Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ayi Fatimah
Hidayah Dwi Heriyanti
Nopita Sari
Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
2. Penggambaran tentang masalah telinga sebelumya khususya
telinga bagian tengah (termasuk adanya infeksi dan kehilangan
pendengaran)
3. Riwayat pengguanaan obat sebelumya (alergi terhadap obat)
4. Riwayat keluarga tentang penyakit telinga (pendengaran)
5. Kaji adanya nyeri pada telinga (otalgia)
6. Kaji adanya eritema
7. Kaji adaya secret pada telinga (otore)
8. Kaji adanya tinnitus dan vertigo
Diagnosa Keperawatan
1. Persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan penurunan atau hilang
pendengaran
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa pada
tulang teliga
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
4. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan adanya vertigo
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya vertigo
6. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
dan muntah.
7. Kurang pegetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognisi dan tidak
mengenal informasi
8. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubunga dengan pembedahan telinga ekstensif
9. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder
terhadap pembedahan telinga.
COLESTETOMA
Deskuamasi epitel skuamosa (keratin) jaringan glanulasi yang mensekreSi enzim proteolitik
Dapat memperluas diri dengan mengorbankan struktur disekelilingnya
Erosi tulang terjadi oleh dua mekanisme utama :
a. Efek tekanan -> remodelling tulang
b. Aktivitas enzim -> meningkatkan proses osteoklastik pada tulang ->meningkatkan
resorpsi tulang.
Merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman -> infeksi
Infeksi -> pelepasan sitokin yang menstimulasi sel sel keratinosit matriks kolesteatoma
menjadi biperproliferatif, destruktif, dan mampu beiangiogenesis.
Desakan massa + reaksi asam oleh pembusukan bakteri -> nekrosis tulang ->komplikasi
PATOGENESIS
1. Teori Invaginasi : timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membran timpani pars flacida
karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba.
2. Teori Imigasi: terbentuk akibat dari masuknya epitel kulit dan liang telinga atau dari
pinggir perforasi membrana timpani ke telinga tengah. Migrasi ini berperan penting dalam
akumulasi debris keratin dan sel skuamosa dalam retraksi kantong dan perluasan kulit ke
dalam telinga tengah melalui perforasi membran timpani.
3. Teori Metaplasi: akibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang
berlangsung lama.
4. Teori lmplantasi: akibat adanya implantasi epitel kulit secara iatrogenik ke dalam telinga
tengah waktu operasi, setelah blust injury, pemasangan ventilasi tube atau setelah
miringotomi. Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman, yang
paling sering adalah Pseudomonas aerogenusa. Pembesaran kolesteatom menjadi lebih
cepat apabila sudah disertai infeksi, kolesteatom ini akan menekan dan mendesak organ di
sekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Erosi tulang melalui dua
mekanisme.
a. desakan atau tekanan yang mengakibatkan remodeling tulang atau nekrosis tulang.
b. aktivitas enzimatik tepi kolesteatom yang bersrfat osteoklastik yang menyebabkan
resorpsi tulang.
KLASIFIKASI
a. Kolesteatom Kongenital.
membrana timpani utuh tanpa tanda tanda infeksi.
ditemukan pada daerah petrosus mastoid, oerebellopontm
angle, anterior mesotimpanum atau pada daerah tepi tuba
austachii, dan seringkali teridentifikasi pada usia 6 bulan hingga
5 tahun.
b. Kolesteatoma Akuisital
Terbagi kedalam 2 macam :
1) Primer : terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membrane
timpani, akan tetapi telah terjadi retraksi membran timpani.
2) Kolestetoma Akuisital Sekunder : terbentuk setelah perforasi
membran timpani. Terbentuk akibat dari masuknya epitel kulit
dan liang telinga dan pinggir perforast membiana timpani.
MANIFESTASI KLINIS
Otorrhea tanpa rasa nyeri yang terus menerus atau sering berulang.
Gangguan Pendengaran
Pusing
Pada pemeriksaan fisik ada drainase dan jaringan granulasi di liang
telinga dan telinga tengah tidak responsive terhadap terapi antimikroba
Perasaan pusing atau kelemahan otot dapat terjadi di salah l sisi wajah atau
sisi telinga yang terinfeksi.
PENGOBATAN
A. PENGKAJIAN
1). Aktivitas
• Gangguan keseimbangan tubuh
• Mudah lelah
2)Sirkulasi
• Hipotensi, hipertensi, pucat ( menendakan adanya stres )
3) Nutrisi
• Adanya mual
4) System pendengaran
• Adanya suara abnormal (dengung)
5) Pola istirahat
•Gangguan tidur/kesulitan tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri.
2. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan infeksi
pada gendang telinga.
3. Resiko kerusakan interaksi sosial berhubungan denagan
hambaatan komunikasi.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakitnya.
PERENCANAAN
1). Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri.
Tujuan : Setelah dilakukannya tindakan keperawatan 1 X24 jam diharapkan klien
dapat istirahat dan tidur.
Kriteria hasil : Ganguan nyeri teradaptasi
Dapat tidur dengan tenang
Intervensi
• Kaji nyeri yang dirasakan
• Monitor tanda tanda vital
• Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan yang dirasakan
• Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/obat tidur
2). Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan infeksi pada gendang telinga.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu
menunjukan adanya penurunan rasa nyeri.
Kriteria hasil: Nyeri dapat teradaptasi
Dapat istirahat dengan nyaman
Intervensi
•Monitor dan kaji karakteristik nyeri
•Monitor tanda-tanda Vital
• Ciptaka lingkungan yang tenang dan nyaman
3). Resiko kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan komunikasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan meminimalkan kerusakan
interaksi sosial.
Kriteria hasil: kerusakan interaksi sosial dapat diminimalkan.
Intervensi
• Kaji kesulitan mendengar
• Kaji seberapa parah gangguan pendengaran yang dialami
• Anjurkan menggunakan alat bantu dengar setiap diperlukan
• Bila mungkin ajarkan komunikasi nonverbal