You are on page 1of 23

Oleh

Dr Ns.Budhi Mulyadi,SKp.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Dt Bandaro Sati
adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak
mengakibatkan seseorang atau banyak orang
memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam
arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat.
Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu
maka korban akan mati atau cacat / kehilangan
anggota tubuhnya seumur hidup.
 Menurut WHO (2002), “A disaster is an occurrence
disrupting the normal conditions of existence and
causing a level of suffering that exceeds the
capacity of adjustment of the affected community.”
 Menurut UU No.24 Tahun 2007 Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
 MITIGASI/PREVENTIVE
 PREPAREDNESS
 RESPON
 REHABILITATION/RECOVERY
 MITIGASI AREA BENCANA
 SURVEY UMUM
 KONDISI UMUM :
 GEOGRAFIS
 DEMOGRAFI
 SARANA/ FASILITAS UMUM : YG MENDUKUNG
SAAT BENCANA, YG MENGHALANG SAAAT
BENCANA
 KEMUNGKINAN JALUR EVAKUASI
PELAYANAN KESEHATAN
KEPADA MASYARAKAT SAAT
BENCANA
1. Rapid health assesment batas-batas area disaster
2. Rapid health assesment penduduk yang terkena
dampak (klasifikasi korban)
3. Rapid health assesment kemungkinan bahaya
selanjutnya
4. Rapid health assesment angka kematian dan
kesakitan
 Kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar untuk
masyarakat(bio, psiko, social, cultural, dan
spiritual)
1. Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat
saat bencana
2. Pemenuhan kebutuhan toilet umum
masyarakat saat bencana
3. Pemenuhan kebutuhan berobat
4. Pemenuhan kebutuhan makanan sehat saat
bencana
5. Pemenuhan kebutuhan shelter
 Peran serta untuk mencegah terjadinya second
disaster
1. Pencegahan kekacauan dalam menerima
bantuan
2. Pencegahan penolakan relokasi korban
 Edukasi untuk masyarakat
saat bencana
1. Edukasi masyarakat tentang cara pemanfaatan
shelter
2. Edukasi masyarakat tentang cara menghindari
dampak bencana
 Pasal 32 (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien
dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.
 Pasal 58 (1) Setiap orang berhak menuntut
ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
 (2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
 Pasal 29 Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
 Bagian Kelima
 Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
 Pasal 63
 (1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan
untuk mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh
akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
 (2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
 (3) Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang
dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
 (4) Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
 (5) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan atau
berdasarkan cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Email : bemulyadi74 @yahoo.co.id,
bemulyadi74@gmail.com
HP : +62812.6757.644

You might also like