You are on page 1of 46

Sejarah & Perkembangan

Bahasa Indonesia

Dra. Siti Sahara


Bahasa Melayu - Bahasa Indonesia

MENGAPA
1. LINGUA PRANCA
2. STRUKTUR YANG SEDERHANA
3. BAHASA SASRTA
4. BAHASA PERS
5. KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA
?
1. LINGUA FRANCA
PRASASATI

* PRASASATI
 Berhuruf Pallawa
1. Kedukan Bukit, Palembang (638 M)
2. Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
3. Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M)
4. Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu Jambi (686 M)
 Berhuruf Nagari
Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)
 Berhuruf Arab
Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
Lanjut

BERITA CINA
A. Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; Pinyin Yì
Jìng)
1. Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan
Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut
Selatan)
2. Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan
(Catatan Pendeta-pendeta yang
menuntut ilmu di India zaman Dinasti
Tang)
B. Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah
kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke
Cina)
2. STRUKTUR SEDERHANA

* Struktur Sederhana
1. Mudah dipelajari
2. Mudah dikembang
3. Mudah mendapat pengaruh

* Demokratis
1. Bahasa Jawa: ngoko, madyo, inggil
2. Bahasa Sunda: halus, sedeung, kasar
3. Bahasa Bali: Brahmana, Ksatria,
Waisya, Sudra
3. BAHASA SASTRA

1. Raja Ali Haji: Gurindam XII


2. Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
3. Hamzah Fansuri

Contoh:
* Pasal Kesepuluh
1. Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
2. Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
3. Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
4. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
5. Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kafill.
4. BAHASA PERS
5. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: POLITIK

 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan


bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk
pertamakalinya dalam sidang Volksraad,
seseorang berpidato menggunakan bahasa
Indonesia
 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin
mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi
bahasa persatuan Indonesi
 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang
Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36)
menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa
negara
Lanjut: SASTRA

 Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan


sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang
kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi
Balai Pustaka.

 Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan


muda yang menamakan dirinya sebagai
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan
Takdir Alisyahbana.
Lanjut: Kelahiran Bahasa Indonesia

KONGRES BAHASA INDONESIA

 Pemuda-pemudi Indonesia pada masa


pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres
Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut
tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal
dengan Sumpah Pemuda.

 Ikrar Sumpah Pemuda yang dikuman-dangkan


pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu
butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap
pemuda Indonesia yang dikenal dengan
sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai
beriku:
PENGEMBANGAN BAHASA

 Dari masa:
Raja Ali Haji: Gurindam XII
- Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
- Hamzah Fansuri
* Taman Bacaan Rakyat (Balai Pustaka)
 Tanggal 14 September 1908 yang bertugas:
1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan;
2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;
3. menerima karangan pengarang-pengarang muda yg
isinya sesuai dg keadaan hidup disekitarnya.
Ket: Jadi, alasan dipilih bahasa Melayu sebagai
bahasa nasional:
.

 Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai


lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di
bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
 Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga
mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan
mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan
menyempurnakan fungsinya.
 Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihat-kan
adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan
status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan
sentimen dan perpecahan.
 Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai
bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial

 Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan


bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan.
Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika orang-orang
Eropa datang ke Nusantara dapat dipaparkan
adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh
Pigafetta pada tahun 1522.

 Pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun


1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara
terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena
itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan
surat keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang
menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah
bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau
tidak dipakai bahasa Melayu.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan

 Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan


Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan
mulus. Belanda sebagai penjajah melihat
pengakuan pada bahasa Indonesia itu
sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu,
dimunculkanlah seorang ahli pendidik
Belanda bernama Dr. G.J. Niewenhuis
dengan politiknya bahasa kolonial lebih
kurang isinya sebagai berikut: 
Lanjut
.

 Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu


tentu saja menghambat perkembangan bahasa
Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba
mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta
pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti
yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan
pada tokoh Hanafi).

 Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa


Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara
pendudukan Jepang sangat membenci semua yang
berbau Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera
belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu,
digunakanlah bahasa Indonesia untuk memper-lancar
tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai
Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
Lanjut
.

 Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah


sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini
mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV
pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut:

 Bahasa resmi negara.


 Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan.
 Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan.
 Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
Lanjut
.

 Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa


nasional, bahasa Indonesia mempunyai
fungsi sebagai berikut:

 Lambang jati diri (identitas).


