You are on page 1of 95

Pengenalan

Panduan Teknis - Pendugaan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) CO2 Pada Kegiatan Pembangunan dan/atau Pemeliharaan Jalan

PENGANTAR

1. DEGRADASI LAHAN & TATA AIR

2. DEGRADASI BIODIVERSITAS

3. PERUBAHAN IKLIM
A. Melelehnya gletser
B. Naiknya muka laut
C. Badai lebih kuat
D. Naiknya suhu udara
E. Memanjangnya kemarau
EKSES
Meningkatnya Gas Rumah Kaca
GLOBALISASI
RESPON MASYARAKAT DUNIA
PEMANASAN
Untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca GLOBAL

Ratifikasi Bali Action Plan - UNFCCC


(United Nation Framework Conference on Climate
Change) (termasuk Indonesia)
KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Peraturan Presiden No.61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN -
GRK)

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN - GRK) berisi (1). Dasar pertimbangan: implementasi
ratifikasi Bali Action Plan pada UNFCCC (United Nation Framework Conference on Climate Change) dan pemenuhan
komitmen Pemerintah Indonesia dalam pertemuan G-20 di Pittsburg: 26% dengan usaha sendiri dan 41% dengan
bantuan internasional (2). Pemahaman dan ketentuan umum RAN - GRK; (3). Rincian kegiatan RAN - GRK & RAD -
GRK; dan (4). Lampiran Kegiatan Inti & Kegiatan Pendukung

Kegiatan RAN-GRK meliputi bidang: a. Pertanian; b. Kehutanan dan lahan gambut; c. Energi dan transportasi; d.
Industri;
e. Pengelolaan limbah; dan f. Kegiatan pendukung lain.
KEBIJAKAN PEMERINTAH

2. Peraturan Presiden No.71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah
Kaca

Ketentuan pelaksanaan Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk menunjang kegiatan Rencana
Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN - GRK) berisi (1). Dasar pertimbangan: komitmen Pemerintah
Indonesia untuk penurunan emisi GRK (2). Pemahaman dan ketentuan umum Penyelenggaraan Inventarisasi Gas
Rumah Kaca (GRK); (3). Rincian kegiatan Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional & daerah

Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2012
Buku I: Pedoman Umum
Buku II: Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi dan Serapan Gas Rumah Kaca, yang terdiri dari 4 (empat) volume,
yaitu:
Volume 1: Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Pengadaan dan Penggunaan Energi
Volume 2: Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Proses Industri dan Penggunaan
Produk
Volume 3: Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan
Lahan Lainnya
Volume 4: Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Kegiatan Pengelolaan Limbah.
Maksud

Menyediakan informasi ringkas mengenai


pelaksanaan inventarisasi emisi GRK di
tingkat nasional maupun provinsi dan/atau
kabupaten/kota

5
Tujuan
• Pelaksanaan dan/atau pengkoordinasian
inventarisasi GRK di tingkat pusat (nasional),
wilayah (provinsi dan kabupaten/kota) yang dapat
dipercaya, akurat, konsisten, dan berkelanjutan
• Penghitungan/estimasi emisi dan serapan GRK
• Pelaporan tingkat dan status emisi GRK
• Pemantauan tingkat dan status emisi GRK
• Penyusunan dokumen tingkat dan status emisi GRK
• Pelaksanaan inventarisasi emisi GRK dengan
metodologi yang disepakati internasional/ nasional

6
Sasaran

• Agar tersedianya informasi mengenai tingkat


dan status emisi GRK di tingkat pusat (nasional)
maupun di tingkat daerah (provinsi atau
kabupaten/kota) setiap tahun
• Tingkat emisi: merujuk pada inventarisasi gas
rumah kaca pada tahun tertentu yaitu tahun
dasar
• Status emisi: inventarisasi gas rumah kaca
dari satu seri tahun yang dapat menunjukkan
tren perubahan tingkat emisi dari tahun ke
tahun
7
Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Prinsip Dasar
• Terdapat lima prinsip dasar yang harus
dipenuhi :
– transparansi (Transparency)
– akurasi (Accuracy)
– konsistensi (Consistency) komparabel
– dapat diperbandingkan (Comparability)
– kelengkapan (Completeness)

atau sering disingkat dengan TACCC


9
Transparansi (Transparency)
• Yang harus transparan agar mudah dimengerti
orang lain adalah:
– Metodologi
– Sumber data
– Faktor emisi
– Asumsi yang digunakan untuk menduga data
aktivitas tertentu dari data lain yang tersedia
– Referensi yang digunakan dalam penyusunan
inventarisasi

