You are on page 1of 24

Antitusif, Ekspektoran,

dan Mukolitika
Farmakoterapi I

VIVI MAIFITRIZA (1611011050)


TEORI SINGKAT SALURAN
PERNAFASAN
• Saluran pernafasan dibagi menjadi 2, yaitu :
• Saluran pernafasan atas (lubang hidung, rongga hidung, faring, dan laring).
• Saluran pernafasan bawah (trachea, bronchi, bronchioles, alveoli, dan membran
alveouler-kapiler).
• Ventilasi adalah pergerakan udara dari atmosfer melalui saluran pernapasan
atas dan bawah menuju alveoli.
• Respirasi adalah proses dimana terjadi pertukaran gas pada membrane
alveolar kapiler.
• Infeksi saluran pernafasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun
saluran pernafasan, mulai dari hidung, faring, laring, bronkus, bronkeolus,
dan paru – paru.
• Saluran pernafasan atas, jenis infeksinya : batuk pilek, faringitis, sinusitis, dan tonsilitis
(amandel).
• Saluran pernafasan bawah, jenis infeksinya : asma, bronchitis kronik, emfisema,
bronkiolitis
• Sistem pernapasan merupakan organ yang rentan dan bermasalah bila
terserang infeksi, kuman, debu, polusi udara, paparan asap rokok, dan virus.
Dampak dari serangan berbagai agen pembawa penyakit tersebut dapat
menimbulkan ciri khas patologi pada sistem pernapasan yaitu khususnya
batuk.
Contoh Penyakit pada Saluran Pernafasan dan
Jenis Obatnya
• BATUK
• Antitusif
• Ekspektoran
• Mukolitika
• ASMA
• Rhinitis
• Bronkodilator
BATUK
• Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda
asing dari saluran pernafasan.
• Beberapa penyakit, seperti kanker, paru-paru, TBC, tifus, radang paru-paru,
asma dan cacingan, juga menampakkan gejala berupa batuk.
• Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk
semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar
paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit
Jenis Batuk
• Berdasarkan produktivitas
• Batuk produktif
• Batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum) disebut juga batuk berdahak.
• Lebih sering terjadi karena adanya paparan debu, lembab berlebihan sebagainya.
• Ciri khas yaitu dada terasa penuh dan berbunyi.
• Umumnya mengalami kesulitan bernapas dan disertai pengeluaran dahak.
• Sebaiknya tidak diobati dengan obat penekan batuk karena lendir akan semakin banyak terkumpul
di paru-paru.
• Terapi : ekspektoran dan mukolitika.
• Batuk tidak produktif
• Tidak menghasilkan dahak (sputum), disebut batuk kering.
• Sering membuat tenggorokan terasa gatal sehingga menyebabkan suara menjadi serak atau
hilang.
• Sering dipicu oleh kemasukan partikel makanan, bahan iritan, asap rokok (baik oleh perokok
aktif maupun pasif), dan perubahan temperatur.
• Terapi : Obat batuk supresan / antitusif.
Penyebab Batuk
• Infeksi
• Berupa bakteri atau virus, misalnya tuberkulosa, influenza, campak, dan batuk rejan.
• Bukan infeksi
• Misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan, batuk pada
perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obat batuk simptomatik.
Pengobatan
• Non Farmakologi
• Umumnya batuk berdahak dan tidak berdahak dapat dikurangi dengan cara sebagai
berikut:
• Memperbanyak minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi
atau rasa gatal.
• Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan dan
udara malam yang dingin.
• Farmakologi
• Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut maka dapat
digunakan obat batuk.
• Obat batuk dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
• Antitusif
• Ekspektoran
• Mukolitika
Antitusif
• Menekan /mencegah batuk dengan menekan pusat batuk.
• Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif
yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral.
• Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan
nonnarkotik.
• Sentral : menghambat rangsangan pada pusat batuk di otak.
• Contoh : Codein, DMP (Dextromethorphan) HBr.
• Codein
