You are on page 1of 45

KELOMPOK 6

RIZA PUTRI OCTARIANI G1A116053


RENI DWI ASTUTI G1A116054
OBRILIAN ISLAMI JUANY G1A116055
NANDA ANANDITA G1A116056
FEBI SOFIANA G1A116057
RIRIN HAYU PANGESTU G1A116058
PUTI ASSYIFA ALWIS G1A116059
SHOFIA WAHDINI G1A116060
LARASSATI G1A116061
AMELIA RACHEL ZAEBRINA G1A116062

PENGAMPU :
dr. Anati Purwakanthi, M.Sc
BASIC IV FLUID
FUNGSI CAIRAN BAGI
TUBUH
1. Mempertahankan panas tubuh dan
pengaturan temperatur tubuh
2. Transportasi : nutrien, partikel
kimiawi, partikel darah, energi,
hormon, hasil sisa metabolisme.
3. Pembentuk struktur tubuh
4. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.
DISTRIBUSI CAIRANTUBUH

Cairan Tubuh
60 %

Cairan Cairan
Ekstraseluler Intraseluler
20 % 40 %

Cairan
Plasma Interstitial
darah 5 % Membran Sel
15 %
KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan ditentukan intake
dan out put cairan.

 Intake cairan (minuman dan


makanan) : 1200 ml (minuman) dan
1000 ml (makanan), oksidasi 200-
300 ml.
 Output cairan berasal dari urine 1200
-1500 ml/ hari, feses 100 ml, paru-
paru 300 – 500 ml dan keringat 600 -
800 ml.
 Kebutuhan cairan setiap hari antara
1800– 2500 ml/hari.
GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

a. Edema (hipervolemik) = Efusi,


Asites.
 Edema adalah penimbunan cairan
berlebihan diantara sel-sel tubuh atau
di dalam berbagai rongga tubuh
(Robbins da Kumar 1995).
 Edema dapat terjadi secara lokal
disebut edema pitting sedangkan
edema umum disebut edema
anasarka.
GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
b. Dehidrasi (hipovolemik)
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau
keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali &
Pamoentjak 1996).

Kehilangan cairan melalui :


1. Saluran pencernaan :
2. Saluran perkemihan :
3. kulit :
DEHIDRASI BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA
Penilaian A B C
Lihat Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai, atau tidak
sadar.
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin minum Malas, minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat.
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
CONTOH KASUS
Rumus Dehidrasi = BB sebelum sakit – BB sesudah sakit x 100 %
BB sebelum sakit

Diketahui :BB pasien saat sehat : 55 kg


BB pasien saat sakit : 53 kg
Ditanya : Derajat dehidrasi
Dehidrasi = (55 – 53 ) x 100 %
55
= 3%
Maka pasien mengalami dehidrasi ringan
PENILAIAN KLINIS KEBUTUHAN CAIRAN
Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat

Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary


Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat

Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia

Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi


sirkulasi abnormal

Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak


keriput : defisit cairan berat

Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia


FAKTOR– FAKTOR KESEIMBANGAN CAIRAN

Usia Temperatur Lingkungan Diet Stress

Sakit Sakit
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
Sesuai rumus Holliday & Segard
a. Pada orang dewasa

BB 10 kg pertama = 1 liter cairan


BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan
BB >> 10 kg = 20 mLx sisa BB
Contoh kasus
Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa Dehidrasi. BB
pasien saat datang 56 Kg. Tinggi pasien : 170 cm. Berapa
kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien tersebut?
Jawab : BB pasien : 56 Kg
Maka 10 Kg pertama : 1000 cc cairan
10 Kg kedua : 500 cc cairan
36 Kg terakhir = 20 mL x 36 Kg = 720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc+ 720 cc
= 2220 mL = 2,2 L
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
b. Berdasarkan berat badan bayi dan anak

 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama


 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya

Contoh kasus
Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya:
(4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN
c. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

 > 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)


 3 - 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan)

Contoh :
Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa
demam. Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah :
( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam
INSENSIBLE WATER LOSS
 IWL adalah kehilangan cairan melalui 1/3 dari paru, 2/3 melalui kulit,
400 mL/hari melalui saluran pernafasan dan melalui feces.
MENGHITUNG IWL
 Anak : {30 – Usia (th)} mL/kg/hari
 Dewasa : 10 -15 cc/kgBB/ hari
 Bila terjadi kenaikan suhu :
IWL = 10cc /kg/BB + 200 ( suhu sekarang - 36,8o c)
 Keringat : 100 mL
 Kulit : 350mL – 400mL
FLUID –VOLUMETHERAPY
PEMBERIAN INFUS

Drug solution
TERAPI CAIRAN

RESUSITASI KOREKSI
RUMATAN

ELEKTROLIT NUTRISI
KRISTALOID KOLOID

Memelihara
Menggantikan kehilangan Memelihara keseimbangan jalur IV
akut cairan tubuh cairan tubuh dan nutrisi
JENIS CAIRAN

Koloid Kristaloid Cairan lain


Natural Albumin NaCl 0.9 Glucose 5

Dextran Ringer Solution Mannitol


Syntetis
Ringer Lactate Electrolyte
Gelatin
RingerAcetate concentrates
HES
(Hydroxyethyl starch) Ringerfundin® etc.