10
Akurasi (Accuracy)
• Dalam menduga emisi atau serapan GRK
harus diupayakan sedapat mungkin tidak
menghasilkan dugaan emisi yang terlalu
tinggi (over estimate) atau terlalu rendah
(under estimate)

11
Kelengkapan (Completeness)
• Meliputi:
– Semua dugaan emisi dan serapan untuk semua
jenis GRK
– Alasan mengapa sumber emisi atau rosot tidak
dihitung atau dikeluarkan dari inventarisasi GRK
– Batas (boundary) yang digunakan untuk
menghindari adanya perhitungan ganda (double
counting) atau adanya emisi yang tidak dilaporkan

12
Kelengkapan (Completeness)
Simbol Kelengkapan
• Simbol kelengkapan:
– NA (not applicable)  sumber/rosot tersebut tidak
menghasilkan emisi atau serapan untuk jenis gas tertentu
– NO (not occurring)  emisi atau serapan memang tidak
terjadi
– NE (not estimated)  belum dihitung karena
ketidaktersediaan data
– IE (including elsewhere)  dihitung tetapi
perhitungannya masuk ke dalam kategori sumber/rosot
yang tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan
karena alasan tertentu
– C (confidential)  tidak dilaporkan secara tersendiri
dalam sub-kategori tertentu karena alasan kerahasiaan
tetapi sudah dimasukkan di tempat lain atau digabungkan
ke dalam kategori lain
13
Konsistensi (Consistency)
• Semua estimasi emisi dan serapan dari
sumber/rosot untuk semua tahun
inventarisasi harus menggunakan metode
yang sama dengan kategori sumber dan
rosot yang sama  merefleksikan
perubahan emisi dari tahun ke tahun
• Apabila pada tahun inventarisasi tertentu ada
perubahan, maka perlu dilakukan
perhitungan ulang (recalculation) untuk
tahun inventarisasi lainnya sehingga kembali
menjadi konsisten
14
Komparabel (Comparability)
• Inventarisasi GRK harus dilaporkan
sedemikian rupa sehingga dapat
diperbandingkan dengan inventarisasi GRK
dari daerah lain atau dengan negara lain.
• Format pelaporan:
– Inventarisasi GRK  format yang telah
disepakati oleh COP
– Kategori sumber/rosot Format Pelaporan
Umum (Common Reporting Format/CRF) yang
telah disepakati.
15
Tahapan Penyelenggaaran Inventarisasi Gas
Rumah Kaca
• Siklus Penyelengaraan Inventarisasi
• Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
• Analisis Konsistensi
• Analisis Kategori Kunci GRK (Key Category
Analysis)
• Penjaminan dan Pengendalian Mutu Inventory
(QA/QC) dan Verifikasi

16
Siklus Penyelengaraan Inventarisasi GRK

17
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)

18
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Istilah

• Istilah untuk menyatakan ketidakpastian:


– Ketidakpastian (Uncertainty)  Kurangnya
pengetahuan tentang nilai sebenarnya (true
value)
– Akurasi (Accuracy)  Kesesuaian antara nilai
sebenarnya dengan rata-rata hasil observasi
– Presisi (Precision)  Kesesuaian antara rata-
rata nilai dari hasil pengukuran berulang
– Keragaman (Variability)  Keberagaman dari
suatu peubah menurut waktu dan ruang atau
anggota dari suatu populasi
19
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Perbedaan Akurat dan Presisi

