You are on page 1of 52

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2017

FAILURE TO THRIVE
(GAGAL TUMBUH)

Oleh :
Sri Delima
1507101030157

Pembimbing :
dr. T. M. Thaib, M. Kes, Sp. A
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
Tumbuh 0-5 tahun
Kembang Golden Age
Perkembangan

Risiko Failure To
Bayi Prematur
Thrive
BAB II
LAPORAN KASUS
 Identitas pasien

Nama : Muhammad Gilang Dirga


Tanggal Lahir : 3 Juli 2017
Usia : 3 bulan 5 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Suka Ramai, Darul Makmur, Nagan
Raya
Suku : Aceh
No RM : 1-14-30-25
Tanggal Masuk : 19 September 2017
Tanggal Periksa: 5 Oktober 2017
Anamnesis: Alloanamnesis

Keluhan Utama :
Belum dapat mengangkat kepala

Keluhan Tambahan :
Belum dapat telungkup, sesak napas, batuk, demam, tidak BAB 4 hari

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan belum


dapat mengangkat kepala dan kurang berespon ketika diajak
berbicara. Pasien juga belum bisa telungkup dibandingkan abangnya.
Gerakan tangan dan kaki bayi aktif. Ibu pasien juga mengeluhkan
anaknya sesak napas yang dirasakan sejak 2 hari SMRS dan
memberat 1 hari SMRS yang semakin memberat saat pasien batuk.
Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca. Pasien juga mengalami demam naik turun
sejak 2 hari SMRS. Demam turun tanpa obat penurun panas. Batuk berdahak
dialami pasien 2 hari SMRS. Batuk muncul tidak menentu dan tidak
dipengaruhi cuaca. BAB terakhir pasien 4 hari SMRS. Menurut ibu pasien,
sebelumnya BAB pasien lancar dan tidak ada keluhan. Selama ini pasien
diberikan ASI dan susu formula BBLR.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat dirawat di NICU selama 1,5 bulan
• Pasien didiagnosa bronkopneumonia pada usia 1 minggu
postnatal dan dirawat di PICU selama 1 minggu di RSU
Meulaboh
• Pasien mengalami konstipasi sejak lahir pasca pemberian
susu formula

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami keluhan


seperti pasien. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit kronik lainnya dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pemakaian Obat :


Saat dirawat di RS Meulaboh, pasien diberikan obat amoxan
drop dan mucos drop.
Riwayat Tumbuh Kembang

Prenatal
Selama hamil ibu melakukan ANC rutin di dokter spesialis.
Menurut ibu pasien, selama hamil ibu merasa lemas
dikarenakan nafsu makan ibu menurun. Hal ini tidak terjadi
pada saat hamil kedua saudaranya. Riwayat demam tinggi,
sesak napas, trauma, Hipertensi dan DM disangkal. Riwayat
konsumsi obat-obatan atau jamu selama hamil tidakada.
Namun, pada saat hamil 7 bulan 3 hari, ibu merasa ingin
melahirkan lalu dibawa ke klinik.
Natal
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien
lahir prematur (usia kehamilan 28-29 minggu) secara
pervaginam dengan berat badan lahir 1800 gram di klinik
dokter. Pasien segera menangis kuat saat lahir namun wajah
dan ujung-ujung jari kebiruan disertai mata yang kuning.
Pasien kemudian dirujuk ke RS di meulaboh dan dirawat di
NICU selama 1,5 bulan. Pasien rutin rawat jalan di RSU
Meulaboh.