Kristaloid: jenis cairan sejati


Koloid: merupakan larutan yang terdiri dari
merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit
yang terdiri dari konsentrasi
elektrolit & elektrolit.
tinggi.
makromolekul
CAIRAN KRISTALOID

HIPOTONIS

ISOTONIS

HIPERTONIS
MEKANISME CAIRAN KRISTALOID
 Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler 
interstisial, kemudian didistribusikan ke
komparteman ekstravaskular

 Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap


berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.

 Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan


volume ekstrasel

 Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat


menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.
KRISTALOID
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
◘ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari
cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

◘ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan


tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas
290-310 mOsm/L)
Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%

◘ Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari


plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke
dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
CAIRAN KRISTALOID
Tonis Os
Nama Cairan Komposisi m
Kal Indikasi Catatan
itas
Iso- Normal Saline Na+ =154 308 - Resusitasi cairan, Diare, Resiko terjadinya oedem
tonis (NaCl 0,9%) Cl- =154 Luka Bakar, Gagal Ginjal paru (dalam jumlah
Akut, Asidosis diabetikum besar)

Ringer Laktat Na+ = 130-140, 273 - Dehidrasi, Syok Hanya dimetabolisme di


K+= 4-5, Ca2+ = 2- Hipovolemik, Syok hepar. Dpt menyebabkan
3, Cl- = 109-110, Perdarahan, Asidosis hiperkloremia & asidosis
BE = 28-30, metabolik, suplai ion metabolik akibat
Laktat=28 bikarbonat akumulasi laktat

Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah Kontraindikasi :
operasi, rumatan hiperglikemia
perioperatif, restriksi natrium
Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4, 309 - Dehidrasi isotonis, DHF, -
Ca++=5, Mg++ =2, kasus braintrauma, syok
Cl- =109, Acetat = hemoragik,
24, Maleat= 5
Kaen 3A*/ Na+ =50, Cl- =50, 290 108
Tridex 27A* K+ =10, Lactate
20, glukosa=27 Rumatan cairan dan
elektrolit (terutama Kalium)
Kaen 3B*/ Na+ =50, Cl- =50, 290 108
dengan asupan oral terbatas
Tridex 27B* K+ =20, Lactate
20, glukosa=27
CAIRAN KRISTALOID
Tonis
Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan
itas
Hipo- Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, 273 - Dehindrasi (syok Dapat memperburuk
tonis Ca++=2,7-3, hipovolemik dan asidosis) edema serebral
Cl- =108,7-127, pada kondisi: diare, DHF,
Acetat = 28 luka bakar, syok hemoragik,
trauma
NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka

Hiper Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat Resiko hiperglikemia
tonis secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium

Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus


serebral edema
(menurunkan TIK) , sindrom
TURP, menurunkan TIO pd
Glaukoma,
Ka-EN MG3*/ Na+=50, K+ =20, 695 400 Asupan oral inadequate -
Tridex 100* Cl- =50, (karena stroke), anoreksia
Lactate- =20, pasien dg kanker, malnutrisi,
Glucose=100 g meningitis, diabetik asidosis
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
A. Cairan Resusitasi pada Dehidrasi.
 Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB

Derajat Dehidrasi Dewasa Anak


Dehidrasi ringan 4% 4% - 5%
Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %
Dehidrasi Berat 8% 10% - 15%
Syok 15% - 20 % 15% - 20%
Contoh kasus 2
Contoh soal :
Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB: 50 kg
menderita peritonitis dan mengalami dehidrasi berat.
Bagaimana resusitasi cairan ?

Maka cairan yang dibutuhkan :


Derajat dehidrasi x kg BB
= 15 % x 50 = 7,5 liter = 7500 cc.
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
Teknik pemberian cairan:
1. 50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan
dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari total
cairan (3750 cc) diberikan dalam 16 jam
berikutnya.

