Professional Documents
Culture Documents
Dokter Pembimbing:
Mayor Ckm dr. Machnizar Sentari, Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PRIMA
INDONESIA
RUMAH SAKIT PUTRI HIJAU TK II
MEDAN
2018
F50 - F59
SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FISIOLOGIF dan FAKTOR FISIK
F53 GANGGUAN MENTAL dan PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASA NEFAS YTK
F53.0 Gangguan mental dan perilaku ringan yang berhubungan dengan masa nifas YTK
F53.1 Gangguan mental dan perilaku berat yang berhubungan dengan masa nifas YTK
F53.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya yang berhubungan dengan masa nifas YTK
F53.9 Gangguan jiwa masa nifas YTT
F54 FAKTOR PSIKOLOGIS dan PERILAKU YANG BER- HUBUNGAN DENGAN GANGGUAN atau PENYAK T
YDK
F55 PENYALAHGUNAAN ZAT YANG TIDAK MENYEBiJB- KAN KETERGANTUNGAN
F55.0 Antidepresan
F55.1 Pencahar
F55.2 Analgetika
F55.3 Antasida
F55.4 Vitamin
F55.5 Steroida ataa hormon
F55.6 Jamu
F55.8 Zat lainnya yang tidak menyebabkan ketergantungan
F55.9 YTT
F59 SINDROM PERILAKU YTT YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FISIOLOGIS dan FAKTOR
FISIK
Pedoman Diagnostik
• Ciri khas ganguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau
dipertahankan oleh penderita.
• Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal- hal seperti dibawah ini:
a) Berat badan tetap dipertahankan 15 % dibawah yang seharusnya (baik yang berkurang
maupun yang tak pernah dicapai), atau "Quetelet's body-mass index" adalah 17,5 atau kurang
(Quetelet's body-mass index = berat [kg] / tinggi [m]2). Pada penderita pra-pubertas bisa saja
gagal mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan.
b) Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan yang
mengandung lemak dan salah satu atau lebih dari hal-hal yang berikut ini:
– merangsang muntah oleh diri sendiri;
– menggunakan pencahar (urus-urus);
– olah raga berlebihan;
– memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika.
c) Terdapat distorsi "body-image" dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan
gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terbadap berat badan
yang rendah.
d) Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan "hypothalamic-pituitary-
gonadal axis”, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria
sebagai kehilangan minat dan potensi seksual. (Suatu kekecualian adalah
pendarahan vagina yang menetap pada wanita yang anoreksia yang menerima
terapi hormon, umumnya dalam bentuk pil kontrasep- si). Juga dapat terjadi
kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme
periferal dari hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
• Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah satu gejala dari
gangguan Lainnya, baik mental atau fisik. Walaupun gangguan tidur yang
spesifik terlihat gecara klinis berdiri sendiri, sejumlah faktor psikiatrik dan
atau fisik yang ter kait memberiltan kontribusi pada kejadiannya. Secara
umum adalah lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik
bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara
adekuat psikopatologi dan atau patofisiologinya.
F51.0 Insomia Non – Organik
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur / "sleep attacks"
(tidak dise- babkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari
saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness);
b) gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun
waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan;
c) tidak ada gejala tambahan "narcolepsy" (cataplexy, sleep paralysis, hypnagogic
hallucination) atau bukti klinis untuk "sleep apnoe" (nocturnal breath cessation, typical
intermittent snoring sounds, etc.);
d) tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang
hari.
• Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain, misalnya
Gangguan Afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasari- nya,
Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditanibahkan bila hipersomnia merupakan keluhan
yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya.
F51.2 Gangguan Jadwal Tidur –Jaga Non-Organik
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) pola tidur-jaga dari individu tidak seirama (out of synehrony) dengan pola tidur-
jaga yang normal bagi masyarakat setempat;
b) insomnia pada walctu orang-orang tidur dan hipersom- nia pada waktu
kebanyakan orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 buian
atau berulnng dengan kurun waktu yang lebih pendek.
c) keadak-puasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan.
• Adanya gejala gangguan jiwa lain, seperti anxietas, de- presi, hipomania, tidak
menutup kemungkinan diagnosis gangguan jadwal tidur-jaga non-organik, yang
penting adanya dominasi gambaran klinis gangguan ini pada penderita. Apabila
gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis
gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.
F51.3 Somnambulisme (Sleepwalking)
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur,
biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan;
(kesadaran berubah)
b) selama satu episode, individu menuiyukkan wajah bengong (blank, staring
face), relatif tak memberi res- pons terhadap upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan atau untuk. berkomunikasi dengan penderita, dan
hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidur- nya dengan susah payah.
c) pada waktu sadar/bangun (sefclah satu episode atau besok paginya),
individu tidak ingat apa yang terjadi;
d) dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut,
tidak ada gangguan aktivitas mental,walaupun dapat dimulai dengan sedikit
bi- ngung dan disorientasi dalam waktu singkat.
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
Pedoman Diagnostik
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak
karena panik, diser- tai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan hiperaktivitas
otonomik seperti jantung berdebar-de- bar, napas cepat, pupil melebar, dan
berkeringat;
b) episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1 - 10 menit, dan
biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malani;
c) secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi
keadaan teror tidur- nya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun
biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-ge- rakan berulang;
d) ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas pada satu
atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);
e) tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
• Teror tidur harus dibedakan dari Mimpi Buruk (F51.5), yang biasanya terjadi setiap saat dalam
tidur, mudah di- bangunkan, dan teringat dengan jelas kejadiannya.
• Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai
karakteristik klinis dan patofisio- logis yang sama.
F51.5. Mimpi Buruk (nightmares)
Pedoman Diagnostik
a) terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang
menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid),
biasanya perihal ancaman kelasigsungan hidup, keamanan, atau harga diri;
terbangun-nya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang
khas adalah p~Ja paruh kedua masa tidur;
b) setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, indi- vidu segera sadar
penuh dan mampu mengenali ling- kungannya;
c) pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan
penderitaan cukup berat bagi individu.
• Sangat penting untuk membedakan Mimpi Buruk dari Teror Tidur, dengan
memperhstikan gambaran klinis yang khas untuk masing- masing
gangguan.
F51.8 Gangguan Tidur Non-organik Lainnya
• Baik pria maupun wanita dapat kadang-kadang mengeluh dorongan seksual berlebihan sebagai problem
dalam dirinya, biasanya pada remaja akhir belasan tahun atau dewasa muda.
• Bila keadaan ini sekunder dari Gangguan Afektif (F30- F39) atau terjadi pada stadium awal dari Dementia
(F00- F03), maka gangguan primernya harus di-diagnosis.
F52.8 Disiuhgsi Seksual Lainnya, Bukan Disebabkan Oleh Gangguan atau Penyakit Organik
F52.9 Disfungsi Seksual YTT, Bukan Disebabkan Oleh Gangguan atau Penyakit Organik
F53 GANGGUAN MENTAL dan PEBILAKU YANG BERHU- BUNGAN DENGAN MASA NIFAS YTK
• Klasifikasi ini hanya digunakan untuk gangguan jiwa yang berhu- bungan dengan masa nifas (tidak lebih
dari 6 minggu setelah persalinan), yang tidak memenuhi kriteria di tempat lain.
F53.0 Gangguan Mental dan Perilaku Ringan Yang Berhu- bungan dengan Masa Nifas YTK
F53.1 Gangguan Mental dan Perilaku Berat Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK
F53.8 Gangguan Mental dan Perilaku Lainnya Yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK