You are on page 1of 32

ANAK 2

Sepsis Neonatorum
• Jenis :
• Early Onset = Dalam 3 hari pertama, awitan tiba-tiba,
cepat berkembang menjadi syok septik
• Late Onset = setelah usia 3 hari, sering diatas 1 minggu,
ada fokus infeksi, sering disertai meningitis
• Faktor Risiko
• Demam ibu ≥38oC
• KPD > 24 jam
• Amnion berbau busuk
Sepsis Neonatorum
• Stabilisasi ABC
• Antibiotik
• Ampicilin 50mg/kgBB tiap 6 jam + Gentamisin 7,5
mg/kgBB/hari (sekali sehari), atau
• Ceftriaxon IV 80-100 mg/kgBB per hari selama 30-60
menit
• Jika tidak membaik lakukan kultur dan berikan antibiotik
yg sesuai
Kurva Lubchenco
• UK 34 minggu= TBJ 1500-
2800gram
• Setiap+/-1 minggu, +/-200
gram
Kategori Berat Lahir
Berat lahir besar >4000 gr
Berat lahir cukup 2500-4000 gr
Berat lahir rendah <2500 gr
Berat lahir sangat rendah <1500 gr
Berat lahir ekstrim rendah ≤1000 gr
Lesi Benjolan Semakin Melewati Kehilangan Tatalaksana
membesar sutura darah
Caput Lembut Tidak Ya Tidak Hilang dalam minggu 1
succadenum
Cephal Keras Ya Tidak Tidak Hilang dalam minggu 2-3,
hematoma atasi hiperbilirubinemia
Subgaleal Keras Ya Ya Ya Awasi koagulopati,
hematoma hipotensi, anemia dan
hiperbilirubinemia
Resusitasi Neonatus
Skor APGAR
Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2
Appearance Pucat Ekstremitas biru Seluruh tubuh
(warna kulit) kemerahan
Pulse Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(denyut nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk bersin
(refleks)
Activity Tidak ada Ekstremitas diam, Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Respiration Tidak ada Lemah tidak teratur Baik menangis
(usaha bernafas)
Baik = 7-10
Kurang baik = 4-6
Buruk = 0-3
Neonatal Jaundice – Mekanisme
fisiologis
• Meningkatnya produksi bilirubin
• Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
• Penurunan umur sel darah merah
• Penurunan ekskresi bilirubin
• Penurunan uptake dalam hati
• Penurunan konjugasi oleh hati
• Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatic
• Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu
Ikterus Patologis (Non-fisiologis)
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 5 mg/dl/24 jam
• Tingkat cutoff indirect
• 12 mg/dl pada bayi cukup bulan
• 14 mg/dl pada bayi prematur
• Ikterus bertahan 10-14 hari
• Direct bilirubin > 2 mg/dL
• Kramer 5
• Tanda-tanda penyakit lain
Pemeriksaan Ikterus
Daerah Tubuh Kadar Bilirubin (mg/dl)
Muka 4–8
Dada / punggung 5 – 12
Perut dan paha 8 – 16
Tangan dan kaki 11 – 18
Telapak tangan / kaki >15

Derajat Kramer Luas Jaundice


0 Tidak ada
1 Wajah dan leher
2 Dada dan punggung
3 Bawah umbilicus sampai paha
4 Lengan dan tungkai bawah paha
5 Tangan dan kaki
Penyebab Jaundice berdasarkan
usia onset
< 24 jam 2 hari – 3 minggu > 3 minggu

