memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994) Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu : › Faktor internal radikal bebas; hormon yang menurun kadarnya; proses glikosilasi; sistem kekebalan tubuh yang menurun; faktor genetik. › Faktor exsternal hidup yang tidak sehat; diet yang tidak sehat; kebiasaan hidup yang salah; paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet; stress dan penyebab sosial lain (seperti kemiskinan).
Tubuh membentuk reaksi kompleks yang membentuk suatu
molekul kimia yang tidak stabil yang disebut radikal bebas. Molekul radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel yang sehat melalui suatu proses yang disebut dengan Oksidasi Produksi radikal bebas ini dapat meningkat jumlahnya apabila kita sering terpapar oleh sinar matahari, merokok, polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah nilai gizinya Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun, Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. System Integument 1. Struktur anatomis lapisan epidermis Lapisan keranosit : tebalnya berkurang, daya adhesi kurang, terjadi perubahan secara morfologis dan kandungan air pada stratum korneum berkurang sehingga kulit menjadi kering dan kasar. Lapisan stratum basale : mengalami perubahan ukuran dan bentuk, reduplikasi pada lamina densa serta ruang antar sel keranosit menjadi bertambah lebar. Perbatasan dermis dan epidermis lebih datar sehingga pemberian nutrisi berkurang pada epidermis akibat lapisan tersebut bila terjadi trauma akan mudah robek dan abrasi ( bula ). Sel melanosit jumlahnya berkurang, hal ini mengakibatkan terjadinya pigmentasi kulit tidak teratur, sebagain dampak lainnya insiden neoplasma kulit meningkat yang disebabkan oleh sel melanosit menyerap ultra violet. Sel-sel langerhans menurun, akibatnya : respon kekebalan seluler kulit tergangggu sehingga pembentukan antigen terganggu, dampak lain terjadinya karsinoma kulit. 2. Lapisan dermis Dermis atrofi, relative aseluler dan avaskuler, sel mati berkurang sehingga reaksi hepersensitif menurun. Sel fibroblast mengandung banyak reticulum endoplasmic yang kasar Serat kolagen jumlahnya berkurang disertai penebalan, kemampuan membengkak berkurang dan susunannya tidak teratur sehingga kulit menjadi kendur ( lax ). Jumlah glikosaminoglikan ( bahan dasar dermis ) berkurang sehingga viscoelastisitas berubah. Serat-serat elastic mengalami degradasi, anyaman serat hilang, akibatnya kulit keriput dan kendur. 3. Jaringan sub kutis Adanya atrofi pada muka, dorsum tangan dan tungkai bawah, hal ini mengakibatkan hipotermi, telapak kaki mudah luka atau ulserasi. Jaringan subkutis mengalami hipertrofi, pada laki-laki lebih banyak pada daerah pinggang dan pada wanita pad paha. a. Proliferasi dan penyembuhan Waktu pergantian kulit menjadi lebih panjang. Epidermal repair berkurang sehingga resiko infeksi sekunder tinggi. Pertumbuhan kuku dan rambut lambat. Anaplasia : hampir semua orang diatas 65 tahun mengalami tumor jinak ( keratosis seboroika ), penyebabnya : Sel epidermis bermacam bentuk dan ukuran. Paparan bahan karsinogen. Jumlah sel melanosit berkurang atau proteksi kurang/. Jumlah sel langerhans berkurang. b. Absorbsi dan clearance dermal Permeabilitas meningkat Dermal clearance menurun Menurunkan sirkulasi pada dermis Dermatitis kontak menetap Cenderung timbul gangguan termoregulator. c. Respon terhadap stimulasi eksternal Reaksi terhadap rangsangan raba, vibrasi dan kornea kurang, nilai ambang nyeri meningkat. Respon vascular menurun yang akan mengakibatkan gangguan regulasi suhu tubuh atau hipotermi atau heat stroke. Produksi keringat berkurang. Produksi sebum menurun. Sifat-sifat mekanis Serat kolagen dan serat elastisitas mengalami perubahan ( perubahan sifat mekanik ) sehingga elastic recovery menurun ( kulit lama kembali ), hal ini mengakibatkan kulit mudah robek bila trauma, penurunan piupi dan distorsi. Respon imun Gangguan fungsi sel beta Gangguan imunitet seluler, sehingga mudah mengalami infeksi virus, jamur dan keganasan. 