You are on page 1of 31

Kelompok :

Ana Tri Hastuti


Ardiyanto Is N
Dewi Christianawati
Eni Widjajanti
Jantris Agung W
A. DEFINISI
◦ Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan
cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium.
Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari
ovarium (Agusfarly, 2008).

◦ Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang


berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi.
(Lowdermilk, dkk. 2005)
Kista tipe folikuler terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol.

Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur

Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga


menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista
Menimbulkan rasa berat atau nyeri
di abdomen bagian bawah
Mengganggu miksi atau
defekasi

Gangguan menstruasi,

Perdarahan dalam jumlah yang banyak


→nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan cepat.
IDENTITAS KLIEN
 Nama klien (initial) : Nn.KDP
 Umur : 10-8-1998 ( 18 th )
 Pendidikan : Mahasiswa
 Pekerjaan : Belum bekerja
 Bangsa : Indonesia
 Alamat : Bintan Timur
 Diagnosa Medis : Kistoma Ovarii
 Tanggal msk RS : 12-12-2016
 Tanggal pengkajian : 13-12-2016 Jam 08.00wib
KELUHAN UTAMA
• Perut bagian bawah kiri nyeri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Pasien mengatakan 2 minggu terakhir mengeluh sakit perut
bagian kiri. Sejak 4 hari ( 8-12-2016 ) perut bagian bawah
kiri terasa semakin nyeri, dan mual.
• Tanggal 12-12-2016 , jam 13.00 wib periksa ke IGD RS PWC
dengan keluhan perut kiri bawah sakit. TTV TD
120/80mmHg, Nadi 80x/mnt, RR16x/mnt, Suhu 370C Skala
nyeri 6. BB 43 kg. Therapi di IGD Infus RL/ 20 tts/ mnt,
Injeksi Ketorolac 1 amp IV, Adv Rawat Inap di RB, Konsul dr
Spesialis kandungan.
Kesadaran • Compos Mentis

KU • Kesakitan. Skala nyeri 6

• Terdapat nyeri tekan pada bagian


Abdomen kwadran kiri bawah.
PSIKOLOGIS

Konsep diri
• Pasien mengatakan dengan operasi ke dua indung telurnya, dia merasa
menjadi wanita yang kurang sempurna

Identitas diri
• Pasien mengatakan merasa kawatir dengan masa depan tentang
ketidakmampuannya memiliki anak, dan apakah pasangannya nanti akan
menerima kondisinya

Harga diri
• Pasien mengatakan kurang percaya diri dengan kondisinya saat ini.
• 12.1 gr%
Hb • Normal ( 11.7 gr% - 15.5 gr% )

• 9800/ L
Leucosi
• Normal ( 3600/ L – 11000/ L )
t

• 3’48” / 1’49”
CT/BT • Normal ( 3 ‘ – 5’ ) / Normal ( 1’ 3 ‘ )

• Negatif
HBSaG • Normal Negatif

• Kista ovarii sinistra diameter 7x5x3 cm


USG
N DATA DIAGNOSA
O
1 S: Pasien mengatakan perut bagian kiri bawah Gangguan rasa nyaman nyeri B/D kistoma
ovarii
sakit, Skala nyeri 6
O: Pasien tampak kesakitan, nyeri tekan pada
perut bawah kiri,
Hasil USG : Ditemukan kista ovarium
sinistra diameter 7x5x3 cm

2 S :Pasien mengatakan takut dengan rencana Cemas b/ d rencana tindakan operatif


operasi yang akan dilakukan, karena
pengalaman operasi sebelumnya
O : KU ; tampak cemas,
3 S: Pasien mengatakan khawatir tentang Gangguan konsep diri b/d kekhawatiran
ketidakmampuannnya memiliki keturunan tentang ketidakmampuan memiliki anak.
O: Pasien tampak cemas dan sedih saat
mengungkapkan perasaannya.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri B/D kistoma ovarii

2. Cemas B/D rencana tindakan operatif

3. Gangguan konsep diri B/D kekawatiran tentang


ketidakmampuan memiliki anak
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o Keperawatan KH
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat dan 1. Mengidentifika
nyaman nyeri B/D keperawatan 1x24 jam nyeri intensitas nyeri. si lingkup
kistoma ovarii berkurang 2. Atur posisi masalah.

