Professional Documents
Culture Documents
Soepomo
Individuslisme, Kolektivisme dan
integralistik (Dia menyarankan
Integralistik, menolak yg lain)
Kemiskinan memegang peranan dan dalam hal satu golongan saja menikmati kekayaan
alam, komunisme dapat diterima dan mendapat tempat yang subur di tengahtengah
masyarakat”
Negara komunisme lazimnya bersifat atheis yang menolak agama dalam suatu Negara.
Sedangkan Indonesia sebagai Negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 2 (Dasar Hukum Pembubaran Komunisme)
Tentang:
TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN:
Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai
Seluruh ketentuan dalam Ketetapan
Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah
Negara Republik Indonesia bagi Partai MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke
Komunis Indonesia dan Larangan Setiap
depan diberlakukan dengan BERKEADILAN
Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran dan MENGHORMATI HUKUM, PRINSIP
Komunisme/Marxisme-Leninisme.
DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA.
Sikap positif terhadapa Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi kita ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia sewaktu kemerdekaan Indonesia untuk
dijadikan pedoman dalam mengatur kehidupan bernegara agar kita dapat
mencapai cita-cita bangsa yang ditetapkan pula dalam pembukaan UUD 1945.
Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila
itu untuk diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila
dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam.
Lanjutan..
Sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa atau sebab pertama .
Gagasan asas tunggal menimbulkan pro dan kontra selama tiga tahun
diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 .
Lanjutan..
Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa yang menjunjung
tinggi, menghormati dan mengamalkan ajaran agama masing-masing
Hubungan Agama & Pancasila
• Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masingmasing.
• Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
• Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk
agama serta antar pemeluk agama.
• Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan hasil peksaan bagi
siapapun juga.
• Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara.
• Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus sesuai dengan
nilainilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-norma
PANCASILA SISTEM
FILSAFAT
TM 8
Dr.H.Syahrial Syarbaini, Ph.D.(/Dosen
Koord. PP) 16
Latar belakang Teori dan
Konsep
Dr. H. Syahrial 17
Lanjutan..
• Pancasila mengalami ancaman munculnya
nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai.
• Jati diri bangsa - bertolok ukur kepada nilai-
nilai Pancasila
• Pancasila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat.
memerlukan pengkajian aspek ontologi,
epistimologi, dan aksiologi dari kelima sila
Pancasila.
Dr. H. Syahrial 18
Pengertian Filsafat Pancasila
Studi tentang nilai termasuk dalam ruang lingkup estetika dan etika.
Dr. H. Syahrial 24
Lanjutan..
• Dasar-dasar rasional logis Pancasila.
Dr. H.Syahrial/PP 30
Faham Negara Persatuan
• Persatuan dan kesatuan serta saling ketergantungan satu
sama lain dalam masyarakat.
• Bertekad dan berkehendak sama untuk kehidupan
kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu.
• Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan.
• Kedaulatan rakyat dengan sikap demokratis dan toleran.
• Kesetiakawanan sosial, non diskriminatif.
• Berkeadilan sosial dan kemakmuran masyarakat.
• Menyadari bahwa bangsa Indonesia berada dalam tata
pergaulanan dunia dan universal.
• Menghargai harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dr.H.Syahrial/PP 31
FILSAFAT PANCASILA DALAM
KONTEKS KEWARGANEGARAAN
• Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan
bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan
hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang
merupakan masyarakat hukum (legal society).
• Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan
pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara
sebagai persekutuan hidup adalah
– hakikat sila pertama
– hakikat sila kedua
– hakikat sila ketiga
– hakikat sila keempat
– hakikat sila kelima
Dr.H.Syahrial/PP 32
DISKUSIKANLAH TEMA BERIKUT INI !