You are on page 1of 13

PERENCANAAN

PENGEMBANGAN SUMUR
PRODUKSI AIR TAHAH
SIKLUS HIDROLOGI
PERENCANAAN UMUM

I. DATA EKSPLORASI DAN SUMUR UJI


1. Formasi batuan dan posisi akifer.
2. Tipe akifer bebas, semi tertekan atau tertekan
3. Potensi dan perkiraan sementara debit air tanah yang akan
kita angkat
4. Groundwater Influence (Daerah Pengaruh)
5. Dari hasil eksplorasi dibuat peta zona potensi air tanah, zona
ini akan digunakan sebagai dasar pengembangan air tanah.

Peta zona ini memuat :


5.1. Besarnya potensi cadangan air tanah dalam satuan
tahun
5.2. Tipe dan letak akifer.
5.3. Besarnya safe yield dalam zona tsb.
5.4. Luas daerah pengembangan air tanah.
5.5. Debit setiap sumur produksi.
5.6. Jumlah sumur produksi yang diijinkan dibangun dalam zona
pengembangan tsb.
SEBELUM ADA IRIGASI SESUDAH ADA IRIGASI
AIR TANAH AIR TANAH
• Selanjutnya dari sumur uji yang kita buat kita mengetahui
secara lebih akurat potensi dan debit air tanah yang akan kita
kembangkan di daerah tertentu.
• Dari hasil pumping test (test pemompaan) kita mendapatkan
Save Yield, sebagai dasar pengembangan selanjutnya

Groundwater Influence ( Daerah Pengaruh)


• Groundwater Influence : menentukan berapa banyak sumur
produksi yang bisa kita bangun, disamping besarnya jumlah
cadangan air tanah pada suatu daerah pengembangan
• Karena setiap sumur akan mempengaruhi sumur lainnya
selama pemompaan dan dalam pengembangan besar2an
akan terjadi pemompaan yang bersamaan.
Kalau kepengaruhan sumur tidak kita perhitungkan maka
hasil pengembangan tidak akan seperti yang kita
harapkan.
SUMUR PRODUKSI
AIR BAKU :
Untuk air minum pedesaan dibutuhkan air dengan debit 1 liter/detik untuk
1000 orang penduduk.

AIR INDUSTRI :
Untuk keperluan air industri, ini juga berbeda untuk proses kering dan
proses basah , untuk proses basah diperlukan kira2 0,3 l/det

STANDART AIR IRIGASI :


• Sawah dengan tanaman padi digunakan standard 1 – 1,2 liter/detik/ha,
artinya kalau kita membangun sumur produksi dengan debit 20 l/det
ini akan mampu digunakan untuk mengairi kurang lebih 20 ha sawah
dengan sistim giliran.
• Sawah dengan tanaman polowijo digunakan standard 0,5 – 0,8
liter/detik/ha, artinya kalau kita membangun sumur produksi dengan
debit 20 l/det ini akan mampu digunakan untuk mengairi kurang lebih
40 ha sawah dengan sistim giliran
Perencanaan / design Sumur produksi
• Pemilihan material konstruksi yang tepat, termasuk spesifikasi pompa
yang akan digunakan.

• Penentuan diameter lubang bor dan struktur sumur.

Konstruksi sumur terdiri dari :

• Pipa Casing : Gunanya untuk mencegah keruntuhan dinding sumur


serta menjaga lubang pemboran tetap terbuka

• Pipa Screen (Saringan) : Gunanya untuk mencegah material ekifer


masuk kedalam lubang bor selama pemompaan. Besarnya bukaan
(open area) saringan hanya bisa dilewati oleh air secara optimal.

• Gravel pack (Selimut kerikil) : Untuk menjamin kelancaran aliran air


tanah kedalam sumur tanps membawa material halus dari ekifer.

• Injeksi Semen /Cementing : Menjamin kestabilan dan kekuatan sumur


dan mengurangi potensi pencemaran dari permukaan ke dalam
sumur dan ekifer.
DETAIL DESIGN / PERENCANAAN DETAIL
Pemboran Pilot Hole
• Pemboran pilot hole dilaksanakan sebagai lubang dasar yang akan
dipakai sebagai acuan untuk tahapan pemboran selanjutnya
• Pilot hole untuk sumur produksi irigasi dengan debit 20 l/det biasanya
dengan diameter lubang 5 7/8” atau 6 ¾ ” dengan kedalaman sesuai
desain umum yang telah ditentukan.

