AUTISME, DAN ADHD OLEH : RISMALA REVINA SARI RIZKI AMELIA ASUHAN KEPERAWATAN RETARDASI MENTAL PADA ANAK PENGERTIAN • Retardasi mental merupakan keadaan dengan intelegensi kurang (abnormal) atau dibawah rata-rata sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-kanak). Retardasi mental ditandai dengan adanya keterbatasan intelektual dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial (Sandra, 2010). ETIOLOGI
•Faktor Genetik •Faktor Prenatal •Faktor Perinatal •Faktor Pascanatal KLASIFIKASI • Menurut Maslim (2003) klasifikasi retardasi mental berdasarkan PPDGJ III:
F70 Retardasi Mental Ringan (IQ 55-69)
F71 Retardasi Mental Sedang (IQ 35-49)
F72 Retardasi Mental Berat (IQ 20- 34)
F73 Retardasi Mental Sangat Berat (IQ < 20)
F78 Retardasi Mental lainnya
PATOFISIOLOGI Faktor Genetik keluarga Kerusakan pada fungsi otak: Hernisfer kanan : keterlambatan Faktor perkembangan motorik kasar dan halus Hernisfer kiri : keterlambatan Hubungan Prenatal perkembangan bahasa, sosial dan kognitif sosial Faktor Perinatal perkembangan
Faktor Penurunan fungsi intelektual secara
Pascanatal umum Gangguan perilaku adaptif sosial KOMPLIKASI • Serebral palsi • Gangguan kejang • Gangguan kejiwaan • Gangguan konsentrasi/hiperaktif • Defisit komunikasi • Konstipasi PENATALAKSANAAN • Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN • Identitas Pasien • Riwayat Kesehatan • Pemeriksaan Fisik • Pengkajian Perkembangan • Pengkajian riwayat kesehatan DIAGNOSA KEPERAWATAN • Gangguan Tumbuh Kembang Berhubungan dengan Ketidakmampuan melakukan keterampilan / perilaku sesuai kelompok usianya • Gangguan Interaksi sosial berhubungan dengan kesulitan bicara atau kesulitan beradaptasi • Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan berhubungan dengan lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa. INTERVENSI • Gangguan Tumbuh Kembang Berhubungan dengan Ketidakmampuan melakukan keterampilan / perilaku sesuai kelompok usianya Tujuan : Setelah dilakukan tindakan tumbuh kembang anak menjadi normal dengan KH : • BB sesuai dengan jenis kelamin. • BB sesuai dengan umur • BB sesuai dengan TB • Kecepatan memperoleh BB • Kecepatan memperoleh TB • Lingkar kepala sesuai dengan umur Lanjutan….. INTERVENSI : • Bina hubungan saling percaya dengan anak. • Kaji faktor-faktor penyebab kelainan perkembangan pada anak • Identifikasi kebutuhan-kebutuhan anak. • Berikan stimulasi aktivitas sesuai umur • Monitor pola dari pertumbuhan (TB, BB , Lingkar kepala dan rujuk pada ahli gizi untuk memperoleh intervensi nutrisi PENGERTIAN
•Kesimpulannya bahwa Autisme adalah suatu
kondisi mengenai seseorang (anak) sejak lahir atau balita,yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang tidak normal. ETIOLOGI • Sepuluh tahun yang lalu penyebab autisme belum banyak diketahui dan hanya terbatas pada faktor psikologis saja. Tetapi sekarang ini penelitian mengenai autisme semakin maju dan menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab neurobiologist yang sangat kompleks. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Neutrologis • Test neupsikologis • Test pendengaran • MRI(Magnetic resonance imaging) • EEG(elektro encepalogram) • Pemeriksaan darah • Pemeriksaan urine. PENATALAKSANAAN • Terapi wicara: membantu anak melancarkan otot-otot mulut sehingga membantu anak berbicara yang lebih baik. • Terapi okupasi: untuk melatih motorik halus anak • Terapi perilaku PROSES ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN • Identitas Pasien • Riwayat Kesehatan • Pemeriksaan Fisik • Pengkajian Perkembangan • Pengkajian data focus pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive DIAGNOSA KEPERAWATAN • Gangguan interaksi social berhubungan dengan stimulus sensorik yang tidak sesuai • Gangguan Komunikasi verbal berhubungan dengan Perubahan patofisiologis yang terjadi sebagai respons terhadap kondisi-kondisi fisik tertentu seperti rubella pada ibu fenilketonuria tidak teratasi, ensefalitis, tuberous sclerosis, anoksia selama kelahiran sindrom fragilis X • Resiko Cedera berhubungan dengan Tugas-tugas perkembangan yang tidak terselesaikan dari rasa percaya terhadap rasa tidak percaya INTERVENSI 1. Resiko Cedera berhubungan dengan Tugas-tugas perkembangan yang tidak terselesaikan dari rasa percaya terhadap rasa tidak percaya TUJUAN : Pasien akan mendemonstrasikan perilaku-perilaku alternative (misalnya memulai interaksi antara diri dengan perawat) sebagai respons terhadap kecemasan dengan criteria hasil: • Rasa gelisah dipertahankan pada tingkat anak merasa tidak memerlukan perilaku-perilaku menciderai diri • Pasien memulai interaksi antara diri dan perawat apabila merasa cemas LANJUTAN….. INTERVENSI : • Jamin keselamatan anak dengan memberi rasa aman, lingkungan yang kondusif untuk mencegah perilaku merusak diri • Kaji dan tentukan penyebab perilaku – perilaku mutilatif sebagai respon terhadap kecemasan • Pakaikan helm pada anak untuk menghindari trauma saat anak memukul-mukul kepala, sarung tangan untuk mencegah menarik – narik rambut, pemberian bantal yang sesuai untuk mencegah luka pada ekstremitas saat gerakan-gerakan histeris PENGERTIAN • ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah, suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan (Klikdokter, 2008) PENATALAKSANAAN • Memastikan keamanan anak dan keamanan orang lain dengan :Hentikan perilaku yang tidak aman, Berikan petunjuk yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, Berikan pengawasan yang ketat • Meningkatkan performa peran dengan cara : Berikan umpan balik positif saat memenuhi harapan, Manajemen lingkungan (misalnya tempat yang tenang dan bebas dari distraksi untuk menyelesaikan tugas) • Menyederhanakan instruksi/perintah untuk : Dapatkan perhatian penuh anak, Bagi tugas yang kompleks menjadi tugas-tugas kecil, Izinkan beristirahat PROSES ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN • Identitas Pasien • Riwayat Kesehatan • Pemeriksaan Fisik • Pengkajian Perkembangan • Activity daily living ( ADL ) DIAGNOSA KEPERAWATAN • Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsive • Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kelainan fungsi dari system keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan pengabaian anak • Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan INTERVENSI 1. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsive TUJUAN : Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain dengan kriteria hasil: • Anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemungkinan konsekuensi dari perilaku maladaptif diri sendiri • Anak mau mendiskusikan perasaan-perasaan yang sebenarnya • Anak memperlihatkan tingkah laku ang hati – hati LANJUTAN…. INTERVENSI : • Amati perilaku anak secara sering. Lakukan hal ini melalui aktivitas sehari-hari dan interaksi untuk menghindari timbulnya rasa waspada dan kecurigaan • Amati terhadap perilaku-perilaku yang mengarah pada tindakan bunuh diri • Dapatkan kontrak verbal ataupun tertulis dari anak yang menyatakan persetujuannya untuk tidak mencelakaka diri sendiri dan menyetujui untuk mencari staf pada keadaan dimana pemikiran kearah tersebut timbul