Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Timothy Lazandri Rattu - 17014101196
Giovanna Eunike Lombo - 17014101242
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan bersifat menular.
• Sumber penularan utama tuberkulosis terutama pada waktu bersin atau
batuk. Penyebaran melalui droplet atau percikan dahak yang didalamnya
terkandung bakteri aktif yang nantinya apabila terhisap oleh orang lain
dapat menularkan tuberkulosis melalui saluran pernapasan.
• Berdasarkan Global Tuberculosis Report WHO (2014), terdapat 6 juta
kasus baru dan kurang dari dua pertiga (63%) dari 9,6 juta orang
diperkirakan telah menderita TB.
• Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2015, angka
kejadian tuberkulosis di Indonesia yaitu sebanyak 330.729 kasus. Di
Indonesia diperkirakan setiap tahun 430.000 kasus baru. Sedangkan
kematian di Indonesia akibat TB diperkirakan 61.000 kematian per tahun.
• Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Sulawesi Utara
tercatat ±6889 orang atau 0,3% dari total penduduk mengidap TB dan di
Kota Manado pada tahun 2013 diperkirakan 1198 orang terdiagnosis TB.
• Penyakit tuberkulosis memiliki gejala klinis yang bervariasi diawali adanya
demam, batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdarah dan tidak ada nafsu
makan sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NT
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Kristen Protestan
Suku : Minahasa
KELUHAN UTAMA
• Batuk bercampur darah dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
• Demam hilang timbul sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, menggigil tidak ada
• Keringat malam dikeluhkan pasien sehingga pasien mengganti baju 1-2 kali semalam
• Nafsu makan menurun sejak sebelum pasien dirawat di rumah sakit
• Berat badan menurun sekitar 20kg dalam 1 bulan terakhir sampai masuk rumah sakit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Merokok (-)
Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan kepala
Ku : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
• Mata : Pupil isokor, conj. anemis (-), sclera ikterik (-)
• Hidung : Rinore -/-, epistaksis -/-, secret -/-
TD : 130/90 mmHg
• Mulut : Sianosis (-), atrofi papil (-)
Nadi 108x/menit
• Gigi : Caries (-)
Respirasi 18x/menit
• Telinga : Serumen -/-, cairan -/-
Suhu 37.2°C
• Leher : Pembesaran KGB (-)
Berat badan 52 Kg
Tinggi badan 165 Cm
IMT : 19.1 kg/m2
Thoraks :
I : Simetris Ki=Ka,
P : Stem Fremitus menurun pada paru kanan dibandingkan kiri
P: Sonor Ki=Ka
A: Sp.vesikuler, rhonki (+), wheezing (-).
Jantung :
• Pasien diperbolehkan untuk rawat jalan, infus dilepas, dan obat – obatan
injeksi dihentikan. Pasien mendapatkan obat pulang cefixime 200 mg 2x/hari,
codein 15 mg 3x/hari, paracetamol 500 mg 3x/hari, vitamin B-kompleks
3x/hari dan rencana pemeriksaan sputum BTA 3x dilakukan saat rawat jalan
di poli paru.
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
TEORI TEORI
• Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi • TB paru baru atau pasien baru adalah
yang disebabkan kuman M. Tuberkulosis pasien yang belum pernah mendapatkan
terutama menyerang bagian paru. pengobatan TB sebelumnya atau sudah
Tuberkolosis Paru adalah infeksi yang pernah mendapatkan Obat Anti
menyerang parenkim paru yang Tuberkulosis (OAT) kurang dari satu
penyebarannya melalui inhalasi. bulan. Pasien dengan hasil dahak BTA
positif atau negatif dengan lokasi
anatomi penyakit dimanapun.
ANAMNESIS
TEORI KASUS
lemah, nafsu makan menurun, berat • Keringat malam juga dikeluhkan pasien sehingga
harus mengganti baju ± 1-2 kali semalam.
badan turun, rasa badan kurang enak
(malaise), berkeringat malam walaupun
• Nafsu makan juga menurun sejak sebelum pasien
dirawat sehingga pasien mengalami penurunan
tanpa kegiatan, demam meriang lebih berat badan sekitar 20kg dalam 1 bulan terakhir
dari sebulan. sampai masuk rumah sakit.