Post natal
Selama satu minggu pasien dipulangkan, pasien masih
terlihat sesak dan batuk tidak kunjung hilang disertai demam.
Keluarga kemudian membawa ke rumah sakit di Meulaboh.
Dokter kemudian merujuk pasien ke RSUDZA. Pasien juga
mengalami konstipasi sejak lahir pasca pemberian susu
formula.
Riwayat Imunisasi :

Pasien belum pernah mendapatkan


imunisasi dasar jenis apapun

Riwayat Pemberian Makanan :

0 bulan s.d sekarang : ASI + susu formula


BBLR
Pemeriksaan fisik
 Vital Sign

Compos 120 x / 36,30C


Mentis menit 28x/menit

Data Antropometri
Berat Badan : 3,3 Kg
Tinggi Badan : 53 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
LILA : 9 cm
Status Gizi
Menurut Kurva
Fenton

Kesimpulan :
Risiko Failure to
Thrive (gagal
tumbuh)
PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva palp. Inf. pucat
LK 35 cm, normocephali, (-/-)
UUB terbuka rata, sklera ikterik (-/-)
deformitas tidak dijumpai pupil isokor

Simetris
normotia Retraksi suprasternal,
Serumen (-/-) intercostal dan epigastrium
Sekret (-/-) (-)
NCH (+) ves (+/+), Rhonki basah halus
di seluruh lapangan paru (+)
Faring dan tonsil sulit dinilai wh (-/-)
sianosis (-)
BJ I>BJ II
mukosa bibir lembab (+)
Reguler
pemb.KGB (-)
Bising (-)
Soepel, distensi (+), darm
contour terlihat
Pucat (-/-)
shifting dullness (-)
Ikterik (-/-)
peristaltik (+)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
Laki-laki akral hangat CRT <2”
Anus (+)
 Pemeriksaan fisik
 Status neurologis

GCS : E4M6V5 = 15
Mata : bulat isokor
TRM : kaku kuduk (-)
Refleks fisiologis : tidak dinilai
Refleks patologis : tidak dinilai
Sensorik/Otonom : tidak dinilai
 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan Penunjang

Foto Thoraks (20 September


2017)
Kesan :
Cor : bentuk dan ukuran
normal
Pulmo : Tampak Patchyinfiltrat
di paru kanan, sinus
costophrenicus
kanan dan kiri tajam

Kesimpulan :
Bronchopneumonia

Echocardiography (2 Oktober 2017)

Kesimpulan : didapatkan PFO, PH dan


efusi pericard
 Diagnosis

 Risiko FTT
 Pneumonia
 PFO + PH + Efusi Pericard
 Penatalaksanaan
Divisi TKPS : Stimulasi

Divisi Nutrisi :
• Vitamin E 1x50 IU
• Asam folat 1 x 0,2 mg
• Multivit Syr 1 x 0,5 mL
• Diet ASI + susu formula BBLR (25cc/3 jam/ oral) on demand
• Monitor : Toleransi diet, BB, reaksi simpang : alergi, kembung,
konstipasi, muntah
 Penatalaksanaan
Divisi Respirologi :
• O2 1L/i Via nasal kanul
• IVFD 4:1 18 gtt/i mikro
• Inj. Ampisilin 65 mg/6 j
• Inj. Gentamisin 15 mg/12 j
• Nebule NaCl 3% 1,5 cc/8 j
• PCT drip 3x0,3 cc (k/p)
• Cefixim 2x20 mg pulvis

Divisi Kardiologi :
• Stilesco 3 x 1,5 mg
Planing
• Fisioterapi

Prognosis
• Quo et vitam : Dubia
• Quo ad Functionam : Dubia
• Quo ad Sanactionam : Dubia
• Foto Klinis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada
perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses
belajar
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang bisa
diramalkan
6. Terdapat peredaan individu dalam pola perkembangan
7. Terdapat periode/tahapan perkembangan
8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode
perkembangan
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko
Perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 5 area
sebagai berikut :
1. Perkembangan Kognitif
2. Perkembangan Sosial dan Emosional
3. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa
4. Perkembangan Motorik Halus
5. Perkembangan Motorik Kasar
• Kecepatan pertumbuhan yang normal pada usia 0-6
bulan sebesar 32 cm/tahun
• Bayi cukup bulan pada awalnya akan kehilangan 5-10%
berat badan waktu lahir, tetapi akan meningkat kembali
pada hari ke 7 sampai ke 10.
• Penambahan berat mencapai dua kali berat lahir pada
usia 4-5 bulan
• Selama 3 bulan pertama bayi harus mencapai
penambahan berat 25-30 g/hari.
FAILURE TO THRIVE (GAGAL TUMBUH)

• Keadaan terjadinya keterlambatan pertumbuhan fisik pada


bayi dan anak, dimana terjadi kegagalan penambahan
berat badan berdasarkan perpindahan posisi berat badan
terhadap umur yang melewati lebih dari 2 persentil utama
atau 2 standar deviasi ke bawah berdasarkan grafik BB
menurut umur.

