You are on page 1of 15

PIROGEN

Hestiary Ratih
PIROGEN
 Jenis pirogen bermacam-macam tergantung dari
bakteri yang menghasilkan dan struktur
kimianya.
 Sumber pirogen yang utama adalah yang berasal
dari endotoksin bakteri gram negatif.
Pirogen
1. EKSOTOKSIN : Merupakan hasil metabolisme
bakteri Gram (+) dan Shigella dysentriae (Gram -).
Berukuran kecil dan sedikit stabil terhadap panas yang
dapat teradsorpsi dalam bentuk terlarut.
2. ENDOTOKSIN : Merupakan senyawa
lipopolisakarida protein kompleks yang terikat pada
membran semua bakteri Gram (-) seperti Salmonella,
Pseudomonas dll. Sifatnya stabil terhadap panas dan
baru in aktif pada suhu diatas 200oC. Dapat
dihilangkan melalui filter adsorpsi atau ultra filtrasi.
3. PSEUDO PIROGEN : Dibebaskan melalui
filter bakteri
4. VIRUS PIROGEN : Di inaktivasi dengan
panas
PEMBEBASAN PIROGEN
 Hanya dilakukan untuk larutan sejati obat
suntik dengan pembawa air yang diinjeksikan
sebanyak 10 mL atau lebih sekali suntik.
A. PEMBAWA AIR atau Larutan Air :
1. Ditambahkan 10 mL larutan KMNO4 0,1 N
dan 5 mL larutan NaOH 1 N per liter larutan,
sewaktu aquadest disuling.
2. Ditambahkan H2O2 0,1% dan dimasak selama
1 jam.
PEMBEBASAN PIROGEN
3. Dengan bantuan penyaring spesial (penyaring
SEITZ). Disaring melalui filter adsorpsi yang
terbuat dari asbes selulosa.
4. Ditambahkan karbon aktif 0,1% dari volume
total, dipanaskan pada suhu 60-70oC selama
10-15 menit sambil diaduk-aduk.
5. Melalui metode elektroosmosis atau reverse
osmosis
6. Dengan filtrasi molekuler (Pellicon)
B. Zat Aktif
 Disinari dengan sinar γ (Co60)
 Dipanaskan pada suhu 200oC selama 1 jam.
 Zat aktif yang tidak tahan pemanasan disaring
secara bertingkat melalui membran khusus.
 Dilarutkan lebih dulu kemudian dibebas
pirogenkan dengan cara memanaskannya dalam
autoklaf suhu 121-124oC selama 2 jam.
C. ALAT
 Dilakukan dengan metode kimia melalui
penambahan asam krom sulfat atau asam nitrat
kemudian dicuci dengan air bebas pirogen.
 Autoklaf suhu 121-124oC selama 2 jam
 Material karet silikon dipanaskan selama 30
menit pada suhu 90oC dalam larutan
fenilmerkuri borat 0,002%.
 Teknik penyinaran atau menggunakan etilen
oksida.
 Disterilkan secara dingin yaitu dengan
penyinaran sinar terionisasi atau dengan etilen
oksida
Mengapa pirogen tidak boleh ada dalam
sediaan parenteral volume besar?
1. Volume sediaan yang besar akan mengandung
pirogen dalam jumlah yang besar pula.
2. Sediaan injeksi dengan volume besar biasanya
diberikan secara intravena sehingga efek
pirogenik akan timbul dengan cepat.
3. Pasien yang menerima cairan infus biasanya
mempunyai penyakit yang parah sehingga efek
pirogen yang menaikkan suhu tubuh dapat
menimbulkan bencana.
Sumber Pirogen
 Sumber pirogen yang utama dalam sediaan
injeksi adalah : pelarut.
 Sumber lain : Bahan obat, peralatan dan metode
penyimpanan antara pembuatan dan proses
sterilisasi.
Sifat Pirogen
 Sekali suatu sediaan injeksi tercemar oleh
pirogen akan sulit untuk menghilangkannya
karena sifat pirogen yang :
1. Termostabil  beberapa jenis pirogen baru
dapat dimusnahkan pada suhu tinggi. Misalnya
250oC selama 30 menit atau 200oC selama 1
jam (pirogen tahan sampai suhu 180oC)
2. Larut air  tidak dapat dihilangkan dengan
penyaringan bakteri biasa.
Sifat pirogen (lanjutan)
3. Tidak menguap  cukup menguntungkan
sehingga pirogen dapat dihilangkan dengan
cara penyulingan dengan menggunakan alat
penyuling yang dilengkapi dengan unit “baffle”
yang telah dirancang khusus untuk mencegah
terbawanya zat-zat yang tidak menguap ke
dalam destilat.
Uji Pirogen
1. Uji dengan mengukur suhu tubuh kelinci sehat
yang disuntik dengan sediaan injeksi steril yang
akan diuji secara intravena  dapat digunakan
untuk semua jenis pirogen.
2. Uji Limulus, yaitu menggunakan binatang
sejenis kepiting (Limulus polypohemus). Uji
limulus spesifik untuk endotoksin yang berasal
dari bakteri gram negatif. Tes hanya 90 menit
& tidak positif terhadap seluruh pirogen hasil
reaksi
UJI LIMULUS
 Beberapa enzim yang terdapat pada sel darah
amubosit limulus dapat distimulasi oleh
endotoksin bakteri sehingga terjadi koagulasi
enzim yang diakhiri dengan pembentukan gel.
 Gel yang terbentuk karena interaksi antara
endotoksin dengan reagen uji limulus dapat
dievaluasi dengan berbagai cara al : uji titik akhir
gumpalan gel, turbidimetri, uji substrat
kromogenik.

You might also like