You are on page 1of 18

HIPOSPADIA

Abdilman, Angga, Bily, Dinda,


Fadhila, Intan, Salifah, Teguh, Tiara
Embriologi
Asal dari lempeng uretra dari dinding sinus kloaka &
urogenital. Perkembangan uretra dimulai tahap 10 mm (±
minggu ke-4 perkembangan) ketika lempeng uretra dikenali
sebagai penebalan dinding anterior dari kloaka endodermal
• Janin laki-laki, tahap 50-mm (± minggu ke-11) dimana
(Leydig) sel-sel interstisial dari testis ↑ jumlah, ukuran,
dan fungsi, urethral folds mulai memadukan bagian
ventral pada garis tengah untuk membentuk uretra.
Melalui proses yang sama, bagian proksimal uretra
glanular terbentuk segera sesudahnya.

• Bagian anterior dari membrana kloaka, yaitu


membrana urogenitalia akan ruptur dan membentuk
sinus. Sementara itu genital fold akan membentuk sisi-
sisi dari sinus urogenitalia.Bila genital fold gagal
bersatu di atas sinus urogenitalia, maka akan terjadi
hipospadia
Definisi
• “Hypo”: di bawah, “spadon”: kerataan yang panjang
• Kelainan kongenital dimana muara uretra eksterna (MUE)
terletak di ventral penis dan lebih ke proximal dari tempat
normalnya (ujung gland penis)
Etiologi
• Hormon androgen yang mengatur
Hormon tidak organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga
karena reseptor hormon androgennya sendiri di
seimbang dalam tubuh yang kurang/tidak ada

Genetika • Gagalnya sintesis androgen

• Polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang


Lingkungan dapat mengakibatkan mutasi
Klasifikasi

Hypospadia Hypospadia Hypospadia


Anterior (50%) Middle (30%) posterior (20%)
• Glanular penis • Distal penis • Scrotal
• Subcoronal • Midshaft • Perineal
penis penis
• Proximal
penis
Diagnosis

Pada saat pemeriksaan fisik bayi

Pada saat akan sirkumsisi

Kesulitan untuk mengarahkan pancaran urin.


Chordee dapat menyebabkan batang penis
melengkung ke depan sehingga menyulitkan
melakukan hubungan seksual.
Pemeriksaan Penunjang

BNO -IVP

Sistouretrografi
• Untuk menilai gambaran saluran kemih
keseluruhan dengan bantuan kontras
Gejala Klinis
Letak lubang kencing yang semakin ke arah pangkal penis

Bentuk penis yang melengkung

Gangguan fungsi berkemih berupa arah dan pancaran berkemih yang tidak normal

Tidak dapat berkemih dalam posisi berdiri karena urin keluar merembes sehingga penderita
akan lebih nyaman dalam posisi jongkok

Penderita akan mengalami masalah fungsi reproduksi berkenaan dengan bentuk penis yang
melengkung saat ereksi

Kesulitan penetrasi penis saat berhubungan badan dan gangguan pancaran ejakulasi
Tatalaksana
Tujuan • Membuang corde yang ada &
Operasi membuat tambahan uretra sehingga
muaranya berada di ujung glans penis
Hipospadia

Operasi • Memerlukan bahan kulit yang banyak dari


Pembuatan prepusium sehingga anak dengan
hipospadia tidak boleh disunat
Uretra
Penanganan Hipospadia dilakukan 2 tahap
• Agar penis tidak melengkung ketika ereksi
Operasi • Tahap pertama dilakukan pada usia 2 tahun (dapat
ditunda), dengan syarat dilakukan tes endokrinologi

reseksi anak (kadar hormon testosteron) terlebih dahulu


karena pada hipospadia biasanya disertai dengan
undescensus testis
chorda • Jika kadar hormon rendah sebaiknya segera dioperasi,
bila normal maka operasi dapat ditunda 6 bulan lagi

• Dilakukan 6 bulan setelah chordectomy, untuk


menempatkan OUE pada tempatnya
Uretroplasty • Sebelum usia 4 tahun seluruh tahapan operasi harus
selesei, karena bila tidak dapat menyebabkan
gangguan psikis anak
Uretroplasty
Teknik operasi hipospadia membutuhkan kelebihan preputium
penis untuk rekonstruksi saluran kencing baru (tidak boleh
dilakukan sirkumsisi).
Klasifikasi Teknik Operasi
Teknik 2 tahap
• Melakukan eksisi korde (bisa dilakukan setelah umur 1 tahun) dan
pentiapan bahan neouretra dengan bahan kulit prepusium yang
dipindahkan ke ventral. Tahap kedua dilakukan 6 bulan kemudian, yakni
adalah uretroplasti menghubungkan meatus uretra lama dengan ujung
proksimal neouretra di glans penis.
Teknik 1 tahap
• Eksisi korde dan rekonstruksi neouretra dengan island flap dari prepusium
dilakukan sekaligus. Teknik ini lebih sulit dan tidak dianjurkan untuk jenis
hipospadia yang lebih proksimal. Kegagalan operasi dapat berupa fistel,
dehisensi, divertikel atau striktur uretra.
Komplikasi Post Operasi
Divertikula uretra

Perdarahan

Infeksi

Striktur urethra

Urethrocutaneus fistula

Stenosis meatus uretra

Edema

Chordee persisten
Daftar Pustaka
• De Jong W, Syamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Penerbit EGC : Jakarta.
• Doherty,Gerard. Current Diagnosis and Treatment Surgery. 13th Ed. Lange : McGraw Hill.
• Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
• http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/,
diakses tanggal 02/01/2012
• http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html, diakses tanggal
02/01/2012
• Sabiston, David Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan. Penerbit EGC :
Jakarta.
• Sapardan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta
TERIMA KASIH

You might also like