Professional Documents
Culture Documents
Kasus
ASKARIASIS
Indriani Gultom, S.Ked. (04084821618197)
Periode:
24 Juli – 1 Oktober 2017
PENDAHULUAN
Mengakibatkan
Penyakit yang menurunnya
disebabkan oleh kondisi kesehatan,
cacing Ascaris ASKARIASIS gizi, kecerdasan
lumbricoides. dan produktifitas
penderita.
Keluhan Utama :
Keluar cacing dari lubang anus.
Keluhan Tambahan :
Batuk dan demam.
RIWAYAT
PERJALANAN
Pasien mengeluh batuk, Pasien mengeluh keluar PENYAKIT
dahak (-), darah (-), cacing dari anusnya
sesak (-), demam (+) saat buang air besar.
tidak terlalu tinggi, Cacing yang keluar
hilang timbul (+), pilek berwarna merah muda
(-), penurunan nafsu keputihan, panjang ± 2 Pasien ke
makan (+). cm, dan bercampur Puskesmas
Pasien minum obat dengan tinja saat BAB. Keramasan
yang dibeli sendiri di Keluhan BAB cair (-),
apotek tapi keluhan darah (-), lendir (-), dan
timbul kembali setelah warna kuning. Keluhan
beberapa jam minum mual (-), muntah (-),
obat. nyeri perut (-).
1 minggu 1 hari
Riwayat Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal serupa. Pasien tidak
minum obat cacing dalam 1 tahun terakhir. Riwayat lahir normal, BBL
3400 gr, PBL 50 cm, kelainan bawaan tidak ada. Riwayat tumbuh
kembang normal sesuai umur. Riwayat imunisasi dasar lengkap di
posyandu.
Keadaan Spesifik
Kepala dan Leher
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-)
Telinga : Liang telinga lapang, tidak ada kelainan
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Mulut : Bibir kering dan pecah-pecah
Tenggorok : Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, detritus (-)
Gigi : Karies dentis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Thorax
Pulmo
Inspeksi : statis dan dinamis kanan dan kiri simetris, retraksi (-)
Palpasi : fremitus kiri = fremitus kanan
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : turgor baik, nyeri tekan abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Akral hangat, turgor baik, edema (-)
Diagnosis Kerja :
Askariasis
Terapi
Non-medikamentosa
1. Pasien disarankan untuk hidup bersih dan sehat, seperti sering mencuci
tangan terutama sebelum makan, memakai sandal saat keluar rumah, dan
tidak main tanah.
2. Pasien diberikan edukasi untuk mengatur pola makan yang lebih baik,
tidak jajan sembarangan, konsumsi makanan yang bergizi.
3. Pasien diberikan edukasi untuk beristirahat.
4. Pasien diberitahu untuk meminum obat secara teratur.
5. Pasien dan keluarga pasien pasien diberikan edukasi untuk konsumsi
obat cacing setiap 6 bulan sekali.
Medikamentosa
1. Albendazole 400 mg 1x1 tab selama 3 hari
2. Vitamin B kompleks 1x1 tab
3. Parasetamol 250 mg 3x1 tab bila suhu >380C
Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.
Angka kejadiannya di dunia lebih banyak dari infeksi cacing lainnya.
Infeksi paling sering pada anak prasekolah (3-6 tahun).
Paling banyak pada negara bermusim panas.
Morfologi
A. lumbricoides
Telur A. lumbricoides
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi tertinggi
1 milyar orang
askariasis di daerah
pernah terkena
tropis pada usia 3-6
infeksi ini.
tahun.
Ggn Demam
Nutrisi
askariasis
Reaksi
Ggn Eosinofilik
Abdominal
Urtikaria
(skin rash)
DIAGNOSIS
Diagnosis askariasis dilakukan dengan :
- menemukan telur atau cacing dewasa pada tinja
pasien atau muntah dari mulut.
- Jumlah eosinofil di dalam darah bisa jadi meningkat.
- Tanda-tanda adanya perpindahan parasit bisa terlihat
pada foto rontgen dada.
TATALAKSANA
Non-Medikamentosa :
-Menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi kotoran
manusia;
-Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum mengambil makanan;
-Mencuci, mengupas atau memasak semua sayuran mentah dan buah-buahan;
-Melindungi makanan dari tanah dan mencuci atau memanaskan makanan
apapun yang jatuh di lantai.
Medikamentosa :
-Pirantel Pamoat, dosis 10 mg/kg BB (maksimum 1 g)
-Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari
-Albendazol, dosisi 400 mg
PROGNOSIS
Pasien tidak minum obat cacing dalam 1 tahun terakhir. Terdapat riwayat keluarga
pasien dengan keluhan yang sama ada yaitu kakak pasien berusia 12 tahun
didiagnosis kecacingan 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan kebersihan diri
yang kurang seperti suka jajan sembarangan, jarang cuci tangan, main tanah di luar
rumah, dan sering tidak memakai sandal saat keluar rumah yang menjadi faktor
resiko pasien mengalami kecacingan. Jenis cacing penyebabnya adalah Ascariasis
lumbricoides karena berdasarkan keluhan pasien yang ada gangguan pada saluran
napas dan kasus askariasis tinggi pada daerah yang tropis.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien, didapatkan keadaan umum
dan keadaan spesifik masih dalam keadaan baik.