You are on page 1of 21

PROGRAMMING BEST

PRACTICE

NAMA: Fandi Jaka P


NPM : 06.2016.1.06645
KENAPA HARUS MENGIKUTI PRAKTEK
STANDAR ?
BAYANGAN SKENARIO DIBAWAH INI

 Kalian memiliki tim developer beranggotakan lima orang


 Tiap developer menggunakan standar mereka sendiri dalam
mengembangkan source code
APA YANG AKAN TERJADI ?

 Source code akan membingungkan karena standar coding yang


berbeda dari tiap anggota tim
 Produk yang dikembangkan akan lebih sulit untuk di rawat
(maintenance)
 Jika terdapat bug akan lebih sulit dilacak, karena source code yang
sulit dibaca
 Produk juga akan lebih sulit dikembangkan karena alasan yang
sama
READABILITY
(KETERBACAAN)
APA ITU READABILITY ?

 Readability adalah salah satu aspek teknik coding untuk membuat


source code yang mudah dibaca dan pahami
 Source code yang mudah dipahami sangat penting agar dapat
dibaca oleh orang lain atau anggota tim developer yang lain
PENEKUKKAN YANG KONSISTEN

 Salah satu standar dalam readability adalah indentation atau


penekukan
 Tidak peduli seberapa banyak spasi atau tab yang digunakan dalam
penekukan, gunakanlah secara konsisten
 Tekuklah kode agar lebih mudah dalam menyampaikan maksud
dan struktur logika kode. Tanpa penekukkan kode jadi semakin
sulit untuk dipahami
SKEMA PENAMAAN YANG KONSISTEN
 Ada dua pilihan skema nama yang bisa digunakan :
 camelCase : Setiap huruf pada setiap kata dikapitalisasi, kecuali kata yang
pertama
Contoh : kalkulasiTotal, validasiAlamatEmail
 Underscores : Underscore diantara kata-kata
Contoh : tampilkan_matriks, v_jumlah_total
 Beberapa pengembang lebih suka menggunakan underscores untuk
fungsi procedural dan nama class, kemudian menggunakan camelCase
untuk nama method class
 Nama lebih baik menjelaskan “apa” dari pada “bagaimana”
TIPS DAN GAYA
TIPS DAN GAYA

 Gunakan spasi dari pada tab, karena jarak tab memiliki jarak yang
berbeda di setiap IDE nya
 Gunakan spasi 3-4 untuk setiap tekukkannya secara konsisten

 Tetapkan panjang maksimum per baris untuk menghindari scroll ke


kanan dan ke kiri
 Gunakan spasi setelah tanda koma, dan juga sebelum dan sesudah
simbol operator untuk mempermudah pembacaan
 Hindari memberikan lebih dari satu pernyataan tiap barisnya
GAYA PENAMAAN ELEMEN

 Dalam pembuatan source code pilihlah dan selalu gunakan satu


gaya dalam penulisan beberapa gaya element dalam kode, berikut
ini adalah dua gaya yang paling sering digunakan :
KOMENTAR

 Berikan komentar pada kode untuk membantu orang lain apa yang
dilakukan dalam kode tersebut
 Hindari komentar yang sudah jelas dan tidak dibutuhkan
NAMA VARIABEL

 Tambahkan perhitungan komputasi (Avg, Sum, Min, Max, Index)


pada akhir nama variabel yang membutuhkan
 Nama variabel boolean harus memiliki kata “is” di dalamnya

contoh : isValidEmail dan isPrimeNumber


 Usahakan memberi nama variabel semestinya dan tidak
menyingkatnya walaupun hanya digunakan sekali
 Gunakan nama variabel satu huruf seperti I, j, dan k untuk index
loop dan index array saja
NAMA VARIABEL (LANJUTAN)

 Untuk nama variabel, terkadang sangat berguna untuk memberikan


notasi yang memberitahukan cakupan variabel tersebut, seperti :
 g_ untuk variabel global
 l_ untuk variabel local

 p_ untuk parameter input

 o_ untuk parameter output

 Konstanta ditulis menggunakan UPPERCASE dengan underscore


di antara katanya, contoh : JUMLAH_HARI_PER_MINGGU
PENGELOMPOKAN

 Kelompokan kode
sesuai dengan
tugasnya masing-
masing
 Memberikan
komentar pada
setiap bagian kode
juga menekankan
perbedaan fungsi
dan tugas
PEMELIHARAAN DAN
ATURAN DRY
ATURAN DRY

 Dalam aturan DRY (Don’t Repeat Yourself) kita diharuskan tidak


menulis kode secara berulang-ulang, karena itu akan membuat
source code semakin sulit dibaca dan di rawat
 Setiap bagian pengetahuan harus memiliki satu perwakilan yang
jelas di dalam sistem
 Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk mencapai aturan
DRY :
 Pendekatan modular
 Pendekatan pemrograman berorientasi objek

 Pendekatan MVC (Model View Controller)


VARIABEL

 Usahakan cakupan variabel sekecil mungkin untuk mencegah


kebingungan dan mempermudah perawatan
 Gunakan variabel dan routine untuk satu tujuan saja

 Gunakan konstanta dari pada angka dan karakter secara langsung,


contoh :
DEEP NESTING

 Hindari Deep Nesting, karena terlalu banyak level nesting bisa


mempersulit pembacaan kode, contoh :
ALUR PROGRAM

 Jangan mengira-ngira format output. Fungsi harus


mengembalikan nilai pada tipe originalnya, dan pemanggil
harus menentukan apa yang akan dilakukan
 Usahakan meletakan pernyataan return pada akhir sebuah
fungsi
 Seperti pernyataan RETURN gunakan pernyataan BREAK,
CONTINUE, GOTO, EXIT seminimal mungkin, karena ini adalah
pernyataan yang mengubah alur program dari satu titik ke titik
lainnya dan akan membuat pembacaan program menjadi
semakin sulit
PESAN ERROR

 Membangkitkan atau gagal “secara anggun”. Program yang bagus


harus memiliki pesan error (dan usaha untuk melanjutkan program
secara optimal)
 Sediakan pesan error user-friendly sekaligus pesan logging yang
programmer-friendly dengan informasi yang cukup untuk
membantu tim dalam mencari penyebab error

You might also like