You are on page 1of 21

Laporan

Kasus

ASKARIASIS
Indriani Gultom, S.Ked. (04084821618197)
Periode:
24 Juli – 1 Oktober 2017
PENDAHULUAN
Mengakibatkan
Penyakit yang menurunnya
disebabkan oleh kondisi kesehatan,
cacing Ascaris ASKARIASIS gizi, kecerdasan
lumbricoides. dan produktifitas
penderita.

800 juta – 1 milyar


Negara berkembang
penduduk
dengan lingkungan
terinfeksi
yang buruk serta di
Ascariasis (WHO).
daerah tropis

- 2 milyar penduduk di dunia terinfeksi cacing.


- Di Indonesia prevalensi kecacingan antara
60% – 90%.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. MLR
Umur : 5 tahun
Jns Kelamin : Laki-laki
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : RT 006/ RW 001, Palembang

Anamnesis (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)


Dilakukan pada tanggal 25 September 2017, pukul 12.30 WIB.

Keluhan Utama :
Keluar cacing dari lubang anus.

Keluhan Tambahan :
Batuk dan demam.
RIWAYAT
PERJALANAN
Pasien mengeluh batuk, Pasien mengeluh keluar PENYAKIT
dahak (-), darah (-), cacing dari anusnya
sesak (-), demam (+) saat buang air besar.
tidak terlalu tinggi, Cacing yang keluar
hilang timbul (+), pilek berwarna merah muda
(-), penurunan nafsu keputihan, panjang ± 2 Pasien ke
makan (+). cm, dan bercampur Puskesmas
Pasien minum obat dengan tinja saat BAB. Keramasan
yang dibeli sendiri di Keluhan BAB cair (-),
apotek tapi keluhan darah (-), lendir (-), dan
timbul kembali setelah warna kuning. Keluhan
beberapa jam minum mual (-), muntah (-),
obat. nyeri perut (-).

1 minggu 1 hari
Riwayat Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal serupa. Pasien tidak
minum obat cacing dalam 1 tahun terakhir. Riwayat lahir normal, BBL
3400 gr, PBL 50 cm, kelainan bawaan tidak ada. Riwayat tumbuh
kembang normal sesuai umur. Riwayat imunisasi dasar lengkap di
posyandu.

Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak pasien (perempuan, 12 tahun) pernah mengalami kecacingan 1
tahun yang lalu.
Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pasien tinggal dengan 4 anggota keluarga di rumahnya.
Pasien merupakan anak kedua dalam keluarga tersebut.
Untuk MCK, keluarga pasien menggunakan kamar mandi di
rumahnya yang sumber airnya dari sumur gali. Air dari sumur gali
juga digunakan untuk minum dan memasak. Untuk minum, kadang-
kadang keluarga pasien langsung meminum air dari sumur dengan
dimasak terlebih dahulu. Ibu pasien mencuci terlebih dahulu sayur
yang akan dimasak lalu dimasak hingga matang.
Pasien memiliki kebiasaan kebersihan diri yang kurang seperti suka
jajan sembarangan, jarang cuci tangan, main tanah di luar rumah,
dan sering tidak memakai sandal saat keluar rumah.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Frek. Nadi : 89 x/menit
Frek. Nafas : 24 x/menit
Suhu : 36,8 0C
Berat Badan : 16 kg
Tinggi Badan : 105 cm

Keadaan Spesifik
Kepala dan Leher
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-)
Telinga : Liang telinga lapang, tidak ada kelainan
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Mulut : Bibir kering dan pecah-pecah
Tenggorok : Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, detritus (-)
Gigi : Karies dentis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Thorax
Pulmo
Inspeksi : statis dan dinamis kanan dan kiri simetris, retraksi (-)
Palpasi : fremitus kiri = fremitus kanan
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : turgor baik, nyeri tekan abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani

Ekstremitas
Akral hangat, turgor baik, edema (-)
Diagnosis Kerja :
Askariasis

Terapi
Non-medikamentosa
1. Pasien disarankan untuk hidup bersih dan sehat, seperti sering mencuci
tangan terutama sebelum makan, memakai sandal saat keluar rumah, dan
tidak main tanah.
2. Pasien diberikan edukasi untuk mengatur pola makan yang lebih baik,
tidak jajan sembarangan, konsumsi makanan yang bergizi.
3. Pasien diberikan edukasi untuk beristirahat.
4. Pasien diberitahu untuk meminum obat secara teratur.
5. Pasien dan keluarga pasien pasien diberikan edukasi untuk konsumsi
obat cacing setiap 6 bulan sekali.
Medikamentosa
1. Albendazole 400 mg 1x1 tab selama 3 hari
2. Vitamin B kompleks 1x1 tab
3. Parasetamol 250 mg 3x1 tab bila suhu >380C

Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.
Angka kejadiannya di dunia lebih banyak dari infeksi cacing lainnya.
Infeksi paling sering pada anak prasekolah (3-6 tahun).
Paling banyak pada negara bermusim panas.

