Professional Documents
Culture Documents
RETINOBLASTOMA
KELOMPOK 5 :
AGUNG HADI PRABOWO
E U N IK E AY U DA R M AWAT I
IK A S U G IYA N T I PR AT IW I
M. FAQIH NORHUDA
NESTIA RISMINDA
R IZ Q A HAYAT I
YUNIAR DIAZ AMALLIA
PENGERTIAN RETINOBLASTOMA
1. Kelainan Kromosom
2. Faktor Genetik
MANIFESTASI KLINIS RETINOBLASTOMA
1. Leukokoria
2. Strabismus
3. Mata merah
4. Buftalmus
5. Proptosis
6. Pupil midriasis
PATHWAY
KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA
1. Golongan I: Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter
papil, prognosis sangat baik
2. Golongan II: Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10
diameter papil, prognosis baik.
3. Golongan III: Tumor ada didepan ekuator atau tumor
soliter berukuran >10 diameter papil, prognosis
meragukan
4. Golongan IV: Tumor multiple sampai ora serata, prognisis
tidak baik.
5. Golongan V: Setengah retina terkena benih di badan kaca,
prognosis buruk
STADIUM RETINOBLASOMA
• Fundus Okuli
• X Ray
• USG
• Lactate Dehydrogenase (LDH):
• Ultrasonografi dan tomografi komputer
KOMPLIKASI RETINOBLASTOMA
1. Enukleasi bulbi : pengangkatan bola mata dan diganti dengan bola mata
prothese (buatan).
2. Penyinaran bola mata: Retinoblastoma bersifat radiosensitif, tetapi bahayanya
jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran.
3. Photocoagulation: Fotokoagulasi laser diharapkan pembuluh darah yang
menuju ke tumor tertutup, sehingga sel tumor akan menjadi mati.
4. Cryotherapy: Terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker
ukuran kecil.
5. Chemotherapy: Indikasinya adalah pada tumor yang sudah dilakukan
enukleasi bulbi.
KONSEP ASUHAN DASAR KEPERWATAN
RETINOBLASTOMA
Pengkajian
Sejak kapan sakit mata dirasakan
Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
sebelumnya
Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam
matanya.
Apakah ada keluhan lain yang menyertai
Penyakit mata sebelumnya
Usia penderita
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakan satu atau kedua mata yang
terlibat.
2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.
3. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan.
4. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/ kemungkinan
kehilangan penglihatan.
5. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh, atur perabot/ permainan, perbaiki sinar suram dan masalah
penglihatan malam.
6. Siapkan intervensi bedah sesuai indikasi: enukleasi
7. Siapkan pelaksanaan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik.
Dx 2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
mengenai prosedur operasi.
1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya: reposisi) dan aktivitas
hiburan.
3. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misalnya: teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imaginasi), tertawa, music, dan sentuhan
terapeutik.
4. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.
5. Berikan analgesic sesuai indikasi (misalnya: morfin, metadon).
6. Evaluasi/sadari terapi tertentu. Misalnya pembedahan, kemoterapi, bioterapi,
ajarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.
7. Evaluasi penglihatan nyeri/kontrol nilai aturan pengobatan bila perlu
Dx 4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif
insisi jaringan tubuh.