Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
dr. Tenti
Dokter Internship Indonesia
Berdiri Berjalan
11 bulan 13 bulan
Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 0 bulan
Polio : 0 bulan
BCG :-
DPT Hib :-
Campak :-
Makanan
Usia 1,5 tahun makanan seperti orang dewasa 3 kali sehari setengah
mangkok kecil.
Riwayat sosial Lingkungan
Tinggal bersama kedua orangtua dan kakak, rumah terbuat dari semen
berukuran 8 m x 6 m dengan ventilasi dan penerangan yang cukup.
Air dari PDAM untuk minum dan memasak, serta untuk mandi dan
mencuci.
Suhu : 36 oC
Respirasi : 44 x/menit
BB/TB : 15 kg/106 cm
LLLA : 17 cm
LK : 49 cm
Mata : CA -/-, SI -/-, edema palpebral -/-, pupil isokor
Hidung : Simetris, Pernafasan cuping hidung (-), Epistaksis (-), Sekret (-)
Faring : Hiperemis (-), edema (-), tonsil Merah muda, pembesaran (-),
Abses (-)
Jantung
Iktus Tidak terlihat, Apeks tidak teraba, thrill tidak ada,
Suara dasar S1 dan S2 tunggal, bising (-)
Abdomen
Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema dan tidak ada
parese
Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema dan tidak ada
parese
Susunan saraf : Nervi Craniales I – XII tidak ada kelainan
Genitalia : Perempuan, tidak ada kelainan
Anus : Ada, tidak ada kelainan
Pemeriksaan penunjang
HCT : 33.0 % (n = 35 – 55 %)
Resume
• Kesadaran : Komposmentis
• Denyut Nadi : 132 kali/menit
PF •
•
Pernafasan
Suhu
: 44 kali/menit
: 36 oC
• Thorak/paru : Simetris, sonor, suara napas Bronkial, ronkhi (-/-), wheezing
(+/+) ekspirasi memanjang, retraksi (+)
suprasternal, epigastrial
Diagnosis
DD : Diagnosa kerja :
Asma bronkial Asma bronkial serangan
Bronkiolitis ringan sedang persisten
BB/U : Normoweight
Therapy
O2 1-2 liter/menit
IVFD D5 ¼ NS 15 tetes/menit
Erytromisin 3 x cth 1
Prognosis • Dubia ad bonam
S : Sesak napas (-), batuk (+), febris (-), muntah (-), makan (<), minum (+), BAB (+),
BAK (+)
wheezing (-/-)
Salbutamol syr 3 x 2 cc
Methilprednisolon 3 x 2,5 mg
Mekanisme penyebabnya :
Remodelling
Hiperrespon
Faktor Inflamasi Keterbatasan
sivitas Gejala
lingkungan saluran aliran udara
saluran asma
respiratori
respiratori
Factor
eksaserbasi
Diagnosis
Anamnesis Gejala respiratori : batuk, wheezing, sesak napas, rasa dada
tertekan, dan produksi sputum.
Gejala timbul secara episodik
Riwayat alergi
Asma serangan ringan sedang Asma serangan berat Serangan asma dengan ancaman
henti napas
Bicara dalam kalimat Bicara dalam kata Mengantuk
Lebih senang duduk daripada Duduk bertopang lengan Letargi
berbaring Gelisah Suara napas tidak terdengar
Tidak gelisah Frekuensi napas meningkat
Frekuensi napas meningkat Frekuensi nadi meningkat
Frekuensi nadi meningkat Retraksi jelas
Retraksi minimal SpO2 : < 90%
SpO2 : 90 – 95 % PEF1 ≤ 50% prediksi atau
PEF1 > 50% prediksi atau terbaik
terbaik
Tabel 2.4 Klasifikasi Asma berdasarkan derajat kendali
Timbul secara episodik dan berulang hampir tiap minggu, saat serangan anak lebih
suka duduk dan tidak banyak bicara. dan cenderung pada malam/dini hari (nokturnal)
Variabilitas terjadi terutama saat dingin (musiman) dan aktivitas fisik berlebih Faktor
pencetus serta bersifat reversibel dengan pengobatan Reversibilitas asma bronkial
Asma bronkial
serangan ringan
Pemeriksaan Fisik
sedang persisten
sedang
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis banding pada asma
Rhinitis alergika tidak adanya penyumbatan hidung, bersin-bersin, mata yang terasa
gatal dan mengeluarkan air mata yang berlebihan.
Bronkiolitis pada asma wheezing akan timbul secara periodik atau episode dan
dicetuskan oleh adanya alergen baik dari lingkungan maupun yang nonspesifik
sedangkan pada bronkiolitis tidak demikian
Sumbatan benda asing tidak ditemukan akanya tanda-tanda adanya sumbatan benda
asing