You are on page 1of 31

Nama : ILHAM FAUZI AHMAD

Nrp : 1121600001

Prodi : Teknik Mesin


A. URAIAN UMUM DAN PENGERTIAN
Gas buang adalah sisa hasil pembakaran yang dihasilkan oleh
pembakaran di dalam mesin kendaraan bermotor.
Fungsi system gas buang adalah:
Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran ke
atmosfer;
Meningkatkan tenaga mesin;
Menurunkan panas;
Meredam suara mesin.
Sistem gas buang ini terdiri dari: Katup buang, Saluran buang,
dan Peredam suara (Muffer).
1. Katup Buang
katup buang bertugas menahan gas yang sedang terbakar
dalam ruang selinder sehingga terbakar seluruhnya dan pada
waktu yang ditentukan katup buang membuka dan menyalurkan
gas sisa pembakaran keluar melalui saluran buang.
2. Saluran buang
Saluran buang dipasang untuk menyalurkan gas bekas sisa
pembakaran di dalam silinder menuju ke peredam suara.
3. Peredam Suara (Muffer)
Perdam suara bertugas menyalurkan gas bekas keluar ke
atmosfir serta meredam suara mesin.
Peredam suara (Muffer) biasanya terbagi dua jenis, yaitu:
a. Jenis Lurus (Straight Though)
Jenis ini terdiri dari sebuah pipa lurus yang dilingkupi pipa
berdiameter lebih besar.
b. Jenis berbelok (Reverse Flow)
Jenis ini terdiri dari potongan-potongan pipa yang pendek dan
sekat-sekat penahan (baffles) guna menekan gas buang maju
dan mundur sebelum keluar. Peredam seperti ini menciptakan
suatu ruang pemuaian yang dapat mengurangi suara gas buang
dan menahan semburan api.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi
pada tempat yang tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi
atau sistem pembuangan yang memungkinkan pertukaran udara
di dalam ruang dengan udara segar dari luar ruangan. Hal ini
sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut
khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi
dan sejenisnya.
Reduksi Polutan
Emisi gas buang dari kendaraan bermotor merupakan salah satu
polutan yang mencemari lingkungan. Meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor yang beredar di masyarakat menyebabkan
emisi gas buang juga semakin meningkat. Emisi gas buang itu
sendiri adalah sisa hasil dari suatu proses pembakaran bahan
bakar di dalam mesin. Komposisi emisi gas buang berupa air
(H2O), gas karbon manooksida (CO) yang beracun, karbon
dioksida (CO2) yang merupakan gas rumah kaca , sulfur (SOx),
senyawa nitrogen oksida (NOx), senyawa hidro carbon (HC)
dan partikulat debu termasuk timbel (PB) sebagai akibat
ketidaksempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Perlu diketahui komposisi emisi gas buang kendaraan bermotor
berupa gas karbon monooksida (CO), sulfur (SOx), senyawa
karbon oksida (NOx), senyawa hidro carbon (HC) dan
partikulat debu termasuk timbel (PB) dapat mengganggu
kesehatan manusia dan lingkungan alam sekitar. Setelah berada
di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang
kendaraan bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu
reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap air, atau juga
antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain. Proses reaksi
tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di
lingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan
lambat.
Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu
rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk
akhir yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan
senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang
mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam
gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2)
yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida
nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon
dan oksida lain, yang dapat menyebabkan asap fotokimia
(photochemical smog).
Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal
sumber (kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak
pembentukan smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan
kecepatan angin. Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih
stabil seperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen dan
hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air
hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi
tanah dan air.
. Senyawa tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam
rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari
ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini akan
dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada
masyarakat kota maupun desa. Emisi gas buang kendaraan
bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air
menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa
kondisi seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah
atau sedimen dengan beberapa mineral/logam, sehingga logam
tersebut dapat mencemari lingkungan.
Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah polutan (emisi gas
buang kendaraan bermotor) adalah dengan penggunaan filter
knalpot (exhaust manifold) pada setiap kendaraan bermotor.
Sekarang ini sudah banyak material yang sudah terbukti
memiliki kemampuan untuk mereduksi emisi gas buang
kendaraan. Jenis material pereduksi emisi gas buang kendaraan
bermotor ini sangat bervariasi, ada yang berasal dari logam,
keramik dan komposit. Secara prinsip bahwa material penyusun
filter gas emisi kendaraan yang dapat berfugsi untuk mereduksi
emisi gas buang adalah:
1.Katalis