1. Sistem Pencernaan Pada mulut, warna gigi menjadi lebih gelap Terjadi penurunan produksi saliva yang mengakibatkan sel mukosa menjadi kering. Pada lansia juga terjadi perubahan kemampuan mencerna sehingga meningkatkan sisa zat makanan sehingga produksi gas meningkat, motilitas usus dan peristaltik menurun. Perubahan akibat proses penuaan yang terjadi pada system pencernaan sering dimanifestasikan dengan terjadinya : Kesulitan menelan Sendahak (reflex gastroesofageal) Perut terasa lama penuh ( hidroklorhidri ) Konstipasi Obat tidak terlalu cocok. Perubahan oleh karena menua primer : Berkurangnya motilitas esophagus, fungsi spingter, sekresi asam lambung, pepsin dan tripsin. Berkurangnya motilitas usus serta perubahan enzim hepar. Perubahan oleh karena menua sekunder Hernia Anemia pernisiosa Konstipasi karena diit rendah residu dan pemakaian laksans yang berlebihan. Merokok dan alcohol terlalu banyak, sehingga menyebabkan perubahan metabolisme obat. Teradi perubahan struktur thorax yang menyebabkan pengembangan paru menjadi terbatas , tulang iga tidak dapat bergerak bebas. Tulang punggung kifosis yang menyebabkan paru semakin kaku dan kurang elastic, peningkatan kapasitas residual, penurunan kapasitas vital ynag pada akhirnya dapat mengakibtakan kolaps basal. Perubahan oleh karena menua primer › Berkurangnya elastisitas paru › Berkurangnya otot-otot pernapasan Perubahan oleh karena menua sekunder › Penyakit Paru Obstruksi Menahun ( PPOM ) atau COPD ssebagai akibat dari kebiasaan merokok dan polusi udara. › Menurunnya kekuatan otot pernafasan oleh karena kurang aktifitas ( olahraga ). Perubahan yang berhubungan dengan usia lanjut terjadi pada komposisis kimiawi, sel-sel, jaringan jantung dan pembuluh darah, semuanya ini akhirnya mempengaruhi fungsi kardiovaskuler. Namun walaupun demikian, jantung masih mampu memenuhi kebutuhan harian dan berfungsi dengan baik kecuali dalam kondisi stress atau karena gangguan penyakit Secara umum manifestasi klinis yng sering terjadi pada sistem kardiovaskuler akibat ketuaan adalah: › Berkurangnya cadangan jantung (cardiac reserve) › Bertambahnya tekanan nadi (pulse pressure) › Kecenderungan hipotensi dan sinkop. Perubahan oleh karena menua primer : › Berkurangnya jumlah sel dinding jantung dan vaskuler › Baroreseptor sensitivity Perubahan oleh karena menua sekunder : › Iskemia akibat adanya arteriosklerosis › Disfungsi ventrikel › Debaran jantung tidak teratur ( aritmia ) › Penyakit ujantung oleh karena hipertensi › Gagal jantung kongestive › Infeksi akibat imunitas berkurang Terjadi hubungan langsung antara suplai darah dan fungsi ginjal, renal sendiri mendapat darah ( blood flow ) sekitar 25% dari keseluruhan volume darah yang ada dalam tubuh, dengan kecepatan aliran darah kira-kira 5 sampai 10 kali lebih besar dari suplai untuk jantung, hati dan otak. Perubahan pada system urogenital dimanifestasikan dengan : › Berkurangnya rasio filtrasi glomerular dan reabsorbsi tubuler. › Uropati obstruktif dan overflow incontinence. › Stress incontinence. Perubahan oleh karena menua primer : › Jumlah nefron berkurang disertai perubahan fungsi tubuler. › Tekanan dinding atau kapasitas kandung kemih dan tegangan spingter berkurang. › Pada kebanyakan laki-laki mengalami hipertropi prostat, sedangkan pada perempuan tegangan otot-otot pelvis yang berkurang. Perubahan oleh karena menua sekunder : › Kondisi nefrosclerosis, biasanya karena adanya penyakit hipertensi. › Penyakit ginjal yang disebabkan oleh konsumsi obat- obatan . › Infeksi saluran kemih karena system imunitas berkurang. Perubahan akibat proses penuaan pada system endokrin secara klinis dimanifestasikan oleh: › Pada wanita terjadi menopause yang meliputi system vasomotoris dan atrofi vagina. › Pada laki-laki terjadi penurunan libido, potensi serta frekuensi kegiatan seks. › Intoleransi relative terhadap glukosa. Perubahan oleh karena menua primer : › Relative lebih cepat terjadi pada wanita setelah berhenti haid. › Relative lambat pada laki-laki : testis mengecik, reserve capacity testis, sperbmatogenesis dan kadar testosterone berkurang. › Respon dan sensitivitas terhadap insulin berkurang, sehingga cenderung menjadi gemuk. › Respon tiroid berkurang. Perubahan oleh karena menua sekunder : › Hipogonadism oleh karena pembedahan atau alcoholism. › Penyakit Diabetes Melitus. Perubahan struktur musculoskeletal dan fungsi bervariasi diantara individu selama proses penuaan. Perubahan yang bermakna terjadi mulai usia pertengahan. Secara umum perubahan sacara fisiologis adalah : › Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm. › Lebar bahu menurun. › Fleksi pada lutut dan panggul. › Terjadi