You are on page 1of 29

TES CAIRAN SENDI

Hairul Anwar
PENDAHULUAN
Sendi:- Pertemuan dua ujung tulang yang dapat digerakkan dgn arah
dan sudut tertentu
- Kedua ujung tulang dilapisi jaringan tulang rawan
- Struktur daerah pertemuan dilapisi
terbungkus membran sinovial  cavum sinovial yg berisi
cairan sinovial
Fisiologi dan Fungsi Cairan Sendi

- Cairan sendi normal komposisinya sama


dengan cairan plasma + as.hyaluronat
- Cairan sendi berfungsi nutrisi tulang rawan
sendi dan sebagai pelumas
 Indikasites cairan sendi:
- Keadaan terdapat penambahan jumlah
cairan sendi(efusi)
- Perubahan fisik akibat efusi
.
Tehnik pengambilan cairan sendi disebut
“arthrocentesis” dan dilakukan secara
asepsis
Jumlah spesimen untuk setiap pemeriksaan:
a. Makroskopik: 1 ml
b. Mikroskopik: 2-5 ml
II. METODE
A. TES MAKROSKOPIK:
1. VOLUME
PRA ANALITIK:
◐ Persiapan pasien dan sampel: tidak ada
◐ Prinsip tes : makin banyak
volume makin luas kerusakan
◐ Alat dan bahan : gelas ukur
ANALITIK:
◐ Cara kerja:perhatikan volume cairan sendi
yang dapat diaspirasi.
 Nilai rujukan : 0.1- 3.5 ml

PASCA ANALITIK:
Interpretasi : > 3.5 ml termasuk
abnormal
PASCA ANALITIK
◐ Interpretasi :
- Kuning jernih : non inflamasi
- Kuning keputihan : inflamasi spesifik dan
nonspesifik karena bertambahnya lekosit
- Kuning kehijauan : pada keadaan
septik/purulen
- Merah kecoklatan : hemoragik
2. WARNA DAN KEJERNIHAN:
PRA ANALITIK:
◐ Persiapan pasien dan sampel : tidak ada

◐ Prinsip tes : setiap kelainan akan memberi


2.
warna dan kejernihan yang berbeda.

◐ Alat dan bahan : tabung yang jernih


ANALITIK:
◐ Cara kerja : perhatikan warna dan
kejernihan sampel, bedakan darah akibat
aspirasi dgn darah yang betul berasal dari
cairan sendi.

◐ Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih


3. VISCOSITAS :
PRA ANALITIK
◐ Persiapan pasien dan sampel : tidak ada

◐ Prinsp tes : asam hialuronat


. dalam cairan
sendi menentukan viscositas
cairan

◐ Alat dan bahan : spoit tanpa jarum


ANALITIK:
◐ Cara kerja :
- Isap sampel kedalam spoit tanpa jarum
- Teteskan sampel keluar dari spoit, ukur
panjang tetesan
- Sampel diantara jari telunjuk dan ibu jari
direntangkan, ukur panjang rentangan.

◐ Nilai rujukan : panjang tanpa putus 4-5 cm


PASCA ANALITIK
◐ Interpretasi :
 Viskositas tinggi  non inflamasi
 Viskositas menurun ( <4cm)  inflamasi
dan septik
 Viskositas bervariasi  hemoragik
4. BEKUAN SPONTAN
PRA ANALITIK:
◐ Persiapan pasien dan sampel : tidak ada

◐ Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan


sampel membeku.

◐ Alat dan bahan : tabung yang jernih


ANALITIK:
◐ Cara kerja : biarkan sampel selama 1 jam,
lihat apakah ada bekuan atau tidak.
◐ Nilai rujukan : tidak membeku

PASCAANALITIK
◐ Interpretasi: bekuan positif  proses
peradangan
Makin besar bekuan makin berat
peradangan
5. BEKUAN MUSIN (MUCIN CLOT)
PRA ANALITIK:
◐ Persiapan pasien dan sampel : tidak ada
◐ Prinsip tes : asam acetat dapat membekukan
asam hialuronat dan protein

◐ Alat dan bahan : tabung reaksi


aquades
pengaduk
asam acetat glacial
asam acetat 7N
ANALITIK:
Cara kerja:
◐ Buat larutan asam acetat 7N dari 40.8ml asam
acetat glacial dan 100ml air.
◐ Masukkan 4ml aquades dalam tabung reaksi
kemudian tambahkan 1ml cairan sendi lalu
tambahkan 1 tetes asam acetat 7N.
◐ Aduk kuat-kuat kemudian baca reaksi segera.

