You are on page 1of 54

Case Report Session

dermatitis atopik
Disusun oleh

Bakti gumelar 12100117113


Eneng Utari Vitaloka 12100113141
Cika Elnandari 12100117150

Preseptor:
Deis Hikmawati, dr., SpKK., M.Kes.
Identitas Pasien
+ Nama : An R
+ Jenis kelamin : Laki-laki
+ Umur : 12 tahun
+ Alamat : Margahayu
+ Pekerjaan : Pelajar
+ Agama : Islam
+ Suku Bangsa : Sunda
+ Tanggal Pemeriksaan : 22 oktober 2018

2
Anamnesa
Keluhan utama

Gatal disertai kulit kering dan luka pada kedua lipatan


sikut dan kedua lipatan belakang lutut

3
Anamnesis khusus
Pasien datang ke poli kulit kelamin RSUD Al-Ihsan Bandung, dengan
keluhan gatal disertai kulit kering dan luka pada kedua lipatan sikut dan kedua
lipatan belakang lutut. Hal tersebut dialami sejak + 1 bulan yang lalu. Keluhan ini
muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul sepanjang hari, Keluhan memberat
pada malam hari. Sehingga pasien sering menggaruk daerah lipat siku dan
lipat lutut tanpa disadari. Awalnya hanya kulit kering yang disertai kulit gatal,
kemudian timbul benjolan kecil yang merah dan luka akibat garukan baik pada
kedua lipatan belakang lutut maupun siku. Orang tua pasien tidak mengetahui
pencetus munculnya keluhan tersebut. Sebelumnya pasien sudah berobat
kepuskesmas dan diberi obat oles dan obat yang diminum namun keluhannya
masih menetap.
keluhan tersebut disertai dengan adanya benjolan kecil, kulit kering, luka
bekas garukkan, dan terdapat penebalan lipatan kulit yang jelas.

4
Anamnesis khusus
Ibu pasien menyangkal adanya keluhan gatal pada pasien saat
berkeringat. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah menggunakan
sesuatu pada daerah lipatan siku dan lipatan lutut, baik bahan yang dioleskan
ataupun yang ditaburkan. Keluhan gatal di sela-sela jari pada malam hari
tidak ditanyakan.
Pasien sering mengalami bersin-bersin dan hidung meler terutama pada
pagi hari. Pada saat bayi, ibu pasien mengatakan bahwa keluhan yang muncul
pada pasien berupa ruam di wajah dan kulit kering. Ibu pasien menyangkal
dirinya memiliki riwayat meler dan bersin pada pagi hari dan alergi obat
ataupun makanan, namun kakek pasien memiliki riwayat penyakit asma.

5
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis
TD : Dalam Batas normal
Nadi : Dalam Batas normal
Respirasi : Dalam Batas noramal
Suhu : Afebris

6
HEAD TO TOE
Kepala
Mata : konjungtivitis (-), katarak (-), lipatan dennie-morgan (+)
Wajah : pucat (-), eritem (-), Shinner sign (-)
Mulut : cheilitis (-)
Leher : lipatan anterior leher (-)
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris,
Pulmo : VBS ki=ka, ronki -/-, mengi -/-
Cor : dalam batas normal
Abdomen: Datar, lembut, hepar dan lien tidak teraba
Extremitas Atas :
+ Hiperlinearis palmaris (+/+)
+ Kulit kering (-/-)
+ Terdapat lesi kulit (status dermatologikus)*

Extremitas Bawah :
+ Kulit kering (-/-)
+ Terdapat lesi kulit (status dermatologikus)*

8
STATUS DERMATOLOGIKUS
 Bentuk :
1. Distribusi : Regional, bilateral ireguler, bulat
2. Lokasi : a/r fossa popliteal 

Ukuran lesi :


Datar 1 x 1 sd 2 x 3 cm


a/r fossa cubiti Menonjol 0,2x0,1x0,1 sd 0,5x0,5x0,1 cm

3. Karakteristik 
Depress 0,1x0,1x0,1 sd 0,4x0,2x0,1 cm

 Jumlah : Batas :
sebagian tegas, sebagian sulit dinilai
Multipel ; sebagian diskret dan sebagian confluence
 Bentuk :
 Morfologi
Datar, menonjol dan depress
ireguler, bulat
 kering
EFLORESENSI
Primer : Makula, patch, Flat
papul
Sekunder : Erosi, skuama, • Makula
likenifikasi, hiperkeratosis, hipopigementasi
ekskoriasi, • Patch

