You are on page 1of 26

PELAYANAN KEPERAWATAN

KEPADA MASYARAKAT SAAT


BENCANA
“Nurses with their technical skills and
knowledge of epidemiology, physiology,
pharmacology, cultural-familial structures, and
psychological issues can assist in disaster
preparedness programmes, as well as during
disasters” (ICN, 2006, p. 13)
1. Rapid health assesment batas-batas area disaster
2. Rapid health assesment penduduk yang terkena
dampak (klasifikasi korban)
3. Rapid health assesment kemungkinan bahaya
selanjutnya
4. Rapid health assesment angka kematian dan
kesakitan
 Kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar untuk
masyarakat(bio, psiko, social, cultural, dan
spiritual)
 PENDIDIKAN KESEHATAN
 STRATEGI KELOMPOK
 PEMBERDAYAAN
 PARTNERSHIP
 SURVIVAL
 PHBS
 LAKTASI
 PENANGANAN KORBAN
BERKEBUTUHAN KHSUSUS
 PEER GROUP : SHARING PENGALAMAN
DALAM MENGHADAPI BENCANA
 EMPATI
 COMMUNIT RESILIENCE
 SELF HELP GROUP : KELOMPOK
SWABANTU BENCANA
 KEMITRAAN DG NGO NASIONAL DAN
INTERNASIONAL
 PEMERINTAH
1. Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat
saat bencana
2. Pemenuhan kebutuhan toilet umum
masyarakat saat bencana
3. Pemenuhan kebutuhan berobat
4. Pemenuhan kebutuhan makanan sehat saat
bencana
5. Pemenuhan kebutuhan shelter
 Peran serta perawat untuk mencegah
terjadinya second disaster
1. Pencegahan kekacauan dalam menerima
bantuan
2. Pencegahan penolakan relokasi korban
 Edukasi untuk masyarakat
saat bencana
1. Edukasi masyarakat tentang cara pemanfaatan
shelter
2. Edukasi masyarakat tentang cara menghindari
dampak bencana
 Pasal 32 (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien
dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.
 Pasal 58 (1) Setiap orang berhak menuntut
ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
 (2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
 Pasal 29 Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
 Bagian Kelima
 Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
 Pasal 63
 (1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan
untuk mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh
akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
 (2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
 (3) Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang
dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
 (4) Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
 (5) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan atau
berdasarkan cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Pasal 73
 (1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa
gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi
masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter
atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
dan/atau surat izin praktik.

 (2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau


cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan
adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
 (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi
kewenangan oleh peraturan perundang-undangan.
 Pasal 73
 Ayat (1)
 Cukup jelas
 Ayat (2)
 Cukup jelas
 Ayat (3)
 Tenaga kesehatan dimaksud antara lain bidan
dan perawat yang diberi kewenangan untuk
melakukan tindakan medis sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan.
Praktik Keperawatan:
a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
b. Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Tugas/Wewenang Perawat:
a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. peneliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang; dan/atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu.
 praktik keperawatan sebagai inti dari
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada
kewenangan yang diberikan kepada perawat
karena keahliannya , yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kesehatan
masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan
dan tuntutan globalisasi.
Email : bemulyadi74 @yahoo.co.id,
bemulyadi74@gmail.com
HP : +62812.6757.644

You might also like