You are on page 1of 28

Asuhan Keperawatan Risiko Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Ny.

L
Dengan Prematur di Ruang VK RSUD Banyumas

Disusun Oleh:
KIKI AGUSTIANA
P17420213103

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PUROKERTO
2016
Latar Belakang

 AKN (Angka Kematian Neonatus) pada tahun 2012


sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup.
 Penyebab kematian neonatal di Indonesia adalah
asfiksia sejumlah 30,3%, infeksi sejumlah 28,6%, dan
ketidakstabilan suhu (hipotermi) sejumlah 24%.
 Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir (Sondakh, 2013). Berbagai penyebab utama
terjadinya asfiksia yaitu prematuritas dengan ukuran
tubuh lebih kecil dibandingkan bayi cukup bulan.
Bayi Prematur

 Merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan


kurang dari 37 minggu.
 Penyebabnya antara lain: fakor latrogenik, faktor
maternal dan faktor lain.
 Tanda gejala dapat dilihat melalui ukuran fisik dan
gambaran fisik dari bayi.
Risiko Asfiksia
 Merupakan keadaan dimana ketika individu berisiko
tercekik atau mengalami asfiksia.
 Faktor risiko: antepartum dan intrapartum.
 Pengelolaan Risiko Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Prematur dapat dilakukan dengan
mencegah panas, memposisikan kepala bayi
setengah tengadah, bersihkan jalan napas, keringkan
bayi, dan nilai usaha napas, frekuensi denyut jantung
dan warna kulit.
Konsep Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Diagnosa Keperawatan
 Perencanaan
 Implementasi
 Evaluasi
Metoda
Metoda Penulisan
Metoda deskriptif

Sampel
Analisis
Convenience sampling
Domain Analisis method (non-probability
sampling technique)

Teknik pengumpulan Lokasi


data
dengan teknik observasi Ruang VK 1 hari dan
dan wawancara perinatologi 2 hari
Laporan Kasus

Pada bagian ini dilaporkan mengenai asuhan


keperawatan risiko asfiksia pada bayi baru lahir
Ny. L dengan prematur diruang VK RSUD
Banyumas yang telah dilaksanakan selama 3
hari yaitu pada hari Jum’at 29 April 2016 sampai
hari Minggu 31 April 2016.
A. Pengkajian

 Biodata: Bayi Ny L, lahir tanggal 29 April 2016 pukul


10.45 jenis kelamin perempuan, nomor RM 775856.
Dengan orang tua Ny. L (21 tahun) dan Tn S. (29 tahun)
dan beralamatkan Klapa Gading RT 1 RW 11 Wangon.
 Riwayat Ibu (Riwayat kesehatan ibu, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
kehamilan yang lalu, riwayat persalinan sekarang,
riwayat kesehatan keluarga).
A. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Anak
1. Riwayat Natal
Bayi lahir tanggal 29 April 2016 pukul 10.45 WIB
kelahiran tunggal melalui SC indikasi PEB dan letak
lintang, jenis kelamin perempuan, BB: 1500 gram,
PB: 40 cm, LK: 30 cm, lingkar dada: 25 cm, lingkar
lengan: 7 cm, lingkar Perut: 21 cm
2. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
APGAR 6/8/9
A. Pengkajian
3. Pola Nutrisi
4. Pola eliminasi
5. Pola Istirahat
6. Pola aktifitas (gerakan tubuh)
7. Pola hygine
A. Pengkajian
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: menangis merintih
Gerakan : lemah
Warna kulit : sianosis
Tingkat Kesadaran : S5 (mata terbuka, menangis dan bergerak)
Vital sign : N = 140 x/mnt, RR = 44 x/mnt, S = 36.3 0 C
 Pemeriksaan Penunjang (29 April 2016)
GDS 75 mg/dl, dengan nilai normal pada bayi baru lahir >45 mg/dl.
 Terapi (29 April 2016)
Phytomenadione 0.5 ml dan Oksigen 1 liter/ menit dengan nasal kanul
dan salep mata.
A. Pengkajian
Reflek
Sucking reflek : negatif
Swallowing reflek : negatif
Grasping reflek : positif
Moro reflek : positif
Tonic neck reflek : negatif
Babinski reflek : positif
Rooting reflek : positif
A. Pengkajian
 Analisa Data
DS: -
DO: UK 34+1 minggu, pada saat lahir bayi tidak segera
menangis spontan, pernapasan lemah dan tidak
teratur serta warna kulit kemerahan tetapi
ekstremitas kebiruan, gerakan otot lemah/ sedikit
gerak dan adanya retraksi sub costae, APGAR 6
B. Diagnosa Keperawatan

