Professional Documents
Culture Documents
PHAEOPHYTA
Kelompok 9 :
Femi Mega Lestari (170341615098)
Ilfia Kholifaturrohmah (170341615068)
Karin Anindhita widya P. (170341615097)
CIRI UMUM PHAEOPHYTA
Phaeophyta ini berwarna
coklat karena Sel vegetatif mengandung
mengandung pigmen kloroplas yang
xantofil. Bentuk tubuhnya mengandung klorofil dan
seperti tumbuhan tinggi. xantofil. Cadangan
Ganggang coklat ini makanan berupa laminarin
mempunyai talus dan dan manitol.
bersifat autotrof
1 2
www.themegallery.com
DISTRIBUSI DAN HABITAT PHAEOPHYTA
Ganggang coklat ini umumnya tinggal di di laut yang iklimnya sedang dan dingin,
laut, hanya ada beberapa jenis saja yang talusnya dapat mencapai ukuran besar dan
hidup di air tawar yang agak dingin dan 01
sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup
sedang, terdampar dipantai, melekat pada sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga
batu-batuan dengan alat pelekat (semacam yang hidup sebagai endofit.
akar)
04 02
dari ganggang coklat tertentu, terutama Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di
Dictyotales dan Sargassum, yang hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai
air hangat. Banyak dari spesies ganggang sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat
laut yang tumbuh melekat pada 03
biasanya hidup di kedalaman 220 meter
batu. Spesies lain tumbuh dalam pada air yang jernih.
hubungan dengan ganggang lainnya, baik
sebagai epifit atau endofit
www.themegallery.com
STRUKTUR SEL PHAEOPHYTA
• Dinding selnya juga tersusun atas selulosa, asam
alginat dan fukan. Inti selnya berinti tunggal yang
mana pada pangkal berinti banyak.
www.themegallery.com
STRUKTUR SEL PHAEOPHYTA
www.themegallery.com
CADANGAN MAKANAN PHAEOPHYTA
Description of
the products
www.themegallery.com
ALAT GERAK PHAEOPHYTA
terletak pada sel-sel
perkembangbiakan dan letaknya
lateral. Berjumlah 2 yang heterokon
dan terdapat di bagian samping
1 badannya yang berbentuk pir atau
sekoci.
FLAGEL
3 2
Pada waktu bergerak ada yang
Dekat dengan keluarnya panjang mempunyai rambut-
flagel terdapat bintik mata rambut mengkliat dan yang
yang berwarna pendek menghadap kebelakang.
kemerahan.
www.themegallery.com
REPRODUKSI PHAEOPHYTA
www.themegallery.com
DAUR HIDUP PHAEOPHYTA
Tipe
Diplontik
•Tipe ini tidak menunjukkan adanya pergantian
keturunan. Siklus hidupnya bersifat diplontik. Fase
haploid hanya terdapat pada gametnya.
Tipe
Hetero
• Sporofit dan gametofit morfologinya berbeda. sporofit berkembang dengan baik dan
morfik berukuran makroskopik, sedangkan gametofitnya berukuran mikroskopik. Sporofit
terbagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian. Alat pelekat merupakan cabang-cabang
yang dikotom (haptera). Tangkai tidak bertangkai, silindris atau agak memipih, diujung
tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau berbagi vertikal menjadi beberapa segmen.
Tangkai terdiri dari medulla dan korteks dikelilingi selapis sel meneyerupai epidermis.
www.themegallery.com
• Tipe Diplontik
Contoh: Fucales. Diantara jenis-jenis
Phaeophyceae, golongan Fucales ini adalah
unik, karena tidak mempunyai keturunan
yang membentuk spora. Disini hanya ada satu
keturunan yaitu tubuh yang diploid, dengan
demikian tidak mempunyai pergantian
keturuanan. Meiosis terjadi sebelum
gametogenesis, jadi yang bersifat haploid
hanya gametnya.
Adapula yang menganggap keturunan yang
diploid tadi sebagai sporofit dan spora yang
dihasilkan sporangianya akan berfungsi
sebagai gamet. Gamet jantan (anterozoid)
berflagella dua buah yang letaknya dibagian
lateral. Gamet dibentuk dalam anteredium,
gamet betina berupa sel telur yang dibentuk
dalam oogonium. Jadi perkembangbiakannya
secara oogami. Anteredium atau oogonium
dibentuk dalam konseptakel. Pada umumnya
terkumpul dalam satu cabang yang
menggelembung, cabang-cabang ini disebut
reseptakel. Bangsa ini terdiri dari tiga suku, Daur hidup Fucus sp salah satu contoh
yaitu Fucaceae, Cystoseiraceae, Alga Coklat
dan Sargasseaceae.