• Hemolisis • Fisiologis • Indirek


• Inkompatibilitas • ASI • ASI
resus • Infeksi • Infeksi
• Inkompatibilitas • Hemolisis • HIpotiroid
ABO • Sindroma Crigler- • Direct
• Defisiensi G6PD Naijar • Atresia bilier
• Sferositosis • Sindroma
herediter hepatic
• Infeksi neonatus
Breast-feeding Jaundice vs Breast-
milk Jaundice
Breast-feeding Jaundice Breast-milk Jaundice
Onset Minggu pertama Minggu kedua dan
kehidupan selanjutnya
Etiologi Gangguan intake kalori / Akibat adanya beta-
dehidrasi glukoronidase pada ASI
Waktu bilirubin puncak 3-6 hari 5-15 hari
Bilirubin puncak >12 mg/dl >10mg/dl
insidens 12-13% 2-4%
Penatalaksanaan jaundice
Tachypnea in Newborns
Hyalin Membrane Diseases
• Penyakit paru pada prematur karena kekurangan
surfaktan
• Foto toraks: gambaran paru ground glass, bell
shaped thorax, bilateral bronchogram
• Tatalaksana: Surfactant dalam 24 jam pertama
setiap 6-12 jam, total 2-4 dosis, intratrakea
Transient Tachypnea of Newborn
• Gangguan pernafasan yang ditemui pada bayi yang
lahir cukup bulan atau akhir masa preterm
• Bersifat self limited (1-2 jam)
• Insidens tinggi pada bayi yang:
• Lahir sebelum masa gestasi 38 minggu
• Lahir melalui SC
• Ibu menderita DM
Meconium Aspiration Syndrome
• Umumnya bayi post term, kecil masa kehamilan
• Cairan amnionberwarna kehijauan dapat jernih
maupun kental
• Tanda sindrom gangguan pernafasan mulai tampak
dalam 24 jam pertama setelah lahir.
• Kadang-kadang terdengar ronchi pada kedua paru dan
mungkin terlihat empishema atau atelektasis.
• Kesulitan benafas saat lahir
• Retraksi
• Takhipnea
• Sianosis
Whezing pada anak
• Asma (hipersensitivitas)
• Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan
batuk pilek-> adapencetus
• hiperinflasi dinding dada
• Ekspirasi memanjang
• Berespon baik terhadap bronkodilator
• Riwayat keluarga dengan alergi
• Bronkiolitis
• Episode pertama Wheezing pada anak umur <2 tahun
• Hiperinflasi dinding dada
• Ekspirasi memanjang
• Dapat disertai demam subfebris
• Gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai
• Respon kurang/tidak ada respon dengan bronkodilator
Pneumonia
Klasifikasi Klinis Terapi
Pneumonia Batuk atau sulit bernafas ditambah Amoxicillin oral
adanya nafas cepat atau tarikan 40mg/kgBB/12jam (3 atau 5
dindingdada bawah hari)
Rawat jalan, kontrol 3 hari
Pneumonia Batuk atau sulit bernafas dengan: Ampicillin 50 mg/kgBB atau
Berat ■Saturasi oksigen <90% atau central benzylpenicillin 50 000
cyanosis U/kgBB IM/IV per 6 jam (5
■Distres pernafasan (merintih, hari), ditambah
tarikan dinding dada berat) Gentamicin 7.5mg/kgBB IM
■Tanda pneumonia dengan tanda /IV per 24 jam (5 hari)
bahaya umum (tidak mau menetek, Rawat inap, O2 bila
letargi/penurunan kesadaran, SaO2<90%, manajemen
kejang) airway dan demam
Stridor
Diagnosis Keterangan
Croup -Batuk Menggonggong, Low grade fever
-Suara Serak, Distress pernafasan
-Steroid
Benda Asing -Riwayat tiba-tiba tersedak
-Distres Pernafasan
Difteri -Imunisasi DPT tidak ada/tidak lengkap
-Bull neck
-Tenggorokan merah/faringitis
-Membran putih keabuan di faring/tonsil->pseudomembran
-Anti Difteri Serum 40.000 IUim/iv
-Penicillin Prokain 50.000 IU/kgBB/im (7hari)
Laryngomalacia -Chronic stridor, anak usia < 2tahun
-Epiglottis berbentuk omega
Pertusis
• Penyebab: Bordetella Pertusis
• Batuk Berat lebih dari 2 minggu
• Batuk Paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi
“whooping cough”
• Perdarahan Subkonjungtiva
• Anak tidak tahu atau belum lengkap imunisasiterhadap
pertusis
• Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, tetapi batuk yang
diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas
berhenti tanpa batuk (apneic spell)
• Tx: ERITROMISIN 40-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis selama
14 hari
Demam dengan Ruam
Mumps
• Mumps adalah virus yang menyebabkan parotitis.
Parotitis mumps bersifat bilateral pada 70% kasus
dan biasanya mengikuti gejala prodromal demam,
nyeri kepala, demam dan myalgia 1-2 hari
• Penyakit ini menyebar melalui udara
• Komplikasi: tuli (tuli sensorineural), meningitis
dan/atau ensefalitis, orchitis
Imunologi
Reaksi Makanan
• Alergi Makanan
• Konsumsi makanan yang menyebabkan reaksi
hipersensitivitas yang dimediasi oleh IgE
• Intoleransi Makanan
• Konsumsi makanan yang menyebabkan gejala-gejala
yang tidak dimediasi oleh sistem imun
(ketidakmampuan absorpsi makanan)
Intoleransi Laktosa
• Ketidakmampuan untuk mencerna laktosa
• Defisiensi enzim lactase pada usus  memecah
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
• Gejala: diare, flatulens, nyeri perut, mual
Neurologi
Kejang Demam
• Kejang demam sederhana (KDS)
• Kejang demam kompleks (KDK):
• Sifatnya fokal
• Lamanya > 15’
• Berulang dalam 24 jam
Anti Kejang pada Neonatus
Fenobarbital 20 mg/kgBB IV dlm 10-15
menit, ulang dengan dosis 10 mg/kgBB
sebanyak 2x dengan jarak 30 menit

Fenitoin 20 mg/kgBB IV dalam garam


fisiologis dengan kecepatan 1
mg/kgBB/menit

Lorazepam 0,05-0,1 mg/kgBB setiap 8-12


jamc atau Midazolam bolus 0,2 mg/kgBB
lanjut titrasi 0,1-0,4 mg/kgBB/jam IV
Terapi Jangka Panjang
• Obat yang biasa digunakan:
• Fenobarbital 4-5 mg / kg BB/hari
• Asam Valproat 15-40 mg/kg BB/hari
• Fenitoin & carbamazepine tidak efektif
• Untuk pencegahan kejang demam
• Selama minimal 1 tahun bebas kejang, dengan
penurunan dosis bertahap.

You might also like