20
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Faktor Penyebab

• Faktor penyebab:
– Ketidaklengkapan data
– Model
– Ketidaktersediaan data
– Ketidakketerwakilan data
– Kesalahan acak sample
– Kesalahan pengukuran
– Kesalahan pelaporan atau klasifikasi
– Kehilangan data
21
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Problem Solver
• Cara mengurangi tingkat uncertainty:
– Memperbaiki konsep atau asumsi
– Memperbaiki struktur dan paramater model
perhitungan
– Meningkatkan keterwakilan (Improving
representativeness) data
– Menggunakan metode pengukuran yang lebih teliti
– Mengumpulkan lebih banyak data hasil
pengukuran
– Menghindari risiko bias
– Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap kategori dan proses yang menghasilkan
emisi
22
Analisis Ketidakpastian (Uncertainty Analysis)
Perhitungan Besar Uncertainty

• Cara menghitung besar uncertainty:


– Rumus pada pendekatan penjumlahan

– Pendekatan penjumlahan dan perkalian

Dimana U ialah persen uncertainty dari


emisi dan x ialah nilai emisi
23
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)

• Manfaat:
– Diperlukan untuk keperluan analisis tren
perubahan emisi dari waktu ke waktu
– Apabila ada masalah ketidaktersediaan data
pada tahun tertentu, penyusun inventarisasi
GRK perlu mengisi data yang tidak tersedia
tersebut

24
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)
Metode Overlap

• Metode Overlap
Teknik yang digunakan apabila suatu metode
baru diperkenalkan tetapi data yang tersedia
untuk menggunakan teknik baru tersebut
hanya untuk sebagian tahun inventarisasi
saja, tidak untuk semua tahun.

25
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)
Metode Overlap
• Rumus Metode Overlap

• Dimana,
y0 = nilai emisi/serapan dugaan yang dihitung dengan
metode overlap
x0 = nilai emisi/serapan dugaan yang diduga dengan
metode sebelumnya
yi dan xi adalah nilai dugaan yang diperoleh dari
metode baru dan metode sebelumnya selama
periode waktu yang overlap yaitu dari tahun ke-m
sampai ke-n

26
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)
Metode Surrogate

• Metode Surrogate
Metode untuk membangkit data dengan cara
menduga data tersebut dari data lain yang memiliki
hubungan dengan data tersebut. Contoh: besar
populasi semakin banyak limbah yang diproduksi

y0 dan yt = emisi/serapan dugaan tahun ke-0 dan


ke-t
s0 dan st = parameter statistic surrogate tahun ke-0
dan ke-t
27
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)
Metode Interpolasi

• Metode Interpolasi
Metode mengisi data diantara dua seri data
dengan asumsi bahwa emisi antara dua seri
data tidak ada mengalami perubahan drastis
atau laju pertumbuhan emisi tetap tidak
mengalami perubahan

28
Analisis Konsistensi (Consistency Analysis)
Metode Ekstrapolasi Tren

• Metode ekstrapolasi tren


Metode untuk menduga data diluar seri data
yang ada (bisa mundur untuk mendapatkan
emisi tahun dasar atau maju untuk
mendapatkan emisi terkini) dengan asumsi
emisi ke depan mengikuti tren data historis atau
diasumsikan tidak ada perubahan tren

29
Analisis Kategori Kunci GRK (Key Category
Analysis)
Manfaat:
• Membantu mengidentifikasi sumber/rosot yang
perlu mendapat prioritas dalam pelaksanaan
program perbaikan kualitas data aktifitas
maupun faktor emisi
• Membantu untuk mengindentifikasi
sumber/rosot yang dalam perhitungan
emisi/serapan perlu menggunakan metode
dengan tingkat ketelitian (tier) yang lebih tinggi
• Membantu mengidentifikasi sumber/rosot mana
yang perlu mendapatkan perhatian utama
terkait dengan upaya pembuatan sistem
penjamin dan pengendalian mutu data (QA/QC).
30
Analisis Kategori Kunci GRK
Sistematika