penyempitan dari diskus intervertebrae yang dapat berkurangnya ukuran intervertebrae dan ruang intercostae. › Patah tulang akibat kompresi dari vertebrae. › Peningkatan kurve spina thoraks. › Kepala miring ke belakang dan leher memendek→ mengimbangi kondisi kiposis. › Jalan goyah karena perubahan otot dan fungsi motorik. › Jengkal lengan lebih besar. Perubahan secara klinis dimanifestasikan oleh adanya : › Kekuatan berkurang. › Cenderung patah tulang ( osteoporosis ) › Sendi kaku dan cenderung inflamasi Perubahan oleh karena menua primer : › Berkurangnya serta dan diameter otot. › Jumlah mineral dalam tulang berkurang. › Pembentukan tulang berkurang ( senile osteoporosis ) › Resorbsi tulang bertambah. › Tendon dan jaringan pengikat bertambah kaku › Tulang rawan persendian makin tipis Perubahan oleh karena menua sekunder : › Atropi akibat inaktivitas ( misalnya karena terlalu banyak duduk ) › Defisiensi steroid gonadal. › Osteoporosis oleh karena defisiensi kalsium, alcoholism dan pengaruh tembakau. › Osteomalasia ( tulang lunak ) oleh karena defisiensi vitamin D. Pada usia 40-50 tahun visus akan menurun, dan pada 70 tahun banyak memakai alat bantu. Terjadi perubahan struktur retina, pupil, lensa dan kornea. Retina akan kehilangan sel-selnya. Kemampuan penglihatan berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa, astigmatisma (tidak terpusatnya cahaya pada satu titik retina ). Perubahan pada system penglihatan secara klinis dimanifestasikan oleh adanya : › Penurunan kekuatan otot mata untuk berakomodasi. › Kulit kelopak mata mengendur, jaringan lunak berkurang, sehingga mata menjadi cekung. › Kelopak mata jauh dari permukaan bola mata sehingga mata tampak berair. › Selaput mata keruh, pinggir kornea bergaris putih,pupil kecil sehingga penglihatan menjadi tidak terang. Perubahan yang terjadi pada system pendengaran akibat penuaan adalah kehilangan daya mendengar jenis sensori neural berupa : presbikusis ( TULA = Tuli Usia Lanjut ), dengan manifestasi klinis : › Kekurangan pendengaran progresif. › Pendengaran bertambah menurun → stress. › Daya diskriminasi menurun. › Tinnitus jika mendengar suara dengan nada tinggi Pada persyarafan, walaupun tidak mengalami mitosis, tapi karena terjadinya penurunan fungsi, maka secara klinis akan menunjukkan adanya hal-hal berikut : › Status mental Gangguan ingatan ( lupa ) Sangat hati-hati, namun inisiatif kurang. Curiga › Insomnia perubahan pola tidur/bangun. Saraf penglihatan › Melihat dekat terganggu › Melihat jauh dengan koreksi lensa Saraf pendengaran › Kemampuan mendegar menurun Saraf penggerak bola mata Gerak bola mata lambat, melirik dan melihat ke atas terbata Saraf pengecap dan penghidu › Sensasi rasa terganggu Sistem motorik › Cara berjalan dengan langkah kecil › Dasar melebar → Parkinson › Postur tubuh bungkuk › Ayunan tangan berkurang › Tungkai mengalami kekakuan › Tendo kurang elastis Reflex › Reflex otot dan tumit menurun › Reflex telapak kaki ekstensi › Reflex abdomen menghilang Sensorik › Rasa getar menurun pada tungkai bawah › Ambang rasa, raba dan tusuk meningkat Perubahan psikososial pada lansia sering dimanifestasikan dengan tingkat penyesuaian/adaptasi usila terhadap hal-hal berikut : › Penyesuaian terhadap penurunan fisik › Penyesuaian terhadap penurunan penghasilan. › Penyesuaian terhadap pengaturan hidup yang layak. › Penyesuaian terhadap kematian pasangan hidup orang yang dicintai. › Penetapan hubungan dengan teman sebaya. › Pertemuan-pertemuan atau sosialisasi Osteoarthritis › Merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. Hipertensi › adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996). Diabetes Mellitus › Yaitu suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Gastritis › Yaitu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Rabun Senja › atau rabun ayam (nyctalopia) adalah sebuah penyakit mata yang menyebabkan penderitanya kesulitan melihat jika kekurangan sumber cahaya. Remathoid Arthritis › adalah peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian contohnya di kaki dan tangan. Decomp Cordis › adalah ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan. AMI › suatu keadaan dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. Dislokasi Sendi › adalah cedera pada sendi. Cedera ini terjadi ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi normalnya pada sendi.