 Lambang kebanggaan bangsa.
 Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
mempunyai latar belakang etnis dan
sosial-budaya, serta bahasa daerah yang
berbeda.
 Alat penghubung antarbudaya dan
antardaerah.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING

1.
 Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Commissie voor de Volkslectuur (Komisi
untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan
Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang
bertugas:
1. Mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbit-kannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan
disempurnakan.
2. Menerjemahkan atau menyadur hasil sastra
Eropa.
3. Menerima karangan pengarang-pengarang muda
yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di
sekitarnya.
Lanjut

2
 Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru
yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh
majalah ini adalah sastrawan yang banyak
memberi sumbangan terhadap
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

 Pada masa Pujangga Baru bahasa yang


digunakan untuk menulis karya sastra
adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan
oleh masyarakat dan tidak lagi dengan
batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh
Balai Pustaka.
Lanjut

3
 Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh
tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia di Solo, Jawa Tengah. Kongres
ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan
terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein
Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki
Hajar Dewantara.

 Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa


keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:
Mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan
Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
dalam Badan Perwakilan.
Lanjut

4
 Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang),
Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda
yang dianggapnya sebagai bahasa musuh.
Penguasa Jepang terpaksa menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi utk
kepentingan penyeleng-garaan administrasi
pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar
di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang
belum banyak dimengerti oleh bangsa
Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan
bahasa Indonesia mempunyai peran yang
semakin penting.
Lanjut

5 6
18 Agustus 1945 bahasa 19 Maret 1947 (SK No.
Indonesia dinyatakan secara 264/Bhg. A/47) Menteri
Pendidikan Pengajaran dan
resmi sebagai bahasa negara Kebudayaan Mr. Soewandi
sesuai dengan bunyi UUD meresmikan Ejaan Republik
sebagai penyempurnaan
1945, Bab XV pasal 36: Bahasa atas ejaan sebelumnya.
negara adalah bahasa Ejaan Republik ini juga
dikenal dengan sebutan
Indonesia. Ejaan Soewandi.
Lanjut

.
 Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari
pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Diraja Malaysia untuk
mengadakan satu ejaan dengan mengingat
antara bahasa Indonesia dan bahasa
Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa
resmi pemerintah Diraja Malaysia masih
satu rumpun atau memiliki kesamaan.
Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan
Melindo (Melayu-Indonesia), namun
usaha ini akhirnya kandas karena situasi
politik antara Indonesia dan Malaysia
yang sempat memanas pada tahun 1963.
Lanjut

 Berdasarkan Keputusan Presiden


Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan
baru yang berlaku mulai 17 Agustus
1972, yang dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR
No. 2/1972
Perbedaan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)

.
 Perbedaan:
Ialah: Ruang Lingkup:
1. Penulisan Huruf
2. Pemakaian Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Tanda Baca
Hurup yang Digunakan

.
 Ejaan Republik  EYD
1. tj – tjari 1. c – cari
2. dj – djarang 2. j – jarang
3. j – sajang 3. y – sayang
4. nj – njaring 4. ny – nyaring
5. sj – sjukur 5. sy – syukur
6. ch – chusus 6. kh – khusus
Nama Huruf

 Ejaan Republik
1. c disebut se
2. j disebut ye
3. q disebut kuw
4. y disebut ey

 Jadi :
- 100 cc dibaca seratus sese
- ABC dibaca a-be-se
Nama Khas Geografi

 Ejaan Republik  EYD


1. danau Toba 1. Danau Toba
2. gunung Kawi 2. Gunung Kawi
3. selat Sunda 3. Selat Sunda
4. teluk Tomin 4. Teluk Tomini
Kata Sapaan

 Ejaan Republik
- Atas perhatian bapak,
kami ucapkan….

 EYD
- Atas perhatian Bapak,
kami ucapkan….
Kata atau Bentuk Ulang

 Ejaan Republik
1. Rumah2
2. Anak2an
3. Bermain2

 EYD
1. Rumah-rumah
2. Anak-anakan
3. Bermain-main
Kata Ganti Tuhan
.

 Ejaan Republik
- Kepadamu, oh Tuhan
- Hanya kepadanya

 EYD
- Kepada-Mu
- Hanya kepada-Nya
Kata Depan di- dan ke-

 Ejaan Republik
1. disini
2. disana
3. kesana

 EYD
1. di sini
2. di sana
3. ke sana
Penulisa Pun
.

 Ejaan Republik
1. Diapun pergilah.
2. Haripun malamlah.
3. Diberipun aku tak mau.

 EYD
1. Dia pun pergilah.
2. Hari pun malamlah.
3. Diberi pun aku tak ma
Serapan Bahasa Asing
.