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI KASUS
• Bila SPS ulang hasilnya negatif berarti • Pada pasien ini, belum dilakukan
bukan penderita TB. Bila SPS positif, pemeriksaan sputum BTA 3x (SPS)
berarti penderita TB BTA positif. Bila foto karena pasien masih batuk bercampur
toraks mendukung TB tetapi pemeriksaan darah namun direncanakan untuk
SPS negatif, maka diagnosis adalah TB dilakukan pemeriksaan saat kontrol di
paru BTA negatif rontgen positif. poli paru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI KASUS
• Pemeriksaan radiologi pada pasien TB yaitu
pemeriksaan foto toraks PA. Pemeriksaan lain
atas indikasi yaitu foto lateral, top-lordotik, • Pada pasien ini, pemeriksaan foto
oblik serta CT-scan. Pemeriksaan foto toraks, toraks didapatkan kesan infiltrate pada
TB memberikan gambaran multiform.
lapang paru sebelah kanan sehingga di
• Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai
lesi TB aktif yaitu bayangan berawan atau diagnosis dengan curiga TB paru
nodular di segmen apikal dan posterior lobus dengan infeksi sekunder.
atas paru dan segmen superior lobus bawah,
kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi
bayangan opak berawan atau nodular,
bayangan bercak milier serta terdapat efusi
pleura unilateral atau bilateral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI KASUS
• Pemeriksaan radiologi pada pasien TB yaitu
pemeriksaan foto toraks PA. Pemeriksaan lain
atas indikasi yaitu foto lateral, top-lordotik, • Pada pasien ini, pemeriksaan foto
oblik serta CT-scan. Pemeriksaan foto toraks, toraks didapatkan kesan infiltrate pada
TB memberikan gambaran multiform.
lapang paru sebelah kanan sehingga di
• Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai
lesi TB aktif yaitu bayangan berawan atau diagnosis dengan batuk darah curiga
nodular di segmen apikal dan posterior lobus TB paru dengan infeksi sekunder.
atas paru dan segmen superior lobus bawah,
kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi
bayangan opak berawan atau nodular,
bayangan bercak milier serta terdapat efusi
pleura unilateral atau bilateral.
TERAPI
TEORI TEORI
• Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan • Pengobatan TB paru dilakukan dengan
pasien, mencegah kematian, mencegah prinsip bahwa Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. harus diberikan dalam bentuk kombinasi
beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup
• Pengobatan TB terbagi atas kategori 1 dan 2
yang diberikan dalam 2 tahap, yaitu intensif dan dan dosis tepat sesuai dengan kategori
lanjutan. Pengobatan kategori 1 (2HRZE/4R3H3) pengobatan, jangan menggunakan Obat
diberikan untuk pasien baru TB paru BTA positif, Anti Tuberkulosis (OAT) tunggal karena
pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif, Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan
pasien TB ekstra paru. Pengobatan kategori 2 dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
(2RHZES/HRZE/5H3R3E3) diberikan untuk pasien memudahkan pemberian obat dan
kambuh/relaps, gagal berobat dan pasien menjamin kelangsungan pengobatan
dengan putus obat. sampai selesai. Artinya satu paket untuk
satu pasien dalam satu masa pengobatan.
TERAPI
TEORI KASUS
• Adapun pemakaian OAT kombinasi dosis
tepat yaitu OAT 4KDT dengan komposisi
• Pada pasien ini, belum diberikan terapi
sebagai berikut: Rifampicin 150 mg,
Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 400 mg dan OAT karena menunggu hasil
Etambutol 275 mg. Obat anti tuberkulosis pemeriksaan sputum BTA 3x.
kombinasi ini lebih menguntungkan dan
sangat dianjurkan.7,16 Untuk menjamin
kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (directly observed
therapy/DOT) oleh seorang pengawas minum
obat (PMO).
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus batuk darah curiga TB paru dengan infeksi sekunder,
pada seorang perempuan NT usia 52 Tahun . Diagnosis ditegakan berdasarkan
anamnesis adanya gejala dan tanda klinis seperti batuk,sesak napas, demam ,
keringat malam, penurunan nafsu makan dan berat badan menurun. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan pernapasan dan suhu badan meningkat, adanya rhonki
kedua lapang paru . Pada pemeriksaan radiologi didaptkan kesan TB paru dan
pneumonia. Pasien ditatalaksana dengan pemberian oksigen 2-4 liter/menit via nasal
kanul, infus Nacl 0,9% 20 tetes / menit , injeksi ceftriaxone 1 gr 2x/hari intavena,
injeksi ranitide 50mg 2x/hari intravena, injeksi asam trenexamat 500mg 3x/ hari
intravena.
TERIMA KASIH