegahan kejadian
iskemik vaskular padapasien dengan gejala
aterosklerosis, sindrom koroner akut tanpa elevasi
segmen ST(NSTEMI), ST elevasi MI (STEMI)
Kontraindikasi
 Hipersensitivitas
 Perdarahan patologis aktif, seperti : tukak peptik,
perdarahan intracranial
 Gangguan hati berat
 Laktasi
Interaksi
 Obat Mempengaruhi atau Dimetabolisme oleh Enzim mikrosomal hepatic
 Dikonversi ke metabolit aktif oleh CYP2C19. Potensi farmakokinetik
(penurunan konsentrasi metabolit aktif) dan farmakodinamik (mengurangi efek
antiplatelet) interaksi dengan inhibitor CYP2C19.1 , Hindari penggunaan
bersama obat (misalnya, omeprazole) dikenal sebagai inhibitor ampuh
CYP2C19.
 Inhibitor Proton-Pump
 Potensi penurunan paparan sistemik untuk metabolit aktif clopidogrel dan
mengurangi efek antiplatelet dengan inhibitor pompa proton tertentu (melalui
penghambatan CYP2C19 oleh proton-pump inhibitor). Interaksi ditunjukkan
dengan omeprazole, tetapi tidak konsisten diamati dengan lainnya proton-
pump inhibitors. Data Konflik pada hasil klinis dilaporkan, namun peningkatan
risiko kejadian kardiovaskular yang mungkin merugikan
Sekian

You might also like