Katalis merupakan suatu zat yang mempengaruhi kecepatan


reaksi tetapi tidak dikonsumsi dalam reaksi dan tidak
mempengaruhi kesetimbangan kimia pada akhir reaksi. Di dunia
industri katalis telah digunakan secara luas, terutama pada
industri kimia. Akhir-akhir ini katalis juga digunakan untuk
menangani masalah polusi udara, terutama untuk mengurangi
emisi gas carbon monoksida pada kendaraan bermotor. Bahan–
bahan yang dapat digunakan sebagai katalis adalah
menggunakan logam–logam mulia antara lain platinum,
rhodium dan palladium. Namun karena jumlahnya terbatas dan
harganya yang mahal maka pemakaiannya terbatas. Sebagai
bahan alternatif dapat juga digunakan material substrat logam
tembaga (Cu), kuningan (CuZn) dan tembaga chrom (CuCr)
untuk menggantikan bahan katalis tersebut.
2.Absorber

Absorber diartikan sebagai penyerap gas-gas yang berbahaya


dari emisi kendaraan bermotor. Material-material yang memiliki
kekuatan untuk menyerap gas emisi kendaraan bermotor adalah
zeolit, arang karbon, dll. Dalam perencanaan filter gas emisi
kendaraan dapat digabungkan atau dipadukan antara katalis
dengan absorber untuk dapat mengoptimalkan pereduksinya.
Pemasangan filter gas emisi kendaraan ini dapat diletakkan di
dalam knalpot atau exhaust manifold.
Emisi Kontrol Pada Motor Penyalaan Bunga Api
Terdapat 3 Elemen penting untuk menghasilkan tenaga pada
mesin bensin:
1. Campuran Udara dan bahan bakar yang sesuai
2. Kompresi yang baik
3. Loncatan bunga api yang baik