Surface
Raised Depress
change
• Papul • Erosi • Skuama
• Likenifikasi
• Hperkeratosis
• eskoriasi
11
12
RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang ke poli kulit RSUD Al Ihsan dengan
keluhan pruritus disertai xerosi dan erosi pada kedua fossa popliteal dan fossa
cubiti sejak + 1 bulan yang lalu. Awalnya hanya xerosis yang pruritus, kemudian
timbul papul eritema, erosi akibat garukan baik pada kedua fossa popliteal dan
fossa cubiti. Pasien sering mengalami sneezing dan rhinorea terutama pada pagi
hari dan memiliki riwayat berupa ruam di wajah saat bayi dan kulit kering.
Kakeknya memiliki penyakit asma.
Status Generalis :
Mata : lipatan dennie morgan (+/+)
Ekstremitas atas : palmar hiperlinearis (+/+),
Status dermatologis:
+ Primer : Makula hipopigmentasi, patch, papul
+ Sekunder : Erosi, skuama, likenifikasi, hiperkeratosis, ekskoriasi
DIAGNOSIS BANDING
+ Dermatitis Atopik
+ Dermatitis Numular
+ Dermatitis Kontak Alergi
Usulan pemeriksaan
- Uji Tusuk Kulit
- Uji Hitung Eosinofil
- Kadar IgE

15
Diagnosis kerja
Dermatitis Atopik

16
Penatalaksanaan
Non-Farmakologi

1. Edukasi dan konseling kepada orangtua, para pengasuh, keluarga


dan pasien tentang penyakitnya, perjalanan penyakit, serta berbagai
factor yang mempengaruhi penyakit.
2. Menjelaskan cara pengobatan kepada pasien dan pasien diharuskan
untuk melakukan pengobatan secara teratur agar keluhan kulit tidak
memburuk.
3. Hindari kondisi yang menyebabkan kulit kering

17
Penatalaksanaan
Farmakologi
• Pengobatan Topikal • Pengobatan Sistemik
Hidrasi Anti-histamin : Cetirizine 25 mg
Pemberian
emolien/pelembab
R/ Cetirizine tab 25 mg No. X
Anti Inflamasi ∫ 1 dd tab 1 p.r.n
Glukokortikoid
R/ Betamethason cream tube no I
Vaseline
mf La
∫ ue

18
Prognosis
Quo ad Vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia

19
Dermatitis Atopik
20
Dermatitis atopik
Definisi

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit berupa


dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan
mengenai bagian tubuh tertentu terutama diwajah pada
bayi (fase infantile), dan bagian fleksural ekstremitas
(pada fase anak).

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 167

21
+ Sinonim + Epidemiologi
Besnier’s prurigo, eczema Di negara berkembang 10-20 %
anak menderita dermatitis
atopik dan 60% diantaranya
menetap sampai dewasa.

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 167

22
23
24
Gambaran Klinis

+ Umumnya kulit kering , pucat/kusam , kadar lipid


epidermis kurang.
+ Pruritus >>, hilang timbul terutama malam hari 
“eczema is the itch that rashes”
+ Os menggaruk-garuk terus  kelainan polimorfi

Fase Fase Fase


Infantil Anak Dewasa
Usia 2 bln - 2 thn Usia 3-10 thn
Muka, leher>>, Fossa Cubiti-Poplitea
Lutut, madidans Lesi kering

Tipe Tipe
Infantil Anak

Dermatitis
Atopik

Tipe
Remaja-Dewasa
Usia 13-30 thn
Fossa Cubiti- Poplitea
Frontal periorbita
Fase Infantil
Lesi mulai di muka berupa :
Eritema
Papulo-vesikel yang halus
»karena gatal digosok > pecah
> eksudatif > krusta
Likenifikasi : usia >18 bulan
Lesi kemudian meluas ke
tempat lain :
¤ skalp + leher
¤ pergelangan tangan
¤ lengan + tungkai
FASE ANAK