2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi


maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB,
maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL x
50 kg = 1000 mL.
Lanjutan…
Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila:
 MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg
 CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg c.Urine
Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
 Central Venous (vena cava superior) atau Mixed
Venous
 Oxygen Saturation ≥ 70%.
 Status mental normal
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
B. Cairan Pre-operatif
Cairan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami tindakan
operasi dan cairan penganti puasa.
Rumus : Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 Jam

Contoh soal :
Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam,
Maka cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 jam
(50 cc x 60 kg BB) = 3000 cc/24 jam
Kebutuhan cairan/Jam = 125 cc/ jam.
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu:

1. Cairan pengganti puasa : 2 mL/kgBB/jam


2. Menganti cairan akibat perdarahan

EBV = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)

 Volume cairan kristaloid dibutuhkan 3x dari


volume cairan koloid dan darah.

EBV = Estimasi Blood Volume


LANJUTAN ………..
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu :

3. Cairan maintenance selama operasi

Jenis operasi Dewasa Anak

Besar 8 mL/kgBB/jam 6 mL/kgBB/jam


Sedang 6 mL/kgBB/jam 4 mL/kgBB/jam
Kecil 4 mL/kgBB/jam 2 mL/kgBB/jam

Rumus : : KgBB x Jenis Operasi / Jam


Contoh kasus 3
Seorang pasien dengan diagnosa Fraktur
Femur Dextra dan akan dilakukan operasi
pleting femur dextra selama 3 jam. BB:70 kg,
TD: 90/70mmHg, Nadi: 100 x/menit . Berapa
kebutuhan cairan selama maintenance
operasi ?
Maka kebutuhan cairan=
kgBB x Jenis Operasi / Jam
= 70 Kg x 6 cc x 3 jam
= 1260 cc selama 3 jam.
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
D. Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.

 Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB


1. derajat ringan : LLB < 15 %
2. derajat sedang : LLB 10 – 15%
3. derajat berat : LLB > 20 %

 Berikan 50% dari total cairan dalam 8


jam pertama dan sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
LANJUTAN ……….
Contoh soal:
Pasien dengan BB: 60 kg mengalami luka
bakar derajat sedang. Berapa cairan
yang dibutuhkan ?
Maka cairan yang dibutuhkan adalah =
4 cc x 60 kg x 15
Cairan yang diperlukan = 3600 cc
 1800 cc 8 jam pertama,
 1800 cc 16 jam berikutnya
CAIRAN KOLOID
JENIS CAIRAN KOLOID

KOLOID

Non
Protein Protein

Human Serum Cairan Gelatin Starches : Dextran :


gelofusine ( Gelafundin , Hemohes 6 % Dextran 40 in NS,
Lipofundin ) Hemohes 10% , dextran 70 % in D5 %
Pentastarch 10 %
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
 Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1.Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2.Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3.Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan Produksi Tipe Waktu Indikasi
Koloid paruh
Plasma Human Serum consered 4-15 hari a. Penganti volume
protein plasma Human albumin b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi

Dextran Leconostoc D 60/70 6 jam a. Hemodilusi


mesenteroid b. Gangguan
B512 Mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari Modifien gelatin 2-3 jam Subsitusi volume
kolagen Urea linked
binatang Oxylopi gelatin
Starch Hidrolisis Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume
asam dan b. Hemodilusi
EO
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical
Application Specialist | Page 61
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma Ekspansi volume plasma tanpa
(acetated ringer, lactated ringer) disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan Ekspansi volume lebih besar di
meningkatakan CO dan tekanan bandingkan volume sama kristaloid
darah
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX® SAFESET)
a. Dalam tetes/menit

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt)


Lama pemberian x 60 “

b. Dalam mL/jam

Vol total cairan yg diberi : Jam pemberian = mL/jam


SOAL KASUS
Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi
1000 mL infus RL dalam waktu empat jam.
Berapa tetesan dalam mL/jam dan tetes/menit ?
a. Maka tetesan mL/jam =
Volume total : jam = 1000 mL : 4 jam =
250 mL/jam.

b. dalam tetesan / menit =


Jumlah cairan x faktor tetesan (20 tts)
Lama pemberian x 60„
= 1000 cc x 20 tts = 83 tts/menit
4 jam x 60„
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
2. TETESAN MIKRO (INTRAFIX® PEDIATRIC)

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60 gtt)


Lama pemberian x 60 “

Contoh soal:
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi
dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam. Berapa
tetesan /menit ?
Jumlah cairan x faktor tetesan (60 tts)
Lama pemberian x 60„
250 mL x 60
2 x 60“
= 125 cc / menit.
KESIMPULAN
1. Klasifikasi cairan dibedakan atas 3 jenis yaitu Kristaloid , Koloid
dan produk darah yang masing-masing memiliki
kandungannya berbeda.

2. Indikasi pemberian cairan didasarkan pada kasus keadaan


penyakit pasien dan tidak melupakan anamnese riwayat
penyakit pasien.

3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat


mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Dalam tubuh manusia
air memiliki prosentasi yang besar dari berat badan manusia.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 86
THANK YOU

You might also like