 Ejaan Republik
1. i : sistim, apotik, atlit
2. w : akwarium, kwitansi, kwartal
3. a : metoda
4. x : taxi, extra
5. il : Formil, tradisionil, rasionil
6. oir : trotoir, dresoir
7. oi : repertoir
8. pro: prosentase

 EYD
1. i : sistem, apotek, atlet
2. w : akuarium, kuitansi, kuartal
3. a : metode
4. x : taksi, ektra
Huruf Kapital

.
 Huruf Kapital digunakan untuk
huruf pertama awal kalimat dan
petikan langsung:
1. Dia menangis.
2. Apa yang dimintanya?
3. Kamu harus pergi!
4. Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
Huruf Kapital

.
 Yang berhubungan dengan keagamaan
(peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan
termasuk kata gantinya)
- Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.

 Gelar (akademis, keturunan, kegaaman)


Jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang
- Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
Nama

.
1. Nama orang, nama bangsa, suku, dan
bahasa
2. Nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
3. Nama geografi
4. Nama resmi badan, lembaga
pemerintahan, ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi
5. Nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan
6. Nama gelar, dan sapaan
7. Nama kekerabatan yang digunakan
sapaan
Huruf Miring

.
 Nama buku, majalah, surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
- Tempo. Bobo. Gadis.

 Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau


frase).
- Ia bukan ditembak, melainkan tertebak

 Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali


yang sudah disesuaikan dengan
ejaannya.
- Politik divide et impera alat utama
memecah belah
Penulisan Kata

1. Penulisan kata dasar


2. Penulisan kata turunan
3. Penulisan bentuk ulang
4. Penulisan gabungan kata
5. Kata majemuk
6. Gabungan yang menjadi rancu
diberi tanda hubung
7. Gabungan yang sudah satu
ditulis serangkai
8. Kata ganti
9. Kata depan
Penulisan Kata

1. Kata sandang
2. Partikel
3. Singkatan dan akronim
4. Akronim
5. Nama diri ditulis huruf besar
awalnya
6. Sespa, Akabri,
7. Bukan nama diri tidak ditulis huruf
besar
8. Radio Detection and Ranging
(radar), tilang
Singkatan dan Akronim

 Singkatan

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,


jabatan atau pangkat diikuti titik
- S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA.
2. Singkatan nama lembaga atau organisasi
tidak menggunakan tanda titik
- MPR DPR AL AL AD
3. Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf
menggunakan satu titik
- dkk. yth. dst.
4. Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf
menggunakan dua titik
- s.d. u.p. c.q
5. Lambang kimia atau ukuran tidak
menggunakan tanda titik
- cm Rp km kpm
Penulisan Angka Bilangan

 Bilangan tingkat
- Sultan Hamangkubowono IX
- Paku Buwono ke-10

 Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis


dengan huruf
- Sepuluh tersangka perampok ditangkap

Bukan
- 10 tersangka perampokan ditangkap

Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf


tidak perlu ditulis sekaligus
- Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
Latihan Yuk!
Ejaan Yang
Desempurnakan
Perbaikilah penulisan teks “wacana” di bawah ini, ada “20” kesalahan yang
tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)!

…. Air dalam kendi itu di tuangkan kedalam mulutnya.


Tiba-tiba ia terkejut karena terasa olehnya suatu benda
keras. Benda itu di ambilnya, lalu di tunjukannya kepada
Soal
pamanya, sambil berkata, Paman agaknya di dalam sumur
itu banyak tembaga. Lihatlah benda ini terbawa oleh air!.
Benda itu di ambil oleh Hafiz di perhatikannya.
Tiba-tiba ia berseru dengan suka cita, Ya Allah …. Abdullah
ini bukan tembaga biasa. Tidakkah teringat oleh engkau
cerita orang tua nasrani itu?. Ini daun surga!. Tidak salah
lagi, Abdullah inilah sehelai daripada daun itu yang terbuat
dari tembaga. Allah telah membalas jasa mu yang besar ini,
yang jarang orang dapat melakukannya.
Mendengar itu Abdullah melompat dengan suka
cita menerima daun tembaga itu dari tangan pamannya. Ia
bersyukur kepada Allah yang maha pengasih karena
maksudnya yang pertama-tama mencari “ daun surga ” itu
telah tercapai.
Buku Sumber

1. A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa


Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010.
2. Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.
3. Arifin, Zainal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo 2010.
4. Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung:
Angkasa 1983.
5. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995.
6. Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
CeQDA, 2007.
7. Razak, Abdul. Kalimat Efektif Setruktur, Gaya, dan Variasi.
Jakarta: PT Gramedia, 19985.
8. Sahara, Siti dan Mahmuda Fitriyah, E Kusnadi. Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2008.
9. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990.
.

You might also like