+ Kelanjutan bentuk
infantil,timbul sendiri (de novo)
+ Lesi > kering, kurang eksudatif,
papul >>, likenifikasi (+),
skuama <<<
+ Lokasi: Flexor, lipat dalam siku,
lutut, pergelangan tangan ,
kelopak mata, leher, jarang di
muka
+ Mudah infeksi sekunder
+ Hipersensitif terhadap bulu2 :
kucing, anjing, ayam, burung
dan Wol
FASE ANAK

+ Lingkaran setan :
gatal  garuk (++)
erosi >> likenifikasi
+ DA > 50 % Itch Scratch
permukaan.tubuh Cold
gangguan. pertumbuhan weather
Wool
Detergent
soap
Frequent
bathing
stress

Scratch Itch
FASE DEWASA
+ Lesi kering, agak menimbul
+ Papul datar (+)
+ Plak likenifikasi (++)
+ Skuama (+)
+ Ekskoriasi  eksudasi
pelan2 hiperpigmentasi
♣ Distribusi lesi kurang
karakteristik

»sering mengenai tangan dan


pergelangan tangan
»dapat ditemukan setempat:
bibir, vulva, puting susu,
skalp
Kriteria diagnosis
Kriteria William :
1. Harus ada:
Kulit yang gatal ( atau tanda garukan pada anak kecil)
2. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:
+ Riwayat perubahan kulit atau kering difosa kubiti, fosa popliteal, bagian
anterior dorsum pedis, atau seputar leher(termasuk kedua pipi pada anak <10
tahun)
+ Riwayat asma atau hay fever pada anak ( riwayat atopi pada anak < 4 th pada
generasi 1 dalam keluarga)
+ Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun
+ Dermatitis fleksural ( pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak <4 th)
+ Awitan dibawah usia 2 th ( tidak dinyatakan pada anak <4 th.

34
Kriteria diagnosis berdasarkan Hanifin-Rajka
+ Kriteria Mayor ( harus terdapat 3):
1. History of flexural dermatitis
2. onset under the ege of 2 years
3. Presence of an itchy rash
4. Personal history of asthma
5. History of dry skin
6. Visible flexural dermatitis

35
Kriteria diagnosis berdasarkan Hanifin-Rajka
+ Kriteria minor (harus terdapat 3 atau 13. Recurrent Conjungtivitis
lebih):
1. Dry skin 14. Dennie – Morgan infraorbital fold]
2. Itchyosis 15. keratoconus
3. Palamar hiperlinearity 16. Cataract
4. Keratosis pilaris 17. Orbital darkening
5. Type 1 allergy and increased serum IgE 18. Facial paillor/ facial erythema
6. Hand and foot dermatitis 19. Anterior neck fold
7. Cheilitis 20. icth when sweating
8. Nipple eczema 21. Intolerance to wool and lipid solvents
9. Increase presence of staphylococcus 22.Perifollicular accentuation
aureus and herpes simplex 23. food intolerance
10.Perifolicular keratosis 24. Course influenced by environmental
emotion factors
11. Pityriasis alba 25. White dermographism or delayed blanch
12. Early ege of onset
36
Kriteria hanifin dan rajka untuk bayi
+ Kriteria major + Kriteria minor
- Family history of atopic - xerosis/icthyosis/hyperline
dermatitis ar palmaris
- Evidence of pruritic - Periauricular fissures
dermatitis - Chronic scalp scalling
- Typical fascial or extensor - Perifollicular accentuation
eczematous or lichenified
dermatitis
- Diaper area and/or facial
mouth/nose area is free of
skin lesion

37
Derajat keparahan dermatitis atopik
+ Indek scored
1. Luas penyakit
2. Intensitas
3. Penilaian subjektif

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 175-178

38
Luas penyakit
1. Dihitung menggunakan rumus rule of nine

39
2. Intensitas
Nilai lesi
+ Morfologi kulit
0: tidak ada
1. Eritema 1: ringan
2. Edema/papul 2: sedang
3: berat
3. Krusta
4. Eskoriasi
5. Likenifikasi
6. Xerosis kulit (dinilai diluar lesi)