Risiko asfiksia berhubungan dengan ibu


klien dengan preeklamsi.
C. Intervensi
 NOC: Pencegahan Aspirasi
 NIC: Manajemen jalan napas
 Kaji keadaan umum dan APGAR
 Monitor tanda-tanda vital
 Pantau frekuensi, irama, kedalaman dan usaha napas
 Pantau adanya perubahan suara
 Letakan bayi pada suhu hangat
 Mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Membersihkan jalan napas dengan kasa steril pada mulut dan hidung untuk
pembebasan jalan napas.
 Berikan penyuluhan kesehatan tentang asfiksia
D. Implementasi
29 April 2016 30 April 2016 31 April 2016
 Mengkaji keadaan umum klien dan  Mengkaji keadaan  Mengkaji
menilai APGAR bayi Ny L umum dan menilai keadaan umum
 Melakukan rangsangan taktil pada APGAR dan APGAR
bagian punggung dan ekstremitas
 Memberikan posisi  Memantau suara
bawah telapak kaki dan melakukan
penghisapan lendir hiperekstensi untuk napas tambahan
 Mengelap dan menyelimuti bayi Ny L memaksimalkan ventilasi  Memantau irama
untuk menghilangkan dingin  Memantau adanya pernapasan
 Memberikan oksigen dengan nasal suara tambahan  Memantau jalan
kanul  Mengukur TTV napas
 Mengukur TTV  Memberikan penyuluhan  Mengukur TTV
 Meletakan bayi dalam inkubator tentang asfiksia kepada  Membedong
 Memberikan posisi hiperekstensi untuk
Ny L dan keluarga tubuh bayi Ny L
memaksimalkan ventilasi
 Memantau adanya suara tambahan  Memotivasi Ny L untuk dengan kain
 Memonitor jalan napas menyusui anaknya kering
 Memonitor jalan napas
E. Evaluasi
29 April 2016 30 April 2016 31 April 2016
S: - S: - S: -
O: Setelah dirangsang taktil pada punggung dan O: Pasien menangis kuat, O: tidak ada suara napas
telapak kaki Bayi Ny L memangis lemah, APGAR 10, gerakan aktif, tambahan, APGAR 10,
APGAR 6/8/9, tanda-tanda vital nadi:120x/m, nadi 138x/m, RR: 40x/m, tidak ada sumbatan
suhu: 37.4 0C, tidak ada jalan napas, Suhu:
RR: 48 x/m, S: 37.40 C
suara nafas tambahan 36.70C, Nadi: 140x/m,
A: Masalah risiko asfiksia berhubungan dengan A: Masalah risiko asfiksia RR: 45x/m.
ibu klien dengan preeklamsi belum teratasi. berhubungan dengan ibu A: Masalah risiko asfiksia
P: Lanjutkan intervensi klien dengan preeklamsi berhubungan dengan ibu
• Kaji keadaan umum dan APGAR belum teratasi klien dengan preeklamsi
• Monitor tanda-tanda vital P: Lanjutkan intervensi teratasi
• Letakan bayi pada suhu hangat • Monitor tanda-tanda vital P: Hentikan intervensi.
• Mengatur posisi pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Pembahasan Laporan Kasus
PENGKAJIAN

Pada metoda wawancara, penulis Hal tersebut sesuai dengan teori

mendapatkan data identitas klien Bobak (2005) bahwa pengkajian

bernama bayi Ny L, usia 0 hari, bayi baru lahir meliputi biodata

berjenis kelamin perempuan, lahir klien (tanggal lahir, jam lahir, usia

pada tanggal 29 April 2016 pukul saat ini, jenis kelamin).

10.45 WIB, dengan no. RM 775856.


Pembahasan Laporan Kasus
PENGKAJIAN

Menurut Amiruddin dan Hasmi


(2014), bahwa faktor latroganik
Bayi lahir tanggal 29 April 2016
yang dapat menyebabkan
pukul 10.45 WIB kelahiran
bayi prematur adalah
tunggal, BB 1500 gram melalui
pengakhiran kehamilan yang
SC indikasi PEB dan letak
terlalu dini dengan SC karena
lintang, jenis kelamin
alasan bahwa bayi lebih baik
perempuan.
dirawat dibangsal anak dari
pada dibiarkan dirahim.
Pembahasan Laporan Kasus
PENGKAJIAN