31
Analisis Kategori Kunci GRK
Pendekatan Pertama

• Pendekatan pertama
– Apabila inventarisasi GRK hanya 1 tahun
maka analisis kategori kunci dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap tingkat emisi
(Level Assessment)
– Apabila lebih dari satu tahun dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap tren emisi (Trend
Assessment)

32
Analisis Kategori Kunci GRK
Pendekatan Pertama – Level Assessment

• Level Assessment

33
Analisis Kategori Kunci GRK
Pendekatan Pertama – Trend Assessment

• Trend Assessment

34
Analisis Kategori Kunci GRK
Pendekatan Pertama – Trend Assessment

• Trend Assessment (Apabila emisi pada


tahun dasar bernilai 0)

35
Analisis Kategori Kunci GRK
Pendekatan Kedua

• Pendekatan kedua  menentukan kategori


kunci dari hasil inventarisasi GRK yang
informasi uncertainty tersedia

36
Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu:
• Sistem pelaksanaan kegiatan rutin yang
ditujukan untuk menilai dan memelihara
kualitas dari data dan informasi yang
dikumpulkan dalam penyelenggaraan
inventarisasi GRK
• Dilakukan oleh orang yang
bertanggungjawab dalam pengumpulan data
dan informasi tersebut
37
Pengendalian Mutu (QC)
Tujuan

Tujuan pengendalian mutu:


• Menyediakan mekanisme pengecekan rutin
dan konsisten agar data yang dikumpulan
memiliki integritas, benar dan lengkap
• Mengidentifikasi dan mengatasi kesalahan
dan kehilangan data
• Mendokumentasikan dan menyimpan
semua data dan informasi untuk
inventarisasi GRK dan mencatat semua
aktivitas pengendalian mutu yang dilakukan
38
Penjaminan Mutu (Quality Assessment)
Penjaminan mutu:
• Melakukan review yang dilaksanakan oleh
seseorang yang secara langsung tidak
terlibat dalam penyelenggaraan inventarisasi
GRK
• Dilakukan oleh pihak ketiga yang
independen.
• Proses review dilakukan setelah
inventarisasi GRK selesai dilaksanakan dan
sudah melewati proses pengendalian mutu
39
Verifikasi
Verifikasi
• Proses pengecekan inventarisasi GRK
dengan melibatkan pihak ketiga yang
independen
• Menghitung kembali pendugaan emisi dan
serapan dengan menggunakan data
independen termasuk membandingkannya
dengan dugaan emisi dan serapan GRK
dari kajian pihak lain atau melalui penggunaan
metode alternatif lainnya
40
QA/QC
ISO

41
Metode Umum Pendugaan Emisi dan Serapan
GRK
Pedoman dari IPCC untuk Inventarisasi Gas
Rumah Kaca
• IPCC (1997). Revised 1996 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas
Inventories: Volumes 1, 2 and 3. Houghton, J.T., Meira Filho, L.G., Lim, B.,
Tréanton, K., Mamaty, I., Bonduki, Y., Griggs, D.J. and Callander, B.A. (Eds).
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), IPCC/OECD/IEA, Paris,
France
• IPCC (2000). Good Practice Guidance and Uncertianty Management in
National Greenhouse Gas Inventories. Penman, J., Kruger, D., Galbally, I., Hiraishi,
T., Nyenzi, B., Enmanuel, S., Buendia, L., Hoppaus, R., Martinsen, T., Meijer,
J., Miwa, K. And Tanabe, K. (Eds). Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC), IPCC/OECD/IEA/IGES, Hayama, Japan
• IPCC (2003). Good Practice Guidance for Land Use, land-Use Change and
Forestry. Penman, J., Gytarsky, M., Hiraishi, T., Kruger, D., Pipatti, R., Buendia, L.,
Miwa, K., Ngara, T., Tanabe, K. and Wagner, F. (Eds). Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC), IPCC/IGES, Hayama, Japan
• IPCC (2006).2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories:
Volume 1, 2, 3, 4 and 5, Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories
Programme, Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K., Ngara T. and Tanabe K. (eds).
Published: IGES, Japan
43
Persamaan Umum Pendugaan Emisi GRK
Emisi/Penyerapan GRK = AD x EF
Dimana,
AD (data aktivitas): data kegiatan
pembangunan atau aktivitas manusia yang
menghasilkan emisi atau serapan GRK
EF (faktor emisi atau serapan GRK):
menunjukkan besarnya emisi/serapan per
satuan unit kegiatan yang dilakukan