40
3. Penilaian subjektif
1. Rasa gatal
2. Gangguan tidur

Dinilai dengan intensitas 0-10

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 167

41
Total nilai indeks SCORAD ditetapkan dengan menggunakan
rumus A/5+7B/2+C

42
Berdasarkan dari penilaian SCORAD dermatitis atopik digolongkan
menjadi:
1. Dermatitis atopik ringan (skor SCORAD <15)
2. Dermatitis atopik sedang (skor SCORAD 15-40)
3. Dermatitis atopik berat (skor SCORAD >40)

43
Diagnosa banding
+ Fase bayi : dermatitis seboroik, psoriasis.
+ Fase anak : dermatitis numularis, dermatitis
intertriginosa, dermatitis kontak
+ Fase dewasa : neurodermatitis atau liken simpleks
kronikus

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 179

44
Diagnosis Banding
+ Dermatitis kontak (alergi dan iritan)
+ Dermatitis seboroik
+ Skabies
+ Psoriasis
+ Ichtyosis Vulgaris
+ Keratosispilaris
+ Dermatopitosis

Sumber : Fitzpatrick’s. Dermatology in General Medicine. Seventh edition.


Page 152 45
Komplikasi

Mengalami
Atrofi kulit
perluasan
(Srtiae
menjadi
atrofincans)
eritroderma

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 179

46
Pemeriksaan penunjang
+ Jumlah eosinophil
+ Kadar serum IgE
+ Uji kulit

Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 179

47
tatalaksana
1. Efektivitas obat sistemik yang aman, bertujuan
untuk mengurangi rasa gatal, reaksi alergik dan
inflamasi, sebagai terapi sistemik dapat diberikan
kortikosteroid dan anitihistamin

• Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas padjajaran.
Halaman 179
• Fitzpatrick’s. Dermatology in general medicine. Seventh edition. Page 153

48
2. Jenis terapi topical
• Kortikosteroid
• Pelembap
• Obat penghambat kalsineurin
3. Kualitas kehidupan dan tumbuh kembang anak

49
MEDIKAMENTOSA
Pengobatan Topikal
1. Hidrasi Kulit
diberikan pelembab misalnya krim hidofilik urea 10%, humektan%, emolien
2. Kortikosteroid Topikal
3. Imunomodulator topikal
 Takrolinus (untuk anak usia 2-15 tahun  0,03%; dewasa  0,03%, 0,1%)
 Pimekrolimus
4. Preparat Ter (Likuor Karbonis Detergen 5%-10% atau crude coal tar 1%-5%)
5. Antihistamin (krim dokasepin 5%)

• Sumber : ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
padjajaran. Halaman 180
• Fitzpatrick’s. Dermatology in general medicine. Seventh edition. Page 153
Pemiliihan kortikosteroid berdasarkan stadium da
Stadium DA Morfologi kjlinis kortikosteroid Bahan
vehikulum
1. Stadium akut Eritem, vesikel, Potensi ringan Krim o/w
: fase infantile erosis, (vii-vi)
eskoriasis

2. Stadium Eritem ringa, Potensi sedang Krim o/w dan


subakut : fase erosi, skuama (v-iv) w/o
anak dan krusta

3. Stadium Hiperpigmenta Potensi kuat Salap, salap


kronik : fase si atau sangat berlemak atau
dewasa hyperkeratosis kuat (iii,ii dan i) gel propilen
dan likenifikasi
51
+ Pengobatan Sistemik
1. Kortikosteroid (Sistemik : Prednison (30-60 mg/hari)
2. Antihistamin
 Sistemik  generasi I dan II
 Generasi I  difenhydramin Hcl, klorfeniramin maleat, hidroxyzine
 Generasi II  loratadin,cetirizine
1. Antiinfeksi
2. Interferon
3. Imunomodulator
+ siklosporin 2mg-5mg/kg/hari setelah gejala hilang tap off
Prognosis
+ Quo ad vitam : dubia ad bonam
+ Quo ad functionam : dubia
+ Quo ad sanationam : dubia ad malam

53
😉 TERIMAKASIH

54

You might also like