Campuran sesuai :
- Homogen
- Perbandingan campuran 1 : 14,7 ( 1 kg bensin dengan 14,7 kg
udara) --> Ideal
- Untuk kondisi tertentu disesuaikan
Kompresi baik :
- Perbandingan kompresi e = 8 – 12
- Menaikkan rendamen volumetrik
- Tekanan kompresi : 10 - 15 bar
- Tekanan pembakaran : 40 - 60 bar
Pengapian baik :
- Cukup tenaga listrik ( 3 mJ )
- Waktu penyalaan yang tepat
Perlu kontrol yang tepat untuk mendapatkan ketiga elemen ini
secara bersamaan (campuran udara – bensin (AFR) sesuai,
kompresi yang baik dan WAKTU loncatan api yang kuat dan
tepat).
Proses Kontrol Komputer
Agar kontrol bekerja dengan baik, diperlukan sistem yang
komprehensif dari berbagai input dan output.
Sensor :
Komponen-komponen sebagai masukan :
- Sensor putaran
- Sensor aliran udara
- Sensor temperatur
- Sensor gas buang
- Dll.
Kontrol :
Bagian untuk memproses data-data masukan menjadi keadaan
kerja engine sesuai
keinginan (harapan)
Aktuator :
Komponen-komponen sebagai aktor (pengeksekusi) suatu
perintah :
- Injektor
- Koil
- Katup pengatur putaran (ISC)
- Dll.
Kesimpulan :
Saat pengapian yang tepat dipercikkan oleh KOIL pada busi,
banyak-sedikitnya bensin disemprotkan oleh INJEKTOR,
Pengaturan pembukaan dan penutupan katup untuk
memperbaiki rendamen volumetrik berdasarkan masukan dari
sensor-sensor.
Kontrol Sistem Bahan Bakar
Sistem EFI memakai sensor-sensor untuk mendeteksi kondisi
kerja mesin dan kendaraan. Sesuai dengan sinyal dari sensor-
sensor tersebut, ECU mendeteksi semua kondisi untuk mengatur
volume injeksi bahan bakar dengan campuran udara-bahan
bakar yang optimal sepanjang waktu. Misal: saat start, selama
pemanasan mesin, akselerasi, deselerasi, atau membawa beban
berat.
Start dan pemanasan :
Pada saat start dan pemanasan (temperatur mesin dingin) perlu
penambahan bahan bakar karena :
- Putaran mesin rendah (kompresi rendah)
- Campuran bahan bakar dan udara kurang homogen.
Tanpa Beban :
Selama berkendara dengan normal, ECU mesin menentukan
volume injeksi bahan bakar untuk mencapai rasio teoritis udara-
bahan bakar ( 1 : 14,7 ).
Dengan Beban :
Saat terdeteksi kondisi beban ECU mengkalkulasikan volume
injeksi bahan bakar yang optimal dan mengoperasikan injektor
untuk menginjeksikan volume bahan bakar yang cukup
(campuran kaya).
Kontrol Sistem Pengapian
Waktu pembakaran campuran udara dan bensin sekitar 2
milidetik dari awal diledakkan sampai terbakar sempurna.
Dalam sistem motronik (Electronic Spark Advance),
Berdasarkan putaran dan beban mesin, ECU secara tepat
mengontrol waktu pengapian agar mesin dapat menghasilkan :
- Tenaga maksimum
- Irit bahan bakar
- Tidak terjadi detonasi
- Gas buang ramah lingkungan.
Sistem ISC mengontrol
Kondisi-kondisi yang dikontrol :
1. Temperatur dingin, putaran dinaikkan supaya mesin mudah
hidup dan temperatur kerja cepat tercapai.
2. Beban AC, putaran dinaikkan (Idel Up) karena mesin
terbebani oleh kompresor AC dan supaya sistem pendinginan
AC dapat terpenuhi.
3. Beban Steering,
4. Beban Kelistrikan
5. dll.
Kontrol EGR (Exhaust Gas Recerculation)
Katup EGR berfungsi mensirkulasikan gas buang ke intake,
EGR akan mereduksi temperatur yang terlalu akibat kompresi
pada
Dengan begitu kadar NOx dapat diturunkan (diminimalkan).
Kapan sistem EGR berfungsi :
• Putaran Idel
• Putaran rendah
• Beban menengah
Kapan sistem EGR tidak berfungsi
• Akselerasi
• Kecepatan tinggi
• Beban tinggi
Kontrol Penguapan Tangki Bahan Bakar
Sistem Kontrol Emisi Penguapan mencegah bahan bakar yang
menguap dari tangki bahan bakar untuk lepas ke atmosfir. Ini
dilakukan dengan sebuah aktif) yang untuk sementara menyerap
emisi penguapan. Emisi ini kemudian dibawa masuk dan
dibakar setelah mesin selesai dipanaskan.
Nama bagian:
1. Dari tangki bensin
2. Karbon kanister
3. Udara luar
4. Katup kanister
5. ke Intake manifold
6. Katup gas
Kontrol Kerusakan (Program darurat)
ECU secara konstan memonitor sinyal - sinyal yang di input
oleh berbagai sensor. Bila ECU mendeteksi kerusakan pada
sinyal input ECU merekam kerusakan dalam bentuk DTC
(Diagnostic Trouble Codes) dan menyalakan MIL (Malfunction
DAFTAR PUSTAKA

 www.google.com

 https://www.google.co.id/search?q=%C2%A0GAMBAR+D
IAGRAM+ELEKTRONIK+FUEL+INJECTION&biw=136
6&bih=640&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0
ahUKEwjtorri7K_KAhWBUY4KHZT8CTsQsAQIGA#tbm
=isch&q=Oxygen+Sensor&imgrc=Yv1eJwghCkI_uM%3A

 https://www.google.co.id/search?q=%C2%A0GAMBAR+D
IAGRAM+ELEKTRONIK+FUEL+INJECTION&biw=136
6&bih=640&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0
ahUKEwjtorri7K_KAhWBUY4KHZT8CTsQsAQIGA#tbm
=isch&q=Crankshaft+Position+Sensor&imgrc=IdliUzxsyNi
2PM%3A
 https://www.google.co.id/#q=%C2%A0GAMBAR+DIAGR
AM+ELEKTRONIK+FUEL+INJECTION

 https://www.google.co.id/#q=sistem+ELECTRONIC+FUEL
+INJECTION

 Arismunandar, Wiranto. Penggerak Mula, Motor Bakar


Torak Edisi. 6 Bandung. Penerbit ITB, 2002

You might also like