Professional Documents
Culture Documents
DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA
SDM kesehatan :
Seseorang yg bekerja secara aktif di bidang kesehatan
baik yg memiliki pendidikan formal kesehatan
maupun tdk yg utk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dlm melakukan upaya kesehatan
Khusus :
• Tersusunnya pedoman perencanaan SDM kesehatan
• Tersedianya SDM Kesehatan yang mempunyai
kemampuan dalam penanganan bencana
• Meningkatnya kualitas SDM kesehatan
4
Permasalahan SDM
Kesehatan
1. Terbatasnya informasi peta kekuatan tenaga kesehatan
2. Terbatasnya kebijakan penempatan tenaga di daerah
rawan bencana
3. Belum meratanya penyebaran tenaga kesehatan,
khususnya di daerah yang rawan bencana
4. Terbatasnya Kemampuan SDM Kesehatan Dalam
Manajemen Penanggulangan Bencana.
5. Belum semua daerah mempunyai Tim Reaksi Cepat
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
6. Belum semua daerah menyelenggarakan
pelatihan/gladi
Pusrengun 5
Upaya Penanggulangan
SDM Kesehatan
1.Pra Bencana (Pencegahan,Mitigasi,Kesiapsiagaan)
Penyusunan peta rawan bencana
Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan
pembiayaan
Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dgn
situasi setempat (kerawanan terhadap
bencana)
Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana
kesehatan (puskesmas dan RS)
Pembentukan Tim Reaksi Cepat
Pelatihan-pelatihan dan gladi
2. Pada Saat Bencana (Tanggap Darurat)
Mobilisasi sdm kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
Pengorganisasian sdm kesehatan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
Koordinasi pengiriman tenaga sesuai kebutuhan
3. Pasca Bencana
Upaya pemulihan SDM Kesehatan melalui
pendampingan pelayanan kesehatan
Rekruitmen SDM Kesehatan untuk peningkatan
upaya penanggulangan masalah kesehatan akibat
bencana pada masa yang akan datang.
Manajemen SDM
Kesehatan
MELIPUTI :
1. Perencanaan ketenagaan baik pada tahap pra
bencana, saat bencana dan pasca bencana.
2. Koordinasi mobilisasi tenaga pada saat
bencana (dalam atau luar negeri)
3. Inventarisasi kebutuhan sdm kesehatan
4. Pengembangan dan pelatihan tenaga
penanggulangan bencana
8
Perencanaan SDM
Kesehatan
Terdiri dari
1.Kebutuhan tenaga untuk Tim Reaksi Cepat
2.Kebutuhan tenaga untuk Tim Bantuan
Kesehatan (menentukan jumlah, jenis dan
kualifikasi)
3.Memperkuat SDM pada saat persiapan dan
mitigasi
4.Perencanaan mobilisasi tenaga kesehatan
5.Perencanaan pembiayaan
Pusrengun 9
Tim Reaksi Cepat
(TRC)
TIM YANG DIHARAPKAN DAPAT SEGERA BERGERAK
DALAM WAKTU 0-24 JAM SETELAH ADA INFORMASI
KEJADIAN BENCANA
PELAYANAN MEDIK:
• Dokter Umum/BSB SURVEILANS
• Dokter Spesialis Bedah Epidemiolog/Sanitarian
• Dokter Spesialis Anastesi
• Perawat Mahir (Bedah/Gawat PETUGAS
Darurat) KOMUNIKASI
• Tenaga D III/IV
PETUGAS
• Apoteker / Ass. Apoteker
LOGISTIK
• Sopir Ambulans
Pusrengun 10
Tim RHA
(Rapid Health Assesment)
TIM YANG BISA DIBERANGKATKAN
BERSAMAAN DENGAN TIM GERAK CEPAT
• DOKTER UMUM
• EPIDEMIOLOG
• SANITARIAN
Pusrengun 11
Tim Bantuan
Kesehatan
TIM YANG DIBERANGKATKAN BERDASARKAN
KEBUTUHAN SETELAH TIM GERAK CEPAT DAN TIM RHA
KEMBALI DENGAN LAPORAN HASIL KEGIATAN MEREKA
DI LAPANGAN
• DOKTER SPESIALIS
• DOKTER UMUM
• APOTEKER & ASISTEN APOTEKER
• PERAWAT MAHIR
• BIDAN (D3 KEBIDANAN)
• SANITARIAN (SKM/D3 KESLING)
• AHLI GIZI (D3/D4 GIZI/SKM)
• TENAGA SURVEILANS (D III/IV KESEHATAN/SKM)
• ENTOMOLOG (D III/IV KESEHATAN/SKM/SARJANA
BIOLOGI)
Pusrengun 12
JUMLAH KEBUTUHAN SDM KES DI LAPANGAN
UTK JML PENDUDUK/ PENGUNGSI 10.000 –
20.000 ORANG
• Dokter Umum 4 orang
• Perawat 10 - 20 orang
• Bidan 8 – 16 orang
• Apoteker 2 orang
• Asisten Apoteker 4 orang
• Pranata Laboratorium 2 orang
• Epidemiolog 2 orang
• Entomolog 2 orang
• Sanitarian 4 – 8 orang
13
TRIASE
Hijau
AREA
EVAKUASI
TRIASE
Merah Kuning
POS MEDIS LANJUTAN STANDAR
TRIASE GAWAT DARURAT
1. Seorang Dokter IGD, Ahli Anestesi / Bedah.
2. Perawat, Tenaga Medis Gawat Darurat, Atau Tenaga
Pertolongan Pertama.