Nilai rujukan: Mucin normal terlihat bekuan


kenyal dalam cairan jernih
PASCA ANALITIK
Interpretasi:
o Mucin baik (normal): terlihat bekuan
kenyal dalam cairan jernih.
o Mucin sedang : bekuan kurang kuat dan
tidak mempunyai batas tegas dalam
cairan jernih.
o Mucin jelek : Jika bekuan berkeping-
keping dalam cairan keruh.
B. TES MIKROSKOPIS
I. HITUNG SEL:
PRA ANALITIK:
Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
Persiapan sampel :
Untuk cairan yang jernih sampel diencerkan
dengan NaCl0.9% atau methilen biru, jika
sampel kental diencerkan dengan buffer
hialuronidase.Caranya 2ml cairan sendi
diinkubasikan dengan 150IU hialuronidase
selama 1 jam pada suhu 37C. Bila sendi banyak
mengandung eritrosit, digunakan HCl 1% atau
saponin 1% karena cairan ini dapat melisiskan
eritrosit.
 Prinsip tes : sampel diencerkan dan
dimasukkan ke dlm kamar hitung dengan
memperhitungkan faktor pengenceran,
jumlah lekosit dapat diketahui.

 Alat dan bahan:


o Kamar hitung improved Neubauer
o Pipet lekosit, selang pengisa
o Mikroskop, kaca objek dan kaca
penutup.
ANALITIK:
Cara kerja:
o Isap sampel dengan pipet lekosit sampai tanda 0,5
.
o Isap larutan NaCl sampai tanda 11, pipet dikocok
beberapa menit agar isi pipet tercampur baik,
kemudian buang 4-5 tetes.

o Siapkan kamar hitung dengan kaca penutup ,


teteskan isi pipet perlahan-lahan ke dalam kamar
hitung

o Hitung jumlah lekosit yang tampak dalam 4 kotak


besar dengan menggunakan lensa 10X.
Hasilnya dikali 50.

Nilai rujukan: jumlah lekosit < 200/mm.


PASCA ANALITIK
Interpretasi:
o Lekosit <3000 : Non inflamasi
o Lekosit 3000-50000 : Inflamasi
o Lekosit >50000 : Septik/ purulen
o Lekosit <10000 : Hemoragik
2. JENIS SEL
PRAANALITIK:
Persiapan pasien : tidak ada
Persiapan sampel : sampel harus diperiksa paling
lambat 1 jam setelah pengambilan .
Prinsp tes : cairan sendi diapuskan diatas kaca
objek kemudian diwarnai

Alat dan bahan


o sentrifus,kaca objek, metil alkohol
o Larutan Giemsa,Wrigt/May-Grunwald Giemsa(MGG)
o Mikroskop , minyak imersi.
ANALITIK:
Cara kerja:
 Cairan sendi yang telah disentrifus diapuskan
diatas kac objek, biarkan mengering
 Fiksasi dengan metil alkohol selama 5 menit,
selanjutnya tetesi. dengan May-Grunwald
Giemsa (MGG) 1-2 menit.
 Tambahkan larutan buffer pH 6.4, diamkan 3
menit, buang sisa larutan
 Warnai dengan Giemsa biarkan 5-10 menit, cuci
dengan air mengalir lalu keringkan
 Baca dibawah mikroskop dengan pembesaran
100X dengan minyak imersi

 Nilai rujukan: jumlah netrofil <25%


PASCA ANALITIK
Interpretasi:
- Netrofil < 25% : Normal dan non inflamasi
- Netrofil > 50% : Inflamasi
- Netrofil > 75% : Septik/purulen
- Netrofil > 25 : Hemoragik
3. KRISTAL
PRA ANALITIK:
Persiapan pasien : tidak ada
Persiapan sampel : sampel disentrifus, sampel
tidak boleh menyusun bekuan , oleh karena itu
harus segera diperiksa.

Prinsip tes : jenis kristal tergantung jenis


kelainan

Alat dan bahan : kaca objek dan kaca penutup,


sentrifus, mikroskop.
ANALITIK:
 Cara kerja: cairan yang telah disentrifus 1-
2 tetes diletakkan diatas kaca objek, tutup
dengan kaca penutup. Periksa dengan
mikroskop biasa atau lebih baik mikroskop
polarisasi.

 Nilai rujukan: Tidak ditemukan kristal


dalam cairan sendi.
PASCA ANALITIK:
 Interpretasi:
- Kristal monosodium urat (MSU) ditemukan
pada arthritis gout.
- Calcium pyrophosphate dihydrate (CPPD)
ditemukan pada chondrocalcinosis
- Calcium hydroxyapatite (HA) terdapat pada
calcifit periartritis,tendenitis
- Kristal kolesterol ditemukan pada arthritis
reumatoid

You might also like