FTT bukanlah suatu diagnosis melainkan gejala yang harus dicari penyebabnya
Epidemiologi
US : 20% anak
<4 tahun tidak
mendapatkan
makanan yang
adekuat
Indonesia kelima
terbesar untuk bayi
prematur sebesar
10-20%.

Indonesia : Riskesdas 2013, masalah gizi di Indonesia, yaitu gizi kurang, pendek dan
kurus dengan prevalensi gizi kurang terjadi ↑ 18,4% →19,6% pada tahun 2007-2013.
Prevalensi pendek pada anak balita sebesar 36,8% → 37,3% pada tahun 2007 -
2013.
Etiologi

Gangguan asupan
makanan

Gangguan Absorbsi
makanan

Penggunaan energi yang


berlebihan
32

Diagnosis
• Gagal tumbuh awalnya ditandai dengan adanya
penurunan berat badan yang tidak diketahui dengan
jelas penyebabnya atau kurangnya penambahan berat
badan pada bayi dan anak yang akan diikuti dengan
pertambahan tinggi badan yang tidak sesuai dengan
umur.
33

Diagnosis
34

Diagnosis
35

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan antropometri (minimal dilakukan di dua
periode terutama dalam 3 tahun pertama kehidupan)
didapatkan penurunan persentil berat badan terhadap
umur yang melewati lebih dari 2 persentil mayor (3rd ,
5th , 10th , 25th , 50th , 75th , 90).
2. Mencari penyakit yang mungkin mendasari
3. Bila ditemukan masalah pertambahan tinggi badan
yang dominan, pikirkan kelainan tulang dan endokrin
seperti hiperplasia adrenal kongenital, hipotiroid. Pada
keadaan ini perlu dilakukan pengukuran arm span,
lower segment (LS), upper segment (US), rasio US/LS.
4. Bila ditemukan masalah pertambahan lingkar kepala,
pikirkan kelainan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium hanya bermanfaat bila terdapat temuan
signifikan pada anamnesis dan pemeriksaan fisis, meliputi :
• DR lengkap, LED, urinalisis, kultur urin, tinja untuk melihat parasit dan
malabsorpsi, ureum dan kreatinin serum, AGDA, elektrolit termasuk
kalsium dan fosfor, tes fungsi hati termasuk protein total dan albumin.

• Ekokardiografi
• Foto Rontgen dan uji Mantoux.
• Pemeriksaan usia tulang dan bone survey
• CT-scan kepala
Tatalaksana
Prinsip tata laksana pada semua anak FTT :

1. Diet tinggi kalori untuk catch-up growth


2. Pemantauan jangka panjang untuk melihat adanya
gejala sisa.
3. Mengenali penyebab yang mendasari dan memperbaiki
secara tepat.
Tatalaksana
Evaluasi pemberian ASI pada bayi

Hal ini meliputi :


• Perbaiki manajemen laktasi
• Pastikan jumlah asupan serta jadwal pemberian ASI disesuaikan
dengan kebutuhan bayi (on demand).
• Frekuensi 8-12 kali/24 jam dengan lama pemberian min.10 menit
disetiap payudara untuk memastikan asupan hind-milk
• Atasi masalah ibu misalnya kelelahan, stress, rasa lapar
• Berkurangnya produksi susu dapat diatasi dengan antara lain:
menggunakan pompa ASI untuk meningkatkan produksi,
menggunakan obat-obatan misalnya metoklopramid
Tatalaksana
Bottle Feeding

