Professional Documents
Culture Documents
INTRAVENA
FARMAKODINAMIK
Bagaimana obat mempengaruhi tubuh
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
Yang termasuk golongan ini : - diazepam
- midazolam
Aksi :
Membentuk ikatan dgn reseptor spesifik di
daerah korteks dan memudahkan ikatan dgn
reseptor GABA
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
FARMAKOKINETIK
• Kadar puncak pada SSP terjadi 4-8 menit setelah
penyuntikan intravena, dengan waktu paruh 20 jam
• Redistribusi cepat setelah penyuntikan intravena
• Metabolisme terjadi di hati
• Hasil metabolisme masih aktif
• Hasil metabolisme dibuang lewat urin
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
FARMAKODINAMIK
SSP
• Amnesia, anti kejang, hipnosis, sedasi, relaksasi otot
• Tidak ada efek analgesia
• Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak
Sistem kardiovaskular
• Vasodilatasi sistemik ringan, curah jantung menurun, laju nadi tetap
• Gangguan hemodinamik terjadi pada pasien hipovolemik
Sistem pernafasan
• Penurunan ringan laju nafas dan volume tidal
• Depresi nafas terjadi bila : kombinasi dengan narkotik, penyakit paru berat
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi
Diazepam : 5 – 10 mg i.v.
Midazolam : 0,05 – 0,1 mg / kg BB i.v.
Induksi
Diazepam : 0,2 – 1 mg / kg BB i.v.
Midazolam : 0,15 mg / kg BB i.v.
Sedasi
Diazepam : 5 – 10 mg i.v.
Midazolam : 2,5 – 5 mg i.v.
GOLONGAN NARKOTIKA
ANALGESIA
NARKOTIKA
FARMAKOKINETIK
waktu paruh distribusi : 5 – 20 menit
morfin : kelarutan dalam lemak rendah
sukar lewat sawar darah – otak
onset lambat, durasi panjang
fentanil, sufentanil : kelarutan dalam lemak tinggi
metabolisme di hati :
• Petidin : metabolit aktif
• Fentanyl, sufentanyl : metabolit tidak aktif
ekskresi : lewat ginjal & empedu, morfin : tanpa diubah
FARMAKODINAMIK (1) NARKOTIKA
SSP :
Sedasi dan analgesia, dosis tinggi sebabkan amnesia dan hilang
kesadaran
Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak
Menurunkan MAC obat anestesia inhalasi
Sistem Kardiovaskular
Petidin :
kontraktilitas miokardium ditekan
laju jantung
pelepasan histamin TD, tahanan vaskular sistemik
morfin :
laju jantung
dilatasi vena
refleks simpatis
pelepasan histamin
fentanil, sufentanil = morfin
NARKOTIKA
FARMAKODINAMIK (2)
Sistem Pernafasan :
menekan laju nafas penekanan pusat nafas dibatang otak
Sistem Gastrointestinal
memperlambat pengosongan lambung, peristaltik
konstraksi otot sfingter Oddi nyeri kolik
Ukuran pupil
Mengecil (miosis) akibat stimulasi nukleus Edinger-Westphal
Mual dan muntah
Akibat stimulasi langsung pada “chemoreceptor trigger zone” di otak
Kekakuan otot
Terutama dada, perut, jalan nafas atas sehingga ventilasi terganggu
Retensi urin
Akibat stimulasi otot spingter vesika
NARKOTIKA
PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi :
morfin : 5 – 10 mg i.v.
petidin : 1 mg / kg BB i.v.
Induksi :
morfin : 1 – 3 mg / kg BB i.v.
petidin : 1 – 2 mg / kg BB i.v.
fentanil : 10 – 50 g / kg BB i.v.
DROPERIDOL
Disebut : Dehirobenzperidol
Neuroleptika
Aksi :
Sentral : menghambat aksi reseptor dopamin
Perifer : Blok adrenergik alfa
DROPERIDOL
FARMAKOKINETIK
Distribusi :
cepat
BM tinggi efek sedasi 3 – 24 jam
sulit lewat sawar darah – otak
metabolisme di hati
PENGGUNAAN KLINIS
PEMAKAIAN KLINIS
Induksi anestesia : 3 – 6 mg / kg BB i.v.
KETAMIN
Merupakan derivat Phencyclidine.
Aksi : - mendisosiasi daerah talamus dari korteks limbik.
- antagonisme reseptor N-methyl-D-aspartat
FARMAKOKINETIK
Hilang kesadaran terjadi 30-60 detik setelah induksi i.v dengan durasi 15-
20 menit. (bila I.M, 5 menit setelah penyuntikan)
Suntikan berulang atau infusi menyebabkan akumulasi
Metabolisme di hati, dengan hasil metabolit aktif
FARMAKODINAMIK KETAMIN
SSP
• Menyebabkan keadaan ‘dissosiasi’ disertai amnesia &
analgesia kuat
• Meningkatkan aliran darah dan laju metabolisme otak,
tekanan intrakranial
Sistem kardiovaskular
• Meningkatkan tekanan darah, laju jantung, curah jantung
• Sering digunakan pada pasien dengan hemodinamik
terganggu
• Indikasi kontra : penyakit jantung koroner, hipertensi
Sistem Pernafasan
• Bronkodilator
• Refleks jalan nafas utuh
• hipersalivasi
KETAMIN
PENGGUNAAN KLINIS
Dosis i.m. : 6 – 13 mg / kg BB
Dosis i.v. : 1 – 4 mg / kg BB
ulangan : 0,5 mg / kg BB
PROPOFOL
Aksi : Menghambat transmisi neuron yang dihantar GABA
FARMAKOKINETIK
Kelarutan lemak tinggi mengakibatkan hilang kesadaran cepat (30 – 45
detik) diikuti pulih sadar cepat karena redistribusi
Metabolisme di hati dengan metabolit tidak aktif
PROPOFOL
FARMAKODINAMIK
SSP
Dosis induksi mengakibatkan hilang kesadaran, dosis kecil menyebabkan
sedasi
Tidak ada efek analgesia
Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan curah jantung
Laju jantung tidak berubah
Sistem Pernafasan
menurunkan laju nafas dan volume tidal
PROPOFOL
PENGGUNAAN KLINIS