Airlift Test
• Setelah lubang bor dibersihkan, dilakukan air lift test dengan memasang
conductor pipe dan pipa tiup pada kedalaman minimal 50% dari
kedalaman sumur bor.
• Air lift test dilakukan selama 6 – 8 jam dengan debit air tertentu.
• Berdasarkan pengalaman debit jenis sementara ini hanya dipakai 50%
untuk sebagai dasar design sumur.
Test Geologging

Test Logging ini pada dasarnya digunakan untuk menentukan secara


tepat posisi jenis dan formasi batuan dalam lubang bor dan sekaligus
untuk mengetahui secara pasti lokasi dan posisi ekifer.

Detail Design Sumur Produksi


• Panjang Pipa Jambang (pump house casing)
• Panjang dan posisi / letak pipa screen
• Panjang dan letak pipa buta / naik
• Debit Pumping Test

Pembesaran lubang (reaming)


Reaming lubang ini dilakukan dengan kedalaman sesuai panjang pipa
jambang dalam design sumur.

Konstruksi Sumur
• Pipa buta dan pipa screen dimasukan secara perlahan dan hati2 yang
posisinya sesuai dengan design.
• Pipa screen atau buta yang paling bawah ditutup dengan ”plug”
• Penyambungan pipa pada umumnya dengan welding / pengelasanSetelah
pipa buta dan screen disambung dengan pipa jambang dengan
menggunakan ”reducer” dari 12” ke 6” maka pipa jambang juga
dimasukan sesuai design sumur.
Test Ketegak Lurusan
Setelah posisi rangkaian pipa sumur pada posisi stabil langsung
dilakukan test ketegak lurusan, test ini menggunakan alat yang namanya
”bobin”.
Gravel Pack
Gravel pack dimasukan setelah kita yakin bahwa sumur produksi sudah
dalam posisi tegak lurus.
Gravel pack dimasukan dengan hati2 dan harus masuk kedalam lubang
diantara pipa jambang/screen/pipa buta dan dinding sumur secara
merata.
Biasanya dalam memasukan gravel pack ini sumur dikocok dengan
menggunakan tiupan udara dari kompresor
Washing / Pencucian Sumur
Setelah gravel pack masuk dengan baik maka dilakukan pencucian sumur
selama 8 – 12 jam.
Pencucian sumur bisa dilakukan dengan air jetting menggunakan
kompresor atau dengan metode ”suction” (dikocok), untuk
menghanurkan mud cake pada dinding lubang bor.
Cementing
Cementing ini pada umumnya dilakukan dari permukaan sampai
kedalamam 5 – 7 meter, cementing ini juga dimaksudkan untuk
mengurangi potensi pencemaran dari permukaan tanah.

Pumping Test
• Metode Test Step Drawdown
• Metode Long Period Pumping Test
• Recovery test

Penyelesaian Sumur / Pemasangan Tutup Sumur


Penyelesaian sumur dilakukan dengan membuat blok beton semen
seluas 1 – 2 meter persegi dan lubang sumur berada di tengah2 dengan
ketebalan 10 cm, kemudian di buat nomor dan kode sumur pada beton
semen
Terakhir tutup sumur dipasang dan di kunci dengan gembok agar aman
dari kerusakan dan kemasukan material dari luar.
KESIMPULAN

• Perencanaan Pengembangan Sumur Produksi Air Tanah harus


dilakukan sesuai SIDLACOM dan tahapan perecanaanya harus
mengikuti kaidah kaidah yang baku, baik untuk Perencanaan Umum
maupun Perencanaan Detail

• Tidak ada pengembangan atau pemanfaatan air tanah yang dilakukan


tanpa melalui perencanaan.

• Perencanaan air tanah harus dilakukan sesuai dengan kaidah teknis


perencanaan yang baik dan akurat.

• Tidak ada kegiatan pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan short
cut atau dengan cara ”design as you go”
TERIMAKASIH

You might also like