Berikan susu formula yang tepat:


• starting up untuk yang berusia di bawah 6 bulan dan follow-on
(formula lanjutan) untuk usia 6-36 bulan
• Pastikan cara pelarutan dilakukan dengan benar
• Jika perlu dapat diberikan formula khusus yang tinggi kalori misalnya
formula prematur, after discharge formula, formula tinggi kalori,
formula elemental, dll
 Penatalaksanaan

Pengobatan bagi anak-anak dengan KPU hingga saat ini masih belum
ditemukan. Hal ini disebabkan oleh karakter anak yang berbeda-beda
dimana anak belajar dan berkembang dengan cara mereka masing-masing
dengan kelebihan dan kelemahan mereka.

Penanganan KPU dilakukan sebagai suatu intervensi awal disertai


penanganan pada faktor-faktor resikonya. Intervensi yang dilakukan
antara lain:
1. Speech and Language Therapy
2. Occupational Therapy
3. Physical Therapy
4. Behavioral Therapies
• kemunduran perkembangan pada anak-anak
yang makin memberat
• mempengaruhi kemampuan yang lain
komplikasi khususnya aspek psikologi dari anak itu sendiri
yang akan membuat anak bersikap negatif
atau agresif

• dipengaruhi oleh pemberian terapi dan


penegakkan diagnosis lebih dini
• pemberian terapi yang tepat, sebagian anak
prognosis mengalami progresif terhadap
perkembangannya
BAB IV
ANALISA KASUS
Masalah Teori
Seorang anak laki-laki, lahir secara Indonesia merupakan negara kelima
prematur., berusia 43 minggu saat terbesar dengan kelahiran bayi
diperiksa. Dikonsulkan ke bagian prematur sebesar 10-20%. Pada bayi
tumbuh kembang dengan keluhan prematur sering disertai dengan
keterlambatan perkembangan, dimana BBLR. Hal ini disebabkan oleh belum
pasien belum bisa mengangkat kepala maturnya proses pertumbuhan dan
dan menelungkup serta berat badan perkembangan bayi. Termasuk organ
dipersenti 3 pencernaan bayi. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan pada bayi bersifat
sefalokaudal dan proksimodistal
dimana pada usia 0-3 bulan bayi
seharusnya dapat mengangkat kepala
setinggi 450 dan dapat telungkup.
Pada kasus ini, bayi belum dapat
melakukannya karena
prematuritasnya.
Masalah Teori
Pada pasien didapatkan gangguan Penyebab dari failure to thrive meliputi
asupan makanan berupa asupan gangguan asupan makanan,
kalori yang tidak mencukupi yaitu gangguan absorpsi makanan dan
anemia, dan konstipasi sebagai penggunaan energi yang berlebihan.
gangguan gastrointestinal. Gangguan Selain prematuritas, hal tersebut juga
pada proses makan yaitu sesak akan menambah risiko pasien untuk
napas. Unavailability of food berupa terdiagnosis gagal tumbuh
jumlah makanan yang tidak cukup.
Peningkatan energi berlebihan akibat
penyakit jantung bawaan dan infeksi.
Masalah Teori
Dari pemeriksaan antropometri melalu Hal ini mendukung diagnosis FTT
kurva BB/U pada kurva fenton untuk dimana terjadi perpindahan posisi
bayi prematur. Pada tiga kali berat badan terhadap umur yang
pengamatan didapatkan penurunan melewati lebih dari 2 persentil utama
persentil yaitu dari persentil 90 turun atau 2 standar deviasi ke bawah
ke persentil 3 dan bertahan di berdasarkan grafik BB menurut umur.
persentil 3 selama 3 minggu berturut- Namun pada pasien masih dikatakan
turut. risiko dikarenakan diagnosis FTT
ditegakkan pada bayi diatas 3 bulan.
Sehingga pada pasien didiagnosis