3. Petugas Administrasi
TRIASE NON GAWAT DARURAT
1. Perawat Berpengalaman, Paramedis/Tenaga Medis
Gawat Darurat.
2. Dibantu Tenaga Pertolongan Pertama.
3. Petugas Administrasi (Diambil Dari Tenaga
Pertolongan Pertama).
TEMPAT PERAWATAN GAWAT DARURAT
PJ : Dokter Spesialis, Konsultan /Dokter Terlatih.
Tugas PJ :
1. menjamin suplai ke pos medis lanjutan,
2. melakukan koordinasi dengan bagian lain dalam pos
medis lanjutan,
3. mengatur pembuangan alat dan bahan yang telah
dipakai dan
4. Melakukan komunikasi radio.
5. Berfungsi sebagai manajer bagi pos medis lanjutan
tersebut.
TEMPAT PERAWATAN MERAH TERDIRI DARI :
• Ketua Tim : Ahli anestesi, dokter IGD/ perawat
berpengalaman, penata anestesi, an/atau perawat IGD.
• Tenaga Bantuan : Tenaga Medis Gawat Darurat Atau
Tenaga Pertolongan Pertama.
• Tenaga Pengangkut Tandu
24
Pengembangan dan
pelatihan
• Pelatihan (standar kebutuhan)
• Pertemuan ilmiah (analisis kebutuhan)
• Kegiatan supervisi dan bimbingan teknis
(alert system)
• Pertukaran pengalaman (penyegaran)
• Simulasi penanggulangan
25
Penilaian Cepat Masalah Kesehatan
Rapid Health Assessment)
Pengertian :
Serangkaian keg. yg. meliputi pengumpulan informasi
subyektif dan objektif guna mengukur kerusakan dan
mengidentifikasi kebutuhan dasar penduduk yg
menjadi korban dan memerlukan ketanggapdaruratan
segera (WHO, 1999).
• Segera Dilakukan
• Langkah awal saat bencana
Olehcermat,
• Harus cepat, : Edi Purwanto, SST,
dan tepat, shg M.Kes
hasilnya
2016
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
Rapid Health Assessment (RHA)
Untuk Menilai :
1. Bencana apa yang terjadi
2. Dimana Lokasi bencananya
3. Siapa yang terkena Dampak
4. Dampak yg terjadi maupun yg kemungkinan
terjadi thd kesehatan
5. Seberapa besar kerusakan thd sarana permukiman
yg berpotensi menimbulkan mslh kesehatan)
Mengapa Perlu dilakukan (RHA)
Sebagai dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam
penanggulangan selanjutnya
Tujuan :
1. memulihkan fungsi keg. pelayanan kesehatan di
daerah bencana
2. Mencegah KLB peny. Menular akibat
pengungsian
Tahap III : Penyajian Data dan Rekomendasi
Ditetapkan :
1. Jalur komunikasi pusat dan daerah bencana
lengkap dengan kontak person yg sewaktu waktu
dpt dihubungi
2. Berkoordinasi dgn instansi terkait utk upaya-
upaya yg berpengaruh thd kesehatan spt air
bersih (PU), listrik (PLN), sampah (Dinas
Kebersihan), dll.
Tahap IV : Penyampaian Informasi
1. Kesiapan kader.
2. Fungsi perencanaan.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana.
4. Keterlacakan dan akuntabilitas.
5. Kerja sama dan kolaborasi dengan
sektor swasta
1. Kesiapan Kader
• Diperlukan kader yang terampil dan terlatih.
• Kader dipenuhi lewat dua jalur, yakni tenaga
tetap dan tenaga sukarelawan.
• Masyarakat sekitar dapat diberdayakan
menjadi sukarelawan setelah mendapat
bekal pendidikan yang cukup.
• Mereka akan menjadi garda terdepan dalam
proses penyiapan rantai pasok dari awal
sampai dengan titik tujuan bencana.
2. Fungsi Perencanaan
fungsi perencanaan saat pra bencana bertujuan
untuk mengetahui :
a. Jumlah korban yang membutuhkan logistik
b. Jumlah logistik,
c. Jenis kebutuhan (papan, pangan, sandang)
d. Cara menyampaikan bantuan,
e. Kapan bantuan harus diberikan
f. Siapa penanggung jawab kelompok
penerima bantuan.
3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
• Meliputi penyediaan sarana dan prasarana untuk
proses penyimpanan (gudang) dan proses distribusi.
4. Keterlacakan Dan Akuntabilitas
• Harus dicarikan solusi bagaimana membangun
sistem yang menyuguhkan data stok dan posisi
bantuan secara ”real time”.
• FEMA USA, misalnya, telah memiliki Logistic
Visibility Tools (LogVIZ) yang mampu menampilkan
data secara cepat, akurat, transparan, dan
terkoneksi secara baik.
5. Kerja Sama dan Kolaborasi
• Kerja sama dan kolaborasi dengan sektor swasta
sangatlah penting.
Renungan
Syarat Penyelenggaraan DU :
1. Pengungsi tidak memiliki perlengkapan memasak.
2. Bahan mentah tidak mgk untuk didistribusikan.
3. PMI Cabang memiliki kapasitas untuk
menyelenggarakan pelayanan dapur umum.