www.themegallery.com
KLASIFIKASI PHEOPHYTA
www.themegallery.com
1. Kelas isogeneratae
Talus secara Suku ini
bebas dan mempunyai 2
marga yaitu
bercabang. Bagian Zanardinia dan
atas adalah Cutleria. memiliki
Ectocarpus-seperti . Zanardinia pergantian
dengan sel mempunyai
Ectocarpales Sphacelariales bergabung ujung pergantian
isomorfik
memiliki memiliki ke ujung dalam keturunan yang generasi dimana
pergantian pergantian satu baris gametofit dan thalli yang tegak,
isomorfik isomorfik generasi (monosiphonous); sporofitnya identik diratakan dengan
generasi dan dan thalli dimana porsi yang lebih satu sama lain,
pertumbuhan rendah umumnya sedang pertumbuhan
memiliki talus gametofit Cutleria ti
filamen dimulai oleh sel Sphacelaria- yang diprakarsai
apikal tunggal seperti dengan sel- dak identik dengan
bercabang sporofitnya, hingga oleh apikal
yang memotong sel dalam tunggal pada
dimana derivatif silinder tingkatan
pergantian
pembelahan sel keturunan puncak masing-
bagian melintang dari Cutleria bersifat
tidak terlokalisasi. posteriornya (polysiphonous). masing cabang
isomorfik.
www.themegallery.com
a. Subclass Haplostichineae b. Subkelas Polystichineae
• Ordo Chordariales • Ordo Punctariales
Chordariales termasuk haplostichineae, dimana Sporofit dari Punctariales yang berukuran
sporofit filamen bercabang tidak sedang, parenchymatous, dan tumbuh dengan
nyata dan dipadatkan menjadi talus cara pembelahan sel kabisat yang tidak
pseudoparenchymatous. Sejauh ini, semua terlokalisasi dalam meristem.
gametofit yang dikenal adalah isogami.
• Ordo Sporochnales • Ordo Dictyosiphonales
Sporochnales memiliki sporofit dimana masing- Dictyosphonales telah bercabang thalli silindris
masing cabang berakhir dalam seberkas rambut. dimana pertumbuhan dimulai oleh sel apikal
Pertumbuhannya adalah trichothallic. Sporangia tunggal. Sporofit biasanya menghasilkan
unilokular biasanya dalam kelompok padat. sporangia unilokular saja. Gametofit yang
Gametofit adalah mikroskopis dan oogami. mikroskopis dan isogami.
• Ordo Desmarestiales
Thalli dari Desmarestiales memiliki filamen • Ordo Laminariales
tunggal pada setiap puncak tumbuh. Gametofit Kebanyakan anggota Laminariales (para kelps)
adalah mikroskopis dan oogami. Desmarestia memiliki sporofit eksternal. Pertumbuhan ini
memiliki dua pusat distribusi, yaitu, utara Atlantik disebabkan daerah meristematik. Sporofit
dan perairan utara Pasifik sebagai kontras memproduksi sporangia unilokular saja yang
dengan Antartika dan wilayah sekitarnya. terletak pada sori.
www.themegallery.com
3. Kelas Cyclosporeae
• pergantian hidup bebas generasi multiseluler. Talusnya adalah
sporofit, dan satu dengan spora yang dihasilkan oleh fungsi
unilokular sporangia secara langsung sebagai gamet. Selnya
membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan
konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat
Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium
yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang
menghasilkan zigot.
• Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales,
contoh marga lain misalnya Sargassum yang terapung atau melekat
pada bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan
fragmentasi dan hidup di lautan tropika. Fucus melekat pada
bebatuan, memiliki gelembung, berkembangbiak dengan
fragmentasi talus, hidup di semua lautan.
www.themegallery.com
PERANAN PHAEOPHYTA BAGI
MANUSIA
• Garam–garam yang dapat larut dalam • Alginate memiliki afinitas (daya
air, khususnya garam-garam natrium ikat) yang tinggi terhadap logam
dari asam alginate digunakan dalam berat dan unsur-unsur radioaktif.
industri tekstil sebab dapat
Oleh karena alginat tidak dapat
menghaluskan dan membuat bahan
menjadi lebih baik. Garam-garam dicerna, maka konsumsi alginat
alkali dapat juga digunakan sebagai sangat membantu membersihkan
pengental bahan untuk pewarnaan di polusi logam berat dan unsur
industri percetakan, sebagai penguat radioaktif yang masuk ke dalam
dan perekat benang-benang yang tubuh melalui makanan yang
digunakan untuk tenun, sebagai bahan terkontaminasi.
perekat di industri briket khususnya
yang terbuat dari batubara atau liginit
• Sargassum sp. telah
(Pakidi dan Suwoyo, 2017). dimanfaatkan sebagai
• Sebagai penstabil yang dapat antikolesterol (Herpandi, 2005),
memberikan kelembutan pada kulit biofuel (Lenstra et al., 2011),
dan tekstur es krim serta mencegah biofertilizer (Erulan et al., 2009),
terbentuknya kristal yang kasar antibakteri .
(Rasyid, 2003).
www.themegallery.com
L/O/G/O
Thank You!