senyaman mungkin. 2. Menurunkan


Kriteria hasil : tingkat
3. Kolaborasi untuk
 Pasien mengungkapkan ketegangan
pemberian obat
berkurangnya rasa nyeri. pada daerah
analgetik.
 Skala nyeri 1-3 nyeri.
4. Ajarkan dan 3. Menghilangka
lakukan tehnik n rasa nyeri.
relaksasi saat nyeri 4. Merelaksasi
otot-otot
tubuh.
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan KH
2 Cemas b/ d rencana Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui
tindakan operatif keperawatan 1x 30 mnt pasien tidak klien dan sumber tingkat kecemasan
cemas masalah. ringan, sedang atau
Kriteria hasil : berat sehingga
 Pasien menyatakan tidak takut memudahkan untuk
dengan rencana operasi menentukan
 Pasien menyatakan siap untuk intervensi.
operasi 2. Dorong klien untuk 2. Klien akan merasa
 Pasien tampak tenang mengungkapkan perasaan. lega setelah
mengungkapkan
perasaan.
1. Berikan informasi yang 3. Mengurangi
akurat tentang tindakan Khayalan yang
operasinya. disebabkan oleh
kurangnya
informasi atau
kesalahan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan KH
3 Gangguan konsep diri b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling
kekawatiran tentang keperawatan gangguan konsep dengan pasien percaya akan
ketidakmampuan memiliki diri membuat pasien
anak lebih terbuka
Kriteria hasil : mengungkapkan
 Klien dapat menerima perasaannya.
kondisinya 2. Anjurkan pasien untuk 2. Mengurangi
 Klien tenang berdiskusi dengan keluarga kecemasan pasien.
atau petugas mengenai
masalah seksualitasnya.
3. Beri kesempatan pasien untuk 3. Mengurangi
mengungkapkan perasaannya tingkat kecemasan
pasien
4. Anjurkan orang terdekat untuk
memberikan dukungan atau 4. Mningkatkan rasa
semangat kepada pasien diri pasien dan
. merasa masih ada
orang yang masih
peduli sama klien
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 13/12/16 1. Mengkaji tingkat dan intensitas S:pasien mengatakan
Jam 08.00
nyeri.
nyeri berkurang, ,skala
2. Mengatur posisi senyaman
mungkin.posisi miring ke kiri nyeri 3

3. Melaksanakan kolaborasi untuk O:Pasien kadang tampak


pemberian obat analgetik. meringis menahan sakit
4. Mengajarkan tehnik relaksasi saat
A: Masalah teratasi
nyeri
sebagian

P:Melanjutkan

intervensi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 13/12/16 1. Mengkaji tingkat kecemasan S :Pasien mengatakan masih
Jam 08.15
klien dan sumber masalah.
takut dengan rencana tindakan
2. Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan. operasi
3. Memberikan informasi yang O:Wajah masih tampak cemas
akurat tentang tindakan
A:Masalah belum teratasi
operasinya.
P:Lanjutkan Intervensi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3 14/12/16 1. Membina hubungan saling percaya S:Pasien mengatakan tidak
Jam 08.15
dengan pasien percaya diri
2. Menganjurkan pasien untuk O:Wajah terlihat banyak diam
berdiskusi dengan keluarga atau dan menutup diri
petugas mengenai masalah A:Masalah belum teratasi
seksualitasnya. P:Lanjutkan Intervensi
3. Memberi kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
4. Menganjurkan orang terdekat untuk
memberikan dukungan atau
semangat kepada pasien
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX

1 14/12/16 1. Mengkaji tingkat dan intensitas nyeri. S:pasien mengatakan nyeri


Jam 09.00
2. Mengatur posisi senyaman
berkurang, ,skala nyeri 3
mungkin.posisi miring ke kiri
O:Pasien kadang tampak meringis
3. Melaksanakan kolaborasi untuk
pemberian obat analgetik. menahan sakit

4. Mengajarkan tehnik relaksasi saat A: Masalah teratasi sebagian


nyeri
P: Lanjutkan Intervensi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 14/12/16 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien S :Pasien mengatakan sudah siap
Jam 09.15
dan sumber masalah. dioperasi tetapi menunggu orang
2. Mendorong klien untuk tuanya datang
mengungkapkan perasaan.
3. Memberikan informasi yang O:Wajah terlihat tenang
akurat tentang tindakan Adv dr Poernomo program operasi
operasinya. tanggal 15/12/16 jam 07.00 wib,
13.00 4. Mendampingi visite dr Poernomo Konsul Anesthesi
H, SpOg A:Masalah teratasi
13.30 5. Melakukan edukasi untuk P:Hentikan intervensi
persiapan operasi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3 14/12/16 1. Membina hubungan saling percaya S:Pasien mengatakan pasrah
Jam 09.15
dengan pasien dengan kondisinya saat ini
2. Menganjurkan pasien untuk
berdiskusi dengan keluarga atau O:Wajah terlihat lebih tenang,
petugas mengenai masalah lebih terbuka, mau
seksualitasnya. mengungkapkan perasaannya
3. Memberi kesempatan pasien kepada petugas
untuk mengungkapkan
perasaannya A:Masalah teratasi
4. Menganjurkan orang terdekat
untuk memberikan dukungan atau P: Hentikan Intervensi
semangat kepada pasien
NO DATA DIAGNOSA
1 S: Pasien mengatakan nyeri pada luka Gangguan rasa nyaman nyeri B/D luka insisi
operasi, Skala nyeri 6
O: Raut wajah tampak kesakitan sambil
memegang bagian perut yang dioperasi
Pasien post operasi Laparatomi jam 07.40
wib- 08.25 wib
Luka operasi pada perut bagian bawah
memanjang ± 10 cm

2 S: Pasien mengatakan sudah dioperasi Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan


luka insisi.
O: Luka operasi pada perut bagian bawah
memanjang ± 10 cm
1.Gangguan rasa nyaman nyeri B/D luka
insisi