44
Persamaan Umum Pendugaan Emisi GRK
Data Aktivitas

Data Aktivitas
• Beberapa data aktivitas yang diperlukan
hanya tersedia di tingkat nasional
• Metode atau teknis yang dapat digunakan
untuk mendapatkan data aktivitas dengan
menggunakan data lain (seperti metode
‘surrogate data’) perlu untuk diidentifikasi dan
didiskusikan dengan lembaga pengumpul
data terkait

45
Persamaan Umum Pendugaan Emisi GRK
Faktor Emisi
• Faktor Emisi Daerah dimana faktor emisi lokal belum
tersedia disarankan untuk menggunakan faktor emisi
lokal untuk daerah lain atau faktor emisi nasional
dan regional
• IPCC sedang mengembangkan Basis Data untuk
Faktor Emisi (Emission Factor Database atau EFDB)

kompilasi faktor emisi dari berbagai negara dan wilayah


yang dapat dimanfaatkan oleh daerah dalam memilih
faktor emisi yng diperlukan dalam penyelenggaraan
inventarisasi GRK
(http://www.ipcc-nggip.iges.or.jp/EFDB/main.php)
46
Pemilihan Metodologi Inventarisasi GRK
Menurut Tingkat Ketelitian (TIER)
• Tier 1
Metode perhitungan emisi dan serapan menggunakan persamaan
dasar (basic equation) dan faktor emisi default atau IPCC default
values (faktor emisi yang disediakan dalam IPCC Guideline) dan data
aktivitas yang digunakan sebagian bersumber dari sumber data global
• Tier 2
Perhitungan emisi dan serapan menggunakan persamaan yang lebih rinci
misalnya persamaan reaksi atau neraca material dan menggunakan
faktor emisi lokal yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung dan
data aktivitas berasal dari sumber data nasional dan/atau daerah.
• Tier 3
Metode perhitungan emisi dan serapan menggunakan metode yang
paling rinci (dengan pendekatan modeling dan sampling). Dengan
pendekatan modeling faktor emisi lokal dapat divariasikan sesuai
dengan keberagaman kondisi yang ada sehingga emisi dan serapan
akan memiliki tingkat kesalahan lebih rendah.

47
Pengarsipan Data dan Informasi dalam
Penyelenggaraan Inventarisasi GRK
Berisi tentang:
• Deskripsi singkat semua kategori dan sub-kategori sumber dan rosot,
terkait peran penting dari kategori dan sub-kategori tersebut dalam
pembangunan nasional dan daerah, dan perubahan tingkat emisi atau serapan.
• Deskripsi singkat tentang metodologi yang digunakan dalam perhitungan
emisi dan serapan dari setiap kategori dan penjelasan kenapa metode tersebut
dipilih.
• Data aktivitas yang digunakan disertai informasi tahun, satuan yang
digunakan dan faktor konversi satuan, sumber dimana data aktivitas
diperoleh beserta alamatnya, deskripsi singkat pelaksanaan penjaminan dan
pengedalian mutu yang dilakukan oleh lembaga pengumpul data aktivitas,
dan sumber data lain yang dijadikan rujukan dalam pengecekan data.
• Faktor emisi yang digunakan serta nilainya dan sumber dimana ia diperoleh
serta alamat kontak kalau tersedia, deskripsi singkat pelaksanaan penjaminan
dan pengendalian mutu, dan penjelasan singkat mengapa faktor emisi tersebut
sesuai untuk kondisi nasional atau daerahnya.
• Rencana perbaikan yang akan dilakukan baik dari sisi peningkatan kualitas atau
mutu data aktivitas, faktor emisi, dan metodologi.

