You are on page 1of 60

ANTIPARASIT

(ANTELMINTIK & AMUBISID)


Kelompok 1
3FA1

Adhia Dwi Komara


Anisa Amelia
Desty Meilinawati
Dina Nurkhaniawati
Indri Lestari
Lisna Egisna
M Rizky Rhamdan
Ryan Khunam Alamhari
Parasit
■ Dari bahasa Yunani “Parasitos” =
disamping makanan
■ Para = disamping sitos = makanan
■ Parasit adalah suatu organisme yang hidup
pada organ luar atau pada organ dalam
organisme lain yang bersifat merugikan.
Penggolangan Parasit
■ Berdasarkan tempat tinggal :
 Ecto-parasit (external parasite)  hidup
pada organ tubuh sebelah luar inangya.
 Endo-parasit ( internal parasite) 
hidup pada organ tubuh sebelah dalam
inangnya.
■ Berdasarkan siklus hidup :
 Intermitten
 Facultative
 Obigatery
Parasit
Antiparasit

Antaparasit adalah obat yang


digunakan untuk membunuh
penyakit yang disebabkan oleh
parasit
Klasifikasi Antiparasit

■ Antelmintik
■ Antiamoeba
■ Antiprotozoa
■ Antimalaria
■ Antifungi
Antelmintik

Antelmintik atau obat anticacing


adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi
cacing dalam lumen usus atau
jaringan tubuh.
Penyakit Cacing

■ Umumnya penyakit cacing bukanlah penyakit


serius
■ Di Indonesia disebut “penyakit rakyat umum”
■ 60 % anak anak di Indonesia menderita infeksi
cacing
Penularan

■ Mulut
■ Luka
■ Pembuangan tinja yang sembarangan
■ Diagnosis cacing dari pemeriksaan
mikroskopis dari telur atau larva dalam
tinja, urin, dan darah
Jenis Cacing
■ Nematoda  cacing kremi, gelang,
tambang, cambuk. infeksi dari telur larva
atau cacing itu sendiri
Jenis Cacing
■ Plathelminthes
 Cacing pita (Cestoda)  kelamin ganda,
bentuk pita, tidak memiliki saluran
cerna.
 Cacing pipih (Trematoda)  hemafrodit,
bentuk daun, kelamin terpisah
■ Nematoda  cacing kremi, gelang,
tambang, infeksi dari telur larva atau cacing
itu sendiri
Wuchereria Bancrofti and Brugia
Species (Lymphatic Filariasis)
■ menyebabkan filariasis manusia tinggal baik dalam limfatik
atau jaringan lain.
■ Disebarkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi
■ Rekomendasi WHO : gabungan terapi dengan Albendazole
dan diethylcarbamazine
Siklus Hidup
Wuchereria Bancrofti and Brugia Species
Siklus Hidup
Loa Loa (Loiasis)
Siklus Hidup
Onchocerca volvulus (onchocerciasis atau River Blindness)
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
CESTODA Diphyllobothrium Latum (cacing pita
Taenia solium
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
Hymenolepis Nana (cacing pita kerdil)
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
Echinococcus Spesies
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
TREMATODA
Schistosoma Haematobium, mansoni Schistosoma,
Japonicum Schistosoma
■ cacing darah yang menyebabkan
schistosomiasis manusia.
■ Schistosomiasis terutama melibatkan hati,
limpa, dan saluran GI (S. mansoni dan S.
japonicum) atau saluran genitourinari rendah
(S. haematobium).
■ Praziquantel adalah obat pilihan untuk
schistosomes.
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
TREMATODA
Paragonimus westermani dan Paragonimus Spesies Lainnya
Siklus Hidup (Gol. Plathelminthes)
TREMATODA
Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverrini,
Opisthorchis felineus
Siklus Hidup (Gol. Nematoda)
Trichinella spiralis
Siklus Hidup (Gol. Nematoda)

