You are on page 1of 15

IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan adalah serangkaian


kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter
& Perry, 1997).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi
Metode Implementasi Keperawatan
Tahap Emplentasi  Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari.
 Persiapan  Konseling
 Intervensi  Penyuluhan

 Evaluasi  Memberikan asuhan keperawatan langsung.


 Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
 Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan
klien untuk prosedur.
 Mencapai tujuan perawatan.
 Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
3 Prinsip Pendoman Implementasi Asuhan
Keperawatan

 Mempertahankan keamanan klien


Tindakan yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai
pelanggaran etika standar keperawatan professional, tetapi juga
merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat dituntut.
 Memberikan asuhan yang efektif
 Memberikan asuhan seefisien mungkin
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja secara umum
1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya di Tempat
Kerja : Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan:
Pelatihan dan Pendidikan, konseling dan konsultasi, pengembangan sumber
daya atau teknologi terhadap tenaga kerja tentang penerapan K3
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui sistem manajemen: Prosedur dan
Aturan K3, Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya,
Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 ditempat kerja
 Terdapat juga beberapa upaya pencegahan lain, antara lain :
Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan secara paripurna, terdiri dari
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
dalam suatu sistem yang terpadu.
KASUS 1
Seorang Perawat RSUD Positif Difteri

 Seorang perawat di RSUD, diketahui positif difteri pasca menangani


pasien yang menderita penyakit yang sama.
Seorang perawat di RSUD, diketahui positif difteri pasca menangani
pasien difteri. Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular
pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif
difteri tersebut, perawat yang terkena difteri berinisial Ru dan bertugas
di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD. Ru diketahui merupakan
perawat pertama yang menangani pasien pertama difteri yang masuk
rumah sakit tersebut.
Analisa Kasus 1
 Hazard yang ada di kasus :
Hazard Biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca
menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.

 Upaya pencegahan dari Rumah Sakit/ tempat kerja:


1. RS menyediakan APD yang lengkap seperti masker, handscoon, scout dll
Alasan: meminimalisir terjadinya atau tertularnya penyakit/ infeksi yang dapat terjadi
terutama saat bekerja, APD harus selalu di gunakan sebagai pelindung diri. Dengan kasus
diatas dapat dihindari jika perawat menggunakan APD lengkap mengingat cara penularan
Difteri melalui terpaparnya cairan ke pasien.
2. Menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau alkohol gliserin untuk perawat.
Alasan: Cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah terlanjur terpapar
cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak menularkan. Cuci tangan
merupakan tindakan aseptic awal sebelum ke pasien maupun setelah ke pasien.
Upaya pencegahan dari Rumah Sakit/ tempat kerja:
3. RS menyediakan pemilahan tempat sampah medis dan non medis.
Alasan: Bila sampah medis dan non medis tercampur dan tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan penyebaran penyakit.

4. RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan.


Alasan: Agar petugas/perawat menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/perawat atau tim dalam organisasi atau unit kerja, sebagai acuan (check list)
dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, supervisor dan lain-lain
dan SOP merupakan salah satu cara atau parameter dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
Lanjutan
 Upaya pencegahan pada Perawat:
1. Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic seperti
mencuci tangan, memakaiAPD, dan menggunakan alat kesehatan dalam
keadaan steril.
Alasan: Agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang di tangani
meskipun pasien dari UGD dan memakai APD adalah salah satu SOP RS

2. Perawat mematuhi Standar Operational Prosedure yang sudah ada RS dan berhati-
hati atau jangan terburu-buru dalam melakukan tindakan.
Alasan :Meskipun pasien di Ruang UGD dan pertama masuk RS, perawat sebaiknya
lebih berhati – hati atau jangan terburu-buru dalam melakukan tindakan ke pasien
dan perawat menciptakan dan menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam
tindakan perawat terhindar dari tertularnya penyakit dari pasien dan pasien juga
merasa aman.
Kasus 2
Risiko dan beban HIV/AIDS pada petugas layanan kesehatan
Di AS, Centers for Disease Control (CDC) melaporkan bahwa pada 31 Desember 2000,
24.844 orang dewasa yang dilaporkan dengan AIDS di AS pernah bekerja di layanan
kesehatan. Kasus tersebut mewakili 5,1% dari 486.826 kasus AIDS yang dilaporkan
pada CDC yang tidak memiliki informasi tentang pekerjaannya.
Khusus di AS, hanya ada 57 kasus penularan HIV yang dikonfirmasi terjadi setelah
terpajan HIV waktu bekerja dan 139 kasus yang tidak melaporkan faktor risiko lain
selain riwayat terpajan darah, cairan tubuh terkait pekerjaan atau terinfeksi HIV
akibat alat laboratorium.
Di seluruh dunia, diperkirakan sedikit di atas 4% penularan HIV pada petugas layanan
kesehatan adalah pajanan melalui luka karena benda tajam waktu sedang
bekerja. Walaupun sebagian besar penularan HIV akibat pajanan dalam pekerjaan
diyakini terjadi di Afrika sub-Sahara, hal itu tetap berarti bahwa sebagian besar infeksi
HIV pada petugas layanan kesehatan ditularkan melalui komunitas.
Analisa Kasus 2
 Hazard :
1. Terpajan darah
2. Cairan tubuh pasien
3. Terinfeksi HIV akibat alat laboratorium
4. Terdapat luka pada kulit
Upaya Pencegahan Kasus 2

 Upaya pencegaham dari Rumah Sakit/ tempat kerja:


1. Ruangan perawatan pasien HIV AIDS pada rumah sakit harus memberikan
fasilitas alat pelindung diri yang safety untuk tenaga kesehatan
Alasan: supaya perawat tidak terpapar langsung oleh segala macam bentuk
cairan pasien HIV/AIDS dan agar tidak tertular passion HIV/AIDS
2. Menyediakan ruangan isolasi khusus untuk pasien yang menderita HIV AIDS
Alasan: agar tenaga kesehatan, khussunya perawat tidak terpapar secara
langsung oleh penderita HIV/AIDS
3. Tersedianya asupan gizi seimbang untuk tenaga kesehatan
Alasan: guna mempertahankan sistem imunitas tubuh untuk tenaga kesehatan
Upaya Pencegahan Kasus 2

4. Rumah sakit harus mengadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin kepada


tenaga kesehatan yang mengalami kecelakaan saat melakukan tindakan
seperti tertusuk jarum bekas pasien HIV AIDS
Alasan: agar tenaga kesehatan, khususnya perawat pasien HIV/AIDS
memiliki status kesehatan yang optimal.
5. Adanya hari bina fisik bersama dalam satu minggu, misalnya senam pagi
bersama di hari jumat
Alasan: guna mempertahankan sistem imunitas tubuh
Lanjutan
 Upaya pencegahan pada Perawat:
1. Melakukan penyuluhan mengenai HIV/AIDS secara rutin
Alasan :sebagai salah satu langkah preventif bagi klien dan tenaga kesehatan.
2. Menjaga keselamatan diri dan tenaga kesehatan lain dari infeksi virus HIV/AIDS dengan
mempertahankan teknik aseptik, menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril.
Alasan: Agar terhindar dari infeksi virus.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara melakukan olahraga secara teratur dan
mengonsumsi makanan gizi seimbang
Alasan :agar tubuh tetap terjaga dengan baik sistem imunitasnya.
4. Hindari berkontak langsung dengan segala macam cairan klien apabila dirasa sistem
imunitas tubuh sedang menurun / tidak menggunakan APD / tubuh sedang terjadi luka
(lecet).
Alasan : agar tidak tertular virus pasien HIV / AIDS

You might also like