Morfologi

A. lumbricoides
Telur A. lumbricoides
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi tertinggi
1 milyar orang
askariasis di daerah
pernah terkena
tropis pada usia 3-6
infeksi ini.
tahun.

Askariasis ditularkan melalui tanah, tergantung pada


penyebaran telur ke dalam keadaan lingkungan yang
cocok untuk pematangannya.
Tanah liat merupakan tempat yang paling baik untuk
perkembangan telur askaris dan tetap infektif dalam
genangan air.
SUMBER PENULARAN
Transmisi atau penularan terutama masuk
melalui air atau makanan (sayuran mentah dan
buah terutama) yang mengandung telur Ascaris
lumbricoides. Anak-anaknya yang suka bermain
tanah yang terkontaminasi dapat tertular parasit
askaris melalui tangan. Manusia merupakan
satu-satunya hospes definitif Ascaris
lumbricoides.
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
hipersensitif
pulmonum Batuk

Ggn Demam
Nutrisi
askariasis

Reaksi
Ggn Eosinofilik
Abdominal
Urtikaria
(skin rash)
DIAGNOSIS
Diagnosis askariasis dilakukan dengan :
- menemukan telur atau cacing dewasa pada tinja
pasien atau muntah dari mulut.
- Jumlah eosinofil di dalam darah bisa jadi meningkat.
- Tanda-tanda adanya perpindahan parasit bisa terlihat
pada foto rontgen dada.
TATALAKSANA
Non-Medikamentosa :
-Menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi kotoran
manusia;
-Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum mengambil makanan;
-Mencuci, mengupas atau memasak semua sayuran mentah dan buah-buahan;
-Melindungi makanan dari tanah dan mencuci atau memanaskan makanan
apapun yang jatuh di lantai.

Medikamentosa :
-Pirantel Pamoat, dosis 10 mg/kg BB (maksimum 1 g)
-Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari
-Albendazol, dosisi 400 mg
PROGNOSIS

Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis


yang baik.
Kesembuhan askariasis mencapai 70 hingga 99%.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki, usia 5 tahun datang ke Puskesmas mengeluh keluar cacing dari
anusnya saat buang air besar sejak 1 hari yang lalu dan mengeluh batuk dan demam
yang hilang timbul sejak 1 minggu yang lalu, pasien juga mengalami penurunann
nafsu makan. Berdasarkan keterangan pasien tersebut, pasien didiagnosis
kecacingan karena telah keluar cacing dewasa dari anusnya.

Pasien tidak minum obat cacing dalam 1 tahun terakhir. Terdapat riwayat keluarga
pasien dengan keluhan yang sama ada yaitu kakak pasien berusia 12 tahun
didiagnosis kecacingan 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan kebersihan diri
yang kurang seperti suka jajan sembarangan, jarang cuci tangan, main tanah di luar
rumah, dan sering tidak memakai sandal saat keluar rumah yang menjadi faktor
resiko pasien mengalami kecacingan. Jenis cacing penyebabnya adalah Ascariasis
lumbricoides karena berdasarkan keluhan pasien yang ada gangguan pada saluran
napas dan kasus askariasis tinggi pada daerah yang tropis.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien, didapatkan keadaan umum
dan keadaan spesifik masih dalam keadaan baik.

Pengobatan yang diberikan adalah Albendazole 400 mg sebanyak 1 tablet


setiap hari selama tiga hari untuk eradikasi cacing dan telur cacing. Terapi
non-medikamentosa yang disarankan pada pasien adalah hidup bersih
dan sehat seperti sering cuci tangan terutama sebelum makan, memakai
sandal saat keluar rumah, pasien juga diedukasi untuk mengatur pola
makan yang lebih baik, tidak jajan sembarangan, konsumsi makanan
bergizi, pasien juga diharapkan untuk beristirahat, dan meminum obat
secara teratur. Penyakit cacaingan harus dihindari karena dapat
mengganggu pertumbuhan dan konsentrasi anak saat belajar.

You might also like