Ancylostomiasis
Siklus Hidup (Gol. Nematoda)
Enterobius Vermicularis / Cacing Kremi
Antelmintik
■ Gol. Benzimidazoles (BZAs)
A. Mebendazol
B. Albendazol
C.Tiabendazol
■ Pirantel Pamoat
■ Piperazin
■ Levamisol
■ Ivermektin
■ Dietilkarbamazin
■ Prazikuantel
Farmakoinetik Mebendazol

 Hampir tidak larut dalam air


 Waktu paruh antara 2 – 6 jam
 Ekskresi melalui urin setelah 5 jam
 Ekskresi menjadi metabolit dalam bentuk
konjugasi ( 5 – dihydroxythiabendazole )
Pirantel Pamoat

■ Cacing keremi, cacing gelang, dan cacing


tambang
■ Meningkatkan depolarisasi pada otot cacing
■ Meningkatkan impuls  cacing mati dalam
keadaan spastis
■ Menghambat enzim kolinesterase
Farmakokinetik Pirantel Pamoat

■ Absorpsi sedikit pada usus dan lambung


■ Ekskresi bersama tinja
■ Kurang dari 5 % diekskresikan bersama
urin dalam bentuk utuh atau metabolitnya
Piperazin

■ Efektif pada A. Lumbricoides & E


vermicularis
■ Agonis GABA pada otot cacing
■ Mengganggu permeabilitas membrane
terhadap ion ion.
■ Menyebabkan hiperpolarisasi & supresi
impuls
Farmakokinetik Piperazin

■ Absorpsi puncak selama 2 – 4 jam


■ Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh
■ Ekskresi berlangsung selama 24 jam
Levamisol

■ Cacing ascaris, Trichostrongylus &


A.duodenale
■ Imunostimulan  memacu pematangan
limfosit T
Farmakokinetik Levamisol

■ Absorpsi baik
■ Kadar puncak dalam darah 1,5 – 2 jam
■ Dimetabolisme manjadi p-hidroksi-
levamisole
■ Waktu paruh 3 – 6 jam
Albendazol

■ Cacing kremi, gelang, trikuris, cacning


tambang & cacing S. stercoralis
■ Berikatan dengan beta tubulin parasite &
Menghambat polimerisasi mikrotubulus
■ Memblok pengambilan glukosa oleh cacing
Farmakokinetik Albendazol

■ Absorpsi buruk
■ Cepat dimetabolisme menjadi albendazol
sulfoksida
■ Kadar puncak metabolit dicapai dalam 3
jam
■ Waktu paruh 8 – 9 jam
■ Sebagian metabolit terikat dengan protein
didistribusikan ke jaringan”.
Tiabendazol

■ Cacing Strongyloides & Larva Trichinella


spiralis
■ Menghambat ezim kolinesterase
■ Menghambat enzim fumarate reduktase
■ Imunostimulan
Farmakokinetik Tiabendazol

■ Absorpsi puncak dalam darah dalam 1 – 2


jam
■ Dalam 2 hari 90 % obat diekskresikan
bersama urin dalam bentuk konjugasi
■ Dapat diserap oleh kulit
Ivermektin

■ Cacing strongyloides & onchocersiasis


■ Agonis reseptor GABA
■ Menyebabkan pembentukan telur
Farmakokinetik Ivermektin

■ Absorpsi baik
■ Waktu paruh 10 – 12 jam
■ Kadar puncak dicapai dalam 4 jam
■ Obat tidak dapat melewati sawar darah otak
(BBB)
Dietilkarbamazin

■ First line filariasis


■ Menyebabkan hilangnya mikrofilaria
■ Menurunkan aktivitas otot
■ Menurunkan permeabilitas mikrofilia
Farmakokinetik
Dietilkarbamazin
■ Absorpsi baik
■ Kadar puncak dalam darah dalam 4 jam
■ Waktu paruh 10 – 12 jam
■ Ekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh
dan metabolitnya
Prazikuantel

■ Cacing S.Haematobium, S.mansoni &


S.japonicum
■ Dosis rendah  Meningkatkan aktivitas
otot cacing
■ Dosis tinggi  vakuolisasi dan vesikulasi
sehingga isi telur keluar
Farmakokinetik Prazikuantel