48
Pelaporan Inventarisasi
Mekanisme Kelembagaan dalam Pelaporan
Inventarisasi GRK
• KLH membangun Sistem Inventarisasi Gas
Rumah Kaca Nasional (SIGN) dengan prioritas
kegiatan:
– Meningkatkan metodologi, data aktivitas dan faktor-
faktor emisi
– Memperkuat kelembagaan pengaturan, fungsi, dan
operasi pengarsipan, memperbarui dan mengelola
inventarisasi GRK
– Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya
Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional untuk
pengembangan strategi mitigasi.
– Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
untuk mengembangkan dan mengelola Inventarisasi
GRK.
50
Sistem Pelaporan Inventarisasi Gas Rumah
Kaca Nasional

51
Sistem Pelaporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dari
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota ke Pemerintah Pusat

52
Aliran Data dan Informasi Penyusunan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca
• Manfaat
– Menghindari perhitungan ganda dan
ketidakjelasan lembaga mana yang
bertanggungjawab dalam mengkompilasi data dan
parameter yang diperlukan untuk perhitungan
emisi
– menghindari terjadinya deviasi yang besar antara
inventarisasi yang dihitung di tingkat nasional
dan total emisi dari semua provinsi atau semua
kabupaten/kota

53
Penyusunan Inventarisasi GRK
Aliran informasi dan
aktivitas pada penyusunan
inventarisasi GRK sektor
industri (manufaktur,
konstruksi termasuk
kehutanan seperti indistri
pulp dan kertas, dan
perkebunan besar seperti
industri pengolahan minyak
sawit atau komoditi
perkebunan lainnya)

54
Aliran informasi dan aktivitas pada
penyusunan inventarisasi GRK dari
penggunaan energi dan
penanganan limbah di
industri/produsen energi

55
Aliran informasi dan aktivitas pada
penyusunan inventarisasi GRK dari
penggunaan energi di sektor
transportasi

56
Aliran informasi dan aktivitas pada
penyusunan inventarisasi GRK
dari sektor pertanian, kehutanan
dan penggunaan lahan lainnya
(AFOLU).
Jenis data yang dikumpulkan oleh
dinas terkait ialah yang tidak
masuk dalam kategori jenis
data yang sudah dicakup oleh
sektor proses industri

57
Aliran informasi dan aktivitas
pada penyusunan inventarisasi
GRKdari limbah domestik

58
Aliran informasi dan aktivitas
pada penyusunan inventarisasi
GRK dari Limbah Industri
Manufaktur

59
Tahun Dasar Pelaporan Inventarisasi GRK
• Apabila ketersediaan data tahun 1994 masih
terbatas dan sulit untuk dikumpulkan maka
tahun 2000 dapat dijadikan sebagai tahun
dasar
• COP17 tentang kewajiban menyampaikan
laporan dua tahunan (Biennial Update
Report/BUR): inventarisasi GRK harus
dilaporkan setiap tahun sampai tahun terkini
sejalan dengan ketersediaan data
• Peraturan Presiden Nomor 71/2011:
inventarisasi GRK yang dilaporkan ialah
tingkat, status dan kecenderungan perubahan
emisi 60
Wilayah Batas Pelaporan Inventarisasi Gas
Rumah Kaca
• Emisi lintas batas (emisi GRK dari satu wilayah
sumbernya bisa berasal wilayah lain)
– Sektor limbah padat domestik
Emisi akan dihitung pada wilayah dimana TPA
berada walaupun sumber sampahnya sebagian
besar bukan berasal dari masyarakat di wilayah
administrasi tersebut
– Sektor transportasi
Emisi dihitung di wilayah tempat bahan bakar
tersebut diperoleh karena data konsumsi bahan
bakar akan dicatat oleh wilayah tersebut terlepas
apakah yang membeli bahan bakar minyak itu adalah
konsumen yang berasal dari daerah lain dan
menggunakannya di wilayah administrasi lain
61
Wilayah Batas Pelaporan
Sesuai Batas Administrasi