• Memiliki efek antitusif dan analgesic
• Dapat menimbulkan adiksi pada penggunaan dosis besar
• Efek samping : dosis besar obstipasi, mual, muntah, pusing, pd anak dpt menyebabkan
konvulsi dan depresi pernafasan.
• Dosis : 3-4 kali 10-30 mg / hari
• DMP (Dextromethorphan) HBr
• Menekan batuk sama dengan codein dan efeknya lebih lama.
• Efek meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral.
• Kekuatannya kira-kira sama dengan kodein.
• Jarang menimbulkan rasa kantuk dan gangguan saluran cerna.
• Tidak menimbulkan adiksi
• Tidak mempunyai efek analgesik
• Penggunaan dosis tinggi dapat menimbulkan depresi saluran napas
• Dosis : 3-4 kali 10-30 mg / hari
Ekspektoran
• Merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas (ekspektoransia).
• Biasa dikombinasi dengan obat antitusif, antihistamin, atau dekongestan.
• Contoh :
• Kalium Iodida
• Amonium klorida
• Ipecacuanhae radix
• Guaifenesine (GG = Gliseril Guaiakolat)
• Succus liquiritae
Mekanisme Kerja Ekspektoran
• Stimulasi mukosa saluran nafas , merangsang sekresi kelenjar saluran napas
melalui nervus vagus → menurunkan viskositas → mempermudah
pengeluaran dahak
Contoh Obat Ekspektoran
• Kalium Iodida
• Kombinasi dengan ekspekstoran lain / antitusif
• Kurang efektif untuk batuk
• Menstimulasi sekresi dan mengencairkan mukus
• Efek samping : gangguan tiroid dan hiperkalemia
• Hati – hati penggunaan pada penderita dengan insufisiensi ginjal
• Dosis : 3 kali 0,5-1 g / hari. Maksimal 6 g sehari
• Indikasi : Obat gondok, hipertirosis, katarak
• Amonium klorida
• Obat ini selain sbg ekspektoran juga berefek diuresis lemah dan menyebabkan asidosis
• Asidosis merangsang pusat pernafasan, merangsang gerakan cilia-cilia, juga
meningkatkan sekresi dahak (mukus)
• Terdapat dalam obat batuk hitam
• Dosis besar berupa asidosis pada anak-anak dan pasien gagal ginjal
• Menyebabkan mual dan muntah karena merangsang mukosa
• Dosis: 3-4 x sehari 100 mg-150 mg maksimum 3 g
• Gliseril Guaiakolat ( guaiphenesine)
• Meningkatkan jumlah dan menurunkan viskositas sputum
• Efek samping pada penggunaan dosis besar : ngantuk, gangguan sal cerna (mual,
muntah)
 Menyebabkan infertil berhubungan dengan mukus servix
 Dosis : 2-4 kali 200-400 mg / hari
• Ipecacuanhae radix
• Akar darin tanaman Psychotria ipecacuanha
• Menstimulasi sekret bronkhus
• Untuk ekspektoran digunakan dalam kombinasi dg obt batuk lain spt dg pulvis/ tablet
doveri
• Karena mengandung alkaloid emetin juga digunakan sbg emetikum
• Efek samping: muntah-muntah dosis besar
• Succus liquiritae
• Obat batuk hitam (OBH)
• Ekstrak kering dari Glycyrrhiza glabra (akar manis)
• Dosis besar nyeri kepala, edema, terganggu keseimbangan elektrolit (karena berefek
mineralokortikoid dan hipernatremia)
• Dapat menyebabkan hipertensi (terlalu banyak memakan permen mengandung succus)
Mukolitika
• Dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah benang-
benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum.
• Contoh : Asetilsistein , Bromheksin, dan Ambroxol.
• Bromheksin
• Mengencerkan dahak di saluran nafas
• Derivat sintetik dari vasicine, suatu zat aktif dari adhatoda vasica digunakan pada
bronchitis / infeksi saluran napas yang lain
• Efek samping : mual, peningkatan transaminase serum, hati-hati penggunaan pada
penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama
• Dosis : 3 kali 4-8 mg / hari
• Ambroksol
• Metabolit bromheksin

• Diduga cara kerja dan penggunaannya sama


• Asetilsistein
• Mekanisme kerja dengan cara melepaskan ikatan disulfida mukoprotein sehingga
menurunkan viskositas sputum
• Diberikan secara semprotan ( nebulization) atau sebagai obat tetes hidung
• Efek samping : spasme bronkus ( terutama pada penderita asma ), mual, muntah
• Dosis : 3-4 kali 1-10 ml dari larutan 20%

You might also like