■ Absorpsi baik
■ Kadar puncak dalam darah dicapai dalam 1 - 3
jam
■ Metobolisme cepat melalui proses hidroksilasi
■ Waktu paruh 0,5 – 1 jam
■ Hanya sedikit obat yang diekskresi bentuk utuh
Dosis
Antelmentik Dosis
Mebendazol Sehari 2 x 100 mg selama 3 hari
Pirantel Pamoat 10 mg/kgBB
Piperazin Sehari 3,5 gram selama 2 hari
Levamisol Sehari 3 x 50 mg selama 3 hari
Albendazol Sehari 2 x 100 mg selama 3 – 4 hari
Tiabendazol Sehari 2 x 25 mg/kgBB selama 2 – 3 hari
Ivermektin 200 microgram/kg BB
Dietilkarbamazin Sehari 3 x 2 mg/kgBB selama 10 – 30 hari
Prazikuantel 10 mg/kgBB
Jenis Infeksi
No Jenis Infeksi Obat
1 Askaris Pirantel pamoat , Mebendazol
2 Cacing kremi Mebendazol, pirantel pamoat
3 Cacing tambang Mebendazol, pirantel pamoat
4 T. Trichiura Mebendazol
5 S.Stercolaris Ivermektin
6 T.Solium Prazikuantel, Niklosamid
7 T.saginata Prazikuantel, Niklosamid
8 Filaria Dietilkarbamazin
9 O. Volvulus Ivermektin
10 S.Haematobium Prazikuantel
11 S.Mansoni Prazikuantel
12 S.japonicum Prazikuantel
Efek Samping

Antelmentik Efek Samping


Mebendazol Mual, muntah, diare
Pirantel Pamoat Sakit perut, demam, sakit kepala
Piperazin Mual, muntah, diare
Levamisol Mual, muntah, diare
Albendazol Nyeri ulu hati, diare , sakit kepala
Tiabendazol Anoreksia, mual muntah pusing
Ivermektin Demam, nyeri sendi, hipotensi
Dietilkarbamazin Anoreksia, demam,nyeri sendi
Prazikuantel Sakit perut
Antiamoeba

■ Adalah obat – obatan yang digunakan untuk


mengobati penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme tunggal.

■ Amuba adalah parasite yang terdapat dalam


makanan dan minuman yang tercemar, kemudian
tertelan oleh manusia, dan menetap di usus yang
dapat menimbulkan infeksi pada usus
Amuba
Siklus Hidup Amuba
Struktur Amuba
Penularan

■ Amuba aktif ( tropozoit) pada feses manusia


■ Amuba bentuk kista dalam air, tanah
■ Pada makanan basah
Amubisid

■ Amubisid yang bekerja di usus  dihidroemetin

■ Amubisid yang bekerja di jaringan  diloksanidfurosid,


klorokuin

■ Ambuisid kombinasi  metronidazole, nimorazole


Mekanisme Kerja

Emetin Klorida
■ Amuba Histolitika/tropozoit
■ Disentri Amuba, abses amuba
■ Menghambat perpanjangan rantai polipeptida
Klorokuin

■ Antiamuba & Antimalaria


■ Amubiasis hati
■ Menghambat asam nukleat
Metronidazol

■ Bakterisid, Amubisid
■ Menghambat asam nukleat
Dosis & Efek samping
No Obat Dosis Efek Samping
1 Emetrin Hidroklorida Sehari 2 x 50 mg Mual , muntah,
kaku otot
2 Klorokuin Sehari 1 gram Mual , muntah
,diare
3 Metronidazol Sehari 3 x 750 mg Sakit kepala,
mual, muntah
Daftar Pustaka

■ Syarif, Amir, dkk 2007, Farmakologi dan Terapi


edisi 5 Jakarta , FKUI
■ Wells, BG, J.Dipiro, T. Schwinghammer, C. Dipiro :
2011 Pharmacotherapy Handbook eigth edition.
The McGraw-Hill Componies, Inc, US
■ Tjay Hoan Tan & Rahardja Kirana . 2010, Obat -
obat penting, elex media komputindo , Jakarta

You might also like