• Batas wilayah perhitungan emisi ialah


menggunakan batas administrasi, sesuai
dengan lokasi pencatatan data aktivitas

• Efek: tingkat emisi dari suatu wilayah


administrasi dimana sumber emisi yang
bersifat lintas batas cukup tinggi bisa
memiliki tingkat emisi yang tinggi walaupun
sebenarnya sumber emisinya bukan dari
wilayah tersebut
62
Wilayah Batas Pelaporan
Perhitungan Emisi TPA
Pengaturan untuk perhitungan emisi dari TPA yang bersifat lintas
batas:
1. TPA sampah yang lokasinya berada di satu wilayah administrasi
kabupaten/kota, maka perhitungan emisi dilakukan oleh lembaga
terkait yang menangani sampah di kabupaten/kota/provinsi
dimana lokasi TPA tersebut berada, walaupun sampah juga
berasal dari kabupaten/kota/provinsi lain.
2. TPA sampah yang lokasinya berada di perbatasan dua
wilayah administrasi kabupaten/kota, maka perhitungan emisi
dilakukan oleh lembaga terkait yang telah ditunjuk di tingkat
provinsi.
3. TPA sampah yang lokasinya berada di perbatasan dua
wilayah administrasi provinsi, maka perhitungan emisi
dilakukan oleh lembaga terkait yang telah ditunjuk di tingkat
nasional.

63
Isi Laporan
1. Prosedur dan pengaturan yang dilakukan dalam pengumpulan
data dan penyimpanannya serta upaya yang dilakukan agar
proses pengumpulan dan penyimpanan data tersebut menjadi
suatu proses yang berkelanjutan termasuk informasi peran
lembaga-lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan
inventarisasi GRK.
2. Hasil inventarisasi gas rumah kaca beserta kecenderungan
perubahannya (trend), khususnya untuk tiga gas utama yaitu
CO2, CH4 dan N2O.Disamping tiga gas utama ini, emisi dari
gas hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs) dan
sulphur hexafluoride (SF6) juga perlu dilaporkan apabila tersedia
datanya termasuk carbon monoxide (CO), nitrogen oxides
(NOx), nonmethane volatile organic compounds (NMVOCs) dan
SOx. Selain ke dua hal pokok ini, hal yang perlu dilaporkan
ialah rencana perbaikan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas inventarisasi GRK.

64
Isi Laporan

65
66
67
68
69
70
Emission Inventory for Pollutants (Non
Greenhouse Gases)

71
Reference
• Regulation of Ministry of Environment Number
12 Year 2010 Appendix 2  Guideline of
ambient and sources inventorization
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 12
Thn 2010 Lampiran 2 tentang Pedoman
Inventarisasi data Mutu udara Ambien dan
Sumber Pencemar Udara
Content
1. Emission Inventory
2. Source Inventory

73
Ambient Inventory

74
Methods
• Automatic sampling  monitoring station (like
SUF in Surabaya, JAF in Jakarta)
• Manual sampling

75
Code of Monitoring Station
• We should name each monitoring station
• Official name  Stasiun Pemantau Kualitas
Udara (SPKU) (in english: Air Quality
Monitoring Station)
• However, since 2001 Surabaya used SUF
(Surabaya Fixed Unit)

76
Code of Monitoring Station
• 6 digits
XYLSAB
X: Province Code
Y: city code
L: type of monitoring location (roadside (R),
residential (P), industry (I), others (L)
S: monitoring type, O for automatic, M for manual
A: abbreviation for district (kecamatan)
B: abbr for monitoring location
77
Arif Rahman Hakim

78
Example
• All the codes are available in the PermenLH
No 12 Thn 2010 Lampiran 2 (Appendix 2)
• SPKU di Jawa Timur, Kota Surabaya,
Kecamatan Sukolilo, di Arif Rahman Hakim,
automatic type:
• X of Jawa Timur : 35, Y of Surabaya: 78, L 
P (residential), S  O (automatic), A  Skl
(for instance), B  Arh
• The code would be: 3778POSklArh
79
Note
• Applies for new system since 10 cities have
already had their own name system