2. Kerusakanintegritas kulit berhubungan


dengan luka insisi.
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan KH

1 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat dan 1. Mengidentifikasi


nyaman nyeri tindakan keperawatan intensitas nyeri. lingkup masalah.
B/D luka insisi 1x24 jam nyeri 2. Atur posisi senyaman 2. Menurunkan
berkurang mungkin. tingkat
ketegangan pada
3. Kolaborasi untuk
Kriteria hasil : daerah nyeri.
pemberian obat analgetik.
 Pasien 3. Menghilangkan
mengungkapkan 4. Ajarkan dan lakukan rasa nyeri.
berkurangnya tehnik relaksasi saat nyeri 4. Merelaksasi otot-
rasa nyeri. otot tubuh.
 Skala nyeri 1-3
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o Keperawatan KH

2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan perawatan luka 1. Mempercepat


penyembuhan luka
kulit berhubungan keperawatan 2x24 2. Inspeksi luka pada setiap 2. Mengetahui
dengan luka insisi. kerusakan integritas kulit mengganti balutan adanya infeksi
secara dini
teratasi 3. Kaji luka terhadap 3. Mengetahui
karakteristik tersebut: adanya infeksi
secara dini
Kriteria Hasil ; lokasi, luas dan
Luka operasi kering kedalamanadanya dan
Tidak ada tanda-tanda karakter eksudat, termasuk
infeksi kekentalan, warna dan bau,
granulasi atau
epitelialisasiada atau
tidaknya jaringan nekrotik.
4. Kolaborasi pemberian 4. Mencegah
terjadinya infeksi
antibiotik luka dan
mempercepat
penyembuhan
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 15/12/16 1. Mengkaji tingkat dan intensitas S:pasien mengatakan nyeri pada luka
Jam 14.00
nyeri. operasi

2. Membantu mengatur posisi tidur O:Pasien kadang tampak meringis

pasien senyaman mungkin.posisi menahan sakit sambil memegang

terlentang perut bagian kiri bawah


Skala nyeri 3
3. Melaksanakan kolaborasi untuk
A: Masalah belum teratasi
pemberian obat analgetik.
P:Melanjutkan intervensi
Dinastat 1 ampul iv k/p

4. Mengajarkan tehnik relaksasi saat


nyeri
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 15/12/16 1. Menginspeksi luka S:Pasien mengatakan sudah
Jam 14.00
2. Melakukan kolaborasi operasi
pemberian antibiotik O:Tampak ada balutan luka
Broadced 1 gr iv operasi pada perut bagian
bawah memanjang ± 10 cm
A: Masalah belum teratasi
P:Melanjutkan intervensi
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 16/12/16 1. Mengkaji tingkat dan intensitas S:pasien mengatakan nyeri pada
Jam 14.00
nyeri. luka operasi

2. Membantu mengatur posisi tidur O:Pasien kadang tampak meringis

pasien senyaman mungkin.posisi menahan sakit sambil memegang

terlentang perut bagian kiri bawah


Skala nyeri 2
3. Melaksanakan kolaborasi untuk
A: Masalah teratasi
pemberian obat analgetik. Dinastat
P: Pertahankan intervensi
1 ampul iv k/p

4. Mengajarkan tehnik relaksasi saat


nyeri
NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 16/12/16
1. Melakukan perawatan luka S: Pasien mengatakan luka
Jam 14.00
2. Melakukan inspeksi luka pada operasi sakit
setiap mengganti balutan O: Tampak luka insisi operasi
3. Mengkaji luka terhadap pada perut bagian bawah
karakteristik tersebut: lokasi, luas memanjang ± 10 cm
dan kedalamanadanya dan karakter Ganti balut luka baik, tidak ada
eksudat, termasuk kekentalan, eksudat, dan tidak ada jaringan
warna , bau, granulasi dan adanya nekrotik.
jaringan nekrotik. A: Masalah teratasi
Jam 18.00 4. Melakukan kolaborasi pemberian P: Pertahankan intervensi
antibiotik Broadced 1 gr iv Edukasi perawatan luka di rumah.
Dari tinjauan kasus terlihat bahwa klien merasakan nyeri pada perut bagian bawah kiri sejak 2 minggu
yang lalu dan pada tahun 2015 klien pernah mengalami operasi dengan kasus yang sama.Pada kasus ini
terlihat bahwa penyakit ini diketahui oleh klien setelah periksa ke RumahSakit. Adapun diagnosa pra
bedah adalah : Kista ovarium kiri sinistra
Diagnosa pasien dirawat : kista ovarium sinistra .Tindakan laparatomie.
Penanganan Masalah Oleh RS
Adapun penanganan yang dilakukan oleh RS adalah : dengan melakukan laparatomie dengan anestesi
spinal.
Pada kasus yang diambil ditanganai dengan metoda laparatomi.

Ada penanganan terbaru untuk terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan Laparaskopi.

Namun di RS Panti Wilasa Citarum belum melakukan metode laparaskopi.


Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang
kebanyakan dapat menjadi ganas

You might also like