• Hal ini sesuai dengan teori menurut


Deslidel (2011) bahwa untuk pengkajian
APGAR score ini harus dilkukan sesegera
mungkin setelah bayi baru lahir yaitu menit
pertama, kelima, dan ke sepuluh karena
Kondisi bayi saat lahir untuk mengkaji kondisi bayi baru lahir
tidak langsung secara umum dan memutuskan untuk
menangis dengan melakukan tindakan darurat atau tidak.
kriteria APGAR 6/8/9.
Pembahasan Laporan Kasus
PENGKAJIAN
 Pemeriksaan Fisik ditemukan keadaan umum menangis merintih, pernapasan
tidak teratur gerakan lemah, warna kulit siaonosis, tingkat kesadaran S5, nadi
140x/menit, respirasi 44 x/menit, suhu 36,30C, tidak apnea.
 Pemeriksaan antropometri pada bayi Ny. L meliputi BB lahir 1500 gram
(normal: 2500-4000 gram), PB 40 cm (normal: 48-52 cm), lila 7 cm (normal: 11-
15 cm), LK 30 cm (normal: ±32-35 cm), lingkar dada 25 cm (normal: ±30-38
cm), lingkar perut 21 cm (normal: 31-35 cm).
 Hal ini terdapat kesenjangan dengan teori mengenai manifestasi klinis bayi
prematur menurut Manuaba (dalam Amiruddin dan Hasmi, 2014) bahwa
ukuran fisik dengan berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan
kurang dari 45 cm, lingkar perut kurang dari 30 cm, banyak pernapasan tidak
teratur dan dapat terjadi apnea.
Pembahasan Laporan Kasus
PENGKAJIAN
 Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada bayi baru lahir dengan prematur antara lain:
pemeriksaan lengkap, glokosa darah dan foto dada ataupun
babygram. Pada kondisi riil pada bayi Ny L ditemukan hanya
dilakukan pemeriksaan penunjang GDS. Menurut Mitayani (2011)
bahwa pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui
penurunan Hb/ Ht, dan foto dada ataupun babygram
diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam untuk memperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
Pembahasan Laporan Kasus
PERUMUSAN
MASALAH
 Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan diagnosa
keperawatan menurut Wilkinson (2011), bahwa dimana pada
kasus yang terjadi pada bayi Ny L didapatkan problem risiko
asfiksia dan etiologi ibu klien dengan preeklamsi. Sehinga
didapatkan diagnosa keperawatan Risiko Asfiksia berhubungan
dengan ibu klien dengan preeklamsi.
 Menurut Herdman (2012) bahwa risiko asfiksia adalah
peningkatan risiko asfiksia yang tidak sengaja (udara yang tidak
adekuat tersedia untuk inhalasi). Dan selanjutnya menurut
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Sondakh, 2013).
Pembahasan Laporan Kasus
PERENCANAAN
 Perencanaan pada bayi Ny. L sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan menurut Wilkinson dan Ahern (2012), pada
perencanaan lebih mengutamakan tindakan pada bayi
dengan asfiksia karena agar tidak terjadi asfiksia yang lebih
berat. Pernyataan ini didukung oleh teori menurut Manuaba
(2007) bahwa apabila asfiksia sedang tidak ditangani secacara
tepat maka dapat mengakibatkan asifiksia berat.
Pembahasan Laporan Kasus
IMPLEMENTASI
 Pengelolaan risiko asfiksia pada bayi baru lahir Ny. L sesuai dengan teori
menurut Dewi (2011) bahwa antara lain mencegah kehilangan panas,,
memposisikan kepala bayi setengah tengadah, bersihkan jalan napas
dengan alat penghisap yang tersedia, keringkan tubuh bayi dengan kain
yang kering dan hangat, kemudian nilai usaha bernapas, frekuensi denyut
jantung dan warna kulit. Jika bayi baru lahir dengan prematur tidak mulai
bernapas memadai berikan rangsangan taktil secara singkat. Pastikan posisi
bayi diletakan dalam proses yang benar dan jalan napasnya telah bersih.
Rangsangan taktil dapat dilakukan dengan hati-hati dan lembut sebagai
berikut: dengan lembut, gosok punggung, tubuh, telapak kaki.
Pembahasan Laporan Kasus
EVALUASI
 Evaluasi dillakuka setiap hari selama tiga hari bahwa hasil
evaluasi setiap harinya klien mengalami peningkatan terlihat
dari skala tujuan dari 2 menjadi skala 4 dengan indikator TTV
dalam batas normal dan menunjukan jalan napas yang paten
(Wilkinson dan Ahern, 2012.
Simpulan

Saran
Simpulan
1. Bagi Profesi Keperawatan
2. Bagi Penulis
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
4. Bagi Mahasiswa Keperawatan
TERIMAKASIH

You might also like