80
Concentration Data Inventory
• Taken from SPKU (monitoring stations) or
manuals
• Data from monitoring stations is annually or
monthly averaged

81
Pollutant Sources Inventorization
• Sources: anthropogenic (industries, vehicles
and so on) and natural (volcanoes, ocean,
swamps)
• Type of sources: area, line, and point

82
Inventory Sectors
Sectors:
1. Energy
– Mobile sources
– Stationary sources
– Fugitive (coal and gas)
2. Industrial processes and product usage
3. Land use, forestry, and farming
4. Waste
– Solid waste,
– wastewater,
– incinerator
83
Computing Emission inventory

• Ea = pollutant load of a (ton/year)


• VKTb,c = total annual trip distance of vehicle b using
fuel type c (km/year)
• Fea,b,c = emission factor of a pollutant from vehicle b
using fuel type c, (g/km)
• A = pollutants (1-6 for CO, NO2, HC, PM10, SO2,
CO2)
• B = vehicle categories (see next page)
• C = fuel type (1-2 for gasoline (bensin) and84
solar)
Vehicle Types

85
Vehicle Types

86
What is Emission Factor?
• Averaged statistics from the amount of
pollutant mass emitted per unit activities (g
CO2/km travel, gr CO2/L fuel)
Emission factors are influenced by:
– Geography (contour and meteorology)
characteristis
– Fuel type
– Vehicle technology
– Driving pattern and cycle

87
Emission Factors

88
Emission Factors

89
Type of Emission
• Normal emission  comes from controlled
sources (stack), we can monitor its flow
• Abnormal emission  comes from small point
sources e.g. Fugitive, start up process,
shutdown process, maintenance: hard to
control and measure
• Accidental emission  leakage, small
spillage, flame and explosion: emergency
response is required

90
Obtaining Emission Factors
• From stationary sources, better to use
continuous monitoring such as CEMS
(Continuous Emission Monitoring System) 
ug/m3, or mg/m3
• By obtaining its flow in m3/sec, we can get
emission factors
• (Mg/m3)/(m3/sec) = mg/sec
• Use from other literatures

91
Emission from stack
• If there is control device (e.g., absorption, wet
scrubber), dont forget to add efficiency factor
E = Act x FE x (1-ER/100)
• Act = activity (gr coal/month, L fuel/km, etc)
• FE = emission factor (ex. gr CO2/gr coal, gr
NOx/L fuel)
• ER = removal efficiency (%)

92
Example
• In one industry, they use coal
• EF of SO2 is known to be 6,2 gr SO2/kg coal
• A day  20 ton of coal are consumed
• Emission load:
• 6,2 (gr SO2/kg coal) x 20.000 kg coal ~ 1.240 kg
SO2/day
• How much per year..?  452,6 ton SO2/year
• Assuming 24/7 operation in 365 days
• We need more details info e.g, operation hrs/day,
holidays etc
93
Questionnaire
• Forms and questionnaire for air quality
monitoring and emission calcuation are locate
at appendix 2, Ministry regulation Number 12
Year 2010
• Please observe..
• When you work at a company, you WILL do
that
• When you take certification exam, you WILL
be asked those
94
References
• Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah
Kaca Nasional, Buku I – Pedoman Umum. (2012)
Kementerian Lingkungan Hidup
• Vallero D. (2008) Fundamental of Air Pollutions. 4th
Edition, Elsevier, New York (Chapter 10)
• LAMPIRAN II. FORMULIR PENILAIAN TAHAP I
ADMINISTRASI. UNTUK PESERTA
(KOTA/KABUPATEN). PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA TAHUN
2012. Dishub Surabaya
• Suhadi, D. R. 2008. Penyusunan Petunjuk Teknis
Perkiraan Beban Pencemaran Udara dari
Kendaraan Bermotor Di Indonesia. Kementrian
Lingkungan Hidup. 95

You might also like