risiko FTT.
Masalah Teori
Pasien didiagnosis juga dengan Pasien juga mengalami sesak napas,
pneumonia, PFO, PH dan Efusi demam naik turun dan batuk berdahak
pericard minimal. sejak 2 hari SMRS, riwayat
perawatan di NICU selama 1,5 bulan.
Didapatkan retraksi serta rhonki basah
halus di kedua lapangan paru serta
hasil foto thorax yang ada
menegakkan diagnosis
bronchopneumonia pada pasien
tersebut.
Pada hasil ekokardiografi didapatkan
PFO, PH dan efusi pericard minimal.
Pada bayi prematur risiko terjadinya
penyakit jantung bawaan juga
meningkat. Hal ini dikarenakan faktor
penutupan foramen pada jantung
dimulai dengan menangis. Bayi
prematur cenderung tidak segera
menangis, hal ini akan meningkatkan
kemungkinan tidak tertutupnya
foramen
Masalah Teori
Pasien didiagnosis juga dengan Menangis diperlukan untuk
pneumonia, PFO, PH dan Efusi meningkatkan tekanan pada paru
pericard minimal. sehingga membuat peningkatan
resistensi pembuluh A. Pulmonal
sehingga akan menutup ductus
arteriosus. PH pada pasien
disebabkan pada CHD pada pasien
Pasien diberikan tatalaksana berupa prinsip tatalaksana FTT pada semua
O2 1L/i Via nasal kanul, IVFD 4:1 18 bayi, dimana harus dipenuhi diet tinggi
gtt/i mikro, Inj. ampisilin 65 mg/6 j, Inj. kalori untuk catch-up growth,
gentamisin 15 mg/12 j, Nebule NaCl mengenali penyebab yang mendasari
3% 1,5 cc/8 j, PCT drip 3x0,3 cc (k/p), dan memperbaiki secara tepat, serta
cefixim 2x20 mg pulvis, stilesco 3 x pemantauan jangka panjang untuk
1,5 mg, vitamin E 1x50 IU, asam folat melihat adanya gejala sisa.. Pada
1 x 0,2 mg, multivit Syr 1 x 0,5 mL, pasien diperlukan susu formula
diet ASI + susu formula BBLR (25cc/3 khusus yang tinggi kalori untuk
jam/ oral) on demand, serta stimulasi. mengcatch-up growth. Pengobatan
lain diberikan untuk memperbaiki
penyebab dasar.
Masalah Teori
Pasien belum pernah mendapatkan Pada bayi prematur dapat diberikan
imunisasi dasar. imunisasi jika berat badan lahir diatas
2000 gram dan klinis baik. Imunisasi
pada bayi prematur sesuai dengan
umur kronologisnya dengan dosis dan
jadwal yang sama dengan bayi cukup
bulan. Pada imunisasi HB, diberikan
bila berat badan bayi >2000 gr atau
sekitar umur 2 bulan. Vaksinasi HB
pertama dapat diberikan bersama DPT,
OPV(IPV) dan Hib.
Pemberian vaksin BCG dapat diberikan
saat usia gestasi >34 minggu.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Failure To Thrive (gagal tumbuh) adalah keadaan terjadinya keterlambatan


pertumbuhan fisik pada bayi dan anak, dimana terjadi kegagalan penambahan
berat badan berdasarkan perpindahan posisi berat badan terhadap umur yang
melewati lebih dari 2 persentil utama atau 2 standar deviasi ke bawah
berdasarkan grafik BB menurut umur.

Faktor resiko pada masa prenatal, natal maupun pasca natal perlu diperhatikan
untuk mendiagnosis FTT. Pengukuran BB/U pada 3 kali pengamatan dapat
menegakkan diagnosis FTT

Peran lingkungan sekitar dan keluarga juga sangat penting bagi perkembangan
anak berisiko FTT dengan penyakit penyerta.

Prinsip tatalaksana FTT pada semua bayi, dimana harus dipenuhi diet tinggi kalori
untuk catch-up growth, mengenali penyebab yang mendasari dan memperbaiki
secara tepat, serta pemantauan jangka panjang untuk